Disusun Oleh
Kelompok 4:
Suzia Nofa Wafiyah : 2114050006
Wulan Murdifra Aprilia : 2114050021
Abdul Halim : 2114050040
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya makalah yang berjudul “Prinsip
Pengembangan Kurikulum” dapat penulis selesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi,
Muhammad Saw. yang telah membawa kita ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini.
Tujuan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Sebelumnya terimakasih kepada bapak Prof. Dr. H.
Syafruddin Nurdin M.Pd. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah
Pengembangan Kurikulum ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan
sebaik mungkin
Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dalam penyusunan ataupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.
Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah yang penulis susun ini memberikan manfaat serta inspirasi untuk pembaca
dan semoga Allah meridhoi hasil karya ini. Amiin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan......................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang
merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan
pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat
memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil
penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum
dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain
atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik,
orang tua, masyarakat dan bangsa. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Widodo Winarso, Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Cirebon: Cv. Confident,
2015), h. 26
2
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), h. 6
3
Nurul Sovinah, dkk, Pengembangan Kurikulum, (Riau: DOTPLUS Publisher, 2022), h.
3.
2
kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum pada satuan pendidikan sangat
mungkin menggunakan prinsip-prinsip yang berbeda dengan prinsip
kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan lain- nya, sehingga akan
ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu
pengembangan kurikulum.4 Suatu kurikulum diharapkan memberikan
landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa
secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan
masyarakat. Dalam prinsip pengembangan kurikulum dibagi kedalam dua
prinsip. Kedua prinsip pengembangan kurikulum tersebut yaitu prinsip umum
dan prinsip khusus.5
B. Prinsip Umum
1. Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu
relevan keluar dan relevansi didalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar
maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Sedangkan suatu kurikulum juga harus
memiliki relevansi di dalam yang dimaksud dengan relevansi di dalam yaitu
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini
menunjukkan keterpaduan suatu kurikulum. Dengan kata lain relevansi
adalah kesesuaian, keserasian pendidikan dengan tuntutan masarakat.
Pendidikan dikatakan relevan jika hasil pendidikan tersebut berguna secara
fungsional bagi masarakat. Masalah relevansi pendidikan dengan masarakat
dalam pembicaraan ini adalah berkenaan dengan:
4
Alhamuddin, Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum Di Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2019), h. 20
5
Widodo Winarso, Loc. Cit.
3
a. Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik
Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan pesertadidik
berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum atau dalam menetapkan
bahwa pengajaran yang diajarkan hendaknya dipertimbangkan atau
disesuaikan dengan kehidupan nyata disekitar pesertadidik. Misalnya
sekolah yang berada di daerah perkotaan, maka kondisi perkotaan
hendaknya diperkenalkan kepada pesertadidik. Seperti keramaian lalu
lintas di kota dan sebagaimya.
6
Ibid, h. 28
4
2. Prinsip Fleksibilitas
3. Prinsip Kontinuitas
7
Ibid, h. 28-29.
8
Syaifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), h.
207-208.
5
sukar dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan
dalam segala keterbatasan.9
5. Prinsip Efektivitas
9
Fauzan, Kurikulum dan Pembelajaran, (Tangerang Selatan: GP Press, 2017), h. 92
10
Ibid
11
R. Masykur, Teori Dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: AURA,
6
7. Prinsip Integrasi
Integritas yang dimaksud di sini adalah keterpaduan, artinya
pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan menggunakan prinsip
keterpaduan. Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum harus dirancang
untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated.
Artinya, manusia yang berkemampuan selaras dengan lingkungan hidup
sekitarnya mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi dalam
kehidupannya. Untuk itu kurikulum harus dapat mengembangkan berbagai
keterampilan hidup (life skills). Keterampilan atau kecakapan hidup (life
skills) merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa
tertekan, dan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan
solusi pemecahan sehingga mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dan
kehidupan. Keterampilan hidup bukan sekadar keterampilan manual dan
bukan pula keterampilan untuk bekerja, tetapi suatu keterampilan untuk
hidup yang dapat dipilah menjadi lima kategori, yaitu: (1) keterampilan
mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal (personal
skill); (2) keterampilan berpikir rasional (thinking skill);(3). keterampilan
sosial (social skill); (4). keterampilan akademik (academic skill); dan (5)
keterampilan vokasional (vocational skill).12
C. Prinsip Khusus
2019), h. 94
12
Ibid, h. 96-97
7
panjang, jangkka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
13
Widodo Winarso, Op. Cit, h. 31
8
kemampuan baru?
9
beberapa hal:
10
5. Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada teori kurikulum
yang dapat dipertanggung jawabkan.
6. Metode harus menjadi ciri yang penting.
7. Evaluasi yang efektif dan berkelanjutan dari tahap desain hingga tahap
evaluasi adalah penting.
8. Kepemimpinan yang efektif sangatlah penting.
9. Tingkat kemampuan kurikulum tertentu diperlukan bagi semua pihak
yang terlibat.
10. Pemanfaatan dan orientasi waktu yang efektif merupakan penentu
efektivitas.
11. Pembelajaran yang memadai harus menjadi titik tolak yang penting.
12. Relevansi merupakan karakteristik penting dari pengembangan
kurikulum yang efektif.
13. Hubungan yang bermakna antara berbagai elemen sangat penting
dalam keseluruhannya proses.
14. Individualisasi harus dipertimbangkan selama perencanaan.
15. Nilai propedeutik pengembangan kurikulum harus diperhatikan.
16. Orientasi norma adalah prinsip dasar.
17. Klaim konten subjek harus diperhitungkan
18. Prinsip-prinsip pendidikan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
sangatlah penting 14
14
Arend E Carl, Teacher Empowerment through Curriculum Development, (South Africa:
Juta & Company Ltd, 2009)., h. 56-57
11
oleh para presiden dan pemimpin negara lainnya.
2. Kurikulum itu sendiri harus bersifat dinamis dan selalu berubah seiring
dengan munculnya perkembangan baru dan kebutuhan masyarakat.
Memenuhi kebutuhan dan minat setiap siswa terkait erat dengan konsep
perubahan ini. Apa yang dimaksud dengan kurikulum yang tepat,
bagaimana kurikulum tersebut disebarluaskan di kelas, dan bagaimana
mengatasi perbedaan individu peserta didik, semuanya merupakan
pekerjaan direktur dan pengawas kurikulum di sekolah. Sekolah- sekolah
Amerika. Peran pembimbing dari pengawas pembelajaran yang efektif
terletak pada kemampuannya untuk menghubungkan kurikulum dengan
kurikulum saat ini implementasi kurikulum.
3. Tidak ada kurikulum utama yang dapat diterapkan pada semua sekolah,
namun pendidikan harus dipandang sebagai fungsi lokal dalam kaitannya
dengan peraturan perundang- undangan di masing- masing negara bagian.
Pendidikan secara historis dipandang sebagai urusan nasional, tanggung
jawab negara, dan fungsi lokal.
4. Banyak individu harus berpartisipasi dalam perencanaan kurikulum,
namun partisipasi lokal dari guru, pimpinan administrasi, orang tua, dan
anggota komunitas sekolah adalah hal yang paling penting. Orang tua dan
anggota komunitas sekolah harus mempunyai peran yang signifikan dalam
pengambilan keputusan tentang apa yang harus dipelajari siswa dan apa
yang harus disediakan sekolah untuk semua siswa.15
D. Tipe Prinsip Dasar pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum menurut Susiana (2010) yaitu
“tingkat validitas dan reliabilitassebuah prinsip yang digunakan. Hal ini
berkaitan dengan sumber dari prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri”.
Diantaranya fakta, data, konsep, dan prinsip tingkat kepercayaan yang tidak
diragukan, atau telahterbukti melalui uji riset yang berulang-ulang. Ada juga
data yang sudah terbukti tapi masih terbatas atau belum bisa
15
M. Scott Norton, Guiding Curriculum Development, (London: Rowman & Littlefield,
2016) h. 44-45
12
digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh riset
tapi sudah terbukti dalam kehidupan, karena dianggap logis , baik dan
berguna yang dipertimbangkan dengan akal sehat. Prinsip- prinsip yang dapat
digunakan dalam pengembangan dapat diklarifikasikan menjadi 3 Tipe yaitu:
a. Anggapan Utuh Atau Menyeluruh (Whole Trusth)
Anggapan utuh atau menyeluruh adalah fakta, konsep, dan prinsip
yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang
sehingga bisa dibuat generalisasi. Tipe ini tidak bisa mendapat tantangan
atau kritik karena sudah diyakini oleh orang-orang yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum, Tipe ini dapat berlaku di tempat yang berbeda.
b. Anggapan Kebenaran Parsial (Partial Truth)
Anggapan kebenaran parsial yaitu sutau fakta, konsep, dan prinsip
yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum
bisa digeneralisasikan, namun sudah dianggap baik dan memilki
manfaat.Dengan kata lain tipe prinsip ini bisa digunakan, namun dalam
penggunaannya bisanya masih mengundang pro dan kontra. Anggapan
kebenarannya masih memerlukan pembuktian
c. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian
(Hypothesis)
Anggapan atau asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya belum pasti
atau tentatif. Tipe prinsip ini muncul dari proses delibrasi atau judgement
dan pemikiran akal sehat yang masih dalam kesimpulan yang sementara.
Toto Ruhimat dkk (Oliva, 1992:30) memakai istilah axioms untuk
menggambarkan berbagai karakteristik prinsip tersebut. Axioms yang
dimahsud Olivia yaitu :
1) Perubahan kurikulum merupakan sebuah keharusan
2) Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan
3) Perubahan kurikulum masalalu sering terdapat secara bersamaan
bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa
kini
13
4) Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil jika ada perubahan pada
orang- orang atau masyarakat
5) Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok
6) Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan
pilihan alternatife yang ada.
7) pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah
berahir
8) Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara
komperehensif bukan aktifitas per bagian yang terpisah.
9) Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan
mengikuti suatu proses yang sistematis
10) Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang
ada.16
1) Data Empiris (Empirical Data): Data empiris adalah data yang bersumber
dari hasil observasi atau percobaan. Data empiris merujuk pada
pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif.
16
Baderiah, Pengembangan Kurikulum, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo,
2018) h. 40-43
14
kompleks, diantaranya adat atau kebiasaan yang ada dimasyarakat.
4) Akal Sehat (Common Sense): Data pemikiran umum atau akal sehat juga
diperoleh dari hasil penelitian yang melalui proses pertimbangan dan
penilaian akal sehat terlebih dahulu.17
Dengan demikian, pada prinsipnya semua jenis data di atas dapat
digunakan atau dimanfaatkan bagi kegiatan pengembangan kurikulum
sebagai sumber prinsip yang akan dijadikan pegangan.
17
Junaedi, dkk, “Proses dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah”, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No. 2, 2021, h. 281-282
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang
berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal
yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase
perencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnya prinsip-
prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Prinsip
kurikulum diartikan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang
didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak
didik, orang tua, masyarakat dan bangsa. Sumber prinsip perkembangan
kurikulum terdiri dari data empiris, data eksperimen, cerita atau legenda
yang hidup di masyarakat, akal sehat. dengan hal ini prinsip dalam
perkembangan kurikulum dapat di kelompokkan menjadi dua pokok utama
yaitu prinsip umum yang terdiri dari prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas,
kontinuitas, praktis, prinsip efektif, . Prinsip khusus terdiri dari prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, Prinsip berkenaan dengan pemilihan
isi pendidikan, Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar
mengajar, Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran,
dan Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
B. Saran
Jika terdapat kesalahan pada proses makalah ini, maka penulis meminta
maaf dan memohon saran dan kritik dari pembaca makalah ini. Diharapkan
pembaca dapat mempelajari tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulum lebih banyak dan bisa mempelajari tentang materi pengembangan
kurikulum yang lainnya sehingga kita bisa memperluas pengetahuan tentang
kurikulum.
16
DAFTAR PUSTAKA
17