Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Pengembangan Kurikulum

Disusun Oleh
Kelompok 4:
Suzia Nofa Wafiyah : 2114050006
Wulan Murdifra Aprilia : 2114050021
Abdul Halim : 2114050040

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya makalah yang berjudul “Prinsip
Pengembangan Kurikulum” dapat penulis selesaikan dengan baik tepat pada
waktunya. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi,
Muhammad Saw. yang telah membawa kita ke zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan ini.
Tujuan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Sebelumnya terimakasih kepada bapak Prof. Dr. H.
Syafruddin Nurdin M.Pd. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah
Pengembangan Kurikulum ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan
sebaik mungkin
Sebagai penyusun, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dalam penyusunan ataupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.
Penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah yang penulis susun ini memberikan manfaat serta inspirasi untuk pembaca
dan semoga Allah meridhoi hasil karya ini. Amiin

Padang, 16 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C. Tujuan ................................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan......................................................................................................... 2

A. Prinsip Pengembangan Kurikulum .................................................................... 2

B. Prinsip Umum ...................................................................................................... 3

C. Prinsip Khusus ..................................................................................................... 7

D. Tipe Prinsip Dasar pengembangan Kurikulum ............................................... 12

E. Sumber-Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum ..................................... 14

BAB III Penutup ............................................................................................................ 16

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 16

B. Saran ................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan pendidikan nasional adalah aspek kurikulum. Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang
merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan
pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat
memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain
pengembangan kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil
penilaian yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum
dapat juga dikatakan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain
atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik,
orang tua, masyarakat dan bangsa. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum?

2. Apa saja tipe dan sumber prinsip dalam pengembangan kurikulum?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum.

2. Untuk mengetahui tipe dan sumber prinsip dalam pengembangan


kurikulum

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua


pengalaman yang disediakan bagi siswa disekolah. Dalam kurikulum
terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.
Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu,
pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat
lainnya.1 Kurikulum perlu dikembangankan karena kurikulum sebagai alat
untuk mencapai tujuan hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan yang
ada dan terus berlangsung. Pengembangan kurikulum merupakan suatu
gagasan atau praktek kurikulum baru dengan menggunakan hagian- bagian
yang potensial, dari kurikulum tersebut dengan: harapan untuk memecahkan
masalah atau mencapai suatu tujuan.2 Pengembangan kurikulum tidak hanya
merupakan abstraksi, akan tetapi mempersiapkan berbagai contoh dan
alternatif untuk tindakan yang merupakan inspirasi dari beberapa ide dan
penyesuaian yang dianggap penting. 3Dalam usaha untuk mengembangkan
kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. agar kurikulum
yang dijalankan benar-benar sesuai dengan apa yang diharapkan. Prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum adalah merupakan hal-hal dan kaidah-
kaidah yang sangat orgen untuk diperhatikan dalam mengembangkan
kurikulum. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut kurikulum yang
dihasilkan akan lebih sempurna dan tepat guna. Prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau
hu- kum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan

1
Widodo Winarso, Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Cirebon: Cv. Confident,
2015), h. 26
2
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi, (Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2018), h. 6
3
Nurul Sovinah, dkk, Pengembangan Kurikulum, (Riau: DOTPLUS Publisher, 2022), h.
3.

2
kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam
kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum pada satuan pendidikan sangat
mungkin menggunakan prinsip-prinsip yang berbeda dengan prinsip
kurikulum yang digunakan di satuan pendidikan lain- nya, sehingga akan
ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu
pengembangan kurikulum.4 Suatu kurikulum diharapkan memberikan
landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa
secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan
masyarakat. Dalam prinsip pengembangan kurikulum dibagi kedalam dua
prinsip. Kedua prinsip pengembangan kurikulum tersebut yaitu prinsip umum
dan prinsip khusus.5

B. Prinsip Umum

1. Prinsip Relevansi
Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu
relevan keluar dan relevansi didalam kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar
maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Sedangkan suatu kurikulum juga harus
memiliki relevansi di dalam yang dimaksud dengan relevansi di dalam yaitu
kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu
antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian. Relevansi internal ini
menunjukkan keterpaduan suatu kurikulum. Dengan kata lain relevansi
adalah kesesuaian, keserasian pendidikan dengan tuntutan masarakat.
Pendidikan dikatakan relevan jika hasil pendidikan tersebut berguna secara
fungsional bagi masarakat. Masalah relevansi pendidikan dengan masarakat
dalam pembicaraan ini adalah berkenaan dengan:

4
Alhamuddin, Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum Di Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2019), h. 20
5
Widodo Winarso, Loc. Cit.

3
a. Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan peserta didik
Relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan pesertadidik
berarti bahwa dalam mengembangkan kurikulum atau dalam menetapkan
bahwa pengajaran yang diajarkan hendaknya dipertimbangkan atau
disesuaikan dengan kehidupan nyata disekitar pesertadidik. Misalnya
sekolah yang berada di daerah perkotaan, maka kondisi perkotaan
hendaknya diperkenalkan kepada pesertadidik. Seperti keramaian lalu
lintas di kota dan sebagaimya.

b. Relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang dan kehidupan


yang akan datang
Apa yang diajarkan kepada pesertadidik pada saat ini hendaknya
bermanfaat baginya untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan
datang (ingat kurikulum harus bersifat anticipatory). Misalnya cara yang
dipergunakan untuk berhitung angka, kalau dahulu masih menggunakan
lidi atau jari, setelah adanya kalkulator atau komputer, maka segala
perhitungan yang rumit dapat dihitung dengan kalkulator atau komputer.

c. Relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja


Relevansi adalah berkenaan dengan relevansi segi kegiatan belajar.
Kurangnya relevansi segi kegiatan belajar ini sering mengakibatkan
sukarnya lulusan dalam menghadapi tuntutan dari dunia pekerjaan.
Misalnya, sekolah (STM) harus menyesuaikan kurikulumnya dengan
perkembangan apa yang sedang terjadi di dunia pekerjaan.

d. Relevansi pendidikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini bekembang dengan
laju begitu cepat. Oleh karena itu, pendidikan harus dapat menyesuaikan
diri dan bahkan dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut6

6
Ibid, h. 28

4
2. Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum hendaknya memilih sifat lentur atau fleksibel. Suatu


kurikulum yang baik adalah yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan kondisi daerah, waktu, maupun kemampuan dan latar belakang
anak (Nana Syaudih Sukmadinata, 1997). Prinsip feksibilitas menunjukan
bahwa kurikulum adalah tidak kaku. Tidak kaku dalam arti bahwa ada
semacam ruang gerak yang akan memberikan sedikit kebebasan dalam
bertindak. Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan dapat berupa
dibukanya program-program pendidikan pilihan misalnya: jurusan atau
program spesialisai atau program keterampilan yang dapat dipilih peserta
didik atas dasar kemampuan dan minatnya, sistem kredit semester, dan
sebagainya.7

3. Prinsip Kontinuitas

Prinsip kontinuitas adalah adanya kesinambungan dalam kurikulum.


Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungannya, sehingga peserta didik tidak
mendapatkan informasi, pengetahuan dan pengalaman yang terpustus atau
ada yang tidak didapatkan (missing link). Kesinambungan dimaksud, baik
di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang
pendidikan dengan jenis pekerjaan.8

4. Prinsip Praktis atau Efisiensi

Prinsip ini berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu,


suara dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Prinsip ini
juga disebut prinsip efisiensi. Betapapun bagus dan idealnya suatu
kurikulum jika menuntut keahlian-keahlian dan peralatan yang sangat
khusus dan mahal pula biayanya, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan

7
Ibid, h. 28-29.
8
Syaifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016), h.
207-208.

5
sukar dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan
dalam segala keterbatasan.9

5. Prinsip Efektivitas

Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu


kurikulum yang dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembengan
kurikulum.

(1) Efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan


tugas dalam mengimplementasikan kurikulum di kelas.

(2) Efetivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.


Efektivitas kegiatan guru berhubungan dengan keberhasilan
mengimplementasikan program sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun.10

6. Prinsip Berorientasi Pada Tujuan


Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen tujuan, materi,
metode, dan evaluasi. Komponen tujuan merupakan fokus bagi komponen-
komponen lainnya dalam pengembangan sistem tersebut. Ini berarti
pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan. Prinsip ini
menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen-
komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan
hurikulum harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami
dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi
tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional. Tujuan
kurikulum juga harus komprehensif, yakni meliputi berbagai aspek domain
tujuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini perlu diperhatikan
agar keluaran yang dihasilkan menguasai ketiga aspek domain tujuan
tersebut secara utuh. 11

9
Fauzan, Kurikulum dan Pembelajaran, (Tangerang Selatan: GP Press, 2017), h. 92
10
Ibid
11
R. Masykur, Teori Dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: AURA,

6
7. Prinsip Integrasi
Integritas yang dimaksud di sini adalah keterpaduan, artinya
pengembangan kurikulum harus dilakukan dengan menggunakan prinsip
keterpaduan. Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum harus dirancang
untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated.
Artinya, manusia yang berkemampuan selaras dengan lingkungan hidup
sekitarnya mampu menjawab berbagai persoalan yang dihadapi dalam
kehidupannya. Untuk itu kurikulum harus dapat mengembangkan berbagai
keterampilan hidup (life skills). Keterampilan atau kecakapan hidup (life
skills) merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa
tertekan, dan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan
solusi pemecahan sehingga mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dan
kehidupan. Keterampilan hidup bukan sekadar keterampilan manual dan
bukan pula keterampilan untuk bekerja, tetapi suatu keterampilan untuk
hidup yang dapat dipilah menjadi lima kategori, yaitu: (1) keterampilan
mengenal diri sendiri (self awareness) atau keterampilan personal (personal
skill); (2) keterampilan berpikir rasional (thinking skill);(3). keterampilan
sosial (social skill); (4). keterampilan akademik (academic skill); dan (5)
keterampilan vokasional (vocational skill).12

C. Prinsip Khusus

1. Prinsip Berkenaan Dengan Tujuan Pendidikan


Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan yaitu menjadi pusat
kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-
komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan
pendidikan mencangkup tujuan yang bersifat umum atau berjangka

2019), h. 94
12
Ibid, h. 96-97

7
panjang, jangkka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).

2. Prinsip yang Berkenaan Dengan Pemilihan Isi Pendidikan


Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana
kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal:

a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan ke dalam bentuk perbuatan hasil


belajar yang khusus dan sederhana;

b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan


keterampilan;

c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan


sistematis.

3. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar

Pemilihan proses belajar mengajar hendaknya memperhatikan hal-


hal berikut13 :

a. Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk


mengajarkan bahan pelajaran?

b. Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi


sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?

c. Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang


bertingkat-tingkat?

d. Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk


mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor?

e. Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau


mengaktifkan guru atau keduanya?

f. Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya

13
Widodo Winarso, Op. Cit, h. 31

8
kemampuan baru?

g. Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar


di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada
di rumah dan masyarakat?

b) Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang


menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and
knowing”.

4. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Media Dan Alat Pengajaran.


Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media
dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat:

a) Alat/media pengajaran apa yang diperlukan, apakah semuanya sudah


tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?

b) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan


bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiyaannya, waktu
pembuatan?

c) Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam


bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain?

d) Bagaimana pengintegrasiaannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?

e) Hasil yang baik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.

5. Prinsip Berkenaan Dengan Pemilihan Kegiatan Penilaian.

Penilain merupakan bagian integral dari pengajaran:

a. Dalam menyusun alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-


langkah sebagai berikut: rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang
umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Uraikan
ke dalam bentuk tingkah laku murid yang dapat diamati. Hubungkan
dengan bahan pelajaran.

b. Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan

9
beberapa hal:

1) Bagaimana kelas, usia dan tingkat kemampuan kelompok

2) yang akan dites?

3) Berapa lama waktu dibuthkan untuk pelaksanaan tes?

4) Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau objektif?

5) Berapa banyak butir test perlu disusun?

6) Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?

c. Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan


hal-hal sebagai berikut:

(1) Norma apa yang dignakandi dalam pengolahan hasil test?

(2) Apakah digunakan formula quessing?

(3) Bagaiman pengubahan skor ke dalam skor masak?

(4) Skor standar apa yang digunakan?

(5) Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?

Berdasarkan buku “Teacher Empowerment through Curriculum


Development” terdapat 16 prinsip pengembangan kurikulum. Hal yang perlu
diperhatikan dalam kurikulum literatur sangat sedikit deskripsi yang
ditemukan tentang prinsip- prinsip yang dapat diterapkan untuk
pengembangan kurikulum. Prinsip- prinsip dapat berfungsi sebagai titik tolak
dasar dan oleh karena itu penting untuk memiliki kejelasan dalam kasus ini.
Akan berbahaya jika pengembangan kurikulum tidak didasarkan pada
prinsip- prinsip spesifik yang dapat dipertanggung jawabkan. Prinsip-prinsip
tersebut sebagai berikut:

3. Kebertujuan merupakan aspek penting dari pengembangan kurikulum


yang efektif.
4. Alasannya harus jelas dan dapat dikomunikasikan.

10
5. Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada teori kurikulum
yang dapat dipertanggung jawabkan.
6. Metode harus menjadi ciri yang penting.
7. Evaluasi yang efektif dan berkelanjutan dari tahap desain hingga tahap
evaluasi adalah penting.
8. Kepemimpinan yang efektif sangatlah penting.
9. Tingkat kemampuan kurikulum tertentu diperlukan bagi semua pihak
yang terlibat.
10. Pemanfaatan dan orientasi waktu yang efektif merupakan penentu
efektivitas.
11. Pembelajaran yang memadai harus menjadi titik tolak yang penting.
12. Relevansi merupakan karakteristik penting dari pengembangan
kurikulum yang efektif.
13. Hubungan yang bermakna antara berbagai elemen sangat penting
dalam keseluruhannya proses.
14. Individualisasi harus dipertimbangkan selama perencanaan.
15. Nilai propedeutik pengembangan kurikulum harus diperhatikan.
16. Orientasi norma adalah prinsip dasar.
17. Klaim konten subjek harus diperhitungkan
18. Prinsip-prinsip pendidikan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
sangatlah penting 14

Sedangkan dalam buku “Guiding Curriculum Development”


menjalaskan bahwasannya prosedur perencanaan kurikulum bervariasi dari
satu sistem ke sistem lainnya, sekolah ke sekolah, dan kelas ke kelas, namun
prosedur tersebut logis, konsisten, dan dapat diidentifikasi dalam setiap
situasi. Prinsip dasar lainnya meliputi konsep- konsep berikut:
1. Kualitas program pendidikan mempunyai prioritas dalam tujuan, sasaran,
nilai- nilai, dan keyakinan Amerika. Pentingnya pendidikan untuk
mempertahankan negara demokratis, memberikan setiap individu
kesempatan yang adil dan tidak terkekang dalam perlombaan kehidupan,
dan mendukung sistem usaha bebas, secara historis telah dianggap penting

14
Arend E Carl, Teacher Empowerment through Curriculum Development, (South Africa:
Juta & Company Ltd, 2009)., h. 56-57

11
oleh para presiden dan pemimpin negara lainnya.
2. Kurikulum itu sendiri harus bersifat dinamis dan selalu berubah seiring
dengan munculnya perkembangan baru dan kebutuhan masyarakat.
Memenuhi kebutuhan dan minat setiap siswa terkait erat dengan konsep
perubahan ini. Apa yang dimaksud dengan kurikulum yang tepat,
bagaimana kurikulum tersebut disebarluaskan di kelas, dan bagaimana
mengatasi perbedaan individu peserta didik, semuanya merupakan
pekerjaan direktur dan pengawas kurikulum di sekolah. Sekolah- sekolah
Amerika. Peran pembimbing dari pengawas pembelajaran yang efektif
terletak pada kemampuannya untuk menghubungkan kurikulum dengan
kurikulum saat ini implementasi kurikulum.
3. Tidak ada kurikulum utama yang dapat diterapkan pada semua sekolah,
namun pendidikan harus dipandang sebagai fungsi lokal dalam kaitannya
dengan peraturan perundang- undangan di masing- masing negara bagian.
Pendidikan secara historis dipandang sebagai urusan nasional, tanggung
jawab negara, dan fungsi lokal.
4. Banyak individu harus berpartisipasi dalam perencanaan kurikulum,
namun partisipasi lokal dari guru, pimpinan administrasi, orang tua, dan
anggota komunitas sekolah adalah hal yang paling penting. Orang tua dan
anggota komunitas sekolah harus mempunyai peran yang signifikan dalam
pengambilan keputusan tentang apa yang harus dipelajari siswa dan apa
yang harus disediakan sekolah untuk semua siswa.15
D. Tipe Prinsip Dasar pengembangan Kurikulum
Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum menurut Susiana (2010) yaitu
“tingkat validitas dan reliabilitassebuah prinsip yang digunakan. Hal ini
berkaitan dengan sumber dari prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri”.
Diantaranya fakta, data, konsep, dan prinsip tingkat kepercayaan yang tidak
diragukan, atau telahterbukti melalui uji riset yang berulang-ulang. Ada juga
data yang sudah terbukti tapi masih terbatas atau belum bisa

15
M. Scott Norton, Guiding Curriculum Development, (London: Rowman & Littlefield,
2016) h. 44-45

12
digeneralisasikan, dan terdapat pula data yang belum dibuktikan oleh riset
tapi sudah terbukti dalam kehidupan, karena dianggap logis , baik dan
berguna yang dipertimbangkan dengan akal sehat. Prinsip- prinsip yang dapat
digunakan dalam pengembangan dapat diklarifikasikan menjadi 3 Tipe yaitu:
a. Anggapan Utuh Atau Menyeluruh (Whole Trusth)
Anggapan utuh atau menyeluruh adalah fakta, konsep, dan prinsip
yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang
sehingga bisa dibuat generalisasi. Tipe ini tidak bisa mendapat tantangan
atau kritik karena sudah diyakini oleh orang-orang yang terlibat dalam
pengembangan kurikulum, Tipe ini dapat berlaku di tempat yang berbeda.
b. Anggapan Kebenaran Parsial (Partial Truth)
Anggapan kebenaran parsial yaitu sutau fakta, konsep, dan prinsip
yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum
bisa digeneralisasikan, namun sudah dianggap baik dan memilki
manfaat.Dengan kata lain tipe prinsip ini bisa digunakan, namun dalam
penggunaannya bisanya masih mengundang pro dan kontra. Anggapan
kebenarannya masih memerlukan pembuktian
c. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian
(Hypothesis)
Anggapan atau asumsi kerja atau prinsip yang sifatnya belum pasti
atau tentatif. Tipe prinsip ini muncul dari proses delibrasi atau judgement
dan pemikiran akal sehat yang masih dalam kesimpulan yang sementara.
Toto Ruhimat dkk (Oliva, 1992:30) memakai istilah axioms untuk
menggambarkan berbagai karakteristik prinsip tersebut. Axioms yang
dimahsud Olivia yaitu :
1) Perubahan kurikulum merupakan sebuah keharusan
2) Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan
3) Perubahan kurikulum masalalu sering terdapat secara bersamaan
bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa
kini

13
4) Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil jika ada perubahan pada
orang- orang atau masyarakat
5) Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok
6) Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan
pilihan alternatife yang ada.
7) pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah
berahir
8) Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara
komperehensif bukan aktifitas per bagian yang terpisah.
9) Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan
mengikuti suatu proses yang sistematis
10) Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang
ada.16

E. Sumber-Sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan pembelajaran, Ada
empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:

1) Data Empiris (Empirical Data): Data empiris adalah data yang bersumber
dari hasil observasi atau percobaan. Data empiris merujuk pada
pengalaman yang terdokumentasi dan terbukti efektif.

2) Data Eksperimen (Experiment Data): Data eksperimen menunjuk pada


temuan-temuan hasil penelitian. Data hasil penelitian merupakan data
yang dipandang valid dan reliabel, sehingga tingkat kebenarannya lebih
meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum.

3) Kebiasaan yang hidup di Masyarakat (Folkloreof Curricuculum: Data-


data banyak diperoleh dari bukan hasil penelitian yang data-data tersebut
terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang

16
Baderiah, Pengembangan Kurikulum, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo,
2018) h. 40-43

14
kompleks, diantaranya adat atau kebiasaan yang ada dimasyarakat.

4) Akal Sehat (Common Sense): Data pemikiran umum atau akal sehat juga
diperoleh dari hasil penelitian yang melalui proses pertimbangan dan
penilaian akal sehat terlebih dahulu.17
Dengan demikian, pada prinsipnya semua jenis data di atas dapat
digunakan atau dimanfaatkan bagi kegiatan pengembangan kurikulum
sebagai sumber prinsip yang akan dijadikan pegangan.

17
Junaedi, dkk, “Proses dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah”, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No. 2, 2021, h. 281-282

15
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian tentang
berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan berbagai hal
yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase
perencanaan kurikulum (curriculum planning), yang pada dasarnya prinsip-
prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat kurikulum itu sendiri. Prinsip
kurikulum diartikan sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang
didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak
didik, orang tua, masyarakat dan bangsa. Sumber prinsip perkembangan
kurikulum terdiri dari data empiris, data eksperimen, cerita atau legenda
yang hidup di masyarakat, akal sehat. dengan hal ini prinsip dalam
perkembangan kurikulum dapat di kelompokkan menjadi dua pokok utama
yaitu prinsip umum yang terdiri dari prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas,
kontinuitas, praktis, prinsip efektif, . Prinsip khusus terdiri dari prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, Prinsip berkenaan dengan pemilihan
isi pendidikan, Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar
mengajar, Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran,
dan Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.

B. Saran

Jika terdapat kesalahan pada proses makalah ini, maka penulis meminta
maaf dan memohon saran dan kritik dari pembaca makalah ini. Diharapkan
pembaca dapat mempelajari tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan
kurikulum lebih banyak dan bisa mempelajari tentang materi pengembangan
kurikulum yang lainnya sehingga kita bisa memperluas pengetahuan tentang
kurikulum.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alhamuddin. 2019. Politik Kebijakan Pengembangan Kurikulum Di Indonesia.


Jakarta: Kencana.
Baderiah. 2018. Pengembangan Kurikulum. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus
IAIN Palopo
Carl, Arend E. 2009. Teacher Empowerment through Curriculum Development.
South Africa: Juta & Company Ltd
Fauzan. 2017. Kurikulum dan Pembelajaran,. Tangerang Selatan: GP Press.
Junaedi, dkk, “Proses dan Prinsip Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah”, Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3 No. 2,
2021, 281-282
Lismina. 2018. Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi. Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.
Masykur, R. 2019. Teori Dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung:
AURA
Norton, M. Scott. 2016. Guiding Curriculum Development. London: Rowman &
Littlefield
Sabda, Syaifuddin. 2016. Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Sovinah, Nurul, dkk. 2022. Pengembangan Kurikulum. Riau: DOTPLUS Publisher,
Winarso,Winarso. 2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Cirebon: Cv.
Confident.

17

Anda mungkin juga menyukai