0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam pekerjaan sosial dengan individu dan keluarga (casework), meliputi model psikososial, fungsional, pemecahan masalah, pengubahan perilaku, terapi keluarga, intervensi krisis, dan berpusat pada tugas. Beberapa pendekatan tersebut dikembangkan berdasarkan teori-teori tertentu dan dirancang untuk memecahkan masalah klien secara kolaboratif.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam pekerjaan sosial dengan individu dan keluarga (casework), meliputi model psikososial, fungsional, pemecahan masalah, pengubahan perilaku, terapi keluarga, intervensi krisis, dan berpusat pada tugas. Beberapa pendekatan tersebut dikembangkan berdasarkan teori-teori tertentu dan dirancang untuk memecahkan masalah klien secara kolaboratif.
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam pekerjaan sosial dengan individu dan keluarga (casework), meliputi model psikososial, fungsional, pemecahan masalah, pengubahan perilaku, terapi keluarga, intervensi krisis, dan berpusat pada tugas. Beberapa pendekatan tersebut dikembangkan berdasarkan teori-teori tertentu dan dirancang untuk memecahkan masalah klien secara kolaboratif.
3&4 Individu dan Keluarga (Case Work) STKS Bandung PENDAHULUAN • Menurut Skidmore et al. (1991), dalam bekerja dengan individu dan keluarga, menggunakan beberapa model, yaitu : psychosocial, functional, problem-solving, behavior modification, family group treatment, crisis- oriented brief treatment, adult socialization dan task-oriented casework. Pekerja sosial dalam melakukan prakteknya didasarkan pada teori tentang model, cara yang mengkombinasikan prinsip-prinsip dari beberapa teori dan gaya masing-masing. Teori-teori dan model-model baru dalam praktek berkembang dalam merespon pengalaman dari para praktisi pada berbagai situasi. Model Psikososial
Model yang mampu memberikan respon
terhadap tuntutan praktek dan konseptual dalam penanganan kasus klien. Digunakan untuk memahami klien saat berinteraksi dengan keluarga dan dinamika kelompok yang mereka lakukan, contoh : seseorang mengalami rasa rendah diri di hadapan teman-temannya mengalami tekanan yang berat dari anggota keluarga di rumah. Model Fungsional • Merupakan model yang pertama dikembangkan dan diterapkan pada praktek social casework. Konsep model psikososial didasarkan pada kerja awal yang dilakukan oleh Gordon Hamilton yang dikenal dengan pendekatan organismik. Penyebab dan dampak relasi diidentifikasi diantara individu dan lingkungannya. Psikologi ego dan ilmu perilaku merupakan dasar penting bagi praktek. Model ini didasarkan pada teori Freud dan diadaptasi untuk digunakan dalam praktek. Lanjutan…..
• Model yang memandang kehidupan,
kesehatan, dan segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang adalah alamiah. • Seseorang memiliki kemampuan melalui kehidupannya untuk memodifikasi dirinya dan lingkungannya. • Modifikasi dilakukan sesuai dengan perubahan yang diinginkan (ada keterbatasan dan kesempatan untuk merubah kemampuan dan lingkungannya). Lanjutan…. • Model ini dikembangkan pada tahun 1930 di Sekolah Pekerjaan Sosial Pennsylvania. Penekanannya pada relasi, dinamika penggunaan waktu, dan penggunaan fungsi lembaga. Hal yang menjadi perhatian model ini adalah bagaimana konsep individualitas dan keunikannya diletakkan pada berbagai klasifikasi. Model Pemecahan Masalah
• Model ini dikembangkan tahun 1957 oleh Perlman
di Chicago School. Beberapa karakteristik dari problem-solving model adalah identifikasi masalah oleh klien, aspek-aspek subyektif dari klien dalam situasi bermasalah, pemusatan pada klien dan masalahnya, pencarian solusi masalah, pembuatan keputusan dan tindakan. Tujuan dari proses ini adalah membebaskan klien untuk menyimpan tugas yang berhubungan dengan solusi masalah, melibatkan ego klien dalam bekerja untuk menghadapi masalah dan memobilisasi kekuatan dalam dan luar pelayanan untuk kepuasan penampilan peranan. Lanjutan….
• Menolong klien secara rasional untuk
memikirkan masalahnya sendiri. • Memberikan konsultasi terhadap solusi pemecahan masalah. • Mengidentifikasi hubungan-hubungan masalah interpersonal. • Meningkatkan cara berpikir positif dan menghilangkan yang negatif. • Menghindari kesalahpahaman dan konflik di antara berbagai hubungan. Model Pengubahan Perilaku • Model ini dikembangkan pada tahun 1960an yang didasarkan pada teori Pavlov dan Skinner. Penerapan praktek model ini didasarkan penelitian tentang pengubahan perilaku yang dapat diamati. Para Behaviorist sepakat bahwa perilaku manusia dapat berupa perilaku respondent dan perilaku operant. Perilaku dapat dipelajari melalui proses kondisioning dan muncul dalam cara yang sama sebagai perilaku yang “normal”. Perilaku tersebut dapat diubah melalui penerapan apa yang telah diketahui tentang belajar dan modifikasi. Lanjutan… Guy Shuttless (1997 : 146) mengemukakan bahwa model ini adalah action therapy yang didasarkan pada studi sosial, intrvensi dan perasaan klien sebagai faktor yang penting.
Model ini mampu merubah klien secara total dalam :
Cara berpikir (thoughts) Bertingkah laku (behavior) Melakukan hubungan-hubungan sosial (social relationship) Pengalaman-pengalaman seseorang (experience) Lanjutan…
Faktor-faktor penentu keberhasilan pekerja
sosial dalam menerapkan model pengubahan perilaku : • Keakuratan antara pemahaman terapis dengan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan klien. • Pendekatan-pendekatan yang disarankan oleh terapis dalam proses perubahan. • Kemauan dan kemampuan klien untuk memberikan informasi dalam bentuk tindakan- tindakan. • Kemauan significant others yang berada dalam lingkungn klien untuk menerima atau menguatkan perubahan yang dicapai. (Turner, 1974 : 401). Model Berpusat Pada Tugas (Task-Centered Casework)
Model ini dikenal dengan “general service model” yang
dikembangkan tahun 1970an di University of Chicago. Dirancang untuk memecahkan masalah psikososial khusus yang dialami individu atau keluarga dan memiliki waktu yang singkat untuk praktek. Secara bersama-sama, pekerja sosial dan klien mencapai kesepakatan tentang masalah utama yang akan ditangani dan juga kemungkinan durasi treatment. Pengorganisasian tindakan pemecahan masalah dikembangkan secara kolaboratif oleh pekerja sosial dan klien, dan tugas-tugas diarahkan untuk tindakan klien. Melalui pemusatan pekerja sosial pada upaya membantu klien mengikuti kegiatan, pekerja sosial menggunakan berbagai intervensi. Intervensi Krisis (Crisis Intervention)
• Menurut Tilbury (1991), krisis dikategorikan dalam
tiga bentuk, yaitu: a. sebagai dampak dari bencana eksternal, seperti pengangguran, penyakit, kematian, terkena penggusuran rumah; b. sebagai dampak dari pembagian ulang peranan, misalnya kehilangan anggota keluarga atau memperoleh anggota keluarga; c. sebagai dampak dari transisi peranan, misalnya mulai sekolah, bolos sekolah, remaja, pernikahan, menjadi orang tua, berpindah pekerjaan, promosi, menopause, menjadi kakek atau nenek, pensiun dan sebagainya. Lanjutan…..
• Di dalam pekerjaan sosial, terdapat beberapa
keadaan yang dapat digunakan untuk membantu individu dan keluarga yang mengalami krisis, misalnya rumah sakit, panti untuk lansia; tempat yang menyediakan situasi keluarga dan pernikahan; bekerja dengan orang-orang di daerah kumuh atau penyedia rumah baru; bekerja dengan orang tua yang melahirkan anak cacat atau premature; bekerja dengan remaja; dalam bidang adopsi dsb. Tujuan intervensi krisis ini adalah untuk melepaskan kecemasan yang dihadapi klien, untuk memobilisasi sumber- sumber internal dan eksternal, dan untuk penyembuhan kearah yang lebih sehat. Terapi Keluarga (Family Therapy) Terapi keluarga merupakan cara kerja dengan orang-orang yang memandang bahwa interaksi diantara anggota keluarga sebagai kontribusi kepada dan mengatur disfungsi individu dan keluarga. Perlakuan salah terhadap anak merupakan salah satu tanda disfungsi pada keluarga. Perlakuan salah terjadi karena anggota keluarga tidak memiliki kemampuan untuk mengatur lingkungan diantara dirinya, negosiasi dalam menangani tahap perkembangan baru atau mengatasi tuntutan dari luar (kehilangan pekerjaan, kondisi perumahan yang padat, dsb). Lanjutan….. Terapi keluarga yang didasarkan atas pendekatan sistem mempertimbangkan anak dan anggota keluarga lainnya yang terkait, dengan perilaku setiap anggota keluarga yang mempengaruhi setiap orang dalam keluarga. Dalam konteks ini, maka assessment terhadap keluarga secara keseluruhan merupakan hal penting dalam memahami pengalaman anak. Yang juga penting adalah bahwa intervensi harus dirancang dengan melibatkan seluruh anggota keluarga. Lanjutan…
Menurut Greif (dalam Dubowitz dan DePanfilis, 2000:479),
pendekatan yang dapat dilakukan sehubungan dengan terapi keluarga adalah: 1. Positive reinforcement. Terapis secara aktif memperkuat perilaku yang ada untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam proses ini Pekerja Sosial membangun self-esteem keluarga. 2. Insight. Anggota keluarga dibantu untuk memahami perilaku masing-masing dan bagaimana perilaku ini menuntun pada kesulitan dalam keluarga. 3. Parent education. Keluarga belajar metode alternatif mengenai interaksi dan harapan akan perkembangan anak. Lanjutan… 4. Appropriate boundaries. Penekanan Terapis pada saat orang tua dan anak memiliki hubungan yang terlalu dekat atau terlalu jauh. 5. Reframe. Keluarga memikirkan cara baru untuk memikirkan situasi mereka yang akan menuntun pada pilihan lain untuk berperilaku. Keluarga seringkali memulai treatment dengan pandangan yang tetap tentang dirinya dan keuntungannya manakala pandangan ini dirubah. 6. The therapeutic relationship. Terapis berhubungan dengan keluarga. Tidak ada intervensi yang berhasil kecuali ditangani secara professional yang dilakukan melalui hubungan kerja dengan anggota keluarga. SELAMAT BERLAJAR TERIMA KASIH