Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM I

IDENTIFIKASI MASALAH ANAK JALANAN

DI KELURAHAN KAMBU KECAMATAN KAMBU

KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGARA

Dosen Pembimbing

Aryuni Salpiana Jabar SP,S,Sos

Oleh

AAN SUYETNO
C1B3 14 068

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat, hidayah dan karunia-Nyalah sehingga Laporan Hasil Penelitian Praktikum I Kami
Dikantor Kelurahan kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari diselesaikan tepat pada waktunya
meskipun dalam bentuk yang sederhana.

Dalam penyelesaian laporan ini, kami banyak menemui hambatan dan berbagai kesulitan,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan ini dapat terselesaikan meskipun
masih jauh dari kesempurnaan penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi untuk kesempurnaan laporan praktikum
berikutnya, sehingga dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Akhirnya kami hanya memanjatkan doa semoga Allah SWT, akan memberikan balasan
yang setimpal kepada semua yang telah membantu kami, Amin.

Kendari, ,1 November 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi pekerjaan sosial adalah salah satu profesi yang bersifat profesional yang tujuannya

untuk meningkatkan kesejahteraan sosial sehingga tercapai yang namanya pembangunan sosial.

Pekerjaan sosial membantu individu, kelompok/komunitas maupun masyarakat untuk mengatasi

permasalahannya dan melaksanakan fungsi sosialnya.

Mahasiswa UHO Jurusan ilmu kesejahteraan Sosial, memperoleh mata kuliah yang bersifat

teoritis, metodologis dan praktek (aplikatif). Dalam perkuliahan yang bersifat teoritis, mahasiswa

memperoleh berbagai mata kuliah “sosial” yang sifatnya berhubungan dengan

masyarakat/manusia, tingkah laku manusia maupun kebudayaannya. Sementara itu, dalam mata

kuliah yang sifatnya metodologis. Mahasiswa memperoleh berbagai materi tentang penelitian

sosial, khususnya yang berimplikasi terapan. Materi yang sifatnya teoritis dan metodologis

diberikan melalui perkuliahan dalam kelas. Sedangkan materi yang sifatnya praktikum,

mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk terjun langsung kelapangan dan mengenali objek

kajiannya sekaligus mengaplikasikan teori-teori dan metode yang didapatkannya di ruang

perkuliahan.

Melalui Praktikum 1 ini, mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan praktikum di

Kel. kambu Kec. kambu Kota kendari Praktikum ini dilaksanakan selama dua kali dalam

seminggu dan berlangsung selama satu semester dengan catatan bagi praktikum harus membuat

laporan praktikum sebagai pengganti tugas mid. Praktikum ini berlangsung dengan pengawasan

dan dukungan dari supervisi dan dosen pembimbing selama melakukan praktikum. Dengan
demikian mahasiswa diharapkan mampu mengassesment masalah yang terdapat di kel. kambu

dan melakukan pemecahan masalahnya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Mahasiswa mampu untuk bersikap professional sesuai dengan prinsip-prinsip praktik dan

nilai-nilai social work dalam menilai, merancang dan memecahkan persoalan-persoalan

disfungsi social pada level individu.

b. Mahasiswa mampu menentukan pengetahuan, pendekatan, teknik dan keterampilan-

keterampilan yang dibutuhkan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pelayanan

kepada klien perseorangan dan kelompok

c. Mahasiswa mampu mengembangkan dan memadukan secara kreatif sikap, pengetahuan

dan keterampilan dalam praktik mikro.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan-keterampilan komunikasi dan

mendengarkan, diantaranya mendengarkan secara aktif, mengamati dan terlibat secara

aktif baik verbal, dalam setting individu.

b. Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan hubungan pertolongan, menyadari untuk

memanfaatkan kemampuan diri, termasuk menerapkan sikap dan nilai kejujuran,

keterbukaan, kepercayaan, kehormatan, kerahasiaan, serta sikap tidak menilai (non

judgemental) yang akan mendukung kemantapan hubungan pertolongan.

c. Mahasiswa mampu melakukan Keterampilan wawancara-konseling dasar diantaranya:

leading, reflecting, paraphrasing, confronting, summarizing, klarifikasi, interpretasi,


informing, serta berbagai metode dan teknik terapi atau pengembangan diri lain yang

sudah dipelajari di ruang kelas.

d. Keterampilan evaluasi dan akuntabilitas, sejak kontak awal, selama proses pertolongan,

hingga terminasi pelayanan diantaranya melakukan berbagai keterampilan pencatatan

dan pelaporan dalam praktik mikro (individu).

e. Mahasiswa mampu menerapkan berbagai keterampilan social (social skill) dalam rangka

membantu, mengarahkan dan mengembangkan hubungan sosial yang fungsional dalam

kelompok.

C.Manfaat Praktikum

1. Menikatkan kepekaan mahasiswa terhadap pmks dan psks

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengindetifikasi dan menganalisis

masalah/kebutuhan pmks dan psks

3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasi konsep dan praktek

pekerjaan sosial

4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan,

nilai,dan etika serta keterampilan praktek pekerjaan sosial

5. Mengahasilkan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah kelurahan yang

berkaitan dengan kesejateraan sosial

D. Sasaran Kegiatan Praktikum

Sasaran praktikum ini adalah individu atau kelompok. Kelompok yang dimaksud adalah

berbagai jenis kelompok yang ada dalam masyarakat dalam rangka pengembangan dan
penyembuhan individu merupakan objek dari praktikum ini. Berbagai jenis kelompok tersebut

antara lain: kelompok pendidikan, kelompok sosialisasi, kelompok rekreasi dan pengembangan

keterampilan, kelompok pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, kelompok terapis,

kelompok sensitivitas dan timbal balik, dan kelompok keswadayaan.

Intinya adalah semua jenis kelompok yang menjadi media perubahan perilaku individu atau

yang dimanfaatkan dalam rangka peningkatan atau perbaikan perilaku individu. Keberadaan

jenis-jenis kelompok dapat berada dalam masyarakat, setting suatu organisasi pelayanan social

atau bentuk orgnasisasi social lainnya.

E. Waktu dan Lokasi

Lokasi praktikum ini diawali di dalam kampus (indoor) yaitu praktikan mengikuti

pembekalan praktikum dan luar kampus (outdoor, yakni praktikan melakukan praktik. Adapun

lamanya waktu praktikum adalah dua bulan,kegiatan praktikum di Laksanakan di kantor lurah

kambu kec. Kambu kota kendari yang mudah dijangkau oleh mahasiwa dengan metode

concurrent placement. Praktikan berada di lapangan dalam 3 (tiga) hari jam kerja dalam

seminggu, selama 2 (dua) bulan sehingga praktikan berada di lokasi praktikum sekitar 30 hari

jam kerja, dengan 1 kali case conference/bimbingan bersama dengan supervisor praktikum dalam

seminggu.

F. Proses Praktikum

Kegiatan praktikum ini menggunakan model concurrent placement artinya praktikan

tidak harus menerus tinggal dan berada di lapangan atau lokasi praktikum, namun diatur

berdasarkan kesepakatan antara klien atau pihak-pihak di lokasi praktikum dengan para

praktikan.
BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Konsep/teori yang relavan dengan berbagai masalah kesejahtraan social

Sebagaimana dinyatakan Johnson dan Schwartz (1991) ada tiga bidang keterampilan

yang harus dikuasai oleh social worker, yaitu: (1) interpersonal helping skills, (2) social worker

process skill, dan (3) evaluation and accountability skill, kelemahan pada keterampilan tersebut

akan berpengaruh pada penguasaan bidang praktik social worker yang lebih luas seperti praktik

pengembangan masyarakat praktik manajemen organisasi pelayanan. Dalam kenyataannya,

praktik pengembangan masyarakat dan manajemen organisasi pelayanan juga membutuhkan

keterampilan-keterampilan mikro (focus pada individu dan kelompok), yaitu kemampuan untuk

menangkap dan mengkaji masalah, kemampuan mendengarkan, mengamati, bernegosiasi dan

keterampilan sosial mikro lainnya yang dipergunakan dalam rangka melakukan perubahan

perilaku orang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Keuntungan yang dapat diperoleh dari penguasaan keterampilan sosial pada tingkat

mikro bagi mahasiswa tidak hanya membantu pemecahan persoalan pada level tersebut tetapi

juga memberikan efek positif pada aktivitas-aktivitas pada level makro yaitu pengembangan

masyarakat dan manajemen pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut maka praktikum mikro

mutlak dibutuhkan dalam rangka membekali mahasiswa dengan berbagai keterampilan pada

level tersebut.
B. Indikator Masalah Kesejahtraan Sosial

Dalam menjalani hidup, manusia pasti pernah mempunyai masalah. Tidak ada hidup

tanpa masalah, bahkan untuk seseorang yang sangat kaya raya sekalipun. Sehingga ada pepatah

yang mengatakan "bersahabatlah dengan masalah dan masalah pun akan bersahabat dengan

kita". Masalah terjadi pada setiap bidang kehidupan. Setiap penelitian yang dilakukan juga harus

menemukan sebuah masalah yang harus diteliti dan dipecahkan. Masalah merupakan peluang

untuk perbaikan, kebalikan dari masalah adalah peluang (JEFFEY LIKER). Demikian halnya

dengan penyandang masalah lainnya.

Selama masa proses praktikum, kami sebagai praktikan menemukan beberapa masalah

yang ada dalam lingkungan kel, kambu kec. Kambu kota kendari Masalah- masalah yang kami

temukan pun beragam bentuknya. Mulai dari prilaku yang menyimpang, anak cacat, anak

terlantar, KDRT, kemiskinan, dan lansia masalah-masalah lainnya ini menjadi perhatian khusus

kami dan ini menjadi tugas kami untuk mendampingingi dan melakukan penanganan secara lisan

bahkan dengan beberapa cara sesuai metode dalam pekerjaan sosial.

Hal tersebut disebabkan antara lain:

1. Kurangnya kesadaran masyarakat itu sendiri

2. Kurangnya perhatian dari pemerintah setempat

3. Kurangnya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah itu sendiri

C. Kebijakan dan penanganan masalah kesejahtraan sosial

.a. kebijakan dan program oleh pemeritah

kebijakan dan program oleh pemerintah yang ada dilokasi pratikum antara lain

sebagai berikut :
1. P2KP

P2KP adalah program/proyek penanggulangan kemiskinan diperkotaan,

dimana pada kontes P2KP, masyarakat ditempatkan sebagai pelaku (subjek) dan

masyarakat harus terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program penaggulangan

kemiskinan diwilayah/kelurahan/desanya.

2. BKM/LKM

BKM/LKM adalah :singkatan dari lembaga keswadayaan masyakat yang

merupakan nama “jenerik” atau istilah untuk suatu lembaga masyarakat dengan

kedudukan sebagai pimpinan kolektif dari suatu himpunan masyarakat warga

ditingkat kelurahan/desa.

3. Raskin

Raskin adalah program bantuan yang diberikan oleh pemerintah yang

diperuntukan bagi masyarakat miskin .

b. kebijakan dan program oleh masyarakat/orsos

Adapun kebijakan dan program oleh msyarakat/orsos yang ada di lokasi pratikum

adalah sebagai berikut:

1. Organisasi PKK

Organisasi PKK adalah pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga

selanjutnya disingkaat PKK yaitu adalah gerakan nasional dalam membangun

masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk

masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman


.

D. Sistem dan sumber kesejahteraan soaial

Potensi dan sumber kesejahteraan sosial (psks) adalah semua hal yang berharga yang

dapat digunakan untuk menjaga, menciptakan, mendukung atau memperkuat usaha kesejahteraan

sosial (uks). Psks dapat berasal atau bersifat manusiawi, sosial, dan alam yang dapat

dimanfaatkan untuk membantu menguragi dan menyelesaikan permasalahan sosial. Potensi dan

sumber kesejahteraan sosial adalah yang ada di kelurahan kelurahan kambu sebagai berikut:

1. Karang taruna

Karang taruna merupakan organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan

sarana pengembangan anggota masyarakat terutama untuk generasi mudah. Di kelurahan

kambu kacamatan kambu memiliki orgaisasi karang taruna akan tetapi organisasi tersebut

tidak berjalan aktif. Hal tersebut disebabkan para anggota atau pengurus yang ada di

dalamnya sudah memiliki aktifitas atau kesibukan masing-masing.

2. Dunia usaha

Dunia usaha yang berada dikeluraan kambu adalah seseorang yang membuuat

usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya usaha menegah dan kecil

diantaranya :

- Kursus menjahit

- Pembuatan cincin sumur

- Pembuatan batu bata

- Maibel

- Pengelolahan sampah
3. Lembaga kemasyarakatan

Adalah jaringan proses hubugan antar manusia dan antar kelompok yang berfungi

memelihara huungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan

individu dan kelompoknya, seperti organisasi pkk, ibu-ibu arisan, ibu-ibu pengajian, dan

taman pengajian alquran.

4. Fasilitas kelurahan

Banyak fasilitas kelurahan yang dapat dijadikan sebagai sumber yang dapat

dimanfaatkan yaitu dari sekolah, tempat ibadah(mesjid), tempat pengajian, posyandu

balita dan posyandu lansia


BAB III

DESKRIPSI HASIL STUDI LAPANGAN

A. Gambaran geografis kelurahan

Berdasarkan geografis kelurahan kambu merupakan salah satu kelurahan yang berada

dilingkungan kota kendari sulawesi tenggara. Kelurahan kambu memiliki wilayah seluas 1.150

Ha. Dapat dijelaskan pula bahwa menurut penggunaannya, wilayah pemukiman penduduk

memiliki luas 231,88 Ha, Perkebunan seluas 679Ha, Perkantoran seluas 16,50Ha,

Rekreasi/olahraga seluas 2Ha, dan Jalan sepanjang 28 Km. Kelurahan ini terdiri atas 9 rukun

warga(RW) dan 22 Rukun Tetangga (RT). Dilihat dari topografi dan kontur tanah kelurahan

kambu kota kendari berupa dataran dan perbukitan/pegunungan.

1. Orbitasi, iklim, dan letak kelurahan kambu

1. Curah hujan : 1500 mm/th

2. Tinggi tempat dari permukaan laut : 51 Meter

3. jarak dari pusat pemerintah administratif : 5 km

4. jarak dari ibu kota propinsi dati I : 1 km

2. Topografi kelurahan kambu

Pada umumnya kelurahan kambu sebagian besar merupakan daerah dataran

dengan luas wilayahnya 1.150 Ha. Selain itu wilayah tersebut banyak

dialokasikan sebagai pemukiman untuk pembangunan perkantoran dan sarana

olah raga.
Tabel 1

Tata guna lahan kelurahan kambu

Kecamatan kambu

No Jenis lahan Luas

1. Perkantoran 16,50 ha

2. Jalan 28 km

3. Pemukiman 232

4. Perkebunan 679 ha

5. Rekreasi/olahraga 2 ha

Sumber: data profil kelurahan kambu tahun 2016

B. Kondisi demografis kelurahan

Jumlah penduduk di Kelurahan kambu terdiri dari 3.622 jiwa dengan total 802 KK. Dari

3.622 jiwa penduduk Kelurahan kambu, dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 1.875 orang

dan jenis kelmin perempuan berjumlah 1.747 orang. penduduk yang berusia produktif yakni

umur dari 15- 49 tahun baik laki-laki maupun perempuan dan usia lanjut usia yang berusia 60

tahun keatas.

Berdasarkan sumberdaya manusia yang ada di Keluraha kambu maka gambaran

demografis penduduk Kelurahan Mokoau berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin

akan digambarkan pada tabel sebagai berikut :


Tabel 2

Jumlah penduduk Kelurahan kambu

berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin

No Golongan umur Jumlah

(tahun)

1. 0-5 392

2. 6-10 363

3. 11-15 327

4. 16-20 339

5. 21-25 339

6. 26-30 342

7. 31-35 291

8. 36-40 355

9. 41-45 304

10. 46-50 201

11. 51-55 131

12. 56-60 290

Total 3.622 jiwa

Sumber: profil Kelurahan kambu

Berdasarkan tabel di atas menjeaskan tentang jumlah penduduk yang ada di

Kelurahan kambu yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan prioritas

penduduknya masih berada pada usia yag belum produktif yaitu 0-5 tahun.
Jumlah penduduk kelurahan kambu bedasarkan mata pencaharian antara lain

dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3

Jumlah penduduk Kelurahan kambu

bedasarkan mata pencaharian

No Jenis mata pencaharian Jumlah

1. Petani 150

2. Pegawai kelurahan 13

3. PNS 561

4. Abri 90

5. Guru 52

6. Bidan 36

7. Mentri kesehatan/ perawat 2

8. Pensiunan abri/sipil 10

9. Pegawai suwasta 97

10. Pegawai BUMN/BUMD 1

11. Warung 4

12. Tukang kayu 45

13. Tukang batu 35

14. Angkutan bermotor 40

Sumber: profil Kelirahan kambu tahun 2016


Bedasarkan tabel di atas menjelaskan tentang mata pencaharian masyarakat

Kelurahan Kambu yang prioritasnya penduduknya adalah PNS. Nanmun terdapat juga

masyarakat yang memiliki pekerjaan yang dapat dikatan mampu untuk membuka peluang

kerja sendiri, dimana terdapat masyarakat yang mempunyai usaha rumahan atau disebut

home industri.

Sementara itu dilihat dari jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan antara

lain dijabarkan dalam table sebagai berikut:

Tabel 4

Jumlah penduduk Kelurahan kambu

Bedasarkan tingkat pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah

1. Penduduk buta huruf 72

2. Penduduk tidak tamat SD/sederajat 182

3. Penduduk tamat D III 34

4. Penduduk yang belum masuk TK 115

Sumber: profil Kelurahan kambu tahu 2016

Berdasarkan table di atas jumlah pendidikan yang ada di kelurahan Kambu

mayoritas penduduknya tidak tamat SD 182

Berdasarkan hasil obserfasi pratikkan selama berada di Kelurahan Kambu dan

juga data profil Kelurahan, jumlah penduduk Kelurahan kambu mayoritas menganut

agama islam yang memiliki sikap toleransi dalam beragama.


C. Gambaran sosiografis kelurahan

1. Kondisi adat budaya kelurahan kambu

Sebagian besar penduduk keluraha kambu kecamatan Kambu kota Kendari adalah

suku Muna, akan tetapi ada juga penduduk pendatang dari luar daerah yang bersuku lain

salah satunya yaitu suku Tolaki, suku bugis dan suku jawa.

Dalam keseharian juga masyarakat selalu terikat oleh adat istiadat yaang

dijunjung tinggi oleh masyarakat, salah satunya memberikan penghargaan kepada orang

tua yang dijadikan panutan dan tokoh agama yang selalu dilibatkan ketika terjadi suatu

permasalahan di kelurahan kambu.

2. Interaksi sosial secara umum

Melihat dari kondisi kehidupan masyarakat kelurahan kambu dapat dikatakan

masih memegang kearifan lokal yang walaupun sudah agak memudar, tetapi disetiap

kesempatan masih bisa ditemukan diberbagai kegiatan masyarakat seperti mereka selalu

bergotong royong dalam melakukan kegiatan apapun yang menjadi kesulitan atau

permasalahan warganya. Hal ini bisa dilihat dari kerukungan dan kegotong royongan di

dalam pembuatan sarana prasarana, hajatan-hajatan yang dilaksanakan oleh warga yag

selalu dipenuhi oleh tetangga atau warga lainnya yang berduyun-duyun datang untuk

membantu meringankan pekerjaan tersesbut.

Masyaraat sangat memegang teguh norma-norma dan adat istiadat budaya Muna

serta nilai-nilai kekeluargaan dan kesamaan seperti pada umumnya. Kedekatan hubungan

diantara mereka sangat tampak dan jelas. Hal ini dapat kelompakan pratikan lihat pada

sebagian besar warga masih berhubungan saudara, seperti ciri-ciri masyarakat


tradisional. Dimana hampir seluruh penduduk yang tinggal di sebuah lokasih adalah

keluarga atau saudara antara satu dengan yang lainnya.

Interkasi masyarakat kelurahan kambu dengan masyarakat luar cukup baik.

Budaya merantau mengunjungi wilaya/daerah yang tidak hanya daerah di kelurahan

kambu tetapi juga di seluruh wilayah kota Kendari.

Dalam keseharian kehidupan masyarkat lebih banyak diikat oloh nilai-nilai

kekerabatan, kekeluargaan yang diikat oleh nilai-nilai keislaman. Hubungan kekerabatan

merupakan potensi yang cukup besar dalam memelihara kurukunan kehidupan

keseharian. Kepemimpinan secara formal yang ada pada tingkat kelurahan kebawah,

seperti RW dan RT lebih kuat dengan memanfaatkan sistim kekerabatan/ kekelurgaan

meskipun begitu tidak mengurangi nilai-nilai musyawara atau kebebasan dalam

masyarakat. Nilai kekerabatan dan rasa persaudaraan ini juga yang selama ini membuat

masyarakat cukup responsif terhadap masalah yaang ada disekitar mereka

3. Nilai-nilai keagamaan

Seluruh masyarakat sebagian besar memeluk agama islam dan merupakan

masyarakat yang sangat agamis dalam kesehariaannya. Hal ini dapat dilihat dari

kehidupan sehari-hari masyarakat kelurahan kambu. Fungsi masjid tidak hanya

melakukan aktifitas ibadah, melainkan juga sebagai tempat untuk melakukan pengajian

yaitu mempererat tali silaturahmi dan mempermuda warga untuk menyebarkan

informasih yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dan akan dilakukan

dikelurahan kambu.
Penguatan agama menjadi salah satu kelebihan dari kelurahan kambu dimana

terdapat sekolah agama yang menjadi salah satu sumber kelurahan kambu yang dapat

dimanfaatkan.

Untuk itu data tabel 5 dibawah ini mengambarkan data penduduk sesuai dengan

agamanya perincian sebagai berikut :

Tabel 5

Data penduduk kelurahan kambu berdasarkan agama

No Agama Jumlah

1. Islam 3.472 Orang

2. Kristen 60 Orang

3. Katolitk 35 Orang

4. Hindu 25 Orang

5. Budha 30 Orang

Sumber : hasil pendataan dan observasi pratikum I tahun 2016

Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa mayoritas penduduk kelurahan kambu

memiliki agama islam yang berrjumlah 3.472 orang sehinga kelurahan kambu terkenal sebagai

kelurahan yang menjujung tinggi nilai-nilai agama.


D. Potensi dan sumber kesejahteraan sosial (psks) kelurahan

Potensi dan sumber kesejahteraan sosial (psks) adalah semua hal yang berharga yang

dapat digunakan untuk menjaga, menciptakan, mendukung atau memperkuat usaha

kesejahteraan sosial (uks). Psks dapat berasal atau bersifat manusiawi, sosial, dan alam yang

dapat dimanfaatkan untuk membantu menguragi dan menyelesaikan permasalahan sosial.

Potensi dan sumber kesejahteraan sosial adalah yang ada di kelurahan kamu kecamatan

kambu sebagai berikut:

5. Karang taruna

Karang taruna merupakan organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan

sarana pengembangan anggota masyarakat terutama untuk generasi mudah. Di kelurahan

kambu kacamatan kambu memiliki orgaisasi karang taruna akan tetapi organisasi tersebut

tidak berjalan aktif. Hal tersebut disebabkan para anggota atau pengurus yang ada di

dalamnya sudah memiliki aktifitas atau kesibukan masing-masing.

6. Dunia usaha

Dunia usaha yang berada dikeluraan kambu kacamatan kambu adalah seseorang

yang membuat usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya usaha

menegah dan kecil diantaranya :

- Kursus menjahit

- Pembuatan cincin sumur

- Pembuatan batu bata

- Maibel

- Pengelolahan sampah
7. Lembaga kemasyarakatan

Adalah jaringan proses hubugan antar manusia dan antar kelompok yang berfungi

memelihara hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan

individu dan kelompoknya, seperti organisasi pkk, ibu-ibu arisan, ibu-ibu pengajian, dan

taman pengajian alquran.

8. Fasilitas kelurahan

Banyak fasilitas kelurahan yang dapat dijadikan sebagai sumber yang dapat

dimanfaatkan yaitu dari sekolah, tempat ibadah(mesjid), tempat pengajian, dan posyandu

balita.

E. Penyandang masalah kesejahteraan sosial (pmks) kelurahan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang keluarga atau

kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau mengalami gangguan, tidak

dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya

(jasmani, rohani, dan sosial) secara memadai dan wajar. Dalam proses pencarian permasalahan

yang ada di kelurahan melalui studi dokumentasi, survei, observasi, dan wawancara, praktik

menemukan bebrapa permasalahan yang menjadi skala prioritas dalam proses kegiatan

praktikum I di kelurahan kambu kacamatan kambu kota kendari. Adapun permasalahan tersebut

yang menjadi rioritas yaitu: narkoba, kekerasan dalam rumah tangga, anak cacat, wanita rawan

sosial ekonomi, bekas narapidana, fakir miskin, rumaah tidak layak huni, lansia dan anak

terlantar. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dilihat jumlah pmks yang ada di kelurahan

kambu kec kambu pada table berikut:


Tabel 5

Gambaran umum penyandang masalah kesejahteraan sosial

Di Kelurahan kambu

No Nama PMKS Jumlah

1 Narkoba

2 KDRT

3 Anak Cacat 12

4 Wanita rawan social ekonomi

5 Bekas nara pidana

6 Fakir miskin

7 Lansia

8 Anak terlantar

9 Rumah tidak layak huni 24

Adapun deskripsi setiap jenis penyandang masalah kesejahteraan social yang

ditemukan dikelurahan kambu kecamatan kambu kota kendari sebagai berikut:

1. Narkoba

Korban Penyalahgunaan NAPZA adalah seseorang yang menggunakan narkotika,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya diluar pengobatan atau tanpa sepengetahuan dokter

yang berwenang.

2. KDRT(Kekerasan Dalam Rumah Tangga)


Korban tindak kekerasan adalah orang baik individu, keluarga, kelompok maupun

kesatuan masyarakat tertentu yang mengalami tindak kekerasan, baik sebagai akibat

perlakuan salah, eksploitasi, diskriminasi, bentuk-bentuk kekerasan lainnya ataupun

dengan membiarkan orang berada dalam situasi berbahaya sehingga menyebabkan fungsi

sosialnya terganggu.

3. Anak cacat

Anak cacat adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun yang

mempunyai kelainan fisik atau mental yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan

dan hambatan bagi dirinya untuk melakukan fungsi-fungsi jasmani, rohani maupun

sosialnya secara layak, yang terdiri dari anak dengan disabilitas fisik, anak dengan

disabilitas mental dan anak dengan disabilitas fisik dan mental.

4. Wanita rawan sosial ekonomi

Wanita rawan sosial ekonomi adalah seorang perempuan dewasa menikah, belum

menikah atau janda dan tidak mempunyai penghasilan cukup untuk dapat memenuhi

kebutuhan pokok sehari-hari.

5. Bekas Narapidana

Seseorang yang telah selesai atau dalam 3 bulan segera mengakhiri masa

hukuman atau masa pidananya sesuai dengan keputusan pengadilan dan mengalami

hambatan untuk menyesuaikan diri kemali dalam kehidupan masyarakat sehingga

mendapat kesulitan untuk mendapat pekerjaan atau melaksanakan kehidupannya secara

normal.
6. Anak terlantar

Anak terlantar adalah seorang anak berusia 6 (enam) tahun sampai dengan 18

(delapan belas) tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan

oleh orang tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga.

7. Fakir Miskin

Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata

pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencarian tetapi tidak mempunyai

kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau

keluarganya.

8. Lanjut usia

Lanjut usia telantar adalah seseorang yang berusia 60 (enam puluh) tahun atau

lebih, karena faktor-faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

9. Rumah tidak layak huni

Rumah tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah dan lingkungannya tidak

memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal aik seara fisik kesehatan

maupun sosial.

F. Kebijkan dan program penganan masalah kesejahteraan sosial di lokasi

pratikum

a. kebijakan dan program oleh pemeritah

kebijakan dan program oleh pemerintah yang ada dilokasi pratikum antara lain

sebagai berikut :
4. P2KP

P2KP adalah program/proyek penanggulangan kemiskinan diperkotaan,

dimana pada kontes P2KP, masyarakat ditempatkan sebagai pelaku (subjek) dan

masyarakat harus terlibat secara aktif dalam pelaksanan program penaggulangan

kemiskinan diwilayah/kelurahan/desanya.

5. BKM/LKM

BKM/LKM adalah :singkatan dari lembaga keswadayaan masyakat yang

merupakan nama “jenerik” atau istilah untuk suatu lembaga masyarakat dengan

kedudukan sebagai pinpinan kolektif dari suatu himpunan masyarakat warga

ditingkat kelurahan/desa.

6. Raskin

Raskin adalah program bantuan yang diberikan oleh pemerintah yang

diperuntukan bagi masyarat miskin .

b. kebijakan dan program oleh masyarakat/orsos

Adapun kebijakan dan program oleh msyarakat/orsos yang ada di lokasi pratikum

adalah sebagai berikut:

1. Organisasi PKK

Organisasi PKK adalah pemberdayaan dan keseahteraan keluarga

selanjutnya disingkaat PKK yaitu adalah gerakan nasional dalam membangun

masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk

masyarakat menuju terwujunya keluarga yang beriman yang terdiri dari Dasa

Wisma dan arisan.


- Pembuatan cincin sumur

- Pembuatan batu bata

- Maibel

- Pengelolahan sampah

2. Lembaga kemasyarakatan

Adalah jaringan proses hubugan antar manusia dan antar kelompok yang berfungi

memelihara huungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan

individu dan kelompoknya, seperti organisasi pkk, ibu-ibu arisan, ibu-ibu pengajian, dan

taman pengajian alquran.

3. Fasilitas kelurahan

Banyak fasilitas kelurahan yang dapat dijadikan sebagai sumber yang dapat

dimanfaatkan yaitu dari sekolah, tempat ibadah(mesjid), tempat pengajian, posyandu

balita dan posyandu lansia


BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pengamen jalanan dan warga di sekitar

kelurahan kambu, bahwa akar permasalahannya menurut warga adalah ketidakberdayaan

ekonomi, sehingga mereka terpaksa melepaskan anak-anaknya di jalanan. Namun, perlu disadari

bahwa budaya „mengorbankan‟ kepentingan anak akan makin mendarah daging, bahkan

orangtua merasa menikmati hasil jerih payah anaknya yang masih di bawah umur, jika tidak

ditangani secara serius.

Beberapa remaja, muda terlihat sebulan mengamen, namun lima bulan kemudian terlihat

perutnya membuncit (hamil). Peneliti mengamati hal ini hampir setiap hari dalam perjalanan

kelurahan kambu,. Anak-anak ngamen dengan penampilan dekil juga berlalu lalang turun naik

angkot bahkan yang dewasa pun cukup banyak. Ada musim-musim tertentu di mana banyak

berdatangan pengamen baru, bahkan sering rombongan.

Anak-anak kecil berumur 3-5 tahun pun banyak mengamen, kadang bersama kakak

(temen yang lebih tua) atau bahkan sendirian. Peneliti menjumpai di arah kelurahan kambu,

seorang anak remaja sekitar 9 tahun masih mengempeng seperti bayi digandeng seorang nenek,

bahkan ada juga seorang anak laki-laki kerepotan menggendong bayi umur 5 bulanan mengemis.

Ketika ditanyakan kok tidak sekolah, malah mau ngemis, katanya disuruh ibunya, ibunya tidak

kerja, ayahnya tidak tahu kemana perginya. Dia menyesali kenapa jadi orang bodoh dan punya

orangtua yang bodoh dan miskin.

Untuk membentuk masyarakat yang makin berdaya dan meningkat dalam mutu

kehidupan baik secara fisik maupun nonfisik, dilandasi kemapanan ekonomi dan kesadaran
hukum yang tinggi, tentu tidaklah semudah membalikkan tangan. Terwujudnya peningkatan

peran anak-anak jalanan dan masyarakat sekitarnya dalam implementasi program pembangunan

yang berbasis ipteks berkelanjutan

dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan fisik dan nonfisik, perlu digarap dengan sangat

serius.

Secara umum, anak-anak jalanan berjumlah cukup banyak, bahkan makin meningkat tiap

tahun. Masyarakat yang ada dan hidup bersama anak-anak jalanan juga sangat banyak, bahkan

mereka menyatu dengan kehidupan sehari-hari anak-anak jalanan ini. Mereka bisa bangkit dan

sadar dengan semangat baru. Pemerintah daerah dan akademisi diharapkan bisa menjadi daya

dukung yang optimal bagi revitalisasi peran ini, dan secara khusus tersedia sebagai berikut.

A. Identifikasi masalah

Di Kelurahan kambu terjadi anak jalanan yang penyebabnya dapat dikelompokkan

dalam tiga kategori, yaitu : 1. Permasalahan dibidang Sosial. a. Banyak anak yang putus sekolah.

Terdapat 115 orang putus sekolah (laki=69, peremuan=46 orang) b. Banyak pemukiman yang

kumuh dan tak layak huni. Terdapat 23 unit rumah warga tak layak huni. c. Keterampilan

masyarakat rendah, yang memiliki keterampilan hanya 2 orang. Selebihnya yang tak punya

keterampilan dunia usaha laki-laki 76 orang dan perempuan 23 orang. Tak punya keterampilan

umum 221 orang, tak mampu memasarkan hasil produksi 79 orang d. Masih banyak

pengangguran. Pengangguran 98 orang yang tak bisa datangkan penghasilan. e. Banyak orang
tua jompo dan warga masyarakat yang mengalami cacat fisik dan cacat mental yang tidak

memiliki keterampiran dan belum disantuni.

. Penyakit TBC terdapat 22 orang (L=10 dan P=12), cacat 12 orang f. Masih banyak

Balita bergizi buruk dan tingkat kesehatan ibu hamil rendah serta warga mengidap penyakit

berpotensi menular.. Balita kurang gizi 67 orang, g. Masih banyak terdapat anak sekolah rawan

putus sekolah atau tak dapat lanjut di atasnya. Terdapat 182 orang anak rawan putus sekolah

karena orang tua tak mampu membiayai. Identifikasi masalah tersebut di atas sebagai berikut : -

Tingginya biaya sekolah - Kondisi ekonomi masyarakat yang tak mampu untuk membuat rumah

yang memenuhi kreteria rumah sehat - Belum tersentuh pelatihan-pelatihan dan kursus-kursus

yang dilaksanakan pemerintah - Terbatasnya SDM dan informasi tentang lapangan kerja -

Tingginya biaya pengobatan - Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan -

Masyarakat kurang memiliki Askeskin 2.

Permasalahan dibidang. Ekonomi Masalah ekonomi yang terdapat di Kelurahan kambu,

antara lain : a. Banyaknya warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap b. Kurangnya modal

usaha masyarakat c. Penghasilan rendah dan pekerjaan tidak menentu d. Tingginya suku bunga

pinjaman yag ditawarkan oleh pemilik modal e. Kurangnya akses untuk membuka jaringan

dengan pihak lain Identifikasi permasalahan dibidang ini adalah : - Keterbatasan wawasan

manajemen, sehingga UKM yang ada tidak mampu berkembang - Kelemasan sektor permodalan

- Tidak mempunyai keterampilan - Terbatasnya informasi lapangan kerja. 3. Permasalah di

Bidang Lingkungan. Adapun masalah lingkungan yang ada di Kelurahan kambu adalah sebagai

berikut : a. Sering terjadi banjir b. Sarana air bersih sangat kurang, khususnya bagi pemukim

pada daerah terpencil c. Penataan pemukiman yang tak ramah lingkungan serta banyaknya

rumah kumuh d. Masih ada tempat permukiman yang terisolasi Identifikasi permasalahan
dibidang ini adalah : Kondisi ini berhubungan erat dengan masalah kemiskinan yang ada di

kelurahan ini karena masyarakat yang ada tidak mampu mendanai rehabilitasi atau lingkungan

permukimannya.

B. Analisis potensi

Analisis potensi dilakukan dengan pertimbangan konstribusi dan manfaat potensi :

sumber daya manusia, program-program, lembaga dan lainnya. Namun potensi yang menjadi

aset di kelurahan kambu adalah adanya kerja sama, koordinasi dan kepedulian dari aparat

pemerintah, LPM, BKM dan warga untuk secara bersama-sama menanggulangi masalah

kemiskinan yang ada di kelurahan ini.

C. Rancangan program jangka menengah

Rancangan program jangka menengah ini mencakup beberapa bagian, yakni : - Penetapan

prioritas kebutuhan penanggulangan kemiskinan kelurahan kambu (terlampir) - Matrik rencana

ASI PJM tiga tahunan untuk bidang ekonomi, bidang sosial dan bidang lingkungan (terlampir) -

Rencana tahunan program penanganan kritis (pronangkis) yang mencakup program-program

swadaya kegiatan yang didukung P2KP, kegiatan yang perlu diusulkan melalui APBD serta

kegiatan yang diusulkan melalui swasta.(terlampir)


D. Monitoring dan evaluasi

Evaluasi dimulai sejak perencanaan, pelaksanaan, pengendalian /pemantauan dan

berdasarkan pencapaian hasil serta kendala-kendala dari program-program yang telah ada tahun

anggaran 2014 s/d 2016 sebagai acuan PJM yang akan disusun. Monitoring dan pengawasan

terhadap program dilaksanakan oleh masyarakat dengan melibatkan berbagai komponen atau

organisasi masyarakat yang ada di kelurahan tersebut.


BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Lembaga kelurahan kambu adalah salah satu pusat pelayanan masyarakat untuk

melindungi terjadinya resiko sosial dan pemenuhan hak untuk meningkatkan penyelenggaraan

kesejahtraan sosial. Kelurahan kambu adalah tempat kami melakukan praktikum, di dalam

proses praktikum kami menemukan masalah yang terdapat di kelurahan tersebut dari masalah

yang kami dapatkan sangatlah beragam, mulai dari sistem administrasi kelurahan yang tidak

terstruktur dengan baik sampai dengan pelayanan masyarakat yang tidak maksimal, tidak

terprogramnya perencanaan pelayanan masyarakat.

Sebagai praktikan, permasalah yang kami dapatkan sudah menjadi tugas kami untuk

menyelesaikan dengan menggunakan beberapa pendekatan dalam proses assessment sampai

tahap akhir penyelesaian yang kami lakukan motode yang kami lakukan adalah metode yang

kami dapatkan di dalam ruangan perkuliahan, Dengan melakukan pendekatan perseorangan dan

kelompok dengan mendapatkan informasi hasil wawancara dan bertanya langsung.

B. Rekomendasi

Praktikan memberikan rekomendasi ke beberapa pihak karena pelaksanaan Intervensi

kepada komunitas serta kebijakan harus dilakukan secara berkelanjutan. Sesuai dengan

perencanaan sosial yang telah dirancang oleh praktikan untuk akhirnya diaplikasikan terhadap

pelaksanaan intervensi sepenuhnya dapat dilakukan sesuai dengan target.


a. Pemerintah

Di harapkan kepada pemerintah agar dapat memahami lebih jauh lagi masyarakatnya

di dalam melakukan pelayanan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan

apa yang di harapkan masyarakat setempat.

b. Masyarakat

Di harapkan masyarakat dapat berpartisipasi di dalam kegiatan yang di selenggarakan

oleh kelurahan dan juga dapat melakukan sebagai mana yang di harapkan pemerintah

setempat.

Anda mungkin juga menyukai