Anda di halaman 1dari 20

KODE ETIK DOSEN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

NO NAMA NIM
1 RISMAYANTI SUBAIR 191302035
2 NUNUNG 191302036
3 EKA ARLI MULIARTI 191302037
4 HASNIWATI 191302038
5 NIRWANA 191302039
6 IKKE LELI ROMANO 191302040
7 SRI WULANDARI 191302044

PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Illahi Rabbi karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, dengan didorong semangat dan daya upaya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KODE ETIK DOSEN
Makalah ini kami susun sebagai bagian dari penyempurnaan pembelajaran
kami. Dengan demikian dipandang perlu mengkaji dan menelaah tentang materi
yang dipaparkan dalam makalah, namun dengan segala keterbatasan kami hanya
dapat menjelaskan dengan paparan yang kurang sempurna.
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan salah satu bahan bacaan dan
telaah ilmu yang nantinya dapat dijadikan salah satu kajian pengetahuan yang
diterapkan dalam proses pembelajaran.

Makassar, 16 April 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pengertian Kode Etik.................................................................................3
B. Pengertian Dosen.......................................................................................4
C. Kode etik Dosen........................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Permasalahan pendidikan merupakan kompleksitas daripada segenap
para kontributor pendidikan, dalam hal ini guru/dosen. Pembangunan melalui
pendidikan dapat dilihat dari sikap profesional seorang dosen yang berdedikasi,
kredibel dan memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam mengembangkan
dan meningkatkan mutu pendidikan. Sikap dan perilaku seorang guru/dosen
dapat memberikan efek yang signifikan bagi peserta didik sebab setiap tutur
kata dan perbuatannya merupakan teladan bagi peserta didik.
Sebelum era sekarang, telah lama profesi guru/dosen di Indonesia
dipersepsi oleh masyarakat sebagai “profesi kelas dua”. Idealnya, pilihan
seseorang untuk menjadi guru/dosen adalah “panggilan jiwa” untuk
memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik, mengajar,
membimbing, dan melatih, yang diwujudkan melalui proses belajar-mengajar
serta pemberian bimbingan dan pengarahan kepada mahasiswa agar mencapai
kedewasaan masing-masing.
Dalam kenyataannya, menjadi guru/dosen tidak cukup sekadar untuk
memenuhi panggilan jiwa,tetapi juga memerlukan seperangkat keterampilan
dan kemampuan khusus. Etika dan moral akhir-akhir ini menjadi perbincangan
krusial apalagi dibidang sosial dan politik. Etika dan moral seringkali menjadi
bahan pertimbangan bahwasanya kedua kata tersebut sebagai ukuran tentang
asas-asas dan nilai-nilai yang dianggap baik dan buruk. Sistem nilai itu
berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. Oleh
karena itu, makalah ini akan membahas tentang metode case presentation.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
diperoleh yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan Kode etik?
2. Apakah yang di maksud dengan dosen?

1
3. Sebutkan kode etik dosen?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Pengertian Kode Etik
2. Untuk mengetahui pengertian Dosen
3. Untuk mengetahui Kode Etik Dosen

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KODE ETIK


Kode etik merupakan suatu sistem norma, nilai serta aturan profesional
secara tertulis yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta apa
yang tidak benar dan juga tidak baik bagi profesional. Secara singkat
pengertian kode etik adalah suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis di
dalam melakukan suatu kegiatan ataupun suatu pekerjaan. Kode etik 
berhubungan dengan perilaku seseorang.
Kode Etik adalah pedoman sikap tingkah laku, dan perbuatan yang
harus dilaksanakan oleh setiap dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan
Fakultas Humaniora.
Pengertian kode etik  lainnya adalah suatu aturan yang tertulis, secara
sistematik dengan sengaja di buat, berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada
serta ketika dibutuhkan bisa di fungsikan sebagai alat yang dapat digunakan
menghakimi berbagai macam dari tindakan yang pada umumnya dinilai
menyimpang dari kode etik yang ada. Dalam pembentukannya, kode etik tentu
memiliki tujuan didalamnya yaitu,
1. Agar profesional dapat memberikan jasa dengan sebaik-baiknya kepada
para pemakai ataupun para nasabahnya.
2. Sebagai pelindung dari perbuatan yang tidak profesional.
Ketaatan dari tenaga profesional terhadap kode etik yang ada
merupakan sebuah ketaatan yang naluriah. Penyelewengan/penyimpangan
terhadap norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi, yang
mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata
masyarakat dinamakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Kode etik bagi 
sebuah profesi adalah sumpah jabatan yang juga diucapkan oleh para pejabat
Negara. Kode etik dan sumpah adalah janji yang harus dipegang teguh.
Artinya, tidak ada toleransi terhadap siapa pun yang melanggarnya.
Berdasarkan pengertian kode etik, dibutuhkan sanksi keras terhadap pelanggar

3
sumpah dan kode etik profesi. Bahkan, apabila memenuhi unsur adanya
tindakan pidana atau perdata, selayaknya para pelanggar sumpah dan kode etik
itu harus diseret ke pengadilan.Kita memang harus memiliki keberanian untuk
lebih bersikap tegas terhadap penyalahgunaan profesi .
Kita pun tidak boleh bersikap diskrimatif dan tebang pilih dalam
menegakkan hukum di Indonesia. Kode etik dan sumpah jabatan harus
ditegakkan dengan sungguh-sungguh. Profesi apa pun sesungguhnya tidak
memiliki kekebalan di bidang hukum. Kita harus mengakhiri praktik-praktik
curang dan penuh manipulatif dari sebagian elite masyarakat. Ini penting
dilakukan, kalau Indonesia ingin menjadi sebuah Negara dan Bangsa yang
bermartabat. Pelanggaran kode etik profesi merupakan pelanggaran yang
dilakukan oleh sekelompok profesi yang tidak mencerminkan atau memberi
petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus
menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat.
Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing
profesi memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru,
pustakawan, pengacara, Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan
karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum.
Berapa penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa, ada pun
yang menjadi penyebab mengapa terjadi pelanggaran kode etik yaitu;
1. tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat
2. organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi
masyarakat untuk menyampaikan keluhan
3. rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi,
karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
4. belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi
untuk menjaga martabat luhur profesinya
Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengemban
profesi untuk menjaga martabat luhur profesinya

B. PENGERTIAN DOSEN

4
Dosen adalah tenaga pengajar/pendidik yang ikut berperan dalam
mempersiapkan generasi muda yang tangguh. Menurut PP 37 tahun 2009
pengertian Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Dalam menjalankan profesinya, seorang dosen
harus mampu memberikan keteladanan kepada anak didiknya tentang nilai-
nilai luhur dalam kehidupan. Pemahaman bahwa tugas dosen adalah sekedar
mentransfer ilmu yang pernah dia peroleh adalah pemahaman yang sangat
parsial. Tentunya tugas dosen lebih dari sekedar transfer ilmu saja, tetapi
seorang dosen hendaknya mampu menghantarkan generasi muda menuju
kemandirian, kematangan berpikir dan keteguhan prinsip dalam ketaatan
kepada sang pencipta.
Status dosen terdiri atas dosen tetap dan dosen tidak tetap. Dosen tetap
adalah dosen yang bekerja penuh waktu yang berstatus sebagai tenaga pendidik
tetap pada satuan pendidikan tinggi tertentu sedangkan dosen tidak tetap adalah
dosen yang tidak berstatus sebagai tenaga pendidik tetap pada satuan perguruan
tinggi. Jenjang jabatan akademik dosen tetap terdiri atas asisten ahli, lektor,
lektor kepala, dan profesor. Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik
profesor harus memiliki kualifikasi akademik doktor. Pengaturan kewenangan
jenjang jabatan akademik dan dosen tidak tetap ditetapkan oleh setiap satuan
pendidikan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berhak:
1. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual

5
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber
belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
5. Memiliki kebebasan akademik, mimbar akademik, dan otonomi keilmuan
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan menentukan
kelulusan peserta didik
7. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi/organisasi
profesi keilmuan.
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen berkewajiban:
1. Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat
2. Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran
3. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
4. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran
5. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik,
serta nilai-nilai agama dan etika
6. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

C. KODE ETIK DOSEN


Sebagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi menjelaskan tugas seorang
dosen mencakup tiga aspek, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian.
Apabila tiga aspek tersebut dihayati dan diamalkan oleh setiap dosen, niscaya
akan tercipta iklim pendidikan Indonesia yang dinamis dan efektif.
Etika Umum Dosen
(1) Menjamin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain
yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan fakultas dan
atau universitas.
(2) Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas.
(3) Patuh dan taat terhadap standar operasional, tata kerja dan

6
berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
(4) Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam
rangka peningkatan kinerja organisasi.
(5) Menghindarkan diri dari penyalahgunaan institusi universitas
untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun golongan.
(6) Memberikan pelayanan dengan empati, hormat dan santun,
tanpa pamrih, dan tanpa unsur pemaksaan.
(7) Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil
serta tidak diskriminatif.
(8) Tanggap terhadap keadaan lingkungan serta berorientasi
kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam
melaksanakan tugas.
(9) Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang
tidak benar.
(10) Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.
(11) Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dan sikap.
(12) Saling menghormati sesama warga negara yang memeluk
agama/kepercayaan yang berlainan.
(13) Memelihara rasa persatuan dan kesatuan.
(14) Saling menghargai antara teman sejawat baik secara vertikal
maupun horizontal dalam suatu unit kerja, instansi maupun
antar instansi.
(15) Menghargai perbedaan pendapat.
(16) Munjunjung tinggi harkat martabat sesama dosen.
(17) Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama
dosen.
KODE ETIK DOSEN DALAM PELAKSANAAN TRIDARMA
PERGURUAN TINGGI
Pasal 3
Etika Dosen dalam Bidang Pendidikan
(1) Dosen wajib, dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggungjawab mencurahkan tenaga dan waktunya untuk
pengajaran yang berkualitas.
(2) Dosen wajib mengajar dengan penuh dedikasi, jujur, disiplin
dan bertanggung jawab.
(3) Memperlakukan mahasiswa sebagai manusia dewasa. Dosen
memperlakukan mahasiswa secara sama, tanpa memandang
status sosial, agama dan ras mahasiswa.
(4) Berkewajiban untuk merencanakan materi kuliah dan
penugasan kepada mahasiswa serta aturan bagi mahasiswa
yang mengikuti kuliahnya sebelum kuliah semester tertentu
di mulai. Perencanaan tersebut dituangkan ke dalam
Silabus yang dibagikan kepada mahasiswa pada saat tatap
muka di minggu pertama semester tertentu.
(5) Mengevaluasi pekerjaan mahasiswa (ujian dan tugas) secara
objektif dan konsisten sesuai dengan aturan yang berlaku,
serta mencerminkan komitmen pada Silabus

7
(6) Tidak merokok pada saat tatap muka dalam ruang kelas
maupun dalam ruang kantor.
(7) Terbuka untuk menerima pertanyaan mengenai pelajaran
yang diasuhnya dan bersedia menolong bagi mahasiswa
yang mengajukan pertanyaan di kelas maupun ditempat
lain.
(8) Terbuka terhadap perbedaan pendapat dengan mahasiswa,
mengingat ilmu pengetahuan senantiasa berubah dan
berkembang.
(9) Menyediakan waktu konsultasi bagi mahasiswa di luar
waktu tatap muka terjadwal di kelas. Di luar waktu yang
telah disediakan, pertemuan antara dosen dengan
mahasiswa dilaksanakan terlebih dahulu dengan
pembuatan janji.
(10) Senantiasa melakukan up dating materi kuliah dan sumber
acuan yang dipakai dalam pemberian kuliah di kelas.
(11) Berintegritas tinggi dalam mengevaluasi hasil pekerjaan
ujian dan bentuk penugasan lain dalam memenuhi
komitmen seperti yang telah disusun pada silabus.
(12) Berkewajiban membuat soal ujian dan memberikan soal
ujian kepada panitia ujian sebelum pelaksanaan ujian
berlangsung.
(13) Menjadi panutan bagi mahasiswa sebagai figur yang
memiliki kepedulian tinggi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan, lingkungan, dan kesehatan.
(14) Dosen wajib mengembangkan dan merangsang pemikiran
kreatif dan inovatif mahasiswa.
(15) Dosen wajib berorientasi pada upaya peningkatan kualitas
mahasiswa.
(16) Dosen wajib berinisiatif untuk meningkatkan kualitas
pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap para
mahasiswa
(17) Dosen wajib menghindarkan diri dari penyalahgunaan
mahasiswa untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau
golongan.
(18) Dosen wajib memberikan pendidikan dan pengajaran
dengan empati, santun, tanpa pamrih dan tanpa unsur
pemaksaan.
Pasal 4
Etika Dosen dalam Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat
(1) Dosen wajib berjuang keras untuk melakukan dan
meningkatkan kualitas penelitiannyasebagai wujud dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi.
(2) Dosen wajib memelihara kemampuan dan kemajuan
akademik dalam disiplin ilmu masing-masing sehingga
mereka dapat terus mengikuti arah perkembangan ilmu dan
teknologi.
(3) Dosen wajib melakukan penelitian dengan mematuhi kode

8
etik penelitian.
(4) Dosen wajib melakukan pengabdian pada masyarakat
dengan mematuhi kode etik pengabdian pada masyarakat.
(5) Dosen hanya mempublikasikan hasil karya penelitian dan
atau pengabdian kepada masyarakat yang sejauh
kesadarannya merupakan karya yang orisinil seutuhnya.
(6) Dalam mempublikasikan karya penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, dosen harus mencantumkan nama
penulis atau pihak lain sesuai kontribusinya dalam
pemikiran, dan penyusunan karya ilmiah.
(7) Dosen harus bersikap transparan dalam setiap publikasi
ilmiah, baik menyangkut karya sendiri atau karya pihak
lain.
(8) Dosen tidak diperbolehkan mempublikasikan karya yang
sama berulang-ulang, baik secara utuh, parsial maupun
dalam bentuk modifikasi tanpa transparansi yang
seharusnya dilakukan sesuai dengan norma akademis.
(9) Dosen senantiasa berusaha menghasilkan karya ilmiah
dengan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
(10) Dosen wajib menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran
ilmiah serta menghindarkan diri dari perbuatan yang
melanggar norma masyarakat ilmiah seperti plagiat,
penjiplakan, pemalsuan data dan sebagainya.
(11) Dosen wajib menciptakan dan mempromosikan kesatuan
dan ikut berperan serta dalam pengembangan kolektif
universitas.
Pasal 5
Etika dosen dalam Pembangunan institusi
(1) Berusaha memberikan kontribusi nyata dalam berbagai
kegiatan yang memberikan dampak bagi pengembangan
kualitas institusi.
(2) Berpikir dan bertindak positif atas berbagai program,
inisiatif, perubahan yang ditetapkan institusi bagi
peningkatan kualitas.
Pasal 6
Etika Dosen dalam Pergaulan di Lingkungan Kampus
(1) Dosen berkewajiban menghormati/menghargai sesama
sivitas akademika, bertindak dan berkomunikasi dalam tata
karma yang santun, baik yang ditetapkan secara
tertulis/eksplisit, maupun yang tidak tertulis.
(2) Dosen harus membangun sopan santun pergaulan dengan
sesama sivitas akademika, diantaranya dengan
membiasakan memberikan salam perjumpaan.
(3) Menggunakan kata panggil/sapaan dengan kata ganti diri
yang santun dan formal. Kata sapaan dan ganti diri yang
bersifat non formal hendaknya digunakan dalam lingkungan
yang terbatas.
Pasal 7
Etika Dosen dalam Berpakaian

9
(1) Pakaian dosen harus disesuaikan dengan peran yang
disandangnya sebagai tenaga pendidik dan sumber teladan
bagi mahasiswa.
(2) Pakaian dosen adalah pakaian formal yang mencerminkan
citra profesional dan terhormat.
(3) Selama bertugas, dosen harus senantiasa menjaga
kebersihan dan kerapihan pakaiannya.
Kewajiban Dosen
(1) Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah.
(2) Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan
golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala
sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh
kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain.
(3) Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat bangsa,
negara, universitas dan fakultas.
(4) Menyimpan rahasia Universitas, fakultas dan atau rahasia
jabatan dengan sebaik-baiknya.
(5) Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan
Universitas dan fakultas, baik yang langsung menyangkut
tugas universitas, fakultas, maupun yang berlaku secara
umum.
(6) Melaksanakan tugas universitas dan fakultas dengan
sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran,
dan tanggungjawab.
(7) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat
untuk kepentingan Negara, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang dan Fakultas Humaniora.
(8) Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan,
persatuan, dan kesatuan Dosen di Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
(9) Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan
Negara/Pemerintah atau universitas dan fakultas, terutama
di bidang keamanan, keuangan, dan materiil.
(10) Mentaati ketentuan jam kerja.
(11) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
(12) Menggunakan dan memelihara barang-barang milik
univeritas dan atau fakultas dengan sebaik-baiknya.
(13) Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing.
(14) Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana
terhadap bawahannya.
(15) Membimbing dosen junior dalam melaksanakan tugasnya.
(16) Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik
terhadap dosen junior.
(17) Mendorong dosen junior untuk meningkatkan prestasi
kerjanya.
(18) Memberikan kesempatan kepada dosen junior untuk

10
mengembangkan kariernya.
(19) Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
perpajakan.
(20) Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah
laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama, dan
terhadap atasan.
(21) Hormat menghormati antara sesama warganegara yang baik
dalam masyarakat.
(22) Menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam
masyarakat.
(23) Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan
peraturan kedinasan yang berlaku.
(24) Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang.
(25) Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya
setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
Pasal 17
Hak Dosen
(1) Bergabung dalam organisasi profesi atau keilmuan.
(2) Melakukan kegiatan akademik sesuai dengan Tri
DharmaPerguruan Tinggi secara bebas dan
bertanggungjawab dengan mengingatnorma-norma
kemanusiaan, martabat ilmuwan,fasilitas yang tersedia
danperaturan yang berlaku.
(3) Menyumbang karya ilmiah dan prestasi kerja sesuai dengan
peraturanperundangan yang berlaku.
(4) Memperoleh pembinaan dari Universitas dan Fakultas.
(5) Memperoleh kesejahteraan yang layak.
(6) Mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama dengan
dosen lainnya tanpa diskriminatif.
(7) Menggunakan fasilitas yang tersedia.
(8) Menyampaikan saran, pendapat, dan keinginan menurut
ketentuan yang berlaku.
(9) Menggunakankebebasan akademik dalam pengkajian
dan/atau pengembangan keilmuan, teknologi, dan seni,
serta mengembangkan otonomi keilmuan yang sesuai
dengan bidangnya.
(10) Memperoleh penghargaan untuk mendorong dan
meningkatkan prestasi serta untuk memupuk kesetiaan
terhadap Fakultas Humaniora.

Oleh karena itu, ada beberapa etika yang harus dikedepankan dalam
profesi dosen, yaitu:

11
1. Seorang dosen adalah “g.u.r.u” yang artinya “digugu” dan “ditiru”, sehingga
harus bisa menjadi teladan dalam lisan, maupun dalam perbuatan. Oleh
karenanya, dosen adalah orang yang harus baik terlebih dahulu sebelum
murid-muridnya, karena orang yang tidak punya tidak akan bisa memberi.
Disadari atau tidak, seorang murid akan mengamati gerak-gerik dan
perilaku gurunya ketika mengajar. Apabila kejadian tersebut terjadi secara
berulang-ulang, maka bisa memberikan kesan yang sangat membekas di hati
murid. Akhirnya tanpa disadari, murid akan mencontoh perilaku sang guru,
bahkan tidak mustahil murid mengidolakan sang gurunya. Ketika dosen
mengajar akan terjadi transfer dari dosen ke mahasiswa. Muatan transfer
ternyata tidak hanya ilmu yang menyangkut mata kuliah yang diajarkan
saja, tetapi sampai transfer perilaku atau akhlak.
2. Dosen hendaknya berwawasan luas dan mengenal psikologi pendidikan.
Karena anak didiknya adalah remaja yang mulai menginjak dewasa, maka
pola pendidikan yang digunakan adalah pola pendidikan orang dewasa
(andragogi).Metode pendidikan orang dewasa selalu dilibatkan anak didik
dalam perencanaan dan evaluasi dari pembelajaran yang mereka ikuti.
Pengalaman benar atau salah  tetap bermanfaat bagi anak didik sebagai
dasar untuk aktivitas belajar. Selain itu orang dewasa paling berminat pada
pokok bahasan belajar yang mempunyai relevansi. Belajar bagi orang
dewasa lebih berpusat pada permasalahan dibanding pada isinya (Orientasi
belajar).
3. Dosen seharusnya tidak menyembunyikan ilmu yang dia miliki apabila
ingin diketahui oleh mahasiswa. Sehingga seorang dosen hendaknya terbuka
untuk menyampaikan apa saja ilmu yang dia miliki demi kemajuan umat,
bangsa dan Negara. Apabila dosen menyembunyikan ilmu yang dia miliki,
berarti menyembunyikan kebenaran dan menghambat kemajuan ilmu
pengetahuan.
4. Dosen juga melakukan pengabdian kepada masyarakat, sebagai bentuk
memanfaatkan ilmu yang dimiliki. Dengan melakukan penelitian, maka
dosen akan mendapatkan pengembangan ilmu yang dia miliki, sehingga

12
semakin hari seorang dosen semakin kaya ilmu dan pengalaman. Karena
tidak semua ilmu bisa dipahami secara teoritis saja, tetapi terkadang harus
dibuktikan di lapangan.
5. Dosen tidak menjadikan kegiatan belajar mengajarnya sebagai bisnis yang
berorientasi materi, tetapi merupakan pengabdian atas ilmu yang dia miliki.
Meskipun secara otomatis dosen akan mendapatkan reward dari apa yang
sudah ditunaikan sesuai job description-nya, tetapi itu bukan tujuan seorang
dosen berprofesi melainkan dampak saja. Sebagaimana peribahasa, barang
siapa menanam, maka akan mengetam.
6. Dosen hendaknya memberikan kemudahan kepada anak didiknya, dan
bukan malah mempersulit. Dalam semua sisi, dosen hendaknya
mengupayakan kemudahan bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat
mengoptimalkan diri dalam menimba ilmu pengetahuan tanpa hambatan
yang datangnya dari dosen. Termasuk implikasi dari etika ini yaitu dosen
seharusnya memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa perihal
ketersediaan waktu untuk bertemu. Selain itu dosen juga memberikan
informasi yang jelas tentang silabus mata kuliah yang diajarkan, sehingga
mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar.
7. Seorang dosen harus pandai menghargai anak didiknya, sehingga tumbuh
semangat belajar yang baik. Sikap merendahkan dan tidak menghargai
hanya akan mematikan kreativitas dan menumpulkan kecerdasan.
 Dosen adalah profesi yang sangat mulia, karena ikut berperan
mendidik generasi muda, penerus bangsa ini. Seorang dosen harus visioner,
dan berjiwa pejuang. Karena pada hakikatnya tugas yang diemban seorang
dosen tidak sekedar menyampaikan ilmu yang dimilikinya tetapi sebuah tugas
besar yaitu “Membangun Peradaban”.
Apabila ada dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh dosen ,
maka akan dibentuk Majelis Kode Etik Dosen yang akan memeriksa dugaan
tersebut berdasarkan alat bukti dan keyakinan Majelis Kode Etik Dosen.
Pemeriksaan ini akan berlangsung secara tertutup dan dosen diberi kesempatan
untuk membela diri. Setiap dosen yang terbukti melanggar Kode Etik akan

13
dikenakan sanksi moral dan/atau sanksi administratif. Sanksi moral dapat
berupa pernyataan secara tertutup dan/atau pernyataan secara terbuka,
sedangkan sanksi administratifdapat berupa pengurangan jumlah mengajar,
pemberhentian sementara sebagai dosen, ataupun pemberhentian tetap sebagai
dosen.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kode etik merupakan suatu sistem norma, nilai serta aturan profesional
secara tertulis yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta apa
yang tidak benar dan juga tidak baik bagi profesional.
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Dalam menjalankan profesinya, seorang dosen
harus mampu memberikan keteladanan kepada anak didiknya tentang nilai-
nilai luhur dalam kehidupan.
Sebagaimana Tri Dharma Perguruan Tinggi menjelaskan tugas seorang
dosen mencakup tiga aspek, yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian.
Apabila tiga aspek tersebut dihayati dan diamalkan oleh setiap dosen, niscaya
akan tercipta iklim pendidikan Indonesia yang dinamis dan efektif. Oleh karena
itu, Kode Etik harus dikedepankan dalam profesi dosen.

B. SARAN
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki,
oleh karena itu perlu beberapa saran yang membangun agar makalah ini
memiliki nilai yang lebih bermanfaat dikemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun


2005 Tentang Guru dan Dosen Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 Tentang


Dosen Jakarta: Sekretariat Negara

Dhifi, A. 2019. Makalah Etika profesi dosen.


https://id.scribd.com/document/421676736/Makalah-Etika-Profesi-Dosen diakses
tanggal 14 april 2020

http://blog.umy.ac.id/restufaizah/etika-profesi-sebagai-dosen/ diakses tanggal 14


april 2020

http://pknstan.ac.id/home/reformasi-pkn-stan-dosen-stan-sang-penjaga-tradisi-
keilmuan-dan-pekerti.html diakses tanggal 14 april 2020

https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kode-etik-dan-tujuannya/ diakses
tanggal 14 april 2020

15
16

Anda mungkin juga menyukai