Anda di halaman 1dari 12

Metode Pekerjaan Sosial

Metode Pekerjaan Sosial adalah suatu prosedur kerja yang teratur dan dilaksanakan secara sistematis

digunakan oleh pekerja sosial dalam memberikan pelayanan sosial. Di dalam pekerjaan sosial ada beberapa

metode yang digunakan untuk membantu klien dalam mengatasi permasalahannya.

Jenis-jenis Metode Pekerjaan Sosial adalah :

METODE POKOK

Social Case Work

Bimbingan sosial individu/perseorangan adalah suatu rangkaian pendekatan teknik pekerjaan sosial yang

ditujukan untuk membantu individu yang mengalami masalah berdasarkan relasi antara pekerja sosial dengan

seorang penerima pelayanan secara tatap muka.

Prinsip dasar pada bimbingan sosial perseorangan adalah:

1. Penerimaan, seorang pekerja sosial harus mau menerima dan menghormati penerima pelayanan (klien)
dalam setiap kondisi yang dialaminya.
2. Komunikasi, antara pekerja sosial dan klien harus saling memberi dan menerima informasi.
3. Individualisasi, pekerja sosial harus memahami, menerima bahwa klien sebagai pribadi yang unik, dalam arti
berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.
4. Pertisipasi, pekerja sosial harus ikut serta secara langsung dalam membantu mengatasi permasalahan klien.
5. Kerahasiaan, pekerja sosial harus mampu merahasiakan informasi yang diberikan oleh klien.
6. Kesadaran diri, sebagai manusia pekerja sosial menyadari akan respon klien serta motivasi dan relasi
bantuan profesional.

Pekerja sosial profesional yang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman menggunakan metode bimbingan

sosial perorangan ini akan menghindari sejauh mungkin bias-bias subyektifitas dan interest pribadi. Beberapa
peranan pekerja sosial profesional yang menerapkan bimbingan perorangan adalah:

1. Broker, membantu memberikan pelayanan sosial kepada klien.


2. Mediator, menghubungkan klien kepada sumber-sumber pelayanan sosial.
3. Public educator, memberikan dan menyebarluaskan informasi mengenai masalah dan pelayanan sosial.
4. Advocate, membela klien memperjuangkan haknya memperoleh pelayanan atau menjadi penyambung lidah
klien agar lembaga respon memenuhi kebutuhan klien.
5. Outreach, pekerja sosial mendatangi atau menjangkau pelayanan.
6. Behavioral specialist, sebagai ahli yang dapat melakukan berbagai strategi atau teknis mengubah perilaku
seseorang.
7. Konsultan, memberikan nasehat kepada klien untuk memenuhi kebutuhan atau pemecahan masalah.
8. Konselor, mencarikan alternatif yang dapat membantu klien dalam upaya mengatasi masalahnya.

Social Group Work

Bimbingan sosial kelompok adalah suatu pelayanan kepada kelompok yang tujuan utamanya untuk membantu

anggota kelompok mempengaruhi fungsi sosial, pertumbuhan atau perubahan anggota kelompok. Jadi
bimbingan sosial kelompok digunakan untuk membantu individu dalam mengembangkan atau menyesuaikan

diri dengan kelompok/lingkungan sosialnya dengan kondisi tertentu atau membantu kelompok mencapai

tujuannya. Beberapa prinsip bimbingan sosial kelompok antara lain:

1. Pembentukan kelompok secara terencana. Kelompok merupakan satu kesatuan dimana individu
memperoleh pelayanan untuk mengembangkan pribadinya. Kelompok yang telah terbentuk, maka badan
sosial yang menerima kelompok dimaksud perlu memperhatikan faktor-faktor yang erat hubungannya
dengan situasi kelompok, terutama yang dapat memberikan kemungkinan untuk perkembangan individu
menuju ke arah positif dalam pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh kelompok.
2. Memiliki tujuan yang akan dicapai bersama. Di dalam bimbingan sosial kelompok tujuan, perkembangan
individu dan kelompok harus dirumuskan dengan cermat oleh pembimbing kelompok agar terdapat
keserasian antara harapan dan kemampuan kelompok.
3. Penciptaan interaksi terpimpin. Dalam bimbingan sosial kelompok harus dibina hubungan yang bertujuan
antara pekerja sosial dengan anggota-anggota kelompok dan atas dasar keyakinan bahwa pekerja sosial
akan menerima anggota kelompok sebagaimana adanya.
4. Pengambilan keputusan. Kelompok harus dibantu dalam mengambil keputusan-keputusan sendiri dan
menentukan kegiatan yang diinginkan sesuai dengan kemampuannya.
5. Organisasi bersifat fleksibel dalam arti organisasi dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Organisasi
yang formal harus fleksibel dan harus didorong bila sedang berusaha mencapai tujuan yang penting, yang
dipahami oleh para anggotanya dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
6. Penggalian sumber-sumber dan penyusunan program. Sumber yang ada di masyarakat harus dapat
digunakan untuk memperkaya pengalaman kelompok, untuk dimanfaatkan para anggota dan kelompok itu
sendiri. Penilaian kegiatan secara terus-menerus terhadap proses dan hasil program atau pekerjaan
kelompok yang merupakan jaminan dan pertanggungjawaban terhadap apa yang diselesaikan masing-
masing pihak untuk keseluruhan.

Tugas-tugas bimbingan sosial kelompok

1. Membentuk kelompok dalam memahami tujuan dari badan sosial yang menyelenggarakan bimbingan sosial
kelompok itu dan sampai sejauh mana dapat memberikan keuntungan bagi pencapaian tujuan kelompok.
2. Membantu kelompok dalam merumuskan sasaran kerja, maksud dan tujuan kelompok.
3. Membantu kelompok dalam mengembangkan jiwa kelompok dan kesadaran para anggota kelompok.
4. Membantu kelompok untuk menyadari kemampuan dan kelemahannya sehingga ia dapat mengambil
keputusan sesuai tingkatnya.
5. Membantu kelompok untuk mengetahui atau mengenal persoalan-persoalan yang terjadi di dalam
kelompok.
6. Membantu kelompok untuk berusaha menyempurnakan organisasi, kemudian membantu para pemimpinnya
memahami tugas.
7. Membantu kelompok dalam usahanya untuk memperoleh sumber-sumber yang diperlukan.
8. Membantu individu-individu untuk saling menerima temannya dan saling bergaul dengan penuh tanggung
jawab sebagai sesama anggota kelompok.

Community Organization

Bimbingan sosial dengan masyarakat sebagai salah satu metode pekerjaan sosial yang bertujuan untuk

memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada di dalam masyarakat

serta menekankan dengan adanya prinsip peran serta atau partisipasi masyarakat. Upaya tersebut cenderung

mengarah pada pemenuhan kebutuhan bidang tertentu di masyarakat seperti kesejahteraan keluarga,

kesejahteraan anak dan lain sebagainya. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah:

1. Penyusunan program didasarkan kebutuhan nyata yang mendesak di masyarakat.


2. Partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat.
3. Bekerja sama dengan berbagai badan dalam rangka keberhasilan bersama dalam pelaksanaan program.
4. Titik berat program adalah upaya untuk pencegahan, rehabilitasi, pemulihan, pengembangan dan
dukungan.

METODE BANTU

Aksi Sosial

Merupakan upaya menggerakkan masyarakat untuk mendapatkan atau menciptakan sumber-sumber dalam

memenuhi kebutuhannya. Pekerja sosial berupaya memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk

menyadari kekurangan, memahami akan potensi dan sumber yang dimiliki dan berupaya mengatasi masalah

secara bersama-sama.

Administrasi Kesejahteraan Sosial

Administrasi Kesejahteraan Sosial adalah sesuatu proses penyelenggarakan dan pelaksanaan usaha kerja sama

sekelompok orang yang terorganisir dengan baik, dengan menggunakan sumber fasilitas yang ada untuk

memberikan pertolongan sosial kepada masyarakat agar dapat meningkatkan fungsi sosial dan taraf hidupnya.

Fungsi administrasi kesejahteraan sosial:

1. Pengumpulan data dan sumber.


2. Analisa terhadap situasi sosial, pelayanan sosial untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan manusia.
3. Perumusan dan penentuan tujuan pelayanan kesejahteraan sosial.
4. Pengorganisasian usaha pertolongan/pelayanan kesejahteraan sosial.
5. Manajemen usaha pertolongan/pelayanan kesejahteraan sosial.
6. Komunikasi Sosial.
7. Tata Usaha.
8. Partisipasi Masyarakat.

Syarat administrasi kesejahteraan sosial:

1. Adanya proses penyelenggaraan dan pelaksanaan usaha kerja sama sekelompok orang.
2. Adanya usaha kerja sama sekelompok orang yang terorganisir secara baik.
3. Pelaksanaan usaha kerja sama diilhami oleh nilai-nilai pekerjaan sosial.
4. Adanya sumber, fasilitas dan dana.
5. Adanya tujuan yang hendak dicapai yaitu memberikan pertolongan kepada masyarakat penyandang
masalah sosial sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

Penelitian Pekerjaan Sosial

Penelitian pekerjaan sosial adalah kegiatan penelitian yang dilaksanakan berdasarkan metode ilmiah untuk

memperoleh informasi tentang berbagai permasalahan sosial, baik aktual maupun potensial dalam upaya

meningkatkan mutu pengetahuan pekerjaan sosial maupun kualitas pelayanan sesuai tujuan pekerjaan sosial.
Dalam bekerja dengan individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat, pekerja sosial menggunakan

suatu pendekatan pemecahan masalah ( problem-solving approach).  Proses pemecahan-masalah dapat

dilustrasikan dalam beragam cara, namun akan terdiri dalam tahapan berikut:

1. Mengidentifikasi secara jelas kemugkinan masalah atau masalah


2. Munculkan kemungkinan solusi arternatif
3. Mengevaluasi alternatif solusi
4. Memilih sebuah solusi atau solusi-solusi yang akan digunakan dan menetukan tujuan
5. Implementasi solusi
6. Tindak lanjuti untuk mengevaluasi apakah solusi bekerja.

Konseptualisasi pendekatan pemecahan masalah lainnya adalah proses perubahan praktek pekerjaan sosial,

yang akan dijelaskan berikut ini.

Proses Perubahan

Seorang pekerja sosial menggunakan suatu change process dalam bekerja bersama klien. (Klien termasuk

individu, kelompok, keluarga, organisasi, dan masyarakat) Dewan untuk Pendidikan Pekerjaan Sosial AS (2001)

dalam EPAS (Educational Policy and Accreditation Standards) menjelaskan sepuluh keterampilan yang

dibutuhkan bagi praktek pekerjaan sosial:

1. Mengikutsertakan klien dalam suatu hubungan kerjasama yang sesuai


2. Mengidentifikasi isyu, permasalahan, kebutuhan, sumber, dan asset
3. Mengumpulkan dan mengkaji informasi
4. Merencanakan penyediaan pelayanan
5. Menggunakan keterampilan-keterampilan komunikasi, supervise, dan konsultasi
6. Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengimplementasi secara empiris berdasarkan disain intervensi untuk
mencapai tujuan-tujuan klien
7. Menerapkan pengetahuan empiris dan teknologi terdepan (maju)
8. Mengevaluasi outcomes program dan efektivitas praktek.
9. Mengembangkan, menganalisa, mengadvokasi, dan memberikan kepemimpinan untuk kebijakan dan
pelayanan.
10. Mendukung keadilan sosial dan ekonomi.

METODA PEKERJAAN SOSIAL DENGAN INDIVIDU (CASE WORK)


 Sasaran : Klien Perorangan/Individu
 Setting Pelayanan : Umumnya di Panti dan Kasus-kasus/masalah sosial dalam rumah
tangga atau keluarga
 Dikenal sebagai Model Intervensi Mikro
 Teknik-teknik yang digunakan, antara lain :

1. Teknik Wawancara
Keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan teknik ini :

 Mendengar
 Mencatat
 Mengamati
 Mengajukan pertanyaan
 Mengenal perasaan ambivalensi
 2. Teknik Memberi Informasi dan Nasehat
Keterampilan yang diperlukan :

 Pemilihan kata yang tepat


 Keterampilan berbahasa.
 Keterampilan observasi.
 Keterampilan mendengar.
 Keterampilan untuk bersikap secara tepat
 Penyampaian informasi atau pesan secara ringkas (tidak bertele-tele), tepat sasaran
tetapi mudah dimengerti.
 3. Teknik Diskusi
Keterampilan yang diperlukan :

 Keterampilan berbahasa
 Keterampilan mendengar
 Keterampilan observasi
 Keterampilan mencatat
 Keterampilan mengajukan pertanyaan
 Keterampilan menyusun topik yang menarik bagi klien.
 4. Teknik Observasi
Keterampilan yang diperlukan :

 Keterampilan mencatat
 Menggunakan alat-alat perekam (kamera, handy cam, tape recorder)
 Keterampilan menyusun laporan.
5. Teknik Permainan Peran (Role Playing)
Keterampilan yang diperlukan :

 Menentukan topik yang akan diperankan.


 Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan.
 Mengarahkan klien dalam kegiatan.
 Memandu klien utk membuat kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan
 6. Teknik Terapi Kursi Kosong
Keterampilan yang diperlukan :

 Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan.


 Menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan klien menggunakan ‘kursi kosong’
sebagai tempat mengungkapkan isi hatinya.
 Memandu klien untuk mengeksplorasi permasalahannya.
 7. Teknik Pengubahan Tingkah Laku
Keterampilan yang diperlukan :

 Keterampilan menjadi model/contoh


 Memberikan hadiah (reward) dan hukuman (punishment) secara tepat (waktu, tempat,
intensitas, kualitas).
 Memberikan dorongan penguatan (reinforcement) terhadap perubahan perilaku klien
yang semakin positif.
 Observasi
 Mencatat dan membuat laporan.
 8. Teknik Kompetisi
Keterampilan yang diperlukan :

 Menyampaikan maksud dan tujuan kompetisi


 Menciptakan situasi kompetisi yg kondusif
 Menyusun ‘aturan main’ yang dapat diikuti dan dilaksanakan oleh semua klien yang
berkompetisi.
 Observasi
 Memberikan hadiah kepada pemenang kompetisi dengan tidak mengecilkan hati klien
yang tidak menang.
 9. Teknik Managemen Konflik
Keterampilan yang dibutuhkan :

 Mengendalikan situasi dan kondisi konflik.


 Keterampilan mendengar
 Mengarahkan klien yang terlibat konflik utk bersama-sama membuat alternatif solusi
 Mengarahkan klien untuk menggunakan solusi dan kesepakatan sebagai motivasi
METODA PEKERJAAN SOSIAL DENGAN KELUARGA/KELOMPOK (GROUP WORK)
 Sasaran : Keluarga, Kelompok Klien dengan jenis masalah sosial tertentu
 Setting Pelayanan : Panti, Kelompok-kelompok Penyandang Masalah Sosial dalam
komunitas
 Dikenal sebagai Model Intervensi Mezzo
dalam Model Intervensi Mikro dan Mezzo hampir sama, namun pada umumnya dalam
Metoda Pekerjaan Sosial dengan Keluarga/Kelompok lebih sering digunakan teknik
Dinamika Kelompok, Permainan Peran, Diskusi (multi arah) dan Observasi.  Penggunaan
teknik-teknik ini didasari pada pertimbangan efektivitas dan efisiensi.

METODA PEKERJAAN SOSIAL DENGAN KOMUNITAS/MASYARAKAT (COMMUNITY


ORGANIZATION/COMMUNITY DEVELOPMENT)
 Sasaran : Lembaga, Organisasi, Komunitas, Kelompok Masyarakat, Komunitas
Adat/Budaya
 Setting Pelayanan : Komunitas, Kelompok Masyarakat di tingkat RT, RW, Dusun,
Desa/Kelurahan atau Komunitas yang lebih besar
 Pada komunitas yang berskala besar, misalnya keluarga miskin di tingkat
Kabupaten/Kota maka intervensi lebih diarahkan pada perubahan terhadap Kebijakan
Publik atau Kebijakan Sosial yang tidak berpihak pada masyarakat
 Metoda ini juga dikenal sebagai Model Intervensi Makro
MODEL-MODEL INTERVENSI DALAM COMMUNITY ORGANIZATION/ COMMUNITY
DEVELOPMENT (CO/CD)
1. Pengembangan Lokal (Locality Development)/Pengembangan Komunitas
(Community Development)
Memandang bahwa perubahan atau pengembangan masyarakat dapat dilakukan dengan
sangat baik melalui suatu partisipasi aktif dari masyarakat lokal.

2. Perencanaan Sosial (Social Planning)


Menekankan pada suatu proses teknik dalam memecahkan masalah – meyakini bahwa
masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan lingkungannya adalah kompleks.

3. Aksi Sosial (Social Action)


Memandang bahwa dalam masyarakat terdapat suatu bagian/kelompok yang kurang
beruntung (seringkali tertindas) yang perlu dibantu dan diorganisir untuk menekan struktur
kekuasaan yang menindasnya.

 Teknik-teknik yang digunakan dalam CO/CD, antara lain :

 —  Teknik Diskusi
 —  Teknik Observasi
 —  Teknik Pengubahan Tingkah Laku (dalam skala makro)
 —  Teknik Kompetisi
 —  Teknik Managemen Konflik
Taktik dan Tehnik dalam Pengembangan Sosial Masyarakat
Taktik dapat diartikan sebagai cara yang digunakan dalam menerapkan metoda, sedangkan
tehnik merupakan alat bantu yang digunakan dalam pelaksanaan taktik. Dalam pengembangan
sosial masyarakat, taktik yang digunakan adalah Kolaborasi, Kampanye dan Kontes (Netting,
1993:250). Taktik kolaborasi menunjukkan adanya hubungan antara kedua sistem yaitu sistem
sasaran dengan sistem pelaksana perubahan, yang mana kedua sistem tersebut saling
menyetujui dilakukannya perubahan.

Kampanye merupakan taktik yang digunakan ketika sistem sasaran harus diyakinkan terlebih dahulu
tentang pentingnya perubahan. Taktik kampanye dapat dilakukan dengan syarat bahwa antara sistem
sasaran dan sistem pelaksana perubahan masih terjadi komunikasi. Dengan demikian sistem pelaksana
perubahan masih mungkin untuk memberikan penjelasan dengan tujuan untuk meyakinkan sistem
sasaran

Kontes merupakan taktik yang digunakan apabila terjadi perlawanan dari sistem sasaran terhadap
perubahan dan atau alokasi sumber dan tidak memungkinkan lagi dilakukan komunikasi. Pemilihan
terhadap taktik yang tepat dapat berpengaruh terhadap keberhasilan intervensi yang dilakukan oleh
pekerja sosial.

JENIS JENIS TEKNOLOGI PEKERJAAN SOSIAL KOMUNITAS


1.  Metoda Rapid Rural Appraisal (RRA)

Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika
keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program
pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah
sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh
kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara
matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan
masalahnya.

2. Metoda Participatory Rural Appraisal (PRA)

Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat
dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti,
perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Kritik PRA
terhadap pembangunan adalah bahwa program-program pembangunan selalu diturunkan "dari atas"
(top down) dan masyarakat tinggal melaksanakan. 

Proses perencanaan program tidak melalui suatu 'penjajagan kebutuhan' (need assesment) masyarakat,
tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkan asumsi, survei, studi atau penelitian formal yang
dilakukan oleh petugas atau lembaga ahli-ahli penelitian. Akibatnya program tersebut sering tidak
relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak adanya rasa memiliki terhadap program itu. 
Dengan PRA, yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki dan juga keterampilan-
keterampilan analitis dan perencanaan dapat dialihkan kepada masyarakat. Dengan demikian secara
bertahap ketergantungan pada pihak luar akan berkurang dan pengambilan prakarsa dan perumusan
program bisa berasal dari aspirasi masyarakat (bottom up).

3. Metode  Partisipatory Assesment ( MPA )

MPA adalah suatu teknik dalam pengembangan masyarakat dengan memfasilitasi masyarakat untuk
mengidentifikasi situasi-situasi, kondisi, masalah sosial yang dialami oleh masyarakat setempat,
penyebab dari masalah tersebut serta mengidentifikasi potensi dan sumber yang dimiliki. Teknik ini
dimaksudkan untuk memancing partisipasi masyarakat yang enggan, takut atau malu mengungkapkan
ide.

Langkah-langkah MPA :

1. Menemukenali masalah/kebutuhan : a)Pemetaan wilayah dan akses kepemilika. b) Klassifikasi


kesejahteraan, c) Masalah individu, kelompok, dan masyarakat yang dihadapi, d) Sejarah
perkembangan wilayah dan Observasi lapangan

2. Menemukenali potensi atau sumber: a) Potensi rumah tangga setiap keluarg, b) Waktu yang
dapat digunakan secara produktif, c) Sarana dan prasarana umum, d) System nilai masyarakat
dan Kebiasaan pengambilan keputusan

3. Menganalisis masalah/kebutuhan dan potensi: a) Mengkaji masalah dan penyebab,


b) Hubungan kausalitas, c) Menentukan focus masalah, d) Mencari prioritas masalah, e) Melihat
faktor pendukung dan penghambat dan f) Kemungkinan sumber dan potensi yang dapat
digunakan  dalam pemecahan masalah

4. Memilih solusi pemecahan masalah: a) Mencegah timbulnya masalah yang lebih jauh,


b) Memobilisasi sistem sumber dan potensi, c) Menentukan alternatif pemecahan masalah
dan Pertemuan masyarakat untuk menentukan skenario tindakan.

4.Technology of Participation ( ToP )ToP adalah teknik perencanaan pengembangan masyarakat


secara partisipatif, sehingga semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan ide
dan mengapresiasi ide orang lain.

5.  SKENARIO FGD

A.  TAHAP PERSIAPAN.

1. Menyiapkan/menetapkan peserta

2. Peserta diskusi terdiri dari anggota

3. Diharapkan hadir sekurang-kurangnya  75% anggotA

4. Menyepakati tanggal, waktu, tempat dan didiskusikan dengan pimpinan


5. Membuat dan menyebarkan undangan.

6. Menyiapkan bahan dan logistik (alat tulis, instrumen penelitian, ruangan, tempat duduk, dan
konsumsi)

7. Menyiapkan notulen (menunjuk orang yang bisa mencatat dengan baik dan dipersiapkan dua
orang dengan tujuan saling bisa mengoreksi kekurangan pencatatan proses diskusi ).

B.  TAHAP PROSES DISKUSI

1. Memulai diskusi  (durasi: 15 menit )

2. Pembukaan acara ( Mahasiswa memperkenalkan diri dan meminta audiens mengenalkan diri).

3. Penjelasan maksud , tujuan, tema dan alat yang akan digunakan dalam FGD ( durasi: 30 menit).

4. Mengemukakan Maksud FGD

5. Mengemukaan Tujuan FGD

6. Penawaran waktu diskusi/ kesepakatan waktu.

7. Memotivasi partisipasi dari seluruh peserta FGD untuk  mengungkapkan pendapat mereka


masing-masing.

8. Menjelaskan alat/matriks yang akan digunakan sebelum diskusi.

C.     PELAKSANAAN DISKUSI ( durasi: 90 menit )

1. Penggunaan matriks diskusi mekanisme pengelolaan raskin dilaksanakan dengan


menggunakan matriks. Jawaban yang dipilih pada setiap item dilakukan dengan cara menulis
pada kertas dan dtempelkan di dinding, kenudian dikelompokkan dengan jawaban yang sama.

2. Bloking dan distribusi: Fasilitator  pada saat diskusi sedang berjalan berfungsi meminimalisir


pendapat dari seseorang yang dominan dengan mnggunakan bahasa halus untuk mengalihkan
dominasi dan di distribusikan ke anggata lain.

3. Refokus: Dalam diskusi kemungkinan timbul pengungkapan masalah-masalah yang melebar,


tugas dari fasilitator dalam situasi ini memfokuskan kembali kesepakatn diskusi atau
pembahasan masalah  dan bukan pembahasan  masalah yang lain.

4. Melerai perdebatan: Dalam diskusi dengan kelompok sasaran kemungkinan terjadi perdebatan


pendapat, tugas fasilitator adalah memahami perbedaan-perbedaan pendapat yang mungkin
timbul dan tidak memihak kepada siapapun  melalui kesepakatan dengan satu suara atau
sepakat untuk tidak sepakat, meskipun demikian akan ditujukan  kecenderungan umum.

5. Reframing

 Apabila ada usulan baru yang masih berkaitan dengan hal diatas maka perlu untuk diperhatikan
dan cermati.
 Menyusun  kembali rencana

      6. Menegosiasi waktu: Fasilitator mengingatkan waktu yang dipergunakan untuk diskusi dan


apabila               waktu yang dipergunakan ternyata telah habis dari waktu yang tertera di undangan
sementara pemba             -san   belum selesai para anggota masih ada, maka perlu ditawarkan
kembali untuk menambah waktui           diskusi kelompok terfokus.

D.             MENUTUP ( durasi :15 menit )

1.  Menyimpulkan.

2. Mengucapkan terima kasih.

Peranan Pekerjaan Sosial


a.       Sebagai pemercepat perubahan (enabler)
Sebagai enabler, seorang pekerja sosial membantu individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat dalam mengakses Sistem sumber yang ada, mengidentifikasi masalah dan
mengembangkan kapasitasnya agar dapat mengatasi masalah untuk pemenuhan kebutuhannya.
b.      Peran sebagai perantara (broker)
Peran sebagai perantara yaitu menghubungkan individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat dengan lembaga pemberi pelayanan masyarakat dalam hal ini; Dinas Sosial dan
Pemberdayaan Masyarakat, serta Pemerintah, agar dapat memberikan pelayanan
kepada individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat yang membutuhkan bantuan atau
layanan masyarakat.
c.       Pendidik (educator)
Dalam menjalankan peran sebagai pendidik, community worker diharapkan mempunyai
kemampuan menyampaikan informasi dengan baik dan benar serta mudah diterima
oleh individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat yang menjadi sasaran perubahan.
d.      Tenaga ahli (expert)
Dalam kaitannya sebagai tenaga ahli, pekerja sosial dapat memberikan masukan, saran, dan
dukungan informasi dalam berbagai area (individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat).
e.       Perencana sosial (social planner)
Seorang perencana sosial mengumpulkan data mengenai masalah sosial yang dihadapi individu-
individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menganalisa dan menyajikan alternative tindakan
yang rasional dalam mengakses Sistem sumber yang ada untuk mengatasi masalah pemenuhan
kebutuhan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat.
f.       Fasilitator
         Pekerja sosial sebagai fasilitator, dalam peran ini berkaitan dengan menstimulasi atau
mendukung pengembangan masyarakat. Peran ini dilakukan untuk mempermudah proses
perubahan individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat, menjadi katalis untuk
bertindak dan menolong sepanjang proses pengembangan dengan menyediakan waktu,
pemikiran dan sarana-sarana yang dibutuhkan dalam proses tersebut.

Anda mungkin juga menyukai