Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KURIKULUM PAI
MODEL KURIKULUM

DOSEN PENGAMPUH:
Dr. H. BAKTIAR NASUTION M. Pd. I
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD INDRA FIRMANSYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH PEKANBARU
2022
. KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Penulis
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka

penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

PEKANBARU, DESEMBER 2022

MUHAMMAD INDRA FIRMANSYAH

1
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sebelum melangkah lebih jauh ke pembahasan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,


bagaimana konsep kurikulum.Kita tentunya sudah mengetahui bagaimana konsep kurikulm
tersebut.Dari pendapat penulis dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan rancangan
pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di
sekolah.Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan
pendidikan.Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, politikus, pengusaha, orang tua peserta didik serta unsur-
unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Rancangan ini
disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses
pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri,
keluarga, maupun masyarakat.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup:


perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal
membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.
Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer
perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap
akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan,dan hasil-hasil
kurikulum itu pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai
suatu kurikulum.

Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah


berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat
mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan
di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum.

Sejalan dengan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk membuat makalah
dengan judul “Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum”.Makalah ini mengemukakan suatu
pandangan tentang bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yamg harus
diberlakukan untuk mencapai tujuan dari pengembangan itu sendiri

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa pengertian prinsip pengembangan kurikulum PAI ?

2. Bagaimana prinsip pengembangan kurikulum PAI ?

C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah adalah :

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pengembangan kuikulum PAI

2. Untuk memahami bagaimana prinsip pengembangan kurikulum PAI

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum PAI

Secara gramatikal prinsip bararti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di
atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting,
mendasar, harus di perhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, sarta sesuatu yang
biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Dari pengertian dan
makna prinsip di atas, terlihat bahwa itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam
kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Dengan mengenali dan memperhatikan prinsip, maka
akan bisa menjadikan sesuatu itu kebih efeltif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang
hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan
rambu-rambu aturan main yang jelas, yang harus diikuti untuk mencapai tujuan yang benar.

Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada


dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu,
dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi
penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan
dalam suatu pengembangan kurikulum.

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal


yang harus dijadikan sebagai patokan dalam menentukan berbahai hal yang terkait dengan
pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum yang pada dasarnya
prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dan hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari
pengembangan kurikulam adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan
keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulam. Agar pengembangan kurikulum itu bisa
berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang harus
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulam. Dengan merujuk pada prinsip-
prinsip pengembangan kurikulam, para pengembang kurikulam akan bisa bekerja secara
smantap, teararah, dan dengan hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Selain dari pada itu,
adanya berbagai prinsip dalam kurikulum dan pengembangannya merupakan suatu cirri
bahwa kurikulum itu sendiri merupakan suatu area atau suatu lapangan dari adanya studi
pembelajaran.

B. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum PAI


1. Prinsip Relevansi

Kurikulum merupakan relnya pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup sesuai
dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang
pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan
masyarakat.Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum
harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.Inilah yang disebut dengan prinsip
relevansi.Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Ada dua macam relevansi :

a. Relevansi Internal, adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara
komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat
penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan
suatu kurikulum.

b.Relevansi eksternal, berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa
yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Ada tiga macam
relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:

1) Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi sosiologis). Bisa diartikan
bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan
kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu
diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian dan rambu-rambu lalu lintas;
tata cara dan pelayanan jasa bank, kantor pos, dan lain sebagainya. Demikian juga untuk
sekolah yang berada di daerah pantai, perlu diperkenalkan bagaimana kehidupan di pantai,
seperti mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dan lain
sebagainya.

2) Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang
bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
(relevansi epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi
yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat
untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang
akandatang, penggunaan komputer dan Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka
dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan
informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan
kemampuan berbahasa. Pada masa yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan
APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar
kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing sudah harus
mulai dipupuk sejak sekarang.

3) Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi
psikologis. Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia
kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih
alat untuk keperluan surat-menyurat, maka sekarang mesin tik sudah tidak banyak digunakan,
akan tetapi yang lebih banyak digunakan komputer. Dengan demikian, keterampilan

5
mengoperasikan komputer harus diajarkan. Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka
dalam proses pengembangannya sebelum ditentukan apa yang menjadi isi dan model
kurikulum yang bagaimana yang akan digunakan, perlu dilakukan studi pendahuluan dengan
menggunakan berbagai metode dan pendekatan seperti melakukan survei kebutuhan dan
tuntutan masyarakat; atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan
oleh setiap bagaimana agar siswa mampu menggunakan mesin tik sebagai lembaga atau
instansi.

2. Prinsip Fleksibilitas

Prinsip Fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama
dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan
terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi
kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang
kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan
prasarana yang ada di sekolah tidak memadai.Kurikulum harus bersifat lentur atau
fleksibel.Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada.
Kurikulumyang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Prinsip fleksibilitas memiliki
dua sisi :

a.Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk
mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.

b. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan


program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa

3.Prinsip Kontinuitas

Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal,


maupun secara horizontal.Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan,
maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. Prinsip ini mengandung
pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran
pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran
perlu dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang
yang lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada
jenjang sebelumnya. Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi
pengulanganpengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak
efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi
pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu
berjalan, maka perlu ada kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang
pendidikan, misalkan para pengembang pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang
SLTP, jenjang SLTA, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.

4.Prinsip Efektifitas

Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bias dikatakan sebagai instrument untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas.
Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan system
evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan juga akan mempermudah dan
mengarahkan dalam implementasi kue\rikulu itu sendiri. Prinsip efektifitas mengusahakan
agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik
secara kualitas maupun kuantitas.

Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan
dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu
pengembangan kurikulum.Pertama, efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam
melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.Kedua, efektivitas
kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.Efektivitas kegiatan guru berhubungan
dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun. Sebagai contoh, apabila guru menetapkan dalam satu caturwulan atau satu semester
harus menyelesaikan 12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata
dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja, berarti dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.

Efektivitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan
yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sebagai contoh apabila ditetapkan
dalam satu caturwulan siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata
hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran
siswa tidak efektif.

5.Prinsip Efisiensi

Prinsip efisiensi yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat


mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan
tepat sehingga hasilnya memadai.Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara
tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.Kurikulum
dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal
dan waktu yang terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal.Betapa pun bagus dan
idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat
khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk

7
dilaksanakan.Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam segala
keterbatasan.Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat
sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :

a.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.

b.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,


kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya
dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi
komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

c.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum


dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang
secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan


melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha
dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi


kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,


pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal,
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.

g.Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan


dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan satu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali
terabaikan.Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya
kurikulum.Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya
pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum.Padahal jauh lebih penting
adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung
dalam pengembangan kurikulum.Yaitu :

a.Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta Didik dan
Lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.

b.Beragam dan Terpadu.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman


karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang
bermakna dan tepat antarsubstansi.

c.Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

d.Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan


melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha
dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.

e.Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi


kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,


pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

9
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal,
dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan


daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan
motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Prinsip pengenbangan kurikulum adalah asas, dasar, keyakinan, dan pendirian juga
merupakan kaidah-kaidah yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan
kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan
sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.

2. Prinsip pengembangan kurikulum terbagi ke dalam prinsip umum yang terdidi dari prinsip
relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip kontinuitas, prinsip efisiensi, dan prinsip efektifitas.
Serta prinsip khusus yang terdidi dari prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan,
prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip yang berkenaan dengan
pemilihan proses belajar mengajar, prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pengajaran serta prinsip yang berkenaan dengan penilaian.

B. Saran

Saran pemakalah dari pembahasan ini adalah :

1. Pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip kurikulum.

2. Pendidik melaksanakan pengajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum yang


berlaku.

3. Sebagai siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum,khususnya


dalam program pembelaran maupun pendidikan agar tujuan pendidikan yang diharapkan bisa
tercapai dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Https://el-shalih.blogspot.co.id/2010/03/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum.html/ di
akses pada tanggal 10 Maret 2017

Https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/ di
akses pada tanggal 10 Maret 2017

Http://asepjamaluddin16.blogspot.co.id/2013/01/makalah-prinsip-dasar-pengembangan.html/
di akses pada tanggal 10 Maret 2017

11
Share this

Anda mungkin juga menyukai