Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM

“PRINSIP KHUSUS PENGEMBANGAN KURIKULUM”

DISUSUN :
Rahmad Basyid Kurnia (5152122007)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul “Prinsip-prinsip
khusus Pengembangan Kurikulum “.

Dalam pembuatan makalah ini penulis berusaha menjelaskan bagaimana prinsip-


prinsip dalam pengembangan kurikulum untuk dijadikan acuan dalam menentukan berbagai
hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum . Selama pembuatan makalah ini, penulis
tidak lepas dari kesulitan dan hambatan yang dihadapi. Akan tetapi,berkat bantuan,bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikannya.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari apa yang dikatakan
sempurna oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh sebab itu,
penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
tidak lupa harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.

Medan, November 2017


Penulis

Rahmad Basyid Kurnia

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan hal yang pokok dalam dunia pendidikan. Hal-hal yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan dipandang sebagai kurikulum. Pengertian
kurikulum yang semakin meluas, sehingga membuat para pelaksana kurikulum memberikan
batasan sendiri terhadap kurikulum. Namun perbedaan pengertian tersebut tidak menjadi
masalah yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, apabila kurikulum tetap
berpegang pada prinsip-prinsip yang mendasarinya. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep
kurikulum tersebut terletak pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap
tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.

Oleh karena itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan melaksanakan
prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam kurikulum. Namun hal ini sering diabaikan oleh
para pelaksana kuikulum, sehingga pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal atau bahkan
melenceng dari tujuan sebenarnya. Hal ini yang mendasari penulis untuk menyusun makalah
yang berjudul prinsip prinsip pengembangan kurikulum. Salah satunya yaitu agar para
pelaksana kurikulum dapat memahami dan melaksanakan prinsip tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang terurai diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari prinsip pengembangan kurikulum?


2. Apakah prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum?
3. Mengapa prinsip di perlukan dalam pengembangan kurikulum?
4. Apa saja prinsip umum pengembangan kurikulum ?
5. Apa saja prinsip khusus pengembangan kurikulum ?

C. Tujuan

Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat:

1. Agar mahasiswa memahami makna prinsip dalam pengembangan kurikulum.


2. Agar mahasiswa mengerti dan memahami prinsip-prinsip apa saja yang terdapat
dalam kurikulum.
3. Agar mahasiswa bisa menerapkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam
pelaksanaannya.
4. Agar mahasiswa mengetahui pengertian dan cakupan dari pengembangan kurikulum
secara umum dan khusus.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum

  Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan


suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang
telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata
lain pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui
langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama
periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai
pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain
atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua,
masyarakat dan bangsa.

Pada umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembangan kurikulum


sebagai suatu proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa
kurikulum yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi. Kurikulum di Indonesia
mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tuntutan dalam masyarakat. Wina Sanjaya (2008: 39) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas.
Prinsip tersebut juga diajukan oleh Abdullah idi (2007: 179-182) dan Asep Herry Hernawan
dkk (dalam Rahmat 2009: 22). Sementara Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 150-155)
mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dengan membaginya ke dalam
dua kelompok: a. prinsip-prinsip umum (sama dengan Herdawan dkk); dan b. prinsip-prinsip
khusus, yaitu: prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan
pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian).

B.       Macam –Macam prinsip dalam kurikulum

Oemar Hamalik (2001) membagi prinsip pengembangan kurikulum menjadi delapan


macam, antara lain:

1. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan


Pengembngan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu,
yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan Nasional. Tujuan kurikulum
merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang
pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengadung aspek-aspek pengetahuan,
ketrampilan, sikap dan nilai. Yang selanjutnya menumbuhkan perubahan
tingkah laku peserta didik yang mencakup tiga aspek tersebut dan bertalian
dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
2. Prinsip Relevansi (Kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system
penyampaian harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan

2
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan
perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.

3. Prinsip Efisiensidan Efektifitas.


Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dan
pendayagunaan dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar
dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbat harus digunakan
sedemikina rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu
yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas sehingga harus
dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan tata ajaran dan bahan pembelajaran
yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah
maupun dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas
ruangan, peralatan, dan sumber kerterbacaan, harus digunakan secara tepat
oleh sswa dalam rangka pembelajaran, yang semuanya demi meningkatkan
efektifitas atau keberhasilan siswa.

4. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau
dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan
setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum
disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian.
Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang
dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya,
pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam
hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan
peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.

5. Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,
aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-
lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna,
sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat
perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan
didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
6. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara
proposional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara
semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin
dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik,
antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku.
Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap
dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan
terhadap pengembangan pribadi.
7. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan
konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan
semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral.

3
Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh.
Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik
dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
8. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang
berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat
mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil
pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan
nasional yang diaharapkan.

Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan kurikulum.


Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip
khusus.  Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum
dimanapun. Di samping itu, prinsip umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan
untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang
membangunnya. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan
situasi tertentu.
Prinsip khusus ini juga merujuk  pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya prinsip yang
digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip  untuk
mengembangkan komponen isi kurikulum dan prinsip prinsip yang mengembangkan
komponen-komponen kurikulum lainnya. Sementara Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
membedakan prinsip pengembangan kurikulum dalam dua hal yaitu prinsip-prinsip umum
dan prinsip-prinsip khusus.

A. prinsip-prinsip umum pengembangan kurikulum yaitu :

1. Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan
proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat
dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan
penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.
2. Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan
yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi
dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
3. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
5. Efektifitas

4
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan
pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus
diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar,
serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

B. Prinsip-prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum meliputi:

Sebagaimana telah disebutkan dimuka, bahwa prinsip khusus berkenaan dengan prinsip
yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini merujuk pada
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum
secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu
jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik
yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya
penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan
karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut.
Disamping prinsip-prinsip umum yang dijelaskan dimuka. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum khusus lainnya yaitu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan komponen-
komponen kurikulum, yang mana antara satu komponen dan komponen lainnya memiliki
prinsip yang tidak sama.

1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan


Tujuan pendidikan merupakan pusat dan arah semua kegiatan pendidikan sehingga
perumusan komponen pendidikan harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan ini bersifat umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka
pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada ketentuan dan kebijakan
pemerintah, survey mengenai persepsi orangtua / masyarakat tentang kebutuhan mereka,
survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survey tentang
manpower, pengalaman-pengalaman negara lain dalam masalah yang sama, dan
penelitian.
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu perlunya
penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan
sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan,
dan unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
3.  Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal,
yaitu apakah metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu
memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani perbedaan individual siswa, apakah
metode tersebut juga memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, apakah
penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor,
apakah metode tersebut lebih menaktifkan siswa, apakah metode tersebut mendorong

5
berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar
di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning
by doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.
6. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media
apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa
yang membuat, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana
pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman
bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
7.  Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi
kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari
perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat
diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain
itu, terdapat bebarapa hal yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang
meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa
lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective, berapa banyak
butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid. Dalam
kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu
norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula
guessing bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang
digunakan, serta untuk apa hasil tersebut digunakan.

Menurut Drs. Subandijah, prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum meliputi:

1. Prinsip relevansi

Lulusan pendidikan harus memiliki nilai relevansi dengan tuntutan dan


kebutuhan masyarakat dan dunia kerja karena pendidikan merupakan invested of man
power resources. Untuk itu diperlukan kurikulum yang dapat mengantisipasi apa yang
terjadi pada masa yang akan dating. Relevansi adalah kesesuaian dan keserasian
pendidikan dengan tuntutan masyarakat (Subandijah, 1993; 48). Relevansi pendidikan
dalam hal ini berkenaan dengan:

a. Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik  Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar
peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan kehidupan di
sekitarnya.
b. Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa yang
diajarkan kepada peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi
kehidupannya di masa yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus
bersifat anticipatory.
c. Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja. Hasil pendidikan juga harus sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak saja terkait dengan segi bahan atau
isi tetapi juga menyangkut segi belajar dan pengalaman belajar.

6
d. Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
berjalan sangat cepat dan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan tersebut.
Pendidikan harus menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu pengetahuan,
tidak hanya sebagai konsumen iptek.

2. Prinsip efektitifas dan efisiensi

 Prinsip efektifitas

Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang
direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait dengan
efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru
dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan
melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan dengan kegiatan
pembinaan baik melalui penataran maupun penyediaan buku-buku. Efektifitas belajar
murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai
melalui kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru
dalam menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan
menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta
didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta
metode yang tepat.

 Prinsip efisiensi

Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang
digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang
optimal.

3. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling
hubungan antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi.
Untuk mencapai kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan
mempertimbangkan :

 Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah
diajarkan di sekolah sebelumnya
 Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi di
sekolah yang lebih tinggi

Kesinambungan antar berbagai bidang studi berarti bahwa dalam mengembangkan


kurikulum harus mempertimbangkan keterkaitan antara bidang suti yang satu dengan
bidang studi lainnya.

7
 

4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru
dalam mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas
dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik
dan kebutuhan daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi
kebebasan dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat,
kebutuhan dan lingkungan dengan membuka program-program pendidikan pilihan
misalnya jurusan, program spesialisasi, atau program keterampilan.

5. Prinsip berorientasi pada tujuan


Guru harus menentukan tujuan pengajaran sebelum menentukan bahan. Hal ini
berarti bahwa guru dapat menentukan dengan tepat metode mengajar, alat pengajaran
dan evaluasi yang digunakan dalam proses belajar-mengajar.

6. Prinsip pendidikan seumur hidup


Dalam hal ini, pendidikan harus dapat memberi pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah dan memberikan bekal
kemampuan untuk dapat menumbuh-kembangkan dirinya sendiri.

7. Prinsip dan model pengembangan kurikulum


Pengembangan kurikulum dilakukan secara bertahap dan terus-menerus
dengan mengadakan perbaikan terhadap pelaksanaan dan hasil yang telah dicapai
untuk melakukan perbaikan, pemantapan dan pengembangan lebih lanjut

  Dari beberapa macam-macam prinsip yang dikemukakan oleh para ahli


pengembangan kurikulum diatas, ada lima prinsip yang mendasari pengembangan kurikulum:

1. Prinsip relevansi
2. Prinsip efektifitas
3. Prinsip efisiensi
4. Prinsip kesinambungan dan,
5. Prinsip fleksibilitas

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau
dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua,
masyarakat dan bangsa.
2. Macam – macam prinsip kurikulum yang harus ditaati dalam pengembangan
kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi
2. Prinsip efektifitas
3. Prinsip efisiensi
4. Prinsip kesinambungan dan,
5. Prinsip fleksibilitas
6. Prinsip-prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau
dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua,
masyarakat dan bangsa.

B. Saran

Pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip kurikulum. Sebagai pendidik harus


melaksanakan pengajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum yang berlaku.
Sebagai siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikuum,
khususnya dalam program pembelajaran maupun pendidikan agar tujuan pendidikan yang
diharapkan dapat tercapai dengan optimal.

9
Daftar Pustaka

https://bismillah36.wordpress.com/2010/06/01/prinsip-prinsip-pengembangan-
kurikulum/

https://dewkunt.wordpress.com/prinsip-pengembangan-kurikulum/

http://el-shalih.blogspot.co.id/2010/03/macam-macam-prinsip-pengembangan.html

http://inggitmw.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://el-shalih.blogspot.co.id/2010/03/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html

http://fatkhularifinstainu.blogspot.co.id/2013/03/komponen-komponen-dan-prinsip-
prinsip.html

10

Anda mungkin juga menyukai