Anda di halaman 1dari 34

PUJA LESTARI

 BERANDA
 Home
 Profil  +
 TIK XI.IA II  +
 Galeri Photo
 Pribadi

EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS


Diposting oleh Puja Lestari di 21.39

EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS


DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :
1.      Winda Elvia                         NPM   14.15402.12.26
2.      Icha Masrira                        NPM   14.15402.12.27
3.      Diah Dewi Asih                   NPM   14.15402.12.28
4.      Lucy Apriani                       NPM   14.15402.12.29
5.      Poppy Sawitri                     NPM   14.15402.12.30
6.      Ridho Affelita                      NPM   14.15402.12.31
7.      Desi Puspita Sari                 NPM   14.15402.12.32
8.      Riska Umami                      NPM   14.15402.12.33
9.      Ayu Restu Kinanti               NPM   14.15402.12.34
10.  Puja Lestari                        NPM   14.15402.12.35
11.  Mirna                                 NPM   14.15402.12.36
12.  Indah Sari                          NPM   14.15402.12.37

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eviden Based” ini
dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang  jauh  lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai masa nifas dan eviden
based, khususnya bagi penulis.
           
                                                                                    Palembang, Desember 2015

                       

Penulis

                                                                            

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
PENDAHULUAN   
1.1    Latar Belakang…………………………………………………………..………..1
1.2    TujuanPenulisan ………………..............……………………………………......1
1.3    Manfaat……………………………………………………………….…………..2

PEMBAHASAN
2.1         Masa Nifas………………………………………………………………………3
2.2         Evidenbce Based………………………………………………………………..4

PENUTUP
3.1  Kesimpulan……………………………………………..………………..……... 10
3.2  Saran…………………………………………………………..……………. …..10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan kala
nifas sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-
kecilnya dan kembalinya alat reproduksi dalam keadaan normal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan
kesanggupan suatu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia,
merupakan Negara yang angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segera untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.
EBM didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan
kuat professional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorietasi
akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk
penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada
tahun 2003.  Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk
ibu dan bayi.

1.2              Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.
2.      Untuk mengetahui Informasi Eviden Based pada masa nifas.

1.3              Manfaat Penulisan
1.      Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya.
2.      Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based pada masa
nifas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     MASA NIFAS
2.1.1  Pengertian Masa Nifas
       Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
       Selama masa pemulihan tersebut    berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka
tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.

2.1.2  Tujuan Asuhan Masa Nifas


          Asuhan yang diberikan  kepada ibu nifas bertujuan untuk:
         Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.
         Pencegahan diagnosa
         Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
         Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
         Imunisasi ibu terhadap tetanus
         Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

2.1.3  Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


          Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas ini, antara lain sebagai:
    Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat kritis
masa nifas.
    Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.
    Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan,
penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas.

2.1.4  Tahapan Masa Nifas


   Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium
intermedialdan remote puerperium.
1)      Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2)      Puerperium intermedial
Peurperium intermedial merupakn masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia,
yang lamanya sekitar 6-8minggu.
3)      Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi .
waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan,
bahkan tahunan.

2.2     EVIDENCE BASED
2.2.1   Pengertian evidence
based                                                                                                                p          p
Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka
evidence based dapat diartikan sebagai berikut evidence adalah bukti atau fakta dan
based adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.
Evidence based midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk
membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan
tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah
jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RSCM
Harrogate, inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu bidan
dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama
meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi pengertian evidence based midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah
yang sistematis.

2.2.2  Manfaat Evidence Based
         Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.
         Meningkatkan kompetensi (kognitif)
         Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan
yang bermutu.
         Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan
asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

2.2.3  Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care
   Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya bahkan sampai
sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian ternyata tidak
bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.
N Tindakan yang dilakukan Sebelum EBM Setelah EBM
O
1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat
Vagina pendarahan tapi tidak menyebabkan
mengehentikan infeksi.
pendarahan.
2. Perawatan Terpisah (ibu Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat
dan bayi) selama 2 jam pertama. bounding
attachment.
3. Pemakaian Gurita atau Gurita untuk Gurita
sejenisnya memperbaiki bentuk mempersulit
tubuh ibu pemantauan
involusio rahim dan
dapat menyebabkan
infeksi.
4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat
dikasih alkohol dan sekarang hanya
betadine. menggunakan kasa
steril.

          Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat dikategorikan


aman untuk asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil penelitiannya:
A.    Penggunaan Tampon Vagina
      Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan, bahkan
pendarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.

B.     Bounding Attacment
   Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini
kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada
proses ini penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orangtua
terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya.
Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci dari insting primata. Bayi
memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan pengalaman dan benda
yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
   Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini:
a.       Kadar oksitosin meningkat
b.      Refleks menghisap dilakukan dini
c.       Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d.      Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment


a.       Dilakukan segera
b.      Sentuhan orangtua pertama kali
c.       Kesehatan emosional orangtua
d.      Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan
e.       Adaptasi
f.Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak
g.      Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada
bayi, menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa nyaman.
h.      Penekanan pada hal-hal positif.
i.     Libatkan anggota keluarga
j.     Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment

C.     Pemakaian Gurita dan Sejenisnya


   Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti semula/
langsing. Maka darti itu kebanyakan orang inigin memakai gurita/stagen.
   Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk
memakai stagen atau gurita. Stagen atau gurita tidak memberikan efek positif dalam
mengecilkan atau mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Pada saat
memakai stagen atau gurita perut memang terasa kencang, namun setelah dilepas
perut akan kendur seperti semula.
   Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di tengah perut
paling tidak memakai gurita setelah satu minggu setelah persalinan. Ini untuk memberi
waktu agar jahitan bekas operasi kering. Karna jika memakai gurita pada jahitan
masih basahakan membuat jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka kembali, atau
bahkan bernana dan akan berakibat infeksi.
   Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar
panggul. Untuk mengatasinya, jalan paling baik dan sehat adalah dengan senam atau
berolahraga yang dapat kembali mengencangkan otot dinding perut.
   Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel. Senam kegel berfungsi
untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan saluran kemih yang mampu mencegah
mengompol ketika persalinan berlangsung. Dan juga bisa melakukan dengan senam
nifas  yang dilakukan seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat untuk
mengembalikan kekencangan perut usai melahitkan, dengan cara yang tidak menyiksa
dan jauh lebih sehat

D.    Perawatan Tali Pusat


   Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah dilaksanakan
beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan
kejadian infeksi pada  laka tali pusat dibiarkan dan tidak melakukan apapun selain
membersihkan tali pusat dengan air bersih. Untuk di waspadai bagi negara-negara
yang beriklim tropis, penggunaain alkohol yang populer dan terbukti ekfektif di daerah
panas alkohol mudah menguap dan menjadi openurunan aktifitasnya,
   Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana
kelembapan tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat
meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan
dingin. Kerena tidak ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut mahal serta sulit
untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk sementara agar ibu nifas
membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian tersebut diatas
menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering sendiri dan hanya
membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara paling cost effektive untuk
perawatan tali pusat.
   Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali
pusat karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
kelembaban (akibat penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi sehingga
menciptakan kondisi yang ideal untuk tumbuhnya bakteri. Penting untuk dinasehatkan
kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali pusat dibiarkan
membuka agar tetap keringatau dibalut dengan kasa kering.

BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
   Berdasarkan tingginya AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara
berkembang . maka WHO menetapkan  salah satu usaha yang dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannya praktek berdasarpada evidenc based.

3.2     Saran
   Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan
pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam
memberikan pelayanan  kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKIdan
AKB.
 
| 0 komentar

Share



0 komentar:
Posting Lebih BaruBerandaPosting Lama
PENGIKUT

WELCOME

"Bahagiakanlah kedua orangtua mu, dengan melihat masa lalumu"

POPULAR POSTS

EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS


EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 : 1.       Winda
Elvia...

MAKALAH HASIL PENELITIAN DI MUSEUM BALAPUTRADEWA , BUKIT


SIGUNTANG DAN PULAU KEMARAU
MAKALAH HASIL PENELITIAN DI MUSEUM BALAPUTRADEWA , BUKIT SIGUNTANG
DAN PULAU KEMARAU Guru Pendamping : Rahmini Fadillah S.pd DISUSUN O...

Pengertian dan Sejarah Internet


Pengertian Internet Pengertian internet. Internet atau kependekan dari interconnection-
networking merupakan seluruh jaringan komputer ...

METODE KANGOROO MOTHER CARE & PIJAT BAYI


METODE KANGOROO MOTHER CARE & PIJAT BAYI MAKALAH Tugas Pada Mata
Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Ana...
SMA UNGGULAN NEGERI 1 INDRALAYA UTARA
SMA UNGGULAN NEGERI 1 INDRALAYA UTARA SMA Negeri 1 Indralaya Utara
merupakan satu – satunya SMA yang menjadi dambaan dan kebang...

SMA Negeri 1 Unggulan Indralaya Utara Terapkan Mid Semester Online


...

MANFAATKAN TELECAMERA UNTUK BELAJAR


Manfaatkan Telecamera untuk Belajar                                             INDRALAYA,  SMA
Negeri 1 Unggulan Indralaya Utara bek...

Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap Proses KIP/K


KATA PENGANTAR Alhamdulillah, saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena karunianya...

Pengertian dan Definisi Blog


Blog berasal dari kata Web dan Log (WEBLOG) yang berarti catatan online (yang berada di
web). Pengertian yang lebih lengkap, bl...

Hari Guru
Hari Guru   Tidak banyak menuntut. Sabar dan tekun memberi ilmu. Sebuah kebanggaan
luar biasa untuk bisa hidup melihat anak muridnya ber...

Diberdayakan oleh Blogger.

 BERANDA

BLOG ARCHIVE

 ▼  2015 (3)
o ▼  Desember (3)
 METODE KANGOROO MOTHER CARE & PIJAT BAYI
 EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS
 Pengertian dan Sejarah Internet
 ►  2014 (2)
 ►  2013 (4)
 ►  2012 (33)
ABOUT ME

Puja Lestari
Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia
Lihat profil lengkapku

BLOGROLL

BLOG ARCHIVE

 ▼  2015 (3)
o ▼  Desember (3)
 METODE KANGOROO MOTHER CARE & PIJAT BAYI
 EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS
 Pengertian dan Sejarah Internet
 ►  2014 (2)
 ►  2013 (4)
 ►  2012 (33)

ABOUT

BLOGGER NEWS

BLOGROLL

Widget Animasi

BLOGGER TEMPLATES
Copyright © 2012 puja lestari - Blogger Template by SoraTemplates
 
 ABOUT

 KONTAK

 AKTIVITAS

 LAYANAN

 PRIVACY POLICY

 DISCLAIMER

 DAFTAR ISI

 SEKOLAH EMAK


  HOME
 MATERI KEBIDANAN
o
o
o
 JURNAL
o
o
o
 UJI KOMPETENSI
o
 WORKSHOP
o
 LOMBA
o
 SHOP
o
Search... Cari
Home » Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui » DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA NIFAS).

DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA


NIFAS).
 UNKNOWN  08:11  ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

1. Perdarahan pervagina
Perdarahan pervagina atau perdarahan postpartum atau post partum hemorargi atau hemorargi post partum
atau PPH adalah kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus genetalia setelah melahirkan.

Hemorargi post partum primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah
kelahiran.

 
Penyebab:
1. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan). 
2. Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan,
misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sektio sesaria, episiotomi).

3. Koagulasi intravascular disetaminata.

4. Inversi uterus.

Hemorargi post partum sekunder  adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah
kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.

Penyebab:
1. Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan. 
2. Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi di serviks, vagina kandung kemih,
rectum).

3. Terbukanya luka pada uterus (setelah sectio caesaria, ruptur uterus).

Penatalaksanaan:
Hemorargi post partum primer.
Hemorargi post partum atonik.
1. Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah. 
2. Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, kontraksi uterus) dan
perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas dalam
kondisi terbuka, palingkan wajah hilang.

3. Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila
tidak bisa melalui IV).

4. Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila
pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.

5. Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.

6. Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan
infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.

7. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.

8. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir.

9. Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.

10. Lakukan pencatatan yang akurat.

Penatalaksanaan lanjutan:
Pantau kondisi pasien selama24-48 jam.

Hal yang harus di hindari:


1. Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai perdarahan telah terkendali dan keadaan
umum telah stabil. 
2. Pada kasus PPH atonik jangan pernah memasukkan pack vagina.

3. Jika penolong berada si rumah perlu dilakukan rujukan.

Hemorargi post partum traumatik


1. Pastikan asal perdarahan. 
2. Ambil darah untuk cros check dan lakukan sek kadar HB.

3. Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.

4. Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.

5. Perkirakan darah yang hilang.

6. Periksa denyut nadi, tekanan darah dan kondisi umum.

7. Jahit robekan.

8. Berikan antibiotik.

9. Membuat catatan yang akurat.

Hemorargi post partum sekunder


Prioritas dalam penatalaksanaan hemorargi post partum sekunder (sama dengan penatalaksanaan
hemorargi post partum primer).
1. Masukkan pasien ke rumah sakit sebagai salah satu kasus kedaruratan. 
2. Lakukan massase uterus, jika uterus masih teraba.

3. Berikan oksitosin.

4. Siapkan donor untuk transfusi.

5. Awasi uterus agar tetap berkontraksi dengan baik.

6. Berikan antibiotik.

7. Jika mungkin siapkan pasien untuk pemeriksaan segera dibawah pengaruh anastesi.

2. Infeksi masa nifas.


Infeksi masa nifas atau sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi pada setiap saat
antara awitan pecahan ketuban atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat
dua atau lebih dari hal-hal berikut ini:

1. Nyeri pelvik.
2. Demam 38,5 0C atau lebih.
3. Rabas vagina yang abnormal.
4. Rabas vagina yang berbau busuk.
5. Keterlambatan dalam penurunan uterus.

Bakteri penyebab sepsis puerpuralis:

1. Streptokoccus.
2. Stafilokoccus.
3. E. Coli.
4. Clostridium tetani.
5. Clostridium welchi.
6. Clamidia dan gonocokkus.
Bakteri endogen.
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rectum tanpa menimbulkan bahaya. Bahkan jika tekhnik
steril di gunakan dalam persalinan, infeksi ini masih dapat terjadi akibat bakteri endogen. Bakteri endogen
dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:

1. Bakteri ini masuk kedalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen pemeriksaan
pelvik.
2. Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/ laserasi atau jaringan mati.
3. Bakteri masuk sampai kedalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri eksogen.
Bakteri ini masuk kedalam vagina dari luar yaitu:

1. Melalui tangan dan alat yang tidak steril.


2. Melalui substansi.
3. Melalui aktivitas seksual.
Tanda dan gejala sepsis puerpuralis.

1. Demam.
2. Nyeri pelviks.
3. Nyeri tekan di uterus.
4. Lokia berbau menyengat.
5. Terjadi keterlambatan dalam penurunan uterus.
6. Pada laserasi terasa nyeri., bengkak dan mengeluarkan darah.
Faktor terjadi sepsis puerpuralis.
1. Anemia/kurang gizi. 
2. Higiene yang buruk.
3. Tekhnik asptik yang buruk.

4. Manipulasi yang sangat banyak pada jalan lahir.

5. Adanya jaringan mati pada jalan lahir.

6. Inersi tangan, instrumen atau pembalutyang tidak steril.

7. Ketuban pecah lama.

8. Pemeriksaan vagina yang sering.

9. Kelahiran melalui SC.

10. Laserasi vagina/serviks yang tidak di perbaiki.

11. PMS yang di derita.

12. Hemorragi post partum.

13. Tidak imunisasi tetanus.

14. Diabetes mellitus.

Faktor resiko di masyarakat.

1. Tidak adanya transportasi dan sarana lain.


2. Jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan.
3. Status kesehatan wanita yang rendah.
4. Kurangnya pengetahuan tentang sepsis puerpuralis.
Faktor di pelayanan kesehatan.

1. Pemantauan suhu badan yang tidak adekuat setelah persalinan lama dan kelahiran.
2. Tidak adanya asepsis selama persalinan.
3. Pemeriksaan bakteriologis yang tidak adekuat dengan antibiotik yang tepat atau intervensi operatif
selanjutnya.
4. Ketidaktersediaan antibiotik yang tepat.
3. Kelainan payudara.
1. Bendungan air susu ibu.
Selama 24-48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi
keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut bendungan air susu atau “caked breast”, sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut
menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara,
yang merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem
lakteal oleh susu.
Penatalaksanaan:

1. Keluarkan ASI secara manual/ASI tetpa diberikan pada bayi.


2. Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.
3. Kompres dengan kantong es.
4. Pemberian analgesik.
2. Mastitis.
Inflamasi perinkimatosa glandula mammaemerupakan komplikasi ante partum yang jarang terjadi tetapi
kadang-kadang dijumapi dalam masa nifas dan laktasi. Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum
akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau keempat.
Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil
atau gejala grigor yang sebenarnya, yang segera di ikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan
frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa
nyeri.

Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:

 Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut.
 Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
 Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b. Gejala mastitis infeksius adalah :

1. Ibu mengeluh lemah dan sakit pada otot seperti flu.


2. Ibu dapat mengeluh sakit kepala.
3. Ibu demam.
4. Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5. Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya.
6. Terjadi pembengkakan pada payudara.
Penatalaksanaan.
Bila payudara tegang dan kemerahan maka:

 Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.


 Sangga payudara.
 Kompres dingin.
 Bila diperlukan, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
 Ibu harus di dorong menyusui meskipun ada pus.
 Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik untuk mengurangi demam dan
nyeri.
 Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (>39 0C), periksa kultur susu
terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
 Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala berkurang.
 Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.
Sumber
 Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. Sarwoho 13, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi

111, Cetakan 4, YBS — SP.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

Subscribe

RELATED POSTS :

 DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA


NIFAS).1. Perdarahan pervagina Perdarahan pervagina atau perdarahan postpartum atau post partum
hemorargi atau hemorargi post partum atau PPH a… Read More...

 SUPPORT SISTIM DALAM ASUHAN POSTNATAL 1.1. Latar


Belakang Periode pascanatal didefenisikan sebagai “suatu periode yang tidak kurang dari 10 hari dan tidak
lebih dari 28 hari … Read More...

 AYO BERI ASI EKSKLUSIFMenurut Survei Demografi dan Kesehatan


(SDKI) 2002 – 2003 pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang
… Read More...

 MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)Air Susu Ibu (ASI)


merupakan pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi
makanan yang lain s… Read More...
 MANAJEMEN LAKTASITanpa melihat apakah seorang ibu kelak akan
menyusui bayinya atau tidak, buah dada ibu telah dipersiapkan untuk laktasi oleh hormon-hormon … Read
More...
0 RESPONSE TO "DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA NIFAS)."

Newer PostOlder PostHome

Jual Soal Uji Kompetensi Bidan

 Entri Populer

 Label
 Arsip Blog


S1 KEBIDANAN
Banyak yang bertanya-tanya terutama bidan yang masih berpendidikan D3 mengenai jenjang pendidikan S1 Kebidanan, berikut
akan saya informasi...
 CONTOH SOAL UNTUK UJI KOMPETENSI BIDAN (1)
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui (1)  1. Seorang ibu, usia 23 tahun, melahirkan 2 jam yang lalu di klinik bidan,
mengeluh merasa...


KALA 1,2,3,4 DALAM PERSALINAN
a. Kala I (Pembukaan) Menurut Rohani dkk (2011) inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka d...
 BEDA CAIRAN KETUBAN DAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL
Halo bunda yang sedang menikmati kehamilan..  Keluarnya cairan dari jalan lahir biasanya menimbulkan kekhawatiran pada ibu
hamil. Rasa ...


MENENTUKAN USIA KEHAMILAN
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat ditentukan dengan: 1. Mempergunakan
rumus Naegle. Ru...
KATEGORI TERPOPULER

MATERI KULIAH (196)SOAL UJI KOMPETENSI (66)ASUHAN KEBIDANAN


KEHAMILAN (63)KEHAMILAN (58)ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN (51)KONSEP KEBIDANAN (50)UJI
KOMPETENSI (46)PATOLOGI KEBIDANAN (40)BIDAN STORY (38)KESEHATAN REPRODUKSI DAN
KB (33)METODE PENELITIAN (29)KEBIDANAN KOMUNITAS (27)ASUHAN KEBIDANAN PADA
BBL (24)PERMENKES/JUKNIS (24)SEKILAS INFO (20)ABOUT ME (18)VIDEO (18)AKTIVITAS (17)ETIKOLEGAL
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN (15)ARTIKEL (12)MOTIVASI (12)ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN
MENYUSUI (11)D4 KEBIDANAN (11)KOMUNIKASI DAN KONSELING (11)NOVEL
BIDAN (9)WORKSHOP (8)DOKUMENTASI KEBIDANAN (6)KDK (5)D3 KEBIDANAN (3)LOMBA (2)METODE
BELAJAR (2)S2 KEBIDANAN (2)WIRAUSAHA (2)APA KATA BIDAN (1)DUNIA PEREMPUAN (1)INFO
SEMINAR (1)KTI/SKRIPSI (1)LAYANAN (1)MEME BIDAN (1)SHOP (1)TESIS (1)KONTAK (1)

TOTAL PAGEVIEWS

0 68
1 44
2 33
3 73
4 69
5 49
6 81
7 69
8 45
9 37
1
0 84
1
1 83
1
2 76
1
3 89
1
4 85
1
5 47
1
6 43
1
7 100
1
8 93
1
9 84
2
0 80
2
1 44
2
2 50
2
3 42
2
4 81
2
5 88
2
6 99
2
7 89
2
8 80
2
9 40
  7,836,803
FOLLOWERS
KONTAK KAMI

Facebook : bidanshop
IG : @bidanshop
SMS/WA : 0813-9684-7635
Website : www.bidanshop.blogspot.com
ABOUT ME

Unknown
View my complete profile
STATISTIK
Copyright 2017 Bidanshop
Powered by BidanShop.com

 ABOUT

 KONTAK

 AKTIVITAS

 LAYANAN

 PRIVACY POLICY

 DISCLAIMER

 DAFTAR ISI

 SEKOLAH EMAK



  HOME
 MATERI KEBIDANAN
o
o
o
 JURNAL
o
o
o
 UJI KOMPETENSI
o
 WORKSHOP
o
 LOMBA
o
 SHOP
o
Search... Cari
Home » Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui » DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA NIFAS).

DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA


NIFAS).
 UNKNOWN  08:11  ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI
1. Perdarahan pervagina
Perdarahan pervagina atau perdarahan postpartum atau post partum hemorargi atau hemorargi post partum
atau PPH adalah kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus genetalia setelah melahirkan.

Hemorargi post partum primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah
kelahiran.

 
Penyebab:
1. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan). 
2. Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan,
misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sektio sesaria, episiotomi).

3. Koagulasi intravascular disetaminata.

4. Inversi uterus.

Hemorargi post partum sekunder  adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah
kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.

Penyebab:
1. Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan. 
2. Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi di serviks, vagina kandung kemih,
rectum).

3. Terbukanya luka pada uterus (setelah sectio caesaria, ruptur uterus).


Penatalaksanaan:
Hemorargi post partum primer.
Hemorargi post partum atonik.
1. Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah. 
2. Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, kontraksi uterus) dan
perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas dalam
kondisi terbuka, palingkan wajah hilang.

3. Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila
tidak bisa melalui IV).

4. Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila
pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.

5. Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.

6. Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan
infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.

7. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.

8. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir.

9. Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.

10. Lakukan pencatatan yang akurat.

Penatalaksanaan lanjutan:
Pantau kondisi pasien selama24-48 jam.

Hal yang harus di hindari:


1. Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai perdarahan telah terkendali dan keadaan
umum telah stabil. 
2. Pada kasus PPH atonik jangan pernah memasukkan pack vagina.

3. Jika penolong berada si rumah perlu dilakukan rujukan.

Hemorargi post partum traumatik


1. Pastikan asal perdarahan. 
2. Ambil darah untuk cros check dan lakukan sek kadar HB.

3. Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.

4. Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.

5. Perkirakan darah yang hilang.

6. Periksa denyut nadi, tekanan darah dan kondisi umum.


7. Jahit robekan.

8. Berikan antibiotik.

9. Membuat catatan yang akurat.

Hemorargi post partum sekunder


Prioritas dalam penatalaksanaan hemorargi post partum sekunder (sama dengan penatalaksanaan
hemorargi post partum primer).
1. Masukkan pasien ke rumah sakit sebagai salah satu kasus kedaruratan. 
2. Lakukan massase uterus, jika uterus masih teraba.

3. Berikan oksitosin.

4. Siapkan donor untuk transfusi.

5. Awasi uterus agar tetap berkontraksi dengan baik.

6. Berikan antibiotik.

7. Jika mungkin siapkan pasien untuk pemeriksaan segera dibawah pengaruh anastesi.

2. Infeksi masa nifas.


Infeksi masa nifas atau sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi pada setiap saat
antara awitan pecahan ketuban atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat
dua atau lebih dari hal-hal berikut ini:

1. Nyeri pelvik.
2. Demam 38,5 0C atau lebih.
3. Rabas vagina yang abnormal.
4. Rabas vagina yang berbau busuk.
5. Keterlambatan dalam penurunan uterus.

Bakteri penyebab sepsis puerpuralis:

1. Streptokoccus.
2. Stafilokoccus.
3. E. Coli.
4. Clostridium tetani.
5. Clostridium welchi.
6. Clamidia dan gonocokkus.
Bakteri endogen.
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rectum tanpa menimbulkan bahaya. Bahkan jika tekhnik
steril di gunakan dalam persalinan, infeksi ini masih dapat terjadi akibat bakteri endogen. Bakteri endogen
dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:

1. Bakteri ini masuk kedalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen pemeriksaan
pelvik.
2. Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/ laserasi atau jaringan mati.
3. Bakteri masuk sampai kedalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri eksogen.
Bakteri ini masuk kedalam vagina dari luar yaitu:

1. Melalui tangan dan alat yang tidak steril.


2. Melalui substansi.
3. Melalui aktivitas seksual.
Tanda dan gejala sepsis puerpuralis.

1. Demam.
2. Nyeri pelviks.
3. Nyeri tekan di uterus.
4. Lokia berbau menyengat.
5. Terjadi keterlambatan dalam penurunan uterus.
6. Pada laserasi terasa nyeri., bengkak dan mengeluarkan darah.
Faktor terjadi sepsis puerpuralis.
1. Anemia/kurang gizi. 
2. Higiene yang buruk.

3. Tekhnik asptik yang buruk.

4. Manipulasi yang sangat banyak pada jalan lahir.

5. Adanya jaringan mati pada jalan lahir.

6. Inersi tangan, instrumen atau pembalutyang tidak steril.

7. Ketuban pecah lama.

8. Pemeriksaan vagina yang sering.

9. Kelahiran melalui SC.

10. Laserasi vagina/serviks yang tidak di perbaiki.

11. PMS yang di derita.

12. Hemorragi post partum.


13. Tidak imunisasi tetanus.

14. Diabetes mellitus.

Faktor resiko di masyarakat.

1. Tidak adanya transportasi dan sarana lain.


2. Jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan.
3. Status kesehatan wanita yang rendah.
4. Kurangnya pengetahuan tentang sepsis puerpuralis.
Faktor di pelayanan kesehatan.

1. Pemantauan suhu badan yang tidak adekuat setelah persalinan lama dan kelahiran.
2. Tidak adanya asepsis selama persalinan.
3. Pemeriksaan bakteriologis yang tidak adekuat dengan antibiotik yang tepat atau intervensi operatif
selanjutnya.
4. Ketidaktersediaan antibiotik yang tepat.
3. Kelainan payudara.
1. Bendungan air susu ibu.
Selama 24-48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi
keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut bendungan air susu atau “caked breast”, sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut
menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara,
yang merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem
lakteal oleh susu.

Penatalaksanaan:

1. Keluarkan ASI secara manual/ASI tetpa diberikan pada bayi.


2. Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.
3. Kompres dengan kantong es.
4. Pemberian analgesik.
2. Mastitis.
Inflamasi perinkimatosa glandula mammaemerupakan komplikasi ante partum yang jarang terjadi tetapi
kadang-kadang dijumapi dalam masa nifas dan laktasi. Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum
akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau keempat.
Bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil
atau gejala grigor yang sebenarnya, yang segera di ikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan
frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa
nyeri.

Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:

 Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut.
 Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
 Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b. Gejala mastitis infeksius adalah :

1. Ibu mengeluh lemah dan sakit pada otot seperti flu.


2. Ibu dapat mengeluh sakit kepala.
3. Ibu demam.
4. Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5. Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya.
6. Terjadi pembengkakan pada payudara.
Penatalaksanaan.
Bila payudara tegang dan kemerahan maka:

 Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.


 Sangga payudara.
 Kompres dingin.
 Bila diperlukan, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
 Ibu harus di dorong menyusui meskipun ada pus.
 Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik untuk mengurangi demam dan
nyeri.
 Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (>39 0C), periksa kultur susu
terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
 Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala berkurang.
 Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.
Sumber
 Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.

Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. Sarwoho 13, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi

111, Cetakan 4, YBS — SP.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.
Subscribe

RELATED POSTS :

 DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA


NIFAS).1. Perdarahan pervagina Perdarahan pervagina atau perdarahan postpartum atau post partum
hemorargi atau hemorargi post partum atau PPH a… Read More...

 SUPPORT SISTIM DALAM ASUHAN POSTNATAL 1.1. Latar


Belakang Periode pascanatal didefenisikan sebagai “suatu periode yang tidak kurang dari 10 hari dan tidak
lebih dari 28 hari … Read More...

 AYO BERI ASI EKSKLUSIFMenurut Survei Demografi dan Kesehatan


(SDKI) 2002 – 2003 pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang
… Read More...

 MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)Air Susu Ibu (ASI)


merupakan pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi
makanan yang lain s… Read More...

 MANAJEMEN LAKTASITanpa melihat apakah seorang ibu kelak akan


menyusui bayinya atau tidak, buah dada ibu telah dipersiapkan untuk laktasi oleh hormon-hormon … Read
More...
0 RESPONSE TO "DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA NIFAS)."

Newer PostOlder PostHome

Jual Soal Uji Kompetensi Bidan


 

 Entri Populer

 Label
 Arsip Blog


S1 KEBIDANAN
Banyak yang bertanya-tanya terutama bidan yang masih berpendidikan D3 mengenai jenjang pendidikan S1 Kebidanan, berikut
akan saya informasi...
 CONTOH SOAL UNTUK UJI KOMPETENSI BIDAN (1)
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui (1)  1. Seorang ibu, usia 23 tahun, melahirkan 2 jam yang lalu di klinik bidan,
mengeluh merasa...


KALA 1,2,3,4 DALAM PERSALINAN
a. Kala I (Pembukaan) Menurut Rohani dkk (2011) inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka d...
 BEDA CAIRAN KETUBAN DAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL
Halo bunda yang sedang menikmati kehamilan..  Keluarnya cairan dari jalan lahir biasanya menimbulkan kekhawatiran pada ibu
hamil. Rasa ...


MENENTUKAN USIA KEHAMILAN
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat ditentukan dengan: 1. Mempergunakan
rumus Naegle. Ru...
KATEGORI TERPOPULER

MATERI KULIAH (196)SOAL UJI KOMPETENSI (66)ASUHAN KEBIDANAN


KEHAMILAN (63)KEHAMILAN (58)ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN (51)KONSEP KEBIDANAN (50)UJI
KOMPETENSI (46)PATOLOGI KEBIDANAN (40)BIDAN STORY (38)KESEHATAN REPRODUKSI DAN
KB (33)METODE PENELITIAN (29)KEBIDANAN KOMUNITAS (27)ASUHAN KEBIDANAN PADA
BBL (24)PERMENKES/JUKNIS (24)SEKILAS INFO (20)ABOUT ME (18)VIDEO (18)AKTIVITAS (17)ETIKOLEGAL
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN (15)ARTIKEL (12)MOTIVASI (12)ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN
MENYUSUI (11)D4 KEBIDANAN (11)KOMUNIKASI DAN KONSELING (11)NOVEL
BIDAN (9)WORKSHOP (8)DOKUMENTASI KEBIDANAN (6)KDK (5)D3 KEBIDANAN (3)LOMBA (2)METODE
BELAJAR (2)S2 KEBIDANAN (2)WIRAUSAHA (2)APA KATA BIDAN (1)DUNIA PEREMPUAN (1)INFO
SEMINAR (1)KTI/SKRIPSI (1)LAYANAN (1)MEME BIDAN (1)SHOP (1)TESIS (1)KONTAK (1)

TOTAL PAGEVIEWS

0 68
1 44
2 33
3 73
4 69
5 49
6 81
7 69
8 45
9 37
1
0 84
1
1 83
1
2 76
1
3 89
1
4 85
1
5 47
1
6 43
1 100
7
1
8 93
1
9 84
2
0 80
2
1 44
2
2 50
2
3 42
2
4 81
2
5 88
2
6 99
2
7 89
2
8 80
2
9 40
  7,836,803
FOLLOWERS
KONTAK KAMI

Facebook : bidanshop
IG : @bidanshop
SMS/WA : 0813-9684-7635
Website : www.bidanshop.blogspot.com
ABOUT ME

Unknown
View my complete profile
STATISTIK

Copyright 2017 Bidanshop
Powered by BidanShop.com

Anda mungkin juga menyukai