DISUSUN :
Rahmad Basyid Kurnia (5152122007)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Pengembangan Kurikulum dengan judul “Prinsip-prinsip
khusus Pengembangan Kurikulum “.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari apa yang dikatakan
sempurna oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh sebab itu,
penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
tidak lupa harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan hal yang pokok dalam dunia pendidikan. Hal-hal yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pendidikan dipandang sebagai kurikulum. Pengertian
kurikulum yang semakin meluas, sehingga membuat para pelaksana kurikulum memberikan
batasan sendiri terhadap kurikulum. Namun perbedaan pengertian tersebut tidak menjadi
masalah yang besar terhadap pencapaian tujuan pendidikan, apabila kurikulum tetap
berpegang pada prinsip-prinsip yang mendasarinya. Perwujudan prinsip, aspek dan konsep
kurikulum tersebut terletak pada guru. Sehingga guru memiliki tanggung jawab terhadap
tercapainya tujuan kurikulum itu sendiri.
Oleh karena itu, seorang pelaksana kurikulum perlu mengetahui dan melaksanakan
prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam kurikulum. Namun hal ini sering diabaikan oleh
para pelaksana kuikulum, sehingga pencapaian tujuan pendidikan tidak optimal atau bahkan
melenceng dari tujuan sebenarnya. Hal ini yang mendasari penulis untuk menyusun makalah
yang berjudul prinsip prinsip pengembangan kurikulum. Salah satunya yaitu agar para
pelaksana kurikulum dapat memahami dan melaksanakan prinsip tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang terurai diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan
perkembnagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
4. Prinsip Fleksibilitas
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau
dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan
setempat, jadi tidak statis atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum
disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian.
Pelaksanaaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang
dialaksanakan program ketrampilan pendidikn industri. Sebaliknya,
pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian. Dalam
hal ini lingkungan sekitar, keadaaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan
peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
5. Prinsip Kontiunitas
Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian,
aspek-spek, materi, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-
lepas, melainkan satu sama lain memilik hubungan fungsional yang bermakna,
sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikn, tingkat
perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan
didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
6. Prinsip Keseimbangan
Penyusunan kurikulum memerhatikan keseimbangan secara
proposional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara
semau mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin
dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik,
antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku.
Dengan keseimbangan tersebut diaharapkan terjalin perpaduan yang lengkap
dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangan
terhadap pengembangan pribadi.
7. Prinsip Keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keterpaduan, perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan
konsistensi antara unsur-unsusrnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan
semua pihak, baik di lingkungan sekolah maupun pada tingkat inter sektoral.
3
Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuk pribadi yang bulat dan utuh.
Diamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembalajaran, baik
dalam interaksi antar siswa dan guru maupun antara teori dan praktek.
8. Prinsip Mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang
berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh derajat
mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan,/media yang bermutu. Hasil
pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan
nasional yang diaharapkan.
1. Relevansi
Dalam hal ini dapat dibedakan relevansi keluar yang berarti bahwa tujuan, isi, dan
proses belajar harus relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat
dan relevansi ke dalam berarti bahwa terdapat kesesuaian atau konsistensi antara
komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian dan
penilaian yang menunjukkan keterpaduan kurikulum.
2. Fleksibilitas
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan
datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan
yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi
dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
3. Kontinuitas
Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara
berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang
pendidikan dengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Praktis/efisiensi
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan
biayanya murah. Dalam hal ini, kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam
keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia.
5. Efektifitas
4
Efektifitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara
kuantitas maupun kualitasnya. Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan
pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam pengembangannya, harus
diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar,
serta penilaian dengan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Sebagaimana telah disebutkan dimuka, bahwa prinsip khusus berkenaan dengan prinsip
yang hanya berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip khusus ini merujuk pada
prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum
secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi) satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu
jenis jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik
yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya
penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan
karakteristik jenis dan jenjang pendidikan tersebut.
Disamping prinsip-prinsip umum yang dijelaskan dimuka. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum khusus lainnya yaitu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan komponen-
komponen kurikulum, yang mana antara satu komponen dan komponen lainnya memiliki
prinsip yang tidak sama.
5
berkembangnya kemampuan baru, apakah metode tersebut dapat menimbulkan jalinan
kegiatan belajar di sekolah dan rumah sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar
di rumah dan di masyarakat, serta perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning
by doing, bukan hanya learning by seeing and knowing.
6. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu
pengajaran yang tepat. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut, yaitu alat/media
apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya, bagaimana pembuatannya, siapa
yang membuat, bagaimana pembiayaannya, dan kapan dibuatnya, bagaimana
pengorganisasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar, serta adanya pemahaman
bahwa hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media
7. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi
kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai dari
perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat
diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan butir-butir tes. Selain
itu, terdapat bebarapa hal yang perlu juga dicermati dalam perencanaan penilaian yang
meliputi bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan siswa yang akan dites, berapa
lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau objective, berapa banyak
butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes diadministrasikan guru atau murid. Dalam
kegiatan pengolahan haisl penilaian juga perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu
norma apa yang digunakan dalam pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula
guessing bagaimana pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang
digunakan, serta untuk apa hasil tersebut digunakan.
1. Prinsip relevansi
a. Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik Dalam hal ini,
pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan kehidupan nyata di sekitar
peserta didik, sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan kehidupan di
sekitarnya.
b. Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang.
Dalam kegiatan pengembangan kurikulum harus memperhatikan bahwa apa yang
diajarkan kepada peserta didik pada saar ini bermanfaat baginya untuk menghadapi
kehidupannya di masa yang akan datang, atau dengan kata lain kurikulum harus
bersifat anticipatory.
c. Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja. Hasil pendidikan juga harus sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam hal ini tidak saja terkait dengan segi bahan atau
isi tetapi juga menyangkut segi belajar dan pengalaman belajar.
6
d. Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
pendidikan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang
berjalan sangat cepat dan dapat memberi sumbangan terhadap perkembangan tersebut.
Pendidikan harus menyiapkan peserta didik baik sebagai produsen ilmu pengetahuan,
tidak hanya sebagai konsumen iptek.
Prinsip efektifitas
Efektifitas dalam dunia pendidikan berkenaan dengan sejauh mana apa yang
direncanakan atau diinginkan dapat dilaksanakan atau dicapai. Hal ini terkait dengan
efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru
dapat dicapai dengan menguasai keahlian dan keterampilan dalam mengelola dan
melaksanakan proses belajar-mengajar yang dapat ditingkatkan dengan kegiatan
pembinaan baik melalui penataran maupun penyediaan buku-buku. Efektifitas belajar
murid terkait dengan sejauhmana tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai
melalui kegiatan belajar-mengajar. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan guru
dalam menyediakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat dicapai dengan
menyesuaikan bahan pengajaran dengan minat, kemampuan dan kebutuhan peserta
didik serta lingkungan, dan adanya dukungan sarana prasarana yang memadai serta
metode yang tepat.
Prinsip efisiensi
Efisiensi dalam proses belajar-mengajar berarti bahwa waktu, tenaga dan biaya yang
digunakan untuk menyelesaikan program pengajaran dapat merealisasikan hasil yang
optimal.
3. Prinsip kesinambungan
Kesinambungan dalam pengembangan kurikulum menyangkut kesaling
hubungan antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan atau bidang studi.
Untuk mencapai kesinambungan, kurikulum harus disusun dengan
mempertimbangkan :
Bahan pelajaran yang diperlukan untuk sekolah yang lebih tinggi harus sudah
diajarkan di sekolah sebelumnya
Bahan yang sudah diajarkan di sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi di
sekolah yang lebih tinggi
7
4. Prinsip fleksibilitas
Kurikulum harus memberikan ruang gerak yang memberikan kebebasan guru
dalam mengembangkan program pengajaran. Guru dalam hal ini memiliki otoritas
dalam pengembangan kurikulum yang sesuai dengan minat, kebutuhan peserta didik
dan kebutuhan daerah lingkungannya. Disamping itu, peserta didik harus diberi
kebebasan dalam memilih program pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat,
kebutuhan dan lingkungan dengan membuka program-program pendidikan pilihan
misalnya jurusan, program spesialisasi, atau program keterampilan.
1. Prinsip relevansi
2. Prinsip efektifitas
3. Prinsip efisiensi
4. Prinsip kesinambungan dan,
5. Prinsip fleksibilitas
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau
dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua,
masyarakat dan bangsa.
2. Macam – macam prinsip kurikulum yang harus ditaati dalam pengembangan
kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi
2. Prinsip efektifitas
3. Prinsip efisiensi
4. Prinsip kesinambungan dan,
5. Prinsip fleksibilitas
6. Prinsip-prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau
dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua,
masyarakat dan bangsa.
B. Saran
9
Daftar Pustaka
https://bismillah36.wordpress.com/2010/06/01/prinsip-prinsip-pengembangan-
kurikulum/
https://dewkunt.wordpress.com/prinsip-pengembangan-kurikulum/
http://el-shalih.blogspot.co.id/2010/03/macam-macam-prinsip-pengembangan.html
http://inggitmw.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://el-shalih.blogspot.co.id/2010/03/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html
http://fatkhularifinstainu.blogspot.co.id/2013/03/komponen-komponen-dan-prinsip-
prinsip.html
10