BERANDA
Home
Profil +
TIK XI.IA II +
Galeri Photo
Pribadi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eviden Based” ini
dengan lancar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan
Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini, sehingga dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai masa nifas dan eviden
based, khususnya bagi penulis.
Palembang, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..………..1
1.2 TujuanPenulisan ………………..............……………………………………......1
1.3 Manfaat……………………………………………………………….…………..2
PEMBAHASAN
2.1 Masa Nifas………………………………………………………………………3
2.2 Evidenbce Based………………………………………………………………..4
PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………..………………..……... 10
3.2 Saran…………………………………………………………..……………. …..10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan,
bayi baru lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan kala
nifas sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-
kecilnya dan kembalinya alat reproduksi dalam keadaan normal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan
kesanggupan suatu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia,
merupakan Negara yang angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segera untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.
EBM didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan
kuat professional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorietasi
akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk
penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada
tahun 2003. Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang
terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk
ibu dan bayi.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.
2. Untuk mengetahui Informasi Eviden Based pada masa nifas.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya.
2. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based pada masa
nifas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MASA NIFAS
2.1.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat
fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka
tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
2.2 EVIDENCE BASED
2.2.1 Pengertian evidence
based p p
Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka
evidence based dapat diartikan sebagai berikut evidence adalah bukti atau fakta dan
based adalah dasar. Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.
Evidence based midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk
membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan
tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah
jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RSCM
Harrogate, inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu bidan
dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama
meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi pengertian evidence based midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah
yang sistematis.
2.2.2 Manfaat Evidence Based
Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.
Meningkatkan kompetensi (kognitif)
Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan
yang bermutu.
Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan
asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.2.3 Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care
Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya bahkan sampai
sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian ternyata tidak
bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.
N Tindakan yang dilakukan Sebelum EBM Setelah EBM
O
1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat
Vagina pendarahan tapi tidak menyebabkan
mengehentikan infeksi.
pendarahan.
2. Perawatan Terpisah (ibu Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat
dan bayi) selama 2 jam pertama. bounding
attachment.
3. Pemakaian Gurita atau Gurita untuk Gurita
sejenisnya memperbaiki bentuk mempersulit
tubuh ibu pemantauan
involusio rahim dan
dapat menyebabkan
infeksi.
4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat
dikasih alkohol dan sekarang hanya
betadine. menggunakan kasa
steril.
B. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini
kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada
proses ini penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orangtua
terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya.
Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci dari insting primata. Bayi
memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan pengalaman dan benda
yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini:
a. Kadar oksitosin meningkat
b. Refleks menghisap dilakukan dini
c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tingginya AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara
berkembang . maka WHO menetapkan salah satu usaha yang dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannya praktek berdasarpada evidenc based.
3.2 Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan
pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKIdan
AKB.
| 0 komentar
Share
0 komentar:
Posting Lebih BaruBerandaPosting Lama
PENGIKUT
WELCOME
POPULAR POSTS
Hari Guru
Hari Guru Tidak banyak menuntut. Sabar dan tekun memberi ilmu. Sebuah kebanggaan
luar biasa untuk bisa hidup melihat anak muridnya ber...
Diberdayakan oleh Blogger.
BERANDA
BLOG ARCHIVE
▼ 2015 (3)
o ▼ Desember (3)
METODE KANGOROO MOTHER CARE & PIJAT BAYI
EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS
Pengertian dan Sejarah Internet
► 2014 (2)
► 2013 (4)
► 2012 (33)
ABOUT ME
Puja Lestari
Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia
Lihat profil lengkapku
BLOGROLL
BLOG ARCHIVE
▼ 2015 (3)
o ▼ Desember (3)
METODE KANGOROO MOTHER CARE & PIJAT BAYI
EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS
Pengertian dan Sejarah Internet
► 2014 (2)
► 2013 (4)
► 2012 (33)
ABOUT
BLOGGER NEWS
BLOGROLL
Widget Animasi
BLOGGER TEMPLATES
Copyright © 2012 puja lestari - Blogger Template by SoraTemplates
ABOUT
KONTAK
AKTIVITAS
LAYANAN
PRIVACY POLICY
DISCLAIMER
DAFTAR ISI
SEKOLAH EMAK
HOME
MATERI KEBIDANAN
o
o
o
JURNAL
o
o
o
UJI KOMPETENSI
o
WORKSHOP
o
LOMBA
o
SHOP
o
Search... Cari
Home » Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui » DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA NIFAS).
1. Perdarahan pervagina
Perdarahan pervagina atau perdarahan postpartum atau post partum hemorargi atau hemorargi post partum
atau PPH adalah kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus genetalia setelah melahirkan.
Hemorargi post partum primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah
kelahiran.
Penyebab:
1. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan).
2. Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan,
misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sektio sesaria, episiotomi).
4. Inversi uterus.
Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah
kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.
Penyebab:
1. Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan.
2. Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi di serviks, vagina kandung kemih,
rectum).
Penatalaksanaan:
Hemorargi post partum primer.
Hemorargi post partum atonik.
1. Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah.
2. Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran, kontraksi uterus) dan
perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas dalam
kondisi terbuka, palingkan wajah hilang.
3. Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila
tidak bisa melalui IV).
4. Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila
pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
6. Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan
infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
7. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.
8. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir.
Penatalaksanaan lanjutan:
Pantau kondisi pasien selama24-48 jam.
7. Jahit robekan.
8. Berikan antibiotik.
3. Berikan oksitosin.
6. Berikan antibiotik.
7. Jika mungkin siapkan pasien untuk pemeriksaan segera dibawah pengaruh anastesi.
1. Nyeri pelvik.
2. Demam 38,5 0C atau lebih.
3. Rabas vagina yang abnormal.
4. Rabas vagina yang berbau busuk.
5. Keterlambatan dalam penurunan uterus.
1. Streptokoccus.
2. Stafilokoccus.
3. E. Coli.
4. Clostridium tetani.
5. Clostridium welchi.
6. Clamidia dan gonocokkus.
Bakteri endogen.
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rectum tanpa menimbulkan bahaya. Bahkan jika tekhnik
steril di gunakan dalam persalinan, infeksi ini masih dapat terjadi akibat bakteri endogen. Bakteri endogen
dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:
1. Bakteri ini masuk kedalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen pemeriksaan
pelvik.
2. Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/ laserasi atau jaringan mati.
3. Bakteri masuk sampai kedalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri eksogen.
Bakteri ini masuk kedalam vagina dari luar yaitu:
1. Demam.
2. Nyeri pelviks.
3. Nyeri tekan di uterus.
4. Lokia berbau menyengat.
5. Terjadi keterlambatan dalam penurunan uterus.
6. Pada laserasi terasa nyeri., bengkak dan mengeluarkan darah.
Faktor terjadi sepsis puerpuralis.
1. Anemia/kurang gizi.
2. Higiene yang buruk.
3. Tekhnik asptik yang buruk.
1. Pemantauan suhu badan yang tidak adekuat setelah persalinan lama dan kelahiran.
2. Tidak adanya asepsis selama persalinan.
3. Pemeriksaan bakteriologis yang tidak adekuat dengan antibiotik yang tepat atau intervensi operatif
selanjutnya.
4. Ketidaktersediaan antibiotik yang tepat.
3. Kelainan payudara.
1. Bendungan air susu ibu.
Selama 24-48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi
keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut bendungan air susu atau “caked breast”, sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut
menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara,
yang merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem
lakteal oleh susu.
Penatalaksanaan:
Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:
Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut.
Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b. Gejala mastitis infeksius adalah :
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. Sarwoho 13, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi
Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.
Subscribe
RELATED POSTS :
Entri Populer
Label
Arsip Blog
S1 KEBIDANAN
Banyak yang bertanya-tanya terutama bidan yang masih berpendidikan D3 mengenai jenjang pendidikan S1 Kebidanan, berikut
akan saya informasi...
CONTOH SOAL UNTUK UJI KOMPETENSI BIDAN (1)
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui (1) 1. Seorang ibu, usia 23 tahun, melahirkan 2 jam yang lalu di klinik bidan,
mengeluh merasa...
KALA 1,2,3,4 DALAM PERSALINAN
a. Kala I (Pembukaan) Menurut Rohani dkk (2011) inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka d...
BEDA CAIRAN KETUBAN DAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL
Halo bunda yang sedang menikmati kehamilan.. Keluarnya cairan dari jalan lahir biasanya menimbulkan kekhawatiran pada ibu
hamil. Rasa ...
MENENTUKAN USIA KEHAMILAN
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat ditentukan dengan: 1. Mempergunakan
rumus Naegle. Ru...
KATEGORI TERPOPULER
TOTAL PAGEVIEWS
0 68
1 44
2 33
3 73
4 69
5 49
6 81
7 69
8 45
9 37
1
0 84
1
1 83
1
2 76
1
3 89
1
4 85
1
5 47
1
6 43
1
7 100
1
8 93
1
9 84
2
0 80
2
1 44
2
2 50
2
3 42
2
4 81
2
5 88
2
6 99
2
7 89
2
8 80
2
9 40
7,836,803
FOLLOWERS
KONTAK KAMI
Facebook : bidanshop
IG : @bidanshop
SMS/WA : 0813-9684-7635
Website : www.bidanshop.blogspot.com
ABOUT ME
Unknown
View my complete profile
STATISTIK
Copyright 2017 Bidanshop
Powered by BidanShop.com
ABOUT
KONTAK
AKTIVITAS
LAYANAN
PRIVACY POLICY
DISCLAIMER
DAFTAR ISI
SEKOLAH EMAK
HOME
MATERI KEBIDANAN
o
o
o
JURNAL
o
o
o
UJI KOMPETENSI
o
WORKSHOP
o
LOMBA
o
SHOP
o
Search... Cari
Home » Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui » DETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA POST NATAL (MASA NIFAS).
Hemorargi post partum primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah
kelahiran.
Penyebab:
1. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban tertahan).
2. Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan atau gangguan,
misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sektio sesaria, episiotomi).
4. Inversi uterus.
Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang terjadi antara 24 jam setelah
kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.
Penyebab:
1. Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan.
2. Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi di serviks, vagina kandung kemih,
rectum).
3. Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui IM apabila
tidak bisa melalui IV).
4. Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15 menit apabila
pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma ekspander.
6. Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin dalam 1 liter cairan
infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap menyusui bayinya.
7. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.
8. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan laserasi jalan lahir.
Penatalaksanaan lanjutan:
Pantau kondisi pasien selama24-48 jam.
8. Berikan antibiotik.
3. Berikan oksitosin.
6. Berikan antibiotik.
7. Jika mungkin siapkan pasien untuk pemeriksaan segera dibawah pengaruh anastesi.
1. Nyeri pelvik.
2. Demam 38,5 0C atau lebih.
3. Rabas vagina yang abnormal.
4. Rabas vagina yang berbau busuk.
5. Keterlambatan dalam penurunan uterus.
1. Streptokoccus.
2. Stafilokoccus.
3. E. Coli.
4. Clostridium tetani.
5. Clostridium welchi.
6. Clamidia dan gonocokkus.
Bakteri endogen.
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rectum tanpa menimbulkan bahaya. Bahkan jika tekhnik
steril di gunakan dalam persalinan, infeksi ini masih dapat terjadi akibat bakteri endogen. Bakteri endogen
dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:
1. Bakteri ini masuk kedalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen pemeriksaan
pelvik.
2. Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/ laserasi atau jaringan mati.
3. Bakteri masuk sampai kedalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri eksogen.
Bakteri ini masuk kedalam vagina dari luar yaitu:
1. Demam.
2. Nyeri pelviks.
3. Nyeri tekan di uterus.
4. Lokia berbau menyengat.
5. Terjadi keterlambatan dalam penurunan uterus.
6. Pada laserasi terasa nyeri., bengkak dan mengeluarkan darah.
Faktor terjadi sepsis puerpuralis.
1. Anemia/kurang gizi.
2. Higiene yang buruk.
1. Pemantauan suhu badan yang tidak adekuat setelah persalinan lama dan kelahiran.
2. Tidak adanya asepsis selama persalinan.
3. Pemeriksaan bakteriologis yang tidak adekuat dengan antibiotik yang tepat atau intervensi operatif
selanjutnya.
4. Ketidaktersediaan antibiotik yang tepat.
3. Kelainan payudara.
1. Bendungan air susu ibu.
Selama 24-48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering mengalami distensi menjadi
keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut bendungan air susu atau “caked breast”, sering
menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut
menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara,
yang merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdistensi sistem
lakteal oleh susu.
Penatalaksanaan:
Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:
Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut.
Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b. Gejala mastitis infeksius adalah :
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta. Sarwoho 13, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi
Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.
Subscribe
RELATED POSTS :
Entri Populer
Label
Arsip Blog
S1 KEBIDANAN
Banyak yang bertanya-tanya terutama bidan yang masih berpendidikan D3 mengenai jenjang pendidikan S1 Kebidanan, berikut
akan saya informasi...
CONTOH SOAL UNTUK UJI KOMPETENSI BIDAN (1)
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui (1) 1. Seorang ibu, usia 23 tahun, melahirkan 2 jam yang lalu di klinik bidan,
mengeluh merasa...
KALA 1,2,3,4 DALAM PERSALINAN
a. Kala I (Pembukaan) Menurut Rohani dkk (2011) inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai
membuka d...
BEDA CAIRAN KETUBAN DAN KEPUTIHAN PADA IBU HAMIL
Halo bunda yang sedang menikmati kehamilan.. Keluarnya cairan dari jalan lahir biasanya menimbulkan kekhawatiran pada ibu
hamil. Rasa ...
MENENTUKAN USIA KEHAMILAN
Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat ditentukan dengan: 1. Mempergunakan
rumus Naegle. Ru...
KATEGORI TERPOPULER
TOTAL PAGEVIEWS
0 68
1 44
2 33
3 73
4 69
5 49
6 81
7 69
8 45
9 37
1
0 84
1
1 83
1
2 76
1
3 89
1
4 85
1
5 47
1
6 43
1 100
7
1
8 93
1
9 84
2
0 80
2
1 44
2
2 50
2
3 42
2
4 81
2
5 88
2
6 99
2
7 89
2
8 80
2
9 40
7,836,803
FOLLOWERS
KONTAK KAMI
Facebook : bidanshop
IG : @bidanshop
SMS/WA : 0813-9684-7635
Website : www.bidanshop.blogspot.com
ABOUT ME
Unknown
View my complete profile
STATISTIK
Copyright 2017 Bidanshop
Powered by BidanShop.com