Anda di halaman 1dari 20

MODAL DASAR KEWIRAUSAHAAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Edupreneurship
Dosen Pengampu : Arim Irsyadulloh Albin Jaya, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Ananda Zhauharotul M J NIM: 2120151003


2. Nasifuddin Al A`la NIM: 2120151
3. Fathoni Mahmud NIM: 2120151
KELAS A5 LK
SEMESTER III

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM KHOZINATUL ULUM BLORA


JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PAI
TAHUN 2022

i
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Arim Irsyadulloh Albin
Jaya, M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah Edupreneurship yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Blora, 11 Oktober 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Modal Kemauan, Kemampuan dan Pengetahuan........................................2
B. Modal Insani Kewirausahaan.......................................................................5
C. Bekal Kompetensi Kewirausahaan..............................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran.............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak di temukan orang yang tidak mau mencoba untuk
memulai usaha kecil, mungkin dapat di katakna bahwa keluarganya bukan dari
kalangan pengusaha sehingga menimbulkan kurang percaya diri. Tetapi banyak
juga orang yang selalu mencoba berusaha, mungkin karena bahwa pengusaha
besar pasti memulai usaha dengan usaha yang kecil sehingga dengan kerja
keras, pusat dapat berkembang seperti sekarang ini.
Adapun hal yang menjadi pembahasan dalam makalh ini yaitu tentang
usaha kecil dan pengembangannya, sehingga dapat memotivasi pengusaha
kecil dalam mengembangkan. Dalam makalah ini, banyak hal yang cukup
penting untuk di terapkan dalam memulai usaha tersebut dapat terlaksana
sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dan semuanya akan di bahas di bab-bab
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang di maksud dengan Modal Kemauan, Kemampuan dan
Pengetahuan?
2. Bagaimana yang di maksud dengan Modal Insani Kewirausahaan?
3. Bagaiamana Bekal Kompetensi Kewirausahaan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Modal Kemauan, Kemampuan dan Pengetahuan
2. Untuk mengetahui Modal Insani Kewirausahaan
3. Untuk mengetahui Bekal Kompetensi Kewirausahaan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Modal Kemauan, Kemampuan dan Pengetahuan
a. Modal Kemauan
Kemauan adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi.
Tekad, niat dan motivasi atau di sebut kemauan adalah modal utama yang
harus ada pertama kali.1 Karena dengan tekad, niat dan kemauan serta
motivasi yang kuat akan membuat seseorang tersebut bersungguh-sungguh
untuk mencapai sesuatu yang di inginkan. Dengan adanya modal kemauan
yang keras ini di harapkan adanya komitmen yang tinggi dalam diri seorang
sehingga tidak akan pernah menyerah sebelum berhasil khususnya dalam
menjalankan sebuah usaha atau menjadi wirausaha.
b. Modal Kemampuan
Kemauan dan tekad saja tidak cukup apabila di gunakan sebagai
modal untuk berwirausaha. Untuk memperoleh peluang berwirausaha di
perlukan modal kemampuan (keterampilan). Kemampuan harus di miliki
sebab yang di hadapi seorang wirausaha adalah resiko dan tantangan. Bila
hanya bemodal nekat dan tanpa memiliki keterampilan untuk
menghitungnya resikonya maka yang di hadapi adalah sebuah kegagalan.2
Oleh sebab itu, kemampuan atau keterampilan yang harus di miliki dalam
berwirausaha di antaranya:
a. Keterampilan konseptual
Keterampilan konseptual merupakan keterampilan merumuskan
sesutau yang belum ada atau sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu
yang baru dan berbeda, mengonsep nilai tambah baru, mengonsep
kebaruan barang dan jasa, mengonsep kegunaan baru, mengonsep
kemudahan baru, dan mengosep keunggulan baru.

1
Suryana, Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4, (Jakarta: Salemba
Empat, 2014), hlm. 80
2
Suryana, Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 3,
(Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 5
2
b. Keterampilan kreatif
Keterampilan kreatif Merupakan keterampilan untuk menghasilkan
ide-ide baru, khayalan-khayalan baru dan gagasan-gagasan baru untuk
menghasilkan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola
Keterampilan dalam memimpin dan mengelola Merupakan
keterampilan untuk perubahan-perubahan secara dinamis agar lebih
unggul terdepan.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi
Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi merupakan
keterampilan untuk berkerja sama membuat jejaring (network) untuk
mengkomunikasikan hasil berfikit kreatif.
e. Keterampilan tehnik usaha
Keterampilan tehnik usaha Merupakan keterampilan khusus untuk
menjalankan usaha seperti keterampilan untuk mengkombinasikan
sumber daya, keterampilan untuk menghasilkan produk baru,
keterampilan untuk memasarkan, keterampilan untuk menghitung resiko,
keterampilan untuk membukukan, mengadministrasikan dan
keterampilan- keterampilan lainnya.3
c. Modal Pengetahuan (intelektual)
Banyak penelitian yang mencoba untuk menjelaskan atau
mengklasilifikasikan apa yang di maksud dengan modal intelektual. Modal
pertama yang di kembangkan oleh petrash dalam bambang setiarso di sebut
value platform. Modal yang di kembangkan tersebut bisa di sebut dengan
modal klasifikasi. Patrash mencoba menjelaskan bahwa modal intelektual
adalah modal manusia, modal organisional, dan modal pelanggan. Modal
yang di kembangkan oleh Lowendahl dalam Hong mengembangkan modal
yang sebelumnya dengan beberapa modifikasi dan membagi kategori

3
Tim Fakultas, Ekonomi dan Bisnis, Modal Praktikum Kewirausahaan, (Medan:
Universitas Sumatra Utara, 2017), hlm. 42-43
3
kempetensi dan hubungan menjadi dua sub kelompok yaitu individual dan
kolektif.
Modal yang di kembangkan Stewart membagi dan mengeelompokkan
modal intelektual menjadi tiga bentuk dasar yaitu: modal manusia, modal
structural, dan modal pelanggan. Menurut Hong mengungkapkan The
Danish Cnferederatiade of Trade Unions (1999) yang melakukan
pengelompokkan modal intelektual menjadi sumber daya daring, sistem dan
pasar.
Modal intelektual secara ringkas di gambarkan sebagai berikut:
a. Human Capital
Menurut Ross karyawan atau anggota meghasilkan intelektual capital
melalui kompetensi mereka, sikp mereka di perusahaan dan kelincahan
dan kreatifitas intelektual mereka. Kompetensi meliputi keterampilan dan
tingkat pendidikan, sementara sikap meliputi komponen perilaku
keseharian dan kerja karyawan. Kelincahan intelektual membuat
seseorang untuk mengubah praktik dan memikirkan solusi inovatif untuk
masalah.
b. Struktul modal
Modal structural mencakup semua non manusia gudang
pengetahuan dalam organisasi yang meliputi database, bagan organisasi,
proses mental, strategi, rutinitas dan segala hal yang nilainya bagi
perusahaan lebih besar dari nilai materinya.
Menurut Bontis apabila semua oganisasi mempunyai sistem miskin
dan prosedur dimana untuk melacak tindakannya. Modal intelektual
secara keseluruhan tidak akan mencapai potensi sepenuhnya.organisasi
dengan modal structural yang kuat akan memiliki budaya yang
mendukung yang memungkinkan individu untuk mencoba hal baru,
belajar dan gagal. Modal structural adalah link penting yang
memungkinkan modal intelektual untuk di ukur pada tingkat analsis
organisasi.
c. Modal pelanggan
4
Tema utama dari modal pelanggan adalah pengetahuan tertanam
dalam saluran pemasaran dan hubungan pelanggan bahwa organisasi
berkembang melalui perjalanan bisnis. Hubert Saint Onge
mendefinisikan yag lebih baru telah memperlus kategori untuk mencakup
modal rasional yang berlaku meliputi pengetahuan tertanam dalam semua
hubungan organisasi bekembang baik itu dari pelanggan, competitor,
pemasok, asosiasi perdagangan dan pemerintah.4
B. Modal Insani Kewirausahaan
1. Modal Sosial
Teori modal sosial pertama kali di perkenalkan secara sistematis oleh
Bourdieu pada tahun 1972 dan Coleman pada tahun 1988. Definisi
mendasar yang di perkenalkan adalah modal sosial. Definisi tentang modal
sosial telah di paparkan oleh para ahli sebagai berikut:
a. Menurut putman
Modal sosial adalah karakteristik organisasi sosial, seperti jaringan,
norma-norma dan kepercayaan sosial, yang memudahkan koordinasi dan
kerjasama untuk manfaat bersama.5
b. Menurut Fujiwara dan Kawachi
Modal sosial adalah sumber-sumber daya yang di akses oleh
individu-individu dan kelompok-kelompok dalam struktur sosial, yang
memudahkan kerjasama, tindakan kolektif, dan terpeliharanya norma-
norma.
c. Menurut Fukuyuma
Definisi modal sosial adalah “social capital can be defined simply
as an instantiated set of informal values or norms shared among
members of a group that permits them to corporate with one another”.
Modal sosial secara sederhana didefinisikan sebagai kumpulan nilai-nilai

4
Zuliyati, Implementasi Pengelolaan Model Intelektual dalam Menciptakan Daya Saing
UMKM. Jurnal Kewirausahaan, Vol. 6 No. 2 Oktober 2003, hlm. 56
5
Erwin Thobias, dkk, Pengaruh modal sosial Terhadap Prilaku Kewirausahaan, Jurnal
Acta Diurna Edisi April 2003, hlm. 3
5
atau norma-norma informal secara spontan yang terbagi di antara para
anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama di
antara mereka.6
Jadi, modal sosial adalah investasi sosial yang meliputi sumber daya
sosial seperti jaringan, kepercayaan, nilai dan norma serta kekuatan
menggerakkn dalam struktur hubungan sosial untuk mencapai tujuan
individual atau kelompok secara efektif dan efisien.
Menurut Janusari Hasbulloh, unsure-unsur pokok dalam modal sosial
adalah sebagai berikut:
a. Partisipasi dalam suatu jaringan
Kelompok yang di bangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan
dengan cirri pengeloalaan organisasi yang lebih modern akan memiliki
tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan rentang jaringan yang
lebih luas.
b. Resiprocity
Kecendrungan saling tukar kebaikan antar individu dalam suatu
kelompok selalu mewarnai modal sosial. Sesorang atau banyak orang
dari suatu kelompok memiliki semangat membantu yang lain tanpa
mengharapkan suatu imbalan. Hal ini di dasari oleh nuansa altruism
(semangat untuk membantu dan mementingkan kepentingan orang lain).
c. Trust
Trust atau rasa percaya merupakan bentuk keinginan untuk
menganmbil resiko dalam hubungan sosial yang di dasari perasaan yakin
bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang di harapakan dan
akan bertindak dalam suatu pola tindakan yang mendukung dan tidak
merugikan diri dan kelompoknya.
d. Norma sosial

6
Boedya Supomo, Peranan Modal Dalam Implementasi Manajemen dan Bisnis, Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol 11, No. 1, April 2011, Fakultas Ekonomi Universitas Slamet
Riyadi Surakarta, hlm. 11
6
Norma sosial merupakan sekumpulan aturan yang di harapkan di patuhi
dan di ikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu.
Contoh norma sosial: bagaimana cara menghormati pendapat orang lain,
norma untuk hidup sehat, norma untuk tidak mencurangi orang lain.
e. Nilai-nilai
Nilai adalah sesuatu ide yang telah turun temurun di anggap benar
dan penting oleh anggota kelompok masyarakat, misalnya nilai prestasi,
kerja keras, kompetisi dan nilai harmonis.
f. Tindakan proaktif
Tindakan proaktif adalah keinginan yang kuat dari anggota
kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan
bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan masyarakat seperti
misalnya: membersihkan lingkungan tempat tinggal, berinisiatif menjaga
lingkungan bersama.7
2. Modal mental dan moral
Modal mental atau moral adalah modal keberanian yang di landasi
dengan agama. Modal mental merupakan kekuatan tekad dan keneranian
dalam melakukan ssuatu secara bertanggung jawab, seperti hal-hal berikut:
a. Keberanian untuk menghadapi resiko
b. Keberanian untuk menghadapi tantangan
c. Keberanian untuk melakukan perubahan
d. Keberanian untuk mengadakan pembaruan
e. Keberanian untuk menjadi lebih unggul
Modal mental di wujudkan dengan bentuk keberanian untuk
menghadapi resiko dan tantangan, keberanian melakukan perubahan dan
mengadakan pembaruan, serta berani menjadi yang lebih unggul. Dengan
mental yang unggul wirausahawan tidak akan memiliki sifat asal-aalan,
seperti asal ada, asal jadi, asal terjual, dan asal dapat uang. Akan tetapi

7
Jhosuari Hasbullah, Social Capital( Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia) ,
(Jakarta, MR- United Press, 2006), hlm 6
7
wirausahawan yang memiliki mental unggul akan berfikir untuk
mengembangkan usahanya agar lebih baik, lebih bernilai, dan lebih berguna
Sedangkan modal moral adalah keyakinan dan kepercayaan bahwa
tuhan yang mahakuasa sudah menjamin semua umat manusia untuk
menciptakan segala ciptaannya dan untuk menggali ciptaannya, manusia di
lengkapi akal dan pikiran. Dengan di lengkapi akal dan pikiran serta
kelengkapan dan kesempurnaan yang di miliki, manusia bisa memanfaatkan
dan mengembangkan segala yang di ciptakannya untuk di gunakan dalam
berusaha. Karena modal moral di gunakan untuk menyeimbangkan dengan
modal mental dan keberanian. Ada empat komponen modal moral yang
membuat seseorang memiliki kecerdasan moral yang tinggi, yakni:
a. Integritas
b. Tanggung jawab
c. Penyayang
d. Pemaaf8
C. Bekal Kompetensi Kewirausahaan
Wirausahawan merupakan seseorang yang memiliki kompetensi untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda atau kemampuan kreatif dan
inovatif, kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha, kemauan dan
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru, kemauan dan kemampuan
mencari peluang, kemampuan dan mencoba risiko, dan kemampuan untuk
mengembangkan ide serta meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-
kemampuan tersebut terutama diperlukan untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:9
1. Dekatkan produk atau jasa baru.
2. Nilai tambah baru.
3. Merintis usaha baru.
4. melakukan proses/teknik baru.
8
Rahmad Adi Purnomo, Membangun kesadaran Moral dan Etika Berinteraksi di dunia
Maya, Jurnal Cakrawala IX, Jil 5,. Hlm 73
9
Suryana, Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4,
(Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm 84-87
8
5. memperluas organisasi baru.
6. Menemukan pangsa pasar baru
Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting karena
wirausahawan bekerja sebagai perencana sekaligus pelaksana usaha. Sebagai
perencana, wirausahawan berperan dalam lingkup berikut:
1. Merancang perusahaan.
2. perusahaan strategis.
3. Pemrakarsa ide-ide perusahaan.
4. pemegang visi untuk memimpin.
Sementara itu, sebagai pelaksana usaha, wirausahawan berperan dalam:
1. Menemukan, menciptakan dan menerapkan ide baru yang berbeda
2. Meniru dan menduplikasi produk, teknologi, citra dan organisasi baru.
3. Meniru dan memodifikasi produk, teknologi, citra dan organisasi baru.
Dalam lingkungan usaha yang meningkatkan, pengetahuan atau keahlian
dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi seorang
wirausahawan. Pengetahua atau keahlian dalam perusahaan tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan tentang pasar dan strategi pemasaran.
2. Pengetahuan tentang konsumen (pelanggan) dan pesaing (baik yang baru
masuk maupun yang sudah ada).
3. Pengetahuan tentang pemasok dan cara mendistribusikan barang dan jasa
yang dihasilkan.
4. kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan, Identifikasi
segmentasi, dan motivasinya.
Di samping itu, diperlukan juga pengetahuan spesifik, seperti
pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan pembukuan, jadwal
produksi, manajemen personalia, manajemen keuangan, pemasaran dan
perencanaan.
1. Bekal Kecakapan/Keterampilan.

9
Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan kewirausahaan yang
membentuk kepribadian seorang wirausahawan. Menurut Dun & Bradstreet
(1993), pengusaha kecil harus memiliki kepribadian khusus, yaitu meliputi:
a. Penuh pendirian, realistis
b. Penuh harapan
c. Berkomitmen.
Menurut Ronald J. Ebert (2000: 117), efektifitas manajer perusahaan
bergantung pada keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dasar
manajemen tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Keterampilan teknis, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas khusus, seperti sekretaris, akuntan-auditor, dan
ahli gambar.
b. Keterampilan hubungan manusia, yaitu keterampilan memahami,
memahami, berkomunikasi, dan berhubungan dengan orang lain dalam
organisasi.
c. Keahlian konseptual, yaitu kemampuan pribadi untuk berpikir abstrak,
mendiagnosis, menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat situasi
luar. Keterampilan konseptual sangat penting untuk memperole peluang
pasar baru dan menghadapi tantangan.
d. Keterampilan pengambilan keputusan, yaitu keterampilan merumuskan
masalah dan memilih cara bertindak terbaik untuk memecahkan masalah
tersebut. Ada tiga tahap utama dalam pengambilan keputusan, yaitu
sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah, mengumpulkan fakta, dan menemukan
alternatif pemecahannya.
2) Mengevaluasi setiap alternatif dan memilih alternatif yang terbaik.
3) Mengimplementasikan alternatif yang dipilih, dipilihnya secara
berkala, dan keefektifan yang telah dipilih tersebut.
e. Keterampilan manajemen waktu, yaitu keterampilan dalam menggunakan
dan mengatur waktu seproduktif mungkin.

10
Menurut Small Business Development Center, untuk mencapai
keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri bergantung pada hal-hal berikut:
a. Keterampilan dan sikap individu, yaitu keterampilan dan sikap individu.
b. Pengetahuan tentang bisnis, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukan
c. Penetapan tujuan, yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan
perusahaan
d. Manfaatkan peluang, yaitu keunggulan dalam mencari peluang.
e. Beradaptasi dengan perubahan, yaitu kemampuan beradaptasi dengan
perubahan.
f. Meminimalkan ancaman terhadap bisnis, yaitu ancaman terhadap
perusahaan.
Setelah memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan tersebut,
selanjutnya seorang wirausahawan harus memiliki strategi perencanaan,
yaitu suatu proses penetapan tujuan dan penetapan langkah yang harus
diambil untuk mengidentifikasi sumber-sumber daya perusahaan misalnya
fasilitas, pasar, produk/jasa, dana dan karyawan. Menurut Allan Filley dan
Robert W. Price (1991:1-2) untuk mencapai keberhasilan dalam
kewirausahaan, khusunya perusahaan kecil, terdapat beberapa klasifikasi
yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut:
a. Craft, yaitu perusahaan tersebut harus dikelola oleh orang yang memiliki
keterampilan khusus.
b. Promotion, yaitu harus ada promosi dan didesain untuk menemukan
keunggulan dari inovasi.
c. Administratif, yaitu harus memiliki administrasi usaha sebagai
manajemen formal yang dibangun untuk mendukung fungsi-fungsi
bisnis.
Dalam rumusan yang lebih sederhana, kemampuan berwirausaha bisa
dilihat dari keterampilan manajerial. Robert Katz yang dikutip oleh Stephen
P. Robbins (1993) mengemukakan tentang kemampuan manajemen yang
meliputi:
11
a. Kemampuan teknik adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan perusahaan.
b. Kemampuan khusus adalah kemampuan bersosialisasi, bergaul, dan
berkomunikasi.
c. Kemampuan konseptual adalah kemampuan merencanakan,
merumuskan, meramalkan, atau memprediksikan.
Dari beberapa pendapat tersebut dpat dikatakan bahwa untuk menjadi
wirausahawan yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan
dan keterampilan kewirausahaan. Bekal pengetahuann yang terpenting
adalah bekal pengetahuan dan lingkungan usaha, pengetahuan tentang peran
dan tanggung jawab, pengetahuan tentang kepribadian dan kemampua diri
serta tentang manajemen dan organisasi.
2. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Untuk dapat menggunakan waktu, tenaga, dan mengelola serta
mengembangkan bisnisnya, seorang wirausahawan harus memiliki
kemampuan dan semangat untuk mengembangkan orang-orang
disekelilingnya. Seorang pemimpin yang baik tidak diukur dari berapa
banyak pengikut atau pegawainya, tetapi dari kualitas orang-orang yang
mengikutinya serta berapa banyak pemimpin baru di sekelilingnya.
Biasanya, tidak lebih dari 20 persen orang di sekitar kita yang mungkin
untuk terus dikembangkan. Dari 20 persen inilah kita memilih orang yang
kelak dapat mengembangkan usaha dan kita siap. Inilah proses yang disebut
deengan pengembangan, yang tidak meningkatkan keterampilan, namun
secara leih penting, mengembangkan karakter dan kemampuan intra ataupun
antarpersonal sebagai pemimpin bisnis. Jadi, seorang wirausahawan yang
cerdas harus selalu mengembangkan orang-orang di sekelilingnya agar
dapat menggunakan konsep pengungkit untuk mengembangkan bisnisnya.
Jiwa kepemimpinan sebagai faktor penting untuk dapat memengaruhi
kinerja orang lain dan memberikan sinergi yang kuat demi tercapainya suatu
tujuan. Seseorang yang memiliki kemampuan manajerial dapat dilihat dari
tiga kemampuan berikut:
12
a. kemampuan teknik.
b. Kemampuan pribadi/pribadi.
c. kemampuan emosional.
3. Memiliki Kemampuan Personal
Setiap orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang wirausahawan
harus memiliki kemampuan pribadi dengan berbagai keterampilan personal.
Hal ini dapat kita lihat indikatornya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
seorang pemilik toko roti dan kue harus memiliki kemampuan pribadi dalam
membuat kue dengan berbagai macam resep.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa:
1. Modal Kemauan adalah tekad atau niat yang kuat dan motivasi yang tinggi.
Tekad, niat dan motivasi atau di sebut kemauan adalah modal utama yang
harus ada pertama kali.
2. Modal keterampilan ada 5 yaitu:
a. Keterampilan konseptual
b. Keterampilan kreatif
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi
e. Keterampilan teknik usaha
3. Modal pengetahuan (ntelektual) menjadi tiga bentuk dasar yaitu:
a. modal manusia,
b. modal structural,
c. modal pelanggan
4. Modal Insani Kewirausaahan ada 2 yaitu:
a. modal sosial adalah investasi sosial yang meliputi sumber daya sosial
seperti jaringan, kepercayaan, nilai dan norma serta kekuatan
menggerakkn dalam struktur hubungan sosial untuk mencapai tujuan
individual atau kelompok secara efektif dan efisien.
b. Modal mental merupakan kekuatan tekad dan keneranian dalam
melakukan ssuatu secara bertanggung jawab.
c. modal moral adalah keyakinan dan kepercayaan bahwa tuhan yang
mahakuasa sudah menjamin semua umat manusia untuk menciptakan
segala ciptaannya dan untuk menggali ciptaannya, manusia di lengkapi
akal dan pikiran.
5. Bekal kompetensi kewirausahaan
a. Bekal kecakapan/keterampilan
b. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
14
c. Memiliki Kemampuan Personal
B. Saran
Seperti pada makalah lainnya pada umumnya sudah pasti tidak lepas dari
yang namanya kritik dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisannya. Ini
semua dikarenakan keterbatasan kemampuan penyusun dalam menyusun
makalah ini. Namun penyusun akan berjanji dan berusaha untuk memperbaiki
kesalahan dalam pembuatan makalah. Oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah
yang selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penyusun siap menerima kritik dan
saran yanng diberikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Suryana, 2014 Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4, (Jakarta:
Salemba Empat.
Suryana, 2006. Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju
Sukses Edisi 3, Jakarta: Salemba Empat.
Tim Fakultas, Ekonomi dan Bisnis, Modal Praktikum Kewirausahaan, (Medan:
Universitas Sumatra Utara, 2017
Zuliyati, 2003. Implementasi Pengelolaan Model Intelektual dalam Menciptakan
Daya Saing UMKM. Jurnal Kewirausahaan, Vol. 6 No. 2.
Erwin Thobias, dkk, 2003. Pengaruh modal sosial Terhadap Prilaku
Kewirausahaan, Jurnal Acta Diurna .
Boedya Supomo, 2011. Peranan Modal Dalam Implementasi Manajemen dan
Bisnis, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol 11, No. 1, Fakultas
Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta,
Jhosuari Hasbullah, 2006. Social Capital( Menuju Keunggulan Budaya Manusia
Indonesia) ,Jakarta, MR- United Press.
Rahmad Adi Purnomo, Membangun kesadaran Moral dan Etika Berinteraksi di
dunia Maya, Jurnal Cakrawala IX, Jil 5.

16

Anda mungkin juga menyukai