Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

RUANGLINGKUP (DISIPLIN KEWIRAUSAHAAN, KONSEP, KONTEKS DAN


HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN)

OLEH

NAMA : SANRI AUDELIA MIKIDORI


NIM : 2110030123
KELAS : III D MANAJEMEN

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
kebaikanNya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ruanglingkup (disiplin
kewirausahaan, konsep, konteks dan hakikat kewirausahaan) Makalah ini saya buat guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah Kewirausahaan

Saya menyadari bahwa makalah yang Saya buat ini jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan saya. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat saya perlukan guna melengkapi kekurangan dari makalah saya.

Saya berharap makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.

Sanri Audelia Mikidori

ii
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Permasalahan...................................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
ILMU KEWIRAUSAHAAN.....................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................................5
A. Kesimpulan.....................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................5

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan dapat menolong manusia menjadi lebih baik. Pendidikan yang paling cocok
adalah pendidikan yang mampu memberikan suatu bekal minimum kepada peserta didik,
sehingga mereka tidak harus lagi tercekam oleh pola berpikir mencari kerja. Pendidikan yang
dapat memberikan bekal berupa kemampuan menciptakan kerja atau mandiri. Untuk mampu
menciptakan kerja diperlukan latihan mengenal dan menguasai kesempatan. Melalui program
pendidikan dan latihan, membiasakan cara berpikir dan bersikap mental maju. Keahlian yang
diperlukan terutama keahlian mengurus atau menyelesaikan sesuatu, menawarkan sesuatu,
dan keahlian tertentu termasuk penguasaan bahasa asing tertentu.
Latihan kewirausahaan menyangkut keimanan, jiwa dan semangat, sikap mental dan
watak kepribadian, daya pikir kreatif, risiko dan persaingan, kemampuan meyakinkan,
kepengurusan (manajemen), serta keterampilan usaha. Pendidikan kewirausahaan merupakn
bekal minimum yang patut dimiliki dan diberikan kepada setiap manusia Indonesia agar
dalam kehidupan sehari-harinya lambat laun dapat mencapai keerhasilan yang maksimal
melalui pengalamannya. Pendidikan kewirausahaan secara bertahap dapat membendung
kebiasaan meminta dan lebih membekali dengan kebiasaan memberi.
Dewasa ini banyak orang yang belum mendapatkan pekerjaan untuk mencukupi
kebutuhan hidup. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi hal tersebut, diantaranya adalah
minimnya pendidikan yang dimiliki, tidak memiliki keterampilan yang cukup, sempitnya
lapangan pekerjaan, serta kurang adanya perhatian dari pemerintah untuk menciptakan
lapangan pekerjaan bagi mereka.
Sebagai generasi penerus bangsa harus mampu menciptakan peluang usaha agar tidak
menambah jumlah pengangguran di Indonesia. Para pemuda harus memiliki pola pikir yang
dinamis dan kreatif dalam upaya meminimalisir adanya krisis ekonomi dan berusaha untuk
mengembangkan kewirausahaan dalam rangka mensejahterakan masyarakat.
.
B. Permasalahan

1. Bagaimana ruang lingkup disiplin ilmu kewirausahaan?


2. Bagaimana konsep kewirahausahaan?
3. Bagaimana konteks kewirausahaan?
4. Bagaimana Hakikat kewirausaaan?

C. Tujuan

1. Ruang Lingkup Disiplin Ilmu Kewirausahaan?


2. Untuk Mengetahui Konsep Kewirausahaan
3. Untuk Mengerti Konteks Kewirausahaan
4. Untuk Mengerti Hakikat Kewirausaan

1
BAB II
ILMU KEWIRAUSAHAAN

A. Disiplin ilmu kewirausahaan

Kewirausahaan merupakan terjemahan dari kata Inggris entrepreneurship.


Entrepreneurship pada mulanya merupakan konsep yang dikembangkan dalam tradisi
sosiologi dan psikologi. Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin  ilmu yang
mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin
dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut Thomas W. Zimmerer (1996), kewirausahaan
adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Dahulu, kewirausahaan adalah urusan pengalaman langsung di lapangan. Sebab itu
kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir, sehingga kewirausahaan tidak dapat
dipelajari dan diajarkan. Sekarang kewirausahaan bukan hanya bakat bawaan sejak lahir atau
urusan lapangan, tapi juga dapat dipelajari dan diajarkan.
Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang
wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan
persaingan, maka dewasa ini sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan
kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu displin ilmu tersendiri yang independen. Hal itu
menurut Soeharto Prawirokusuma (1997) dikarenakan sebagai berikut.
1)            Kewirausahaan berisi “body of knowledge” yang utuh dan
nyata (distinctive), yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
2)            Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi “venture start-up” dan
“venture-growth”, ini tidak jelas masuk dalam kerangka pendidikan manajemen
umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
3)            Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri.
4)            Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan berusaha
dan pemerataan pendapatan.
Disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat,
yaitu berkembang bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai
bidang seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi-institusi
lainnya, misalnya birokrasi pemerintah, perguruan tinggi, dan swadaya lainnya. Pada
mulanya, kewirausahaan berkembang  dalam bidang perdagangan. Dalam bidang-bidang
tertentu, kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan,
pembaharuan, dan kemajuan. Kewirausahaan tidak hanya dapat digunakan sebagai kiat-kiat
bisnis jangka pendek tapi juga sebagai kiat kehidupan secara umum yang berjangka panjang
untuk menciptakan peluang.

2
B. Konsep kewirasahaan

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam


menanganiusaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yanglebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.

kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan prilaku seseorang dalam


berkreasi dan berinovasi. Oleh karena itu, objek studi kewirausahaan adalah niali-nilai dan
kemampuan (ability) seseorang yang diwujudkan dalam bentuk prilaku.

C. Konteks kewirausahaan

 Menurut pandangan Ahli Ekonomi

Menurut ahli ekonomi, wirausahawan adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor


produksi, seperti sumber daya alam, tenaga kerja/sumber daya manusia (sdm), meterial, dan
peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.

 Pandangan Ahli Manajemen

Wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan


mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan, barang mentah (material), tenaga kerja,
keterampilan, dan informasi, untuk menghasilkan produk baru. Selain yang disebutkan diatas
juga memiliki kemampuan mengombinasikan unsur-unsur internal meliputi motivasi, visi,
komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

 Pandangan Pelaku Bisnis

Dalam konteks bisnis, menurut norman m. Scarbough dan thomas w. Zimmerer


kewirausahaan didefiniskan adalah seseorang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam
menghadapi resiko dan ketidakpastian untuk maksud memperoleh keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan mengombinasikan sumber-sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan peluang tersebut.

Menurut sri edi swasono, wirausahawan adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha
adalah wirausahawan. Wirausahawan adalah pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung
resiko yang mempunyai visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam prestasi dalam bidang
usaha

 Pandangan Psikolog

Wirausahawan adalah orang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk
memperoleh suatu tujuan, suka menguji coba atau bereksperimen untuk menampilkan
kebebasan dirinya diluar kekuasan orang lain.

3
 Pandangan Pemodal

Wirausahawan adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan
cara-cara baru untuk menggunakan sumberdaya. Mengurangi pemborosan, dan membuka
lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

D. Hakikat Kewirausahaan

Kewirausahaan pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara
kreatif. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian, dan keberanian
menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan
memelihara usaha baru. Dari beberapa konsep kewirausahaan, ada enam hakikat penting
kewirausahaan, yaitu:
1)            Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis.
2)            Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.
3)            Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (usaha).
4)            Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (verture growth).
5)            Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat
memberikan nilai lebih.
6)            Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan.
Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat definisikan
sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya,
proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Pada dasarnya semua manusia dipaksa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masing-masing
dan melalui usaha yang mereka jalankan itu artinya mereka telah memenuhi kebutuhannya
masing-masing. Dahulu mungkin kata kewirausahaan dikhususkan bagi mereka yang
mempunyai bakat sejak lahir dalam berwirausaha dan yang mempunyai pengalaman lapangan
langsung dan tidak bias dipelajari atau diajarkan. Tetapi paradigma saat ini tidak lagi seperti
itu. Kewirausahaan bukanlah bakat bawaan sejak lahir maupun pengalaman lapangan
langsung. Tetapi lebih tepatnya sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap manusia dapat
dipelajari dan juga diajarkan

DAFTAR PUSTAKA

Afif. 2011. Kewirausahaan. http://thez-afif.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-
kewirausahaan.html. diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pukul 11.07.

Buchari, Alma. 2006. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Iwantono, Sutrisno.2002. Kiat Sukses Berwirausaha. Jakarta: PT Grasindo.

Kasmir. 2007. Kewirausahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mursobah, Ahmad. 2012. Konsep Dasar


Kewirausahaan. http://cobah-ajah.blogspot.co.id/2012/05/konsep-dasar-
kewirausahaan.html. diakses pada tanggal 06 Maret 2017 pukul 02.58.

Riyanto, Astim. 2000. Kapita Selekta Kewirausahaan. Bandung: Yapemdo.

Sulastri, Attie Srie. 2008. Kewirausahaan untuk SMK. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai