Disusun oleh:
Kelompok 2
KELAS LK SEMESTER VI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada ibu Helina Himmatul ‘Ulya Lina, M.Pd.
Sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangankarena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara gramatikal prinsip merupakan asas, dasar, keyakinan dan pendirian. Prinsip-
prinsip yang digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan
kaidah-kaidah atau hukum yang menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangannya,
kurikulum dapat menggunakan prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari- hari
atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru dalam pendidikan. Prinsip umum dalam
pengembangan kurikulum pendidikan terbagi dalam beberapa bagian, diantaranya: Relevansi,
Fleksibilitas, Kontinuitas, Praktis atau efisiensi, Efektivitas. Setiap jenjang pendidikan
merancang tentang pelaksanaan pendidikan. Rancangan itulah yang tertuang dalam
kurikulum. Dalam kurikulum harus terintegrasi seperti filsafat, nilai-nilai pengetahuan dan
perbuatan pendidikan. Secara umum, sebuah rancangan kurikulum yang realistis harus
disusun berdasarkan prinsip-prinsip pengembangannya.
Prinsip khusus adalah prinsip yang berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku
ditempat tertentu dan situasi tertentu. Prinsip ini merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan evaluasi). Satu
wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis dan jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang
pendidikan lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam berbagai aspek pelaksanaan
kurikulum. Perbedaan ini diakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas yang
sesuai dengan kondisi tempat dan karakteristik jenis dan jenjang pendidikan. Adapun yang
dimaksud dengan prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum adalah; prinsip yang
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi
pendidikan, prinsip yang berkenaan dengan proses pembelajaran, prinsip yang berkenaan
dengan media dan alat bantu pembelajaran, dan prinsip yang berkenaan dengan pemilihan
kegiatan penilaian atau evaluasi pembelajaran.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip- prinsip umum pengembangan kurikulum ?
2. Apa saja prinsip- prinsip khusus pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana tahap-tahap pengembangan kurikulum?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum.
2. Untuk mengetahui Prinsip-Prinsip Khusus Pengembangan Kurikulum.
3. Untuk memahami tahap-tahap pengembangan kurikulum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, sebuah rancangan kurikulum yang realistis harus disusun berdasarkan
prinsip-prinsip pengembangannya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum pada hakekatnya dapat dibagi dalam dua kelompok1:
a. Prinsip umum
1) Relevansi, artinya prinsip kesesuaian. Pendidikan dikatakan relevan bila hasil belajar
yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan seseorang. Dalam arti, relevansi
pendidikan dengan lingkungan, relevansi pendidikan dengan dunia kerja, relevansi
pendidikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Didalam dunia pendidikan ada
dua macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevansi keluar (eksternal)
dan relevansi kedalam (internal) kurikulum itu sendiri. Relevansi keluar maksudnya
tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan
dengan tuntutan, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Kurikulum hendaknya
menyiapkan anak didik untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Kurikulum
bukan hanya menyiapkan anak didik untuk kehidupannya sekarang tetapi juga yang
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 150-154.
3
akan datang. Selain relevansi keluar, kurikulum juga harus memiliki relevansi
kedalam yaitu ada kesesuaian antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaiaan
kurikulum. Relevansi internal ini menunjukkan suatu keterpaduan sebuah kurikulum
yang dilaksanakan.
2) Fleksibilitas, kurikulum hendaknya memilih sifat lentur dan fleksibel. Suatu kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang berisihal-hal yang solid, tetapi dalam
pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
kondisi daerah, waktu maupun kemampuan dan latar belakang anak didik.
Fleksibelitas menunjukkan bahwa pengorganisasian kurikulum tetap harus
memperhatikan karakteristik khas anak didik. Prinsip- prinsip pengorganisasian
tersebut dilandasi untuk pencapaian tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
3) Kontinuitas yaitu kesinambungan. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum hendaknya berkesinambungan, antara satu tingkat kelas dengan kelas
lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan lainnya, ataupun
antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. 2
4) Praktis atau efisiensi yaitu mudah untuk dilaksanankan, menggunakan alat-alat
sederhana dan biayanya juga murah.Betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum
kalau menuntut keahlian dan peralatan yang sangat khusus dan mahal, maka kurikulum
tersebut tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum harus dapat
mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu,
biaya, dan sumber- sumber lain yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga
hasilnya memadai. Maka dari itu kurikulum selain ideal tetapi juga harus praktis.3
5) Efektivitas, maksudnya mengusahakan pengembangan kurikulum selain harus murah,
sederhana, tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan
pelaksanaannya kurikulum ini, harus diupayakan baik secara kuantitas maupun
kualitas.
2
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 68.
3
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 150-154
4
3. Prinsip 3
Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan tentang berbagai isu dan
topik.
4. Prinsip 4
Perencanaan kurikulum melibatkan banyak kelompok.
5. Prinsip 5
Perencanaan kurikulum dilaksanakan pada berbagai tingkatan (level).
6. Prinsip 6
Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang berkelanjutan”.
b. Prinsip Khusus
Prinsip khusus adalah prinsip yang berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku
ditempat tertentu dan situasi tertentu.4 Prinsip ini merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum secara khusus (tujuan, isi, metode dan
evaluasi). Satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis dan jenjang pendidikan dengan
jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki karakteristik yang berbeda dalam berbagai
aspek pelaksanaan kurikulum. Perbedaan ini diakibatkan adanya penggunaan prinsip-
prinsip yang khas yang sesuai dengan kondisi tempat dan karakteristik jenis dan jenjang
pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan prinsip khusus dalam pengembangan
kurikulum adalah; prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip yang
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip yang berkenaan dengan proses
pembelajaran, prinsip yang berkenaan dengan media dan alat bantu pembelajaran, dan
prinsip yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian atau evaluasi pembelajaran.
1. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan yang mencakup tujuan yang bersifat
umum atau jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tujuan khusus).
2. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum mempertimbangkan
beberapa hal:
a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan / pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil
belajar yang khusus dan sederhana.
b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.
4
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 71-74
5
3. Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, dalam hal ini yang harus
diperhatikan adalah:
a. Apakah metode / teknik belajar mengajar sudah cocok dengan bahan ajar?
b. Apakah metode / teknik tersebut bervariasi dalam melayani perbedaan individu
dan sosial?
c. Apakah metode / teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-
tingkat?
d. Apakah metode / teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai
tujuan kognitif, efektif, dan psikomotor?
e. Apakah metode / teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan
guru atau kedua-duanya?
f. Apakah metode / teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g. Apakah metode / teknik tersbut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di
sekolah, di rumah, di masyarakat?
h. Untuk belajar keterampilan menekankan pada kegiatan belajar “learning by doing”
di samping “learning by secing and knowing”
5
https://pmat.ac.id/prinsip-model-dan-tahap-pengembangan-kurikulum
6
Dari ketujuh tahapan ini, ada beberapa tahapan yangn memiliki kelemahan yaitu :
Tahap keempat pelaksanaan uji coba urikulum dilapangan
Pelaksanaan uji coba tidak merata pada seluruh sekolah yang lokasinya sulit dijangkau,
memerlukan biaya yang sangat banyak, dan juga keterbatasan tenaga kerja dan
keterbatasan fasilitas.
Tahap kelima pelasanaan kurikulum
Dalam pelaksanaannya kadangkala tidak sesuai antara teori dan pratek dilapangan
Contoh : dalam pelaksanaan RPP dimunginkan dalam penyampaian materi atau
pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah dirancan, hal ini bisa
disebabkan karena faktor waktu, guru, siswa, maupun lingkungan, dan kebanyaan guru
membuat RPP itu hanya sekedar formalitas (untuk melunasi kewajiban sebagai guru yang
akan diserahkan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan tunjangan hari raya)
Tahap Ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Kebanyakan pengembangan kurikulum setelah mengevaluasi kurikulum tidak merevisi
kurikulum tersebut melainkan membuat kurikulum yang baru, hal inilah yang membuat
kurikulum itu tidak semakin baik melainkan menimbulkan permasalahan baru
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Hamalik, tahapan pengembangan kurikulum ada 7, yaitu : Studi kelayakan dan
kebutuhan, Penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum, Pengembangan rencana untuk
melaksanakan kurikulum, Pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan,Pelaksanaan
kurikulum, Pelaksanaan penilaian dan pemantauan kurikulum, Pelaksanaan perbaikan dan
penyesuaian.dari ketujuh tahapan ini, ada beberapa tahapan yangn memiliki kelemahan yaitu
: tahap keempat pelaksanaan uji coba urikulum dilapangan, tahap kelima pelasanaan
kurikulum, tahap Ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian.
B. Saran
Sebagai penulis kami sangat menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, mohon kritik dan saran yang membangun bagi segenap pembaca
yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja.
Bandung,Rosdakarya, hlm. 150-154.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2013, Kurikulum dan Pembelajaran,
Jakarta. Raja Grafindo Persada, hlm. 68.
Nana Syaodih Sukmadinata, 2009, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Remaja.
Bandung, Rosdakarya, hlm. 150-154
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2013, Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta, Raja Grafindo Persada, hlm. 71-74
https://pmat.ac.id/prinsip-model-dan-tahap-pengembangan-kurikulum