Anda di halaman 1dari 4

1.

sejarah ringkas metode casework

Pada awalnya intervensi di level individu dimulai dari apa yang digambarkan oleh Nee dan Roberts.
Buku " sosial diagnosis" merupakan buku teks pertama pada disiplin pekerjaan sosial sebagai bagian dari
ilmu kesejahteraan sosial yang menguraikan metode intervensi sosial yang dikenal dengan nama "
Casework". Namun menurut Woods dan Holis buku karya Richmond yang berjudull " friendly visiting
among the poor : a hand book for charity workers" yang diterbitkan pada 1899 adalah karya yang
mengawali berkembangnya metode casework ini.

tetapi dalam buku social Diagnosis pembahasan secara sistematik terhadap kasus serta kajian yang lebih
mendalam terhadap kasus tersebut menjadikan buku ini sebagai basis dari pendekatan ilmiah dalam
terapi melalui metode casework.

Lalu terapi melalui metode ini dikembangkan antara lain karena pada saat itu banyak kasus yang
ditangani dan didalami oleh para relawan semakin Kompleks serta membutuhkan metode penanganan
yang lebih baik dan lebih ilmiah. Nah, karya-karya Mary Richmond lah yang meletakkan fondasi dasar
tersebut sehingga ia dianggap sebagai pionir Dalam metode ini.

Dalam kaitan dengan hal ini maka metode ini yang dikembangkan oleh richmond ini dikenal juga dengan
nama family casework atau social case workers. Jadi pada dasarnya metode intervensi casework ini
dikembangkan untuk menangani masalah keberfungsian sosial yang dihadapi oleh individu dengan
melibatkan keluarga ataupun orang-orang yang dekat dengan individu tersebut.

2. Proses Terapi dalam Casework

menurut Zastrow ada 8 tahapan proses konseling melalui metode casework yaitu:

Tahap pertama - penyadaran akan adanya masalah

Di sini adalah tahap awal di mana klien yang mau terlibat dalam relasi dengan konselor harus merasakan
adanya masalah yang sedang ia hadapi namun tak bisa ia atasi. jika tidak maka klien akan cenderung
kurang untuk termotivasi mengembangkan relasi dengan konsenlor (caseworker).

Nah bagi konselor sendiri jika klien tidak menyadari atau menyangkal dia tidak ada masalah maka tugas
caseworker akan semakin berat. Karena ia harus menyadarkan dulu si klien. Caseworker harus mencoba
mencari tahu lebih mendalam Mengapa terjadi penyangkalan atau denial pada diri klien nya.

Tahap kedua - Penjalinan relasi lebih mendalam dengan konselor ( caseworker)

Pada tahap ini diharapkan sudah timbul relasi yang baik dan mendalam antara klien dengan konselor di
sini kalian sudah mulai meletakkan kepercayaannya kepada si caseworker untuk membantunya
menyelesaikan masalah.
Tahap ketiga - pengembangan motivasi

Nah di sini clean harus mampu meyakinkan dirinya bawah dia mahu untuk mengatasi masalah yang
sedang dihadapi atau menciptakan kondisi lebih baik dari sebelumnya. Di sini tugas caseworker adalah
mendukung dan membangkitkan motivasi klien agar ia mampu mengubah kondisi kejiwaan ataupun
ketidakyakinan nya yang terjadi selama ini.

Tahap keempat - pengonseptualisasian Masalah

Untuk menciptakan konseling yang efektif klien harus mengenali Bahwa masalah yang ia hadapi
bukanlah suatu masalah yang tidak dapat diatasi namun ada komponen-komponen dalam permasalahan
itu yang masih dapat diatasi. Hal ini perlu dibantu oleh sangcaseworker karena biasanya klien itu
cenderung menganggap Bahwa masalah yang dihadapi itu terlalu besar untuk dirinya sehingga Ia tidak
mampu untuk mengatasinya, nah disinilah peran caseworker untuk memilah-milah permasalahan yang
ada dan mengajak kliennya untuk melihat bahwa ada komponen tertentu yang masih dapat diatasi di
sini caseworker dapat melakukan wawancara yang lebih mendalam dan menganalisis permasalahan
yang dihadapi klien dengan baik.

Tahap kelima - eksplorasi strategi mengatasi masalah

tahap ini adalah tahap dimana konselor dengan klien nya mencoba mengeksplorasi berbagai macam
cara yang mungkin digunakan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi. Disini klien perlu dilibatkan
karena setiap klien adalah unique ( berbeda dengan yang lain).

Tahap keenam - penyeleksian strategi mengatasi masalah

Setelah dieksplorasi maka pada tahap ini konselor dan klien mendiskusikan dari berbagai cara yang ada
untuk mengatasi masalah yang ia hadapi dan memilih manakah cara yang akan diambil. Prinsip
Selfderermination adalah salah satu prinsip yang penting untuk digunakan dalam tahap ini karena klien
mempunyai hak untuk memilih cara yang mana yang akan ia tempuh untuk meningkatkan kondisi yang
ada pada dirinya.

Tahap ketujuh - implementasi atau pelaksanaan strategi mengatasi masalah

Proses konseling baru akan berhasil jika klien mau menjalankan atau melaksanakan alternatif strategi
pemecahan masalah yang sudah ditentukan serta berkembang komitmennya dalam mengatasi masalah
yang ada. Ungkapan yang kurang lebih menggambarkan perasaan klien adalah " Saya rasa cara yang
saya pilih ini telah mulai menunjukkan hasil" jika ungkapan ini muncul maka konselor dapat menjaga
agar komitmen ini tetap berlanjut, tapi jika ungkapan yang muncul adalah "Saya rasa cara ini tidak ada
gunanya untuk dilanjutkan" maka konselor dan klien harus mencoba mencari alternatif cara pemecahan
masalah yang lainnya.

Tahap kedelapan - Evaluasi


Jika perubahan yang diinginkan adalah perubahan permanen maka perasaan yang timbul pada klien
adalah seperti yang diharapkan yaitu dengan mengungkapkan bahwa ia Cukup puas dengan cara yang
digunakan meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama. namun jika klien memunculkan perasaan
seperti bahwasannya ia merasa metode ini sedikit membantu nya tapi memakan waktu dan biaya yang
besar dan Dia merasa bahwa dia tidak perlu berkorban untuk memilih cara ini, maka perubahan yang
terjadi akan dapat bersifat sementara saja. Di sinilah peran konselor untuk meyakinkan kliennya bahwa
perubahan yang ia capai adalah perubahan yang bermakna dan ia diharapkan untuk tetap dapat
melanjutkan treatment tersebut.

selain tahapan diatas skidmore, Thackeray dan farley menggambarkan proses casework menjadi 4
tahapan lebih dilihat dari relasi antara therapist (pihak yang melakukan terapi) dengan kliennya yaitu :

A. Tahap 'Penelitian' ( study Phase)

pada tahap ini klien menjalin relasi dengan caseworker dan mengembangkan nya. biasanya klien akan
berpengharapan bahwa caseworker lah yang akan memecahkan masalah yg sedang ia hadapi. persepsi
ini muncul seringkali karena keterbiasaan klien berhadapan dengan terapi yang lain seperti dokter atau
dokter gigi. karena itu dalam proses engagement ini caseworker harus mencoba menjelaskan dan
menanamkan pengertian bahwa dalam proses terapi yang akan ia jalani dirinyalah yang banyak
menentukan Bagaimana hasil yang akan dicapai.

Fungsi cash worker adalah membantu klien Agar klien dapat mengembangkan diri, membantu klien
agar dapat memilih pemecahan masalah yang terbaik untuk diri klien itu sendiri dan membantu
membangkitkan motivasi kalian untuk bergerak ke arah yang lebih baik dan memonitor perkembangan
klien.

B. Tahap pengkajian (Assesment Phase)

prinsip individuallisasi dalam proses pengkajian masalah dan kebutuhan klien sangatlah penting untuk
diterapkan. Proses pengkajian ini sendiri pada dasarnya adalah suatu proses yang dinamis dan cair.
proses ini diawali dengan pernyataan masalah apa yang dihadapi oleh klien sebagai langkah awal untuk
memahami permasalahan apa yang sebenarnya dihadapi oleh klien tersebut. Dalam proses pengkajian
ini tercapainya hasil pengkajian yang relatif tepat sangat dipengaruhi oleh relasi dan kerjasama antara
praktisi dengan kliennya jadi di sini prinsip partisipasi tetap harus didorong untuk berkembang dalam
relasi antara praktisi dengan kliennya

C. Tahap Intervensi

intervensi pada dasarnya dikembangkan berdasarkan kebutuhan dari klien. cash worker dalam proses
terapi yang dikembangkan melakukan proses diskusi untuk melakukan pemilihan alternatif pemecahan
masalah bersama kliennya di sini client lah yang didorong untuk mengembangkan kemampuan untuk
mengatasi permasalahan sesuai dengan pertimbangan kemampuannya.
Dalam kaitan dengan hal ini ada beberapa keterampilan intervensi yang perlu dimiliki oleh caseworker
antara lain keterampilan untuk melakukan wawancara khususnya wawancara untuk intervensi,
melakukan pencatatan kasus dan melakukan proses rujukan bila diperlukan. proses ini tidak jarang
merupakan proses learning by doing dari klien untuk mengatasi permasalahan yang ia hadapi dan proses
ini seringkali bukan proses yang berjalan lurus melainkan suatu proses naik dan turun sesuai dengan
dinamika perkembangan client serta relasi antara klien dengan struktur serta relasi klien dengan
lingkungannya.

D. Tahap Terminasi

fase ini merupakan tahapan di mana relasi antara caseworker dan klien akan dihentikan. di sini
pemahaman tentang penghentian proses treatment juga harus dipahami dengan makna yang kurang
lebih sama antara caseworker dengan kliennya terutama dalam kaitanya dengan pencapaian dari tujuan
treatment tersebut. Di Fase ini kesamaan pandangan lah yang sangat penting karena untuk menentukan
kapan terminasi kira-kira akan dilakukan. Akan tetapi selain proses terapi yang diakhiri atas dasar
kesepakatan bersama karena sudah tercapainya suatu kemampuan tertentu dari klien terminasi juga
dapat menjadi secara sepihak misalnya karena tidak terbentuknya relasi yang baik antara kelompok
dengan kliennya maka dalam hal ini terminasi yang terjadi ada terminasi tanpa terciptanya bentuk
perilaku yang diharapkan akan dapat membantu klien untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam
kasus seperti ini biasanya koping mekanisme mekanisme untuk menangani permasalahan yang muncul
pada diri kalian yang tidak terbentuk dengan baik

Anda mungkin juga menyukai