KELOMPOK I
KEWIRAUSAHAAN
(ENTERPRENEURSHIP)
DOSEN: Dr. ENDANG SUGIARTI, S.E., M.M.
OLEH:
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami (Penyusun) bisa menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan/Enterpreneurship.
Dengan penyusunan makalah ini, sangat diharapkan agar kami selaku mahasiswa dapat lebih
meningkatkan pengetahuan tentang dunia kewirausahaan. Pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan tambahan pengetahuan sebagai bekal nanti dalam memasuki dunia kerja.
Akhir kata, kami (Penyusun) menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang......................................................................................................................
B. Tujuan
Penulisan...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat penulis rangkum dari latar belakang diatas adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana disiplin ilmu serta inti dan konsep dasar ilmu kewirausahaan ?
2. Apa pengertian kewirausahaan, Wirausaha dan Wirausahawan ?
3. Bagaimana jiwa dan sikap kewirausahaan serta tujuan, fungsi dan peran wirausaha?
C. TUJUAN PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam merumuskan tujuan perlu adanya perenungan dan koreksi, yang kemudian
dibaca, diamati berulang-ulang sampai dipahami secara mendalam.
Kemampuan berinisiatif.
Tahun 1755: Seorang Irlandia bernama Richard cantillon yang berdiam di Prancis
merupakan orang pertama yang menggunakan istilah “wirausaha” dalam bukunya
Essai sur la nture du commerce en generale. Dalam buku tersebut, ia menelaskan
bahwa wirausaha adalah seseorang yang mengambil resiko. Pada awalnya, wirausaha
merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah dan
menjualnya dengan harga yang tidak pasti.
Tahun 1912: Schumpeter mengartikan wirausaha yang sampai saat ini masih relevan
dan masih diikuti banyak kalangan. Menurutnya wirausaha tidak selalu bararti
pedagang atau manajer, tetapi juga seorang yang unik yang memiliki keberanuan
dalam mengambil resiko dan memperkenalkan produk-produk yang inovatif serta
teknologi baru ke dalam perkonomian.
Tahun 1995: Definisi yang dikemukakan oleh Peter F. Drucker dikemukakan lebih
luas lagi oleh Peter Hisrich yang mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses
penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan
waktu dan usaha, diikuti dengan penggunaan uang, fisik, resiko, dan kemudian
menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Tahun 1996: Definisi diatas tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh
Thomas W. Zimmerer yang mengungkapkan bahwa kewirausahan merupakan proses
penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang
yang dihadapi orang dalam setiap hari.
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri
dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang,
menentukan mengelola, mengendalikan semua usahanya. Sedangkan kewirausahaan
adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya,
bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan
dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya. Seorang yang memiliki jiwa dan sikap
wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya. Dari waktu ke waktu, hari
demi hari, minggu demi minggu selalu mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan
kehidupannya. Ia selalu berkreasi dan berinovasi tanpa berhenti, karena dengan berkreasi
dan berinovasi lah semua peluang dapat diperolehnya. Wirausaha adalah orang yang
terampil memanfaatkan peluang dalam mengembangkan usahanya dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupannya.
Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha dalam arti mampu berdiri sendiri dalam
menjalankan usahanya dan pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya,
msaayarakat , bangsa dan negaranya, akan tetapi banyak diantara kita yang tidak berkarya
dan berkarsa untuk mencapai prestasi yang lebih baik untuk masa depannya, dan ia
menjadi ketergantungan pada orang lain, kelompok lain dan bahkan bangsa dan Negara
lainnya.
Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam
bahasa Inggris di kenal dengan between taker atau go between. Pada abad pertengahan
istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin
proyek produksi, Konsep wirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter
yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan
barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang
baru atau pun yang telah ada.
Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Sedangkan proses kewirausahaan adalah meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan
untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Istilah
wirausaha dan wiraswasta sering digunakan secara bersamaan, walaupun memiliki
substansi yang agak berbeda.
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:5) mengemukakan definisi
wirausaha sebagai berikut: “An entrepreuneur is one who creates a new business in the
face of risk and uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those
opportunuties”.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru
dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap.
Mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-
tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau
dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai
terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental
dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam
rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different)
melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan
watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam
dunia nyata secara kreatif.
Dari beberapa konsep yang ada, ada 6 (enam) hakekat penting kewirausahaan sebagai
berikut (Suryana,2003:13), yaitu:
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis
(Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro,
1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan kepada konsumen.
Didalam berwirausaha, seseorang dituntut untuk bisa menciptakan suatu peluang yang
baru dengan pemikiran-pemikiran yang inovatif baik itu sesuatu yang baru ditemukan
maupun sesuatu yang telah ada, namun dilakukan perubahan berupa perbaikan
maupun inovasi. Adapun cara-cara menciptakan peluang usaha yaitu antara lain
sebagai berikut dibawah ini:
a. Pengembangan teknologi.
b. Penemuan pengetahuan ilmiah.
c. Perbaikan produk barang atau jasa yang sudah ada.
d. Menemukan cara baru untuk meningkatkan produktivitas dengan sumber daya
yang lebih efisien.
Pengertian Wirausahawan
Dari pengertian wirausaha diatas hampir sama dengan pengertian kewirausahaan. Yang
memberdayakan antara wirausaha dan wirausahawan adalah objek atau pelaku yang
melakukan wirausaha. Jadi, bisa dikatakan bahwa wirausahawan adalah pelaku yang
berani untuk mengambil risiko dan melihat peluang usaha.
Dalam menjalankan berbagai prosesnya, wirausaha mengombinasikan berbagai macam
faktor reduksi seperti tenaga kerja, sumber daya alam, material dan peralatan lain yang
dibutuhkan. Seorang wirausahawan juga dapat menghasilkan nilai yang lebih tinggi atau
disebut dengan creative destruction yang akan menambah keterampilan kreativitas.
Ciri-Ciri Wirausaha
Wirausaha juga memiliki ciri-ciri khusus terlebih bagi wirausaha yang benar. Jadi, jika
kita ingin memulai sebuah usaha pastikan jenis wirausaha yang akan dibuat memang
benar dan tidak menyalahi aturan. Berikut ini adalah ciri-ciri wirausaha yang baik dan
benar.
Selalu Berpikir Positif
Berpikir positif menjadi hal yang penting jika kita ingin memulai sebuah wirausaha.
Berpikir positif ini sangat penting terutama bagi kita yang akan mengambil keputusan
dalam sebuah usaha.
Terlebih dalam berwirausaha peluang untuk gagal itu ada, hal inilah yang membuat
banyak orang takut untuk memulai sebuah usaha. Padahal dengan berpikir positif
secara tidak langsung rasa cemas ini akan berubah menjadi sikap optimis bahwa usaha
yang dilakukan akan berhasil. Hal ini juga yang membuat anda akan jauh lebih
semangat dalam menjalankan sebuah usaha.
Menciptakan sebuah usaha secara tidak langsung kita juga dapat memajukan dan
menyejahterakan masyarakat. Mengapa? Sebab dari berwirausaha secara otomatis kita
akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang berada di wilayah
perusahaan.
Sebagai contoh, saya membuka pabrik kayu, maka saya juga membutuhkan karyawan
untuk membantu proses produksi. Dari ini masyarakat sekitar bisa ikut bergabung
untuk membantu proses produksi usaha saya.
Dengan demikian saya turut membantu perekonomian masyarakat dan membuatnya
menjadi lebih maju dan sejahtera. Satu lagi, dengan berwirausaha, saya juga dapat
turut membantu menurunkan jumlah pengangguran yang ada di Indonesia.
1. Sikap Mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam
keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi
budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas. Orang baik budi
merupakan kader pembangunan bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban
masyarakat dari bangsa itu sendiri.
Tentu kita tidak ingin melihat bahwa banyak kejahatan dan keculasan merajalela di
negeri ini. Itu sebabnya pembinaan sikap mental menjadi unsur penting dalam dunia
kewirausahaan sekaligus dalam kehidupan. Selain menghadirkan sifat-sifat baik
alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif
dalam motivasi dan proaktivitas.
Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menemukan
kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukan sikap mental yang
positif terhadap pekerjaan wirausahawan, karena sikap inilah yang akan ikut
menentukan keberhasilan wirausahawan.
2. Kepemimpinan
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang
lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha membangkitkan suatu
keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap
tepo seliro.
Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan
sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan
lain dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.
3. Tata Laksana
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan. Yang
perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer
saja. Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan
ibu rumah tanggapun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan
belanjaannya. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur.
Gunanya jelas, yaitu untuk menghasilkan efektifitas dan efisiensi setiap pekerjaan,
agar mendapatkan hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam
penyerahannya.
4. Ketrampilan
Lapisan terluar dari struktur prioritas kewirausahaan adalah ketrampilan. Banyak
pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan
bisa diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya
tidaklah terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya
seorang penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah
perusahaan pakaian jadi yang cukup besar.
Namun demikian, kalau wirausahawan mau meneliti lebih jauh, ternyata
keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata,
melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership
yang bersangkutan yang menuntun dan membawanya ke jenjang sukses.
Dengan semakin berkembang suatu usaha, tentu akan membutuhkan semakin banyak
sumber daya manusia untuk mengelolanya. Hal ini lantas akan membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Menambah lapangan pekerjaan juga membantu
untuk mengurangi pengangguran yang ada. Saat ini, masih banyak masyarakat yang
belum memiliki pekerjaan. Dengan berkembangnya suatu usaha yang diciptakan oleh
para enterpreneur ini, maka masyarakat yang kesulitan mendapat pekerjaan ataupun
masih kekurangan secara finansial dapat terbantu. Ini adalah tujuan wirausaha yang
pertama.
2. Membantu menularkan semangat berwirausaha.
Seorang wirausaha tentunya memiliki jiwa yang kreatif, kompetitif, dan kaya akan
ide, inovasi ataupun terobosan. Tujuan wirausaha yang satu ini bisa disalurkan kepada
masyarakat yang memang menginginkan sebuah pembaharuan atau terobosan dan
ingin memiliki usahanya sendiri. Dengan saling berbagi ide ataupun memberikan
inspirasi, masyarakat juga akan tergerak untuk mencoba membuka sebuah usaha.
Dewasa ini, masyarakat memiliki pola pikir yang berbeda dengan masyarakat
sebelumnya. Berbagai inovasi serta ide akan selalu berkembang dan bervariasi. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya penjaja makanan dan variasi yang mereka tawarkan di
setiap kota. Makanan adalah contoh umum yang mudah menjadi sebuah tren. Hal ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengembangkan inovasi dalam
berwirausaha. Sebuah inovasi dan kreativitas tak selalu terpaku pada suatu hal. Dan
jika produk yang ditawarkan memiliki nilai lebih di mata masyarakat, produk tersebut
tentu akan semakin naik nilai jualnya.
Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu secara mikro
dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu
(innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan
menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan
sebagainya.
Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru,
merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam
meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain.
Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan
kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan
perekonomian suatu negara.
Manfaat Kewirausahaan
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa pemilik bisnis mikro, kecil, dan atau
menengah percaya bahwa mereka cenderung bekerja lebih keras, menghasilkan lebih
banyak uang, dan lebih membanggakan daripada bekerja di suatu perusahaan besar.
Sebelum mendirikan usaha, setiap calon wirausahawan sebaiknya mempertimbangkan
manfaat kepemilikan bisnis mikro, kecil, dan atau menengah.
Manfaat adanya para wirausaha, adalah sebagai berikut:
Berusaha memberikan bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai
dengan kemampuannya.
Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
Memberikan contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan
perintah agama.
Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut
diteladani.
Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan
lingkungan, dan kesejahteraan.
Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun
dan jujur dalam menjalani pekerjaan.
Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak
boros.
Asas Kewirausahaan:
Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan etika bisnis yang sehat.
Kemampuan usaha secara tekun, teliti, dan produktif.
Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis,
termasuk keberanian mengambil resiko bisnis.
Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian.
Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif.
Karakterisitik Wirausahawan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar
sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai
potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua
resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
a) Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
b) Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
c) Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada 3 (tiga) resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1) Resiko pasar atau persaingan
2) Resiko financial
3) Resiko teknik
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa
baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan
evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang?
Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya:
1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih
baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara
melakukan suatu pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari Entrepreneurship dalam bahasa
Inggris. Kata Entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Perancis yaitu
“entreprend” yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini
diperkenalkan pertama kali oleh Rihard Cantillon (1755).
Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk
menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis
dari tingkat produktivitas rendah di tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih
banyak lagi. Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh sifat dan
kepribadian seseorang.
The officer of Advocacy of Small Business Administration, bahwa kewirausahaan yang
berhasil pada umumnya memiliki sifat-sifat kepribadian. Seperti telah diungkapkan
bahwa wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang mempunyai
kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi sedemikian rupa yang
kemudian terbukti benar, mempunyai semangat.
B. SARAN
Makalah yang kami susun saat ini belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena kami hanya manusia biasa
yang tidak luput dari khilaf/kesalahaan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT
semata.Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca
demi perbaikan dimasa mendatang
DAFTAR PUSTAKA
1. http://broulla.blogspot.com/2016/04/makalah-ruang-lingkup-disiplin-ilmu.html?m=1
2. https://www.google.com/amp/s/rubyofhazzard.wordpress.com/2011/05/25/konsep-inti-
kewirausahaan/amp/
3. https://www.materibelajar.id/2019/07/pengertian-kewirausahaan-dan-wirausaha.html?
m=1
4. https://moondoggiesmusic.com/pengertian-wirausaha/#gsc.tab=0
5. https://binus.ac.id/entrepreneur/2019/07/04/jiwa-kewirausahaan/#:~:text=Jiwa
%20wirausaha%20adalah%20jiwa%20kemandirian,uang%20itu%20penting%20dan
%20seseorang
6. https://www.jurnal.id/id/blog/2017-tips-menumbuhkan-jiwa-entrepreneurship/
7. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/widyacipta/article/download/5102/pdf