Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KEPRIBADIAN

TATA KRAMA DALAM PERGAULAN

Disusun oleh :

KELOMPOK IX (SEMBILAN)
IMA RAHMAWATI 191302019
EKA ARLI MULIARTI 191302037
SRI WAHYUNI 191302052
HADIJA 191302086
JURARIANI 191302180

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Illahi Rabbi karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, dengan didorong semangat dan daya upaya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “TATA KRAMA DALAM PERGAULAN”
Makalah ini kami susun sebagai bagian dari penyempurnaan pembelajaran kami.
Dengan demikian dipandang perlu mengkaji dan menelaah tentang materi yang dipaparkan
dalam makalah, namun dengan segala keterbatasan kami hanya dapat menjelaskan dengan
paparan yang kurang sempurna.
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan dan telaah ilmu
yang nantinya dapat dijadikan salah satu kajian pengetahuan yang diterapkan dalam proses
pembelajaran.

Kendari, Januari 2021

Tim Penyusun

i
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................1
C. TUJUAN MAKALAH...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3
A. PENGERTIAN ETIKA DAN ETIKET.....................................................3
B. PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA......................................................4
C. PRINSIP –PRINSIP ETIKA PERGAULAN.............................................6
D. MELAKSANAKAN PRINSIP – PRINSIP ETIKA PERGAULAN.........7
E. CONTOH ETIKA DALA PERAULAN....................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................13


A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat perlu latihan sejak dini, bahkan sejak
seseorang mengenal orang lain di luar dirinya sendiri. Sejak usia anak-anak hingga
menjadi orang dewasa, bahkan orang tua sekalipun dalam kehidupannya tidak lepas dari
apa yang disebut dengan pergaulan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan,
yaitu kemungkinan diterima secara baik atau ditolak oleh kelompok, lingkungan, bahkan
di dalam masyarakat luas pada umumnya. Jika seseorang di dalam bergaul dapat diterima
dengan baik di dalam komunitasnya, maka seseorang itu akan lebih percaya diri, timbul
semangat untuk lebih berkarya dan berprestasi. Harga diri akan meningkat dengan
sendirinya. Penghargaan demi penghargaan akan diperoleh dan kepercayaan akan terus
meningkat yang datang dari komunitasnya. Meskipun demikian diperlukan pengendalian
diri dengan: selalu mendekatkan diri kepasa Tuhan Yang Maha Esa seraya memohon
petunjukNya agar selalu diberikan bimbingan ke arah yang lebih baik.

Lingkungan masyarakat merupakan barometer/tolak ukur seseorang, apakah


sikap, tutur kata dan perilaku seseorang dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak
sesuai dengan norma dan tata nilai di dalam masyarakat itu sendiri.
Keterampilan bergaul dapat dilihat sejak kanak-kanak hingga dewasa. Ketika
masih kanak-kanak seseorang suka berkenalan dengan cara yang paling sederhana, yaitu
tersenyum dan menyapa kawan-kawan yang baru dijumpainya.  Ini merupakan awal
terbentuknya rasa percaya diri dengan dunia pergaulan dilingkungannya yaitu dunia anak.
Sampai saatnya seseorang memasuki dunia remaja dan dewasa, untuk belajar sesuai
dengan usianya, karena pergaulan akan membawa kesuksesan di masa yang akan datang.

B. TUJUAN

1.      Untuk menjelaskan pengertian etika pergaulan.


2.      Untuk mengetahui cara-cara bersikap dalam pergaulan.
3.      Untuk mengetahui prinsip – prinsip pergaulan.
4.      Untuk melaksanakan etika pergaulan.
5.      Untuk mengetahui upaya mewujudkan pola pergaulan yang sehat.

1
C. MANFAAT

1.      Menambah ilmu dan wawasan mengenai etika pergaulan


2.      Menambah ilmu dan pengetahuan tentang pergaulan yg sehat
3.      Menambah pengetahuan tentang prinsip – prinsip pergaulan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA DAN ETIKET

1.    PENGERTIAN ETIKA
Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang artinya watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika berkaitan erat dengan kata moral yang
merupakan istilah bahasa latin yaitu mos, dan bentuk jamaknya mores, yang berarti adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan),
dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral kurang lebih sama pengertiannya. Tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan: moral untuk memberi penilaian terhadap perbuatan yang dilakukan
seseorang sedangkan etika untuk pengkajian sistem nilai /adat kebiasaan yang seharusnya
berlaku.
Pengertian etika dan etiket juga seringkali dicampuradukkan, padahal kedua istilah
tersebut mengandung arti yang berbda me ski terdapat persamaan. Persamaannya adalah etika
maupun etiket sama-sama berkaitan dengan perilaku manusia secara normatif yang etis.
Perbedaannya adalah etiket berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan
formal. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu sebagaimana seharusnya
seseorang melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan.
2.    PENGERTIAN ETIKET
Istilah etiket berasal dari Etiquette (Perancis) yang didapat dari sebutan suatu kartu
undangan yang biasanya digunakan semasa raja-raja di Perancis untuk mengadakan
pertemuan resmi, pesta pada resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan.
Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama
yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara
berbicara, dan cara bertamu dengan sikap perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan
formal atau resmi.
Definisi etiket menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan  kumpulan
tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab. Pendapat lain
mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat

3
tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat
yang baik dan menyenangkan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu
: Etiket (Belanda) secarik kertas yang ditempelkan pada kemasan barang-barang (dagang)
yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu diperhatikan
dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
Bertens dalam bukunya yang berjudul “Etika” (2000)Etiket menyangkut cara (tata
acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal : Ketika saya menyerahkan sesuatu
kepada orang lain, saya harus menyerahkannya dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya
menyerahkannya dengan tangan kiri, maka saya dianggap melanggar etiket.
Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di
sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket
tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki
saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang
makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan
dengan cara demikian.
Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau bersendawa waktu
makan.
Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket
bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampi sebagai “manusia berbulu ayam”,
dari luar sangan sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan.

B. PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA

Etika menyangkut cara perbuatan yang harus dilaksanakan oleh seseorang atau


kelompok tertentu; memberikan norma tentang perbuatan itu sendiri; menyangkut apakah
suatu perbuatan baik dilakukan antara ya dan tidak; tidak memperhatikan orang lain atau
tidak; jauh bersifat mutlak; prinsip sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar-
menawar; lebih menyangkut aspek internal manusia; dalam hal perilaku etik, manusia tidak
bisa  bersifat kontradiktif;
Etiket memberikan dan menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak; hanya berlaku
dalam pergaulan social; selalu berlaku ketika ada orang lain; bersifat relative / terjadi

4
keragaman dalam penafsiran; hanya menyangkut segi lahiriah saja; dalam hal etiket orang
dapat munafik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan etiket dan etika yaitu:
a)      Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Misal :
Ketika saya menyerahkan sesuatu kepada orang lain, saya harus menyerahkannya
dengan menggunakan tangan kanan. Jika saya menyerahkannya dengan tangan kiri,
maka saya dianggap melanggar etiket.Etika menyangkut cara dilakukannya suatu
perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang
mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang
lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu
norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan
tangan kanan atau tangan kiri.
b)      Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di
sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka
etiket tidak berlaku. Misal : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil
meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket.
Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak
melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian. Etika selalu berlaku, baik
kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Misal: Larangan mencuri selalu berlaku,
baik sedang sendiri atau ada orang lain. Atau barang yang dipinjam selalu harus
dikembalikan meskipun si empunya barang sudah lupa.
c)      Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, bisa saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Misal : makan dengan tangan atau
bersendawa waktu makan. Etika bersifat absolut. “Jangan mencuri”, “Jangan
membunuh” merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar.
d)     Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Orang yang berpegang pada etiket
bisa juga bersifat munafik. Misal : Bisa saja orang tampil sebagai “serigala berbulu
domba”, dari luar sangat sopan dan halus, tapi di dalam penuh kebusukan. Etika
memandang manusia dari segi dalam. Orang yang etis tidak mungkin bersifat
munafik, sebab orang yang bersikap etis pasti orang yang sungguh-sungguh baik.

5
C. PRINSIP –PRINSIP ETIKA PERGAULAN

Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua kutub yang
ekstrem, yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Semestinya  lebih di tekankan
kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin
persaudaraan serta menambah wawasan.
1.      Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan
Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia
lain. Keadaan ini harus kita sadari betul, supaya kita tidak menjadi manusia paling egois
dan merasa paling benar.
2.      Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak
Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Saya yakin anda
tidak suka di rugikan demikian sebaliknya orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari
itulah salah satu dasar pergaulan sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan
sampai kita berpikir untuk merugikan orang lain
3.      Saling menghormati dan menghargai
Satu kata yang selalu saya ingat jika kita ingin di harga dan di hormati orang lain,
maka kita harus lebih dulu bisa menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai
dan menghormati orang lain ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai
dan menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah
orang lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan
menghormati cara berpikir orang lain dan sebagainya.
4.      Tidak berprasangka buruk
Agama menapun jelas melarang seseorang untuk berprasangka buruk kepada orang
lain. Karena prasangka buruk hanya akan mendatangkan masalah dan permusuhan antara
kita dengan orang lain.
5.      Saling memahami perbedaan
Manusia di lahirkan dengan berbagai macam perbedaan, baik itu dari segi fisik,
psikologis, ras, suku, budaya dan lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan
tersendiri, karena hal inilah kita harus memahami perbedaan tersebut.
6.      Saling memberikan nasihat
Orang bijak berkata teman yang baik adalah teman yang selalu mengajak ke jalan
yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan

6
yang sehat. Dengan saling memberikan nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin
hubungan yang lebih sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak.
Dengan memiliki etika pergaulan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka akan tercipta
hubungan yang harmonis dengan orang-orang di lingkungan tempat kita berada.
Selain 6 hal diatas, dalam memahami prinsip-prinsip etika yang baik maka perlu juga
untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Hak dan kewajiban
Hak kita memang layak untuk kita tuntut, tetapi juga jangan sampai meningglkan kewajiban
kita sebagai makhluk social.
2.      Tertib dan Disiplin
Selalu tertib dan disiplin dalam melakukan setiap aktifitas. Disiplin waktu supaya tidak
keteteran dalam membagi waktu yg kita punyai.
3.      Kesopanan
Senantiasa menjaga sopan santun, baik dengan teman sebaya atau orang tua dan juga guru
dimanapun dan kapan pun
4.      Kesederhanaan
Bersikaplah sederhana dan menurut ajaran agama yg kita anut dianut masing-masing.
5.      Kejujuran
Jujur akan membawa kita kedalam kebenaran. Bersikaplah jujur walaupun itu pahit
6.      Keadilan
Senantiasa bersikap adil dalam pergaulan. Tidak membeda-bedakan teman.
7.      Cinta Kasih
Saling mencintai dan menyayangi teman agar ita terhindar dari permusuhan.
8.      Suasana dan Tempat Pergaulan Kita
Ini sangat penting juga bagi kita dan harus menjadi bahan pertimbangan serta perhatian kita
semua.

D. MELAKSANAKAN PRINSIP – PRINSIP ETIKA PERGAULAN

Etika juga dapat dipergunakan sebagai tolok ukur kepribadian seseorang. Etika dapat
dibentuk melalui berbagai cara, antara lain dengan pergaulan, pendidikan, lingkungan dan
kebiasaanyang harus diperhatikan dalam etika pergaulan baik dengan orang sebaya, dibawah
maupun yang diatas kita baik disisi sosial maupun usia adalah prinsip saling menghormati.

7
Dengan etika yang baik dapat dipastikan bahwa seseorang akan dapat diterima dengan baik
dalam pergaulan sehari-hari.
Hal mendasar dalam etika pergaulan adalah :
1.      Bersikap sopan santun dan ramah
2.      Perhatian terhadap orang lain
3.      Mampu menjaga perasaan orang lain
4.      Toleransi dan rasa ingin membantu
5.      Mampu mengendalikan emosi diri
                       
E. CONTOH ETIKA DALA PERAULAN

1. Etika Pergaulan dalam Berbicara


Etika yang baik dalam berbicara yaitu:
1.      Harus menatap lawan bicara.
2.      Suara harus jelas terdengar.
3.      Menggunakan tata bahasa yang baik.
4.      Jangan menggunakan nada suara yang tinggi.
5.      Bias mengimbangi lawan bicara.
6.      Berusaha menyenangkan lawan bicara.
7.      Mampu menciptakan suasana humor.
8.      Memuji lawan bicara.
9.      Mampu menjadi pendengar yang baik.
Dalam berbicara hindari hal-hal sebagai berikut
a)      Membicarakan kejelekan orang lain
b)      Membicarakan hal yang sensitif
c)      Memotong pembicaraan orang
d)     Mendominasi pembicaraan
e)      Banyak membicarakan diri sendiri
2.  Etika Pergaulan dalam Berkenalan
a)      Ucapkan nama dengan jelas.
b)      Lakukan kontak mata.
c)      Jabat tangan dengan hangat, tidak dingin.
d)     Perkenalkan pria pada wanita, yang muda kepada yang tua atau yang memiliki
jabatan.

8
e)      Pada saat sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar.
f)       Jangan melakukan perkenalan di tempat yang ramai
                                              
3.   Etika Pergaulan dalam Menelepon
1.    Segera angkat telpon yang berdering
2.    Sebutkan salam dan nama anda.
3.    Bersikaplah dengan hangat
4.    Jangan menerima telpon sambil makan
5.    Bila telpon terputus maka penelpon pertama harus menyambung kembali
6.    Jangan telpon sambil menelpon orang lain
7.    Kendalikan emosi anda pada saat menerima telpon
8.    Ucapkan kata-kata yang jelas jelas, jangan menggumam
9.    Hindari pembicaraan dengan akrab yang berlebihan
10.  Pada akhir pembicaraan ucapkan salam penutup sebagai ucapan terima kasih
4.    Etika Pergaulan dalam Menyapa
a)    Bila berjumpa dengan segerombolan kenalan atau teman-teman, hendaknya kita
terlebih dahulu menegur atau memberi hormat kepada perempuan tertua dari
rombongan itu. Sesudah itu baru pada yang lain,
b)   Ketika menegur atau memberi hormat, jangan menyimpan tangan di saku atau
meletakkanya di bagian pinggang, karena akan memberi kesan sombong dan
tidak sopan dalam pandangan orang terpelajar.
5.   Etika Pergaulan dalam Bertamu
a)    Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah tuan rumah ada di
tempat dan bersedia dikunjungi.
b)   Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan rumah dan menghargai
waktu tuan rumah
c)    Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak terkunci, jangan sembarangan
masuk. Bila pintu terkunci ketuklah atau bunyikan bel dan bersabar.
d)   Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah dan tanda bahwa anda
telah datang. Demikian juga pada saat hendak pamit.
e)    Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan kelihatannya senang atas
kunjungan anda.
f)    Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari tuan rumah pujilah
tentang barangnya.
9
g)   Jangan merokok bila belum dipersilakan.
h)   Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik interior rumahnya,
seberantakan apapun.
i)     Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak atau membutuhkan
perhatian tuan rumah, sebaiknya segera pamit.
j)     Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu yang datang lebih dahulu.
6.   Etika Pergaulan dalam Berpakaian
a)      Bagi yang bertubuh kurus :
1.    Hindari pakaian yang ketat
2.    Diutamakan bahan yang halus dan melayang
3.    Warna terang lebih dianjurkan
4.    Gunakan motif garis horizontal
b)      Bagi yang bertubuh besar:
1.      Hindari busana motif horizontal
2.      Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan
c)      Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang berwarna
gelap
d)      Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain
panjang/ rok dan selendang/pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu
dengan setelan senada.
e)      Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi. Kemeja
motif kotak-kotak tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara resmi.
Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna kemeja daripada warna jasnya.
f)       Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin atau
benda lain yang membuat saku menggelembung (kacamata, handphone dll).
g)      Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang yang
dipakai. Dasi kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.
h)      Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan dengan
warna jas atau warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau warna lain.

Dalam etika pergaulan penampilan seseorang dapat memberikan kesan yang baik
atau sebaliknya. Penampilan yang menarik dan memikat merupakan modal untuk dapat
meraih sukses dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan memikat dapat diperoleh
dangan cara :
10
1. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri
2. Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
3. Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri
4. Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence
Kepribadian yang baik merupakan pribadi yang :
a)      Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang menyenangkan dalam
pergaulan.
b)      Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan penghargaan.
c)      Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan, suka
menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan orang lain.
d)     Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti hatinya, dan
mau mengampuni kesalahan orang lain.
e)      Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.

7. Etika Berorganisasi
a)      Menjunjung tinggi prinsip “loyalitas”, karena tanpa loyalitas yang tinggi suatu
organisasi tidak dapat melaksanakan program kegiatan yang direncanakan .
b)      Tidak membedakan antara pengurus organisasi dengan anggota yang diurus.
c)       Menjunjung tinggi “rasa turut”, yaitu :
 Rasa turut memiliki (sense of belonging)
 Rasa turut berperan serta (sense of participation)
 Rasa turut bertanggung jawab (sense of responsibility)
d)     Memahami Hubungan dengan pimpinan
 Hormat
 Minta saran dan petunjuk
 Tidak mengecewakan
  Beri saran
 Jangan menolak perintah
 Jangan membuat malu
e)      Memahami Hubungan dengan yang dipimpin
 Hargai yang dipimpin
 Jangan tunjukkan kekuasaan
 Bina hubungan baik

11
 Tanyakan kondisinya
 Bijak dalam memberikan perintah dan teguran
f)        Memahami hubungan sesama pengurus
 Saling Membantu
 Saling Mengingatkan
 Hindari Konflik
 Diskusi Dengan Sehat
 Jangan Menjatuhkan Teman

12
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dalam pergaulan sehari-hari etika atau tata karma sangat diperlukan agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman dalam bergaul dikehidupan masyarakat.

1.2. Saran
Maka dari itu, kita sebagai orang yang berpendidikan sebaiknya menjaga ucapan dan
perbuatan sebelum melakukannya.Dalam pergaulan kita seharusnya tidak membeda-bedakan
sesama  manusia karena semua manusia sama dan kita juga harus menjunjung tinggi asas
kesopanan dan kesusilaan sesuai dengan adat ketimuran dan diisi dengan kegiatan yang
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani yang sehat

13
DAFTAR PUSTAKA

http://afand.abatasa.com/post/detail/2543/etika-pergaulan-dalam-masyarakat

http://sriichwaniwidiyati.wordpress.com/2011/10/28/memelihara-etika-pergaulan

http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/6/18/etika-pergaulan

14

Anda mungkin juga menyukai