Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM I MIKRO

LAPORAN PRAKTIKUM I MIKRO


Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) “ Wahyu Mandiri “
Kabupaten Gowa

Oleh:

NAMA : MUH. RISKAR


NIM : 50300113018
KELAS : KESSOS A
KELOMPOK : III (TIGA)

KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM 1 MIKRO

Praktikum 1 Mikro telah dilaksanakan oleh:


Nama : Muh. Riskar
Nim : 50300113018
Jurusan : PMI Konsentrasi Kesejahteraan Sosial
Kelas : Kessos A
Hari/Tanggal : Senin-Rabu/09November-23 Desember 2015
Dinyatakan Sah Laporan Praktikum 1 Mikro,Jurusan PMI Konsentrasi Kesejahteraan
Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

Samata-Gowa,01 Januari 2016

Dosen Pembimbing Pengurus LKSA Wahyu Mandiri

Drs. Abdul Wahab Rachman Hasni


NIDN.09061655501

Mengetahui,
Ketua Jurusan PMI Konsentrasi Kesejahteraan Sosial

Dra.ST. Aisyah BM., M. Sos.I


NIP. 19690823 1994032 004
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam suatu
keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur kehadirat Allah SWT.Karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga Penyusun diberikan kekuatan dan kesempatan
menyelesaikan laporan Praktikum 1 Mikro terlaksana dengan baik.
Shalawat dan Salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang
diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak
peradaban sekarang ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari tantangan
dan hambatan.Namun, berkat kerja keras dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupun tidak
langsung yang memperlancar jalannnya penyusunan laporan ini.Olehnya itu, secara mendalam
Penyusun menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan sehingga Penyusun dapat
menyelesaikan Laporan ini.
Secara istimewa, penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus, ikhlas dan suci kepada:
1. Bapak Drs.Abdul Wahab Rachman sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah praktikum I
Mikro.
2. Bapak ketua Yayasan dan Pengurus LKSA Wahyu Mandiri
3. Saudara(i) binaan LKSA Wahyu Mandiri yang senantiasa menjadi tuan rumah selama kegiatan
praktikum.
4. Rekan-rekan Praktikum 1 Mikro mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Alauddin
Makassar Angkatan 2013.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati Penyusun menyadari bahwa hanya kepadaNyalah
kami menyerahkan segalanya.Semoga kita semua mendapat curahan rahmat dan ridho dari-Nya,
Amin.
Samata, Gowa 01 Januari 2016
Penyusun,

Muh. Riskar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana dinyatakan Johnson dan Schwartz (1991) ada tiga bidang keterampilan
yang harus dikuasai oleh social worker, yaitu: (1) interpersonal helping skills, (2) social worker
process skill, dan (3) evaluation and accountability skill, kelemahan pada keterampilan tersebut
akan berpengaruh pada penguasaan bidang praktik social worker yang lebih luas seperti praktik
pengembangan masyarakat praktik manajemen organisasi pelayanan. Dalam kenyataannya,
praktik pengembangan masyarakat dan manajemen organisasi pelayanan juga membutuhkan
keterampilan-keterampilan mikro (focus pada individu dan kelompok), yaitu kemampuan untuk
menangkap dan mengkaji masalah, kemampuan mendengarkan, mengamati, bernegosiasi dan
keterampilan social mikro lainnya yang diupergunakan dalam rangka melakukan perubahan
perilaku orang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari penguasaan keterampilan social pada tingkat
mikro bagi mahasiswa tidak hanya membantu pemecahan persoalan pada level tersebut tetapi
juga memberikan efek positif pada aktivitas-aktivitas pada level makro yaitu pengembangan
masyarakat dan manajemen pelayanan. Berdasarkan uraian tersebut maka praktikum mikro
mutlak dibutuhkan dalam rangka membekali mahasiswa dengan berbagai keterampilan pada
level tersebut.
B.Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu untuk bersikap professional sesuai dengan prinsip-prinsip praktik dan nilai-
nilai social work dalam menilai, merancang dan memecahkan persoalan-persoalan disfungsi
social pada level individu.
b. Mahasiswa mampu menentukan pengetahuan, pendekatan, teknik dan keterampilan-
keterampilan yang dibutuhkan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pelayanan kepada
klien perseorangan dan kelompok
c. Mahasiswa mampu mengembangkan dan memadukan secara kreatif sikap, pengetahuan dan
keterampilan dalam praktik mikro.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan-keterampilan kmonukasi dan mendengarkan,
diantaranya mendengarkan secara aktif, mengamati dan terlibat secara aktif baik verbal, dalam
setting individu.
b. Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan hubungan pertolongan, menyadari untuk
memanfaatkan kemampuan diri, termasuk menerapkan sikap dan nilai kejujuran, keterbukaan,
kepercayaan, kehormatan, kerahasiaan, serta sikap tidak menilai (non judgemental) yang akan
mendukung kemantapan hubungan pertolongan.
c. Mahasiswa mampu melakukan Keterampilan wawancara-konseling dasar diantaranya: leading,
reflecting, paraphrasing, confronting, summarizing, klarifikasi, interpretasi, informing, serta
berbagai metode dan teknik terapi atau pengembangan diri lain yang sudah dipelajari di ruang
kelas.
d. Keterampilan evaluasi dan akuntabilitas, sejak kontak awal, selama proses pertolongan, hingga
terminasi pelayanan diantaranya melakukan berbagai keterampilan pencatatan dan pelaporan
dalam praktik mikro (individu).
e. Mahasiswa mampu menerapkan berbagai keterampilan social (social skill) dalam rangka
membantu, mengarahkan dan mengembangkan hubungan social yang fungsional dalam
kelompok.
C. Objek (Sasaran)
Objek praktikum ini adalah individu atau kelompok.Individu yaitu klien sedangkan
kelompok yang dimaksud adalah kelompok yang menjadi penunjang untuk penyembuhan dan
pemecahan masalah klien seperti kelompok dalam pendidikan, kelompok bermain, kelompok
dalam pengembangan keterampilan dan semua kelompok yang ada di lingkungannya
Intinya adalah semua jenis kelompok yang menjadi media perubahan perilaku individu
atau yang dimanfaatkan dalam rangka peningkatan atau perbaikan perilaku individu.Keberadaan
jenis-jenis kelompok dapat berada dalam masyarakat, setting suatu organisasi pelayanan social
atau bentuk orgnasisasi social lainnya.
D. Model Praktikum
Kegiatan praktikum ini menggunakan model concurrent placement artinya praktikan
tidak harus tinggal terus mendampingi klien di panti, akan tetapi praktikan dapat membuat
kesepakatan kepada klien dan pengurus lembaga untuk mengatur jadwal pertemuan praktikan
dan klien secara teratur dan efektif. Selain itu perkembangan yang dialami klien dapat di kontrol
melalui media komunikasi yang dilakukan oleh praktikan dan pengurus lembaga sehingga
perkembangan klien dapat terus di ketahui meskipun tidak bertemu.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktikum ini di awali di dalam kampus (indoor) yaitu praktikan mengikuti
pembekalan yang diberikan oleh dosen pembimbing selama dua bulan setelah itu praktikum
dilakukan di luar kampus (outdoor, yakni praktikan melakukan praktik di lembaga yang telah
diajak kerjasama oleh masing masing kelompok. Adapun waktu praktikum di lembaga adalah
dua bulan, jadi totalnya empat bulan. kegiatan praktikum di Laksanakan di Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak ( LKSA) WAHYU MANDIRI atau Panti Asuhan WAHYU yang
terletak di Jalan Tanggul Taman Bunga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan yang mudah dijangkau oleh mahasiwa dengan metode concurrent placement.
Praktikan berada di lapangan dalam 3 (tiga) hari jam kerja dalam seminggu, selama 2 (dua) bulan
sehingga praktikan berada di lokasi praktikum sekitar 30 hari jam kerja, dengan 1 kali case
conference/bimbingan bersama dengan supervisor praktikum dalam seminggu.
F. Sifat Penugasan
Sifat penugasan adalah perorangan. Tugas setiap praktikan adalah melakukan proses
intervensi pada klien individu saja. Kemudian setiap individu praktikan membuat catatan sesuai
dengan besaran kliennya yaitu catatan kasus (case record) jika memilih klien individu.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Anak


Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas tahun), termasuk anak yang
masih dalam kandungan. Adapun bagian-bagian anak yaitu:
a. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental,
spiritual, maupun sosial.
b. Anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa atau
memiliki potensi atau bakat istimewa tidak terbatas pada kemampuan intelektual, tetapi pada
bidang yang lain.
c. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan orang tua, atau
orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak-anak
tersebut kedalam lingkungan keluarga.
d. Kuasa asuh adalah kekuasaan orang tua untuk mengasuh, mendidik, memelihara, membina,
melindungi, dan menumbuhkembangkan anak sesuai dengan agama yang dianutnya dan sesuai
dengan kemampuan, bakat, serta minatnya.
Sesuai pasal 14 ayat (1) berbunyi setiap anak berhak untuk diasuh oleh kedua orang
tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dana atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa
pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan akhir.
B. Anak Dan Orang tua
Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas
dan peran yang sangat penting, adapun peran dan tugas orang tua terhadap anaknya dapat
dikemukakan sebagai berikut:
 Melahirkan
 Mengasuh
 Membesarkan
 Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan kepada norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku
Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri anak,
memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung
jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat dan
kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga yang di gambarkan dalam
firman ALLAH dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 46.
Artinya: “ Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amanah-amanah yang
kekal lagi soleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan”.
Ayat diatas paling tidak mengandung dua pengertian. Pertama mencintai anak dan harta
adalah fitrah manusia, karena keduanya adalah perhiasan dunia yang dianugrahkan sang
pencipta. Kedua, hanya harta dan anak yang saleh yang dapat dipetik manfaatnya. Anak harus di
didik menjadi anak yang saleh ( dalam pengertian anfa’uhum linnas) yang bermanfaat bagi
sesamanya.
Salah satu tugas dan peran orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik
anak-anaknya. Sebab, orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang
teramat penting untuk mendidik anak mereka.Jadi, tugas sebagai orang tua tidak hanya sekedar
menjadi perantara makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan mendidiknya agar
dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa
pengetahuan tentang pendidikan.

C. Kewajiban Orang tua


Seorang pria dan wanita yang berjanji dihadapan Allah SWT untuk hidup sebagai suami
istri berarti bersedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu anak-anak yang bakal
dilahirkan.Ini berarti bahwa pria dan wanita yang terkait dalam perkawinan siap sedia menjadi
orang tua dan salah satu kewajiban, hak orang tua tidak dapat dipindahkan adalah mendidik
anak-anaknya.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Wahyu Mandiri


Yayasan Wahyu Mandiri merupakan cikal bakal berdirinya Panti Asuhan
Wahyu.Dengan semangat. dan keinginan yang kuat untuk membina anak yatim piatu dan anak
fakir miskin yang terlantar, pada tahun 2002, pengurus yayasan ini mulanya menampung 36
orang anak pada sebuah bangunan rumah sederhana berukuran l0 x 15 meter.
Bangunan rumah milik ketua yayasan itu dijadikan sehagai tempat penampungan anak
panti yang dibinanya.Anak panti tersebut datang ke panti asuhan dibawa oleh keluarganya,
karena salah seorang atau kedua orang tua mereka telah tiada.Sebagian di antara anak panti itu,
diperoleh pengurus yayasan, karena anak tersebut ditelantarkan orang tuanya akibat persoalan
ekonomi dan sosial.
Mereka berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Sulsel.Ada yang berasal dari
Kabupaten Gowa, dan sebagian berasal dari Kabupaten Palopo. Sebelum Panti Asuhan ini
mendapat bantuan dana dari pemerintah dan sejumlah donatur, sekitar dua tahun pengurus
yayasan ini bekerja secara mandiri dan mencari nafkah untuk menghidupi anak panti yang
dibinanya.
Bahkan, pada tahun 2003, pengurus yayasan ini pernah mengalami penderitaan, karena
beras yang akan digunakan untuk memberikan makan kepada anak panti sudah habis. Untuk
memenuhi kebutuhan hidup anak panti yang dibinanya, waktu itu, pengurus yayasan ini meminta
tolong kepada seseorang yang dikenalnya, sehingga kalung emas dan televisi orang tersebut
dipinjamkan untuk digadaikan.Selain itu, ada seorang tetangga di dekat panti asuhan yang
memberikan pinjaman uang tunai Rp 5 juta tanpa bunga.
Pada tahun 2004, yayasan yang mengelola panti asuhan ini baru mendapatkan donatur,
sehingga lebih tingan beban pengurus dalam memenuhi kebutuhan hidup anak panti yang
dibinanya.Sebelumnya, kebutuhan beras, lauk-pauk, dan pakaian untuk anak panti ini diusahakan
sendiri oleh pengurus yayasan.
Berkat kerja keras yang tidak mengenal lelah, pengurus yayasan ini melayangkan surat
dan permohonan bantuan kepada sejumlah donatur dan lembaga pemerintah, agar anak panti
yang. dibinanya dapat dipenuhi.kebutuhan.hidupnya sehari-hari, termasuk agar anak panti
tersebut dapat mengenyam pendidikan formal secara berjenjang hingga tingkat SMU.
Salah seorang donatur perorangan yang aktif memberikan bantuan kepada Panti
Asuhan. Wahyu sejak tahun 2004 sampai sekarang di antaranya Bapak Satria (seorang staff
pada Kantor Pegadaian), Bapak H. Riznaldi, dan Bapak H. Saiful Bachri. Selain itu, ada
sejumlah dunia usaha dan BUMN yang juga aktif memberikan bantuan yaitu Bank BTN Syariah
Cabang Makassar, dan UD Cahaya Sembilan Kabupaten Gowa,PT Semen Tonasa (Persero), PT
Darma Lautan.
Pada tahun 2005, Panti Asuhan Wahyu mendapat bantuan dana APBNP dan
Departemen Sosial RI. Dana bantuan sebanyak Rp 35 juta itu digunakan untuk merehabilitasi
bangunan lama yang berupa asrama anak panti.Untuk menunjang pembiayaan kebutuhan hidup
anak panti, pengurus yayasan ini juga mengelola usaha ekonomi produktif yaitu warung barang
campuran.
Sejak beberapa tahun lalu, Yayasan Wahyu Mandiri yang membina Panti Asuhan
Wahyu juga membina anak terlantar di luar panti sebanyak 40 orang.Bahkan, pada tahun 2004,
Panti Asuhan ini juga pernah menampung 8 orang anak dan empat keluarga pengungsi eks
Timor-limur.
Pada tahun 2005, Yayasan Wahyu Mandiri juga mendapat kepercayaan dan
pemerintah untuk memberikan pelayanan sosial lanjut usia di luar panti. Warga lanjut usia yang
mendapat pelayanan sosial itu bermukim di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

B. Visi Dan Misi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Wahyu Mandiri
1. Visi:
Mewujudkan peningkatan kondisi, fungsi, dan kualitas sosial sebagai sumberdaya manusia yang
berguna, produktif, dan berkualitas.
2. Misi:
a. Memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang lebih baik.
b. Membangun semangat, moral, dan sikap mental sosial, serta meningkatkan keterampilan kerja
dan ilmu pengetahuan.
c. Meningkatkan kualitas SDM pengelolaan panti sehingga dapat memberikan pelayanan prima.
d. Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan berbagai lembaga/instansi terkait.

C. Susunan Pengurus dan Penanggung jawabLembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)


Wahyu Mandiri (Periode 2015-2017)
DEWAN PENASEHAT
1. Bupati Gowa
2. Ketua DPRD Kab.Gowa
3.KepalaDinasSosialTenaga KerjadanTransmigrasi
4. Camat Pallanga
5. Kepala desa bontoala
PELINDUNG
1.Kapolresta Kab. Gowa
2.Kodim 1409 Kab. Gowa
3.Kapolsek Kec. Pallangga
4. Koramil Kec. Pallangga
PEMBINA
Ny. Marianna
PENGURUS
Ketua : Hasni
Sekretaris : Hardin
Bendahara : Haminda Arifin
Ratnawati
SEKSI PENGASUHAN
Ny. Nursiah
Nurbaya
Iin Dg Bau
SEKSI PENDAMPING
Ratnawati
Nurhayati
Nurmiah
SEKSI DANA DAN USAHA
Nasrul Tompo
Nur Amal
SEKSI KESEJAHTERAAN SOSIAL
Musniar, A.Md. Kep
Untung Suropati
Safaruddin Sese

D. Program kerja Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Wahyu Mandiri


1. Program Jangka Pendek:
- Pembinaan penyantunan anak sesuai strandar pelayanan sosial.
- Penyantunan fakir miskin
- Pengembangan usaha ekonomi produktif.
- Rehabilitasi asrama panti secara bertahap.
- Penambahan sarana administrasi den pelayanan.
- Pembinaan budi pekerti dan pendidikan agama anak panti.
- Pelayanan rekreasi kepada anak panti.
2. Program Jangka Menengah:
- Pembinaan anak panti sesuai standar pelayanan.
- Rehabilitasi bangunan asrama panti untuk lantai 1 dan 2.
- Pengembangan usaha ekonomi produktit
- Peningkatan hubungan kemitraan.
- Pelatihan keterampilan komputer kepada anak panti.
- Penambahan sarana keterampilan bagi anak panti.
- Penyaluran anak panti pada jenjang pendidikan dan dunia kerja.
3. Program Jangka Panjang:
- Pengadaan sarana transportasi (bus sekolah) bagi anak panti.
- Pengadaan sarana teknologi komunikasi dan iriformasi (faximite dan Internet).
- Membuka lembaga pendidikan formal dan informal bagi anak panti.
- Membuka usaha percetakan dan usaha lain yang sesuai dengan keterampilan anak panti.
- Menjadikan panti sebagai pusat pembinaan keagamaan dan pengembangan keterampilan.
- Membuka cabang di kabupaten kota atau di provinsi lain di Indonesia.

E. Sarana dan Prasarana Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)Wahyu Mandiri


a. Kantor Sekretariat Yayasan, yaitu gedung berlantai 2. Lantal 1 digunakan untuk sekretariat, dan
lantai 2. digunakan sebagai kelas MI dan MTS serta mushallah.
b. Asrama Anak Panti, yaitu Asrama Putra sebanyak 5 kamar, dan Asrama Putri sebanyak 5 kamar
serta dilengkapi dengan dapur umum, dan ruangan pengelola panti.
c. Sarana beribadah (shalat lima waktu) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA).
d. Sarana Komputer untuk mengelola administrasi dan pelatihan keterampilan
e. Sarana Bermain dan Berolahraga.
f. Luas tanah untuk seluruh bangunan panti yaitu 310 m persegi.

F. PelayananLembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Wahyu Mandiri


a. Layanan Fisik (Memenuhi kebutuhan pokok anak seperti sandang, pangan dan papan)
b. Layanan pendidikan (Memberikan pendidikan formal)
c. Layanan mental dan spiritual (Pembinaan keagamaan / shalat lima waktu dan membaca Al-
Qur’an).
d. Layanan keterampilan (Mengembangkan keterampilan anak seperti seni, olahraga dan
keterampilan berdakwah)
e. Layanan kesehatan ( Mengajarkan pola hidup sehat kepada anak panti)
f. Layanan psikologi ( Membawa anak panti keluar rekreasi )

BAB IV
PROSES PENANGANAN KASUS
Pada proses ini praktikan memilih satu anak binaan panti yang memiliki permasalahan
sosial, maka “sk“ menjadi salah satu klien praktikum dalam proses intervensi pekerjaan sosial
pada kegiatan praktikum program studi PMI kons. Kesejahteraan Sosial strata satu UIN
Alauddin Makassar angkatan 2013. Klien “sk“ merupakan anak yang mendapatkan perlakuan
yang tidak sepantasnya dari salah satu keluarganya.
A. HasilAssesment
Berdasarkanhasil assessment yang praktikanlakukan, makadapat dijelaskan data
kliensebagaiberikut.
IdentitasKlien‘’sk’’
Nama : SulmiatiKarim
Jeniskelamin : Perempuan
Umur : 17 tahun
KeadaanFisik : Normal
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Anakkedari : 4 dari 4 bersaudara
Alamat : Jl. Tanggul taman bunga

IdentitasOrangtuaKlien‘’sk“
Bapak
Nama : Ismail Karim
JenisKelamin : Laki -laki
Umur :-
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Nelayan

Agama : Islam
Jumlahanak : 4 ( empat )
t : Umapura, Kel. Ternate, Kec Alor Barat laut, Kab. Alor, Prov.Nusa Tenggara Timur (NTT)

Ibu
Nama : Halipa Karim
JenisKelamin : Perempuan
Umur :-
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Jumlahanak : 4 ( empat )
t :Umapura, Kel. Ternate, Kec Alor Barat laut, Kab. Alor, Prov.Nusa Tenggara Timur (NTT)

B. LatarBelakangPermasalahan
Klien “sk“ adalah anak perempuan bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Ismail
Karim dan Halifa Karim. “sk” merupakan anak yang peduli dengan pendidikan, maka dari itu
setelah menyelesaikan pendidikan SD di kampungnya,tepatnya di Pandai, NTT “sk” mempunyai
rencana untuk melanjutkan pendidikan di Makassar atas dukungan dari keluarga dan salah satu
kakaknya menyarankan “sk“ masuk pesantren. maka “sk“ berangkat dari NTT ke Makassar
bersama dengan sepupunya yang bernama Hendra yang kebetulan kuliah di salah satu Perguruan
Tinggi yang ada di Makassar. Setelah sampai di Makassar “sk“ berharap segera di masukkan ke
pesantren dan bertemu dengan teman teman barunya di pesantren.Akan tetapi sepupunya malah
membawanya ke Panti Asuhan tanpa memberitahukan kepada “sk” sebelumnya. Dari kejadian
tersebut “sk“ merasa kecewa dengan sepupunya yang bernama Hendra tersebut akan tetapi “sk“
tidak bisa berbuat apa apa, karna ayahnya sudah meninggal jadi otomatis perekonomian keluarga
melemah sehingga dia harus bertahan di panti demi melanjutkan pendidikannya.

C. Gejala Masalah
Setelah praktikan melakukan wawancara terhadap klien “sk” maka gejala-gejala masalah
yang dapat disimpulkan bahwa klien menyimpan rasa kecewa yang mendalam karena apa yang
dia dapatkan tidak sama dengan apa yang dia harapkan. Akan tetapi klien berusaha untuk tegar
dan sabar, terlihat dari ekspresi wajahnya saat praktikan melakukan wawancara dengan klien,
sepertinya “sk“ menyembunyikan sesuatu yang bersifat kerahasiaan, dan terkadang klien merasa
gugup saat diberikan pertanyaan.
D. Fokus Masalah
Sesuai dengan wawancara yang dilakukan praktikan terhadap klien dan pengumpulan
data dokumentasi serta observasi terhadap klien yang dirumuskan dalam hasil assessment;
praktikan dapat merumuskan fokus masalah terhadap klien ”sk” adalah rasa kecewa terhadap
sepupu yang membawanya kepanti dan rasa rindu dengan keluarga yang ada dikampung.
Meskipun sering melakukan komunikasi lewat telepon akan tetapi klien rindu dengan suasana
kumpul bersama dengan keluarga. Akan tetapi klien berusaha bertahan dalam kondisi yang dia
alami sekarang sampai klien menyelesaikan pendidikan SMA.

E. Rencana Intervensi
1. Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran sebagai pedoman praktikan dalam melakukan intervensi selama berada di panti
adalah :
a. Dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan mengetahui
bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya.
b. Orang yang memiliki banyak dukungan sosial cenderung untuk memiliki usia yang lebih
panjang. Selain itu, juga relatif lebih tahan terhadap stress yang berhubungan dengan penyakit
daripada orang yang memiliki sedikit dukungansosial.

2. Tujuan Rencana Intervensi


a. Tujuan Umum
1). Mampu dan aktif dalam mengikuti seluruh kegiatan dan bimbingan yang ada di panti, sehingga
hari harinya penuh dengan kesibukan yang bersifat positif guna menghilangkan rasa jenuh dan
rasa bosan tinggal di panti.
2). Dapat melakukan interaksi dengan baik serta menghindari konflik dengan masyarakatsekitarpanti.
3). Membekali diri dengan keterampilan sesuai dengan potensi yang ia miliki, sehingga pada saat
keluar dari panti ia bisa bersaing di dunia kerja sesuai dengan kemampuannya.
b. Tujuan Khusus
1). klien “sk” bersemangat untuk menjalani setiap kegiatan-kegiatan di panti berupa bimbingan
agama, bimbingan etika sosial, bimbingan fisik/olahragai, bimbinganbahasainggris, dan lain-lain
sehingga klien tidak larut dalam kesedihan dan kerinduan kepada keluarganya.
2). Klien “sk” mendapatkan dukungan sosial dari peer group-nya seperti ada yang menjadi tempat
klien bercerita dan mengeluarkan keluh kesahnya selama berada di panti.
3). Klien mendapat kasih sayang dari pengurus panti sebagaimana klien mendapat kasih sayang dari
orang tuanya.

3. Metoda dan Teknik


Intervensi terhadap klien “sk” dilakukan oleh praktikan dibantu pengurus panti dan
rekan-rekan praktikan. Metoda yang akan digunakan adalah metoda pekerjaan sosial di dalam
individu serta metoda pekerjaan sosial di dalam kelompok. Metoda tersebut menggunakan
teknik-teknik pendekatan yang difokuskan pada intervensi terhadap individu yang bermasalah,
keluarga dan peer group klien. Hal tersebut dimaksudkan agar intervensi praktikan dibantu
penguruspanti dan rekan praktikan dapat mengatasi permasalahan yang ada, baik itu pada diri
klien.
a. Metoda Pekerjaan Sosial dengan Individu
Metoda ini digunakan bertujuan untuk mengembangkan kepribadian pada diri “sk”
melalui motivasi diri yang dilakukan secara sadar dan melalui relasi individual antara klien
dengan keluarga dan peer group-nya. Metode ini diterapkan dengan mengacu kepada asumsi
dasar untuk memecahkan masalah klien “sk” yaitu: “sk” harusmendapatkan kasih sayang dari
pengurus panti dan dukungan sosial keluarga seperti perhatian agar dapat menormalkan
keadaan psikologisnya.
Adapun teknik-teknikyang digunakan dalam metoda pekerjaan sosial dengan individu
dan keluarga dalam pelaksanaan intervensi terhadap klien “sk” adalah sebagai berikut :
1. Small Talk, teknik ini digunakan untuk menjalin keakraban antara klien “sk” dengan praktikan.
Tujuannya untuk mengawali kontak agar tidak terjadi kekakuan dan dengan harapan akan
terciptanya hubungan yang akrab dan komunikasi yang baik untuk mempermudah kontak-kontak
selanjutnya antara praktikan, klien, anakbinaanpanti dan lingkungan panti.
2. Konseling, digunakan untuk meyakinkan klien bahwa semua orang memiliki motivasi,
kemampuan, dan keinginan meningkatkan diri dan membiarkan klien memperoleh esensi
masalah yang dialaminya yang membimbingnya untuk menentukan langkah-langkah positif
untuk dapat memecahkan permasalahan yang dialaminya.
b. Metoda Pekerjaan Sosial dengan Kelompok
Pekerjaan sosial dengan kelompok adalah salah satu metoda pokok pekerjaan sosial yang
bertujuan memberikan pelayanan kepada klien melalui kelompoknya. Pengalaman-pengalaman
yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan, mencapai tujuan-
tujuan dan memecahkan masalah-masalah.
Kelompok digunakan sebagai media untuk mengubah atau membantu klien. Kebutuhan “sk”
akan dukungan sosial yang mempunyai peer group dapat dipenuhi melalui interaksi dalam
kelompok dan terdapat kemampuan-kemampuan individu “sk” yang dapat dikembangkan
melalui kelompok.
Adapun teknik-teknikyang digunakan dalam metoda Pekerjaan sosial dengan kelompok dalam
pelaksanaan intervensi terhadap klien “sk” adalah sebagai berikut :
1) Latihan dinamika dalam kelompok, dengan mengembangkan permainan-permainan di dalam
bekerja dengan kelompok, diharapkan “sk” dapat memperoleh dukungan sosial dan kenyamanan
ketika berada di dalam peer group-nya. Pekerja sosial yaitu praktikan sebagai fasilitator untuk
mempersiapkan dan membimbing interaksi yang terjadi di dalam kelompok
2) Hipnoterapi, dengan mengurangi dan mengatasi kegelisahan, kekhawatiran dan ketegangan yang
dirasakan oleh klien dalam kelompok.
3) Memberikan penguatan (reinforcement), praktikan dapat membantu klien untuk melakukan
suatu perilaku tertentu yang diharapkan. Bentuk penguatan ini berupa penguatan dalam bentuk
verbal seperti pujian kepada kelompok yang berhasil melakukan dinamika kelompok dengan
baik. Penguatan bentuk lain adalah berupa penolakan atas perilaku rasa malas atau murung yang
kadang ditampilkan oleh klien dalam kelompok.
4. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang diharapkan terjadi pada klien ”sk” dengan pelaksanaan intervensi:
a. Klien menghadiri dan mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan di panti baik berupa
bimbingan agama, bimbingan etika sosial, bimbingan fisik/olahraga, bimbinganbahasainggris,
dan lain-lain yang telah terjadwal dari hari senin hingga jumat dengan aktif.
b. Emosional klien lebih tenang ketika dilakukan wawancara.
c. Klien lebih mencurahkan segala masalah yang dihadapinya dengan salah seorang peer group-nya
yang dipercaya daripada menyendiri dan memendam sendiri masalahnya dengan bersikap
murung dan gelisah.

F. Pelaksanaan intervensi
Pelaksanaan pemecahan masalah praktikan berpedoman pada rencana intervensi yang
telah dirumuskan. Pelaksanaan pemecahan masalah dilakukan melalui metoda casework dan
groupwork. Proses pemecahan masalah klien yang dilakukan praktikan dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Penjalinan relasi
Saat praktikan telah ditawarkan klien oleh pekerja sosial maka penjalinan relasi juga
mulai dilaksanakan. Sebagai langkah awal penjalinan relasi praktikan dibantu pekerja sosial
sekaligus pembimbing di LKSA Wahyu Mandiri”. Small talk, teknik ini digunakan untuk
menjalin keakraban antara klien “sk” dengan praktikan. Hal ini dilakukan dari mulai awal
praktikan bertemu sebagai kontak awal pada jam 15:00 wita, hari senin tanggal 11November
2015 pada saat pelaksanaan dinamika kelompok. Tujuannya untuk mengawali kontak agar tidak
terjadi kekakuan dan dengan harapan akan terciptanya hubungan yang akrab, relasi dan
komunikasi yang baik untuk mempermudah kontak-kontak selanjutnya antara praktikan, klien,
dan lingkungan panti. Praktikan meyakinkan klien untuk menganggap praktikan sebagai teman
atau kakak.

b. Konseling
Konseling dilakukan dengan tujuan menenangkan perasaan klien seperti marah, kecewa,
jenuh dan lain lain. selain itu klien diharapkan agar dapat menerima keadaan hidup yang di alami
sekarang dengan lapang dada dan penuh semangat, sehingga bisa menjalani hari harinya tanpa
adanya beban. Konseling ini dilakukan pada tanggal 12 November 2015 pukul 16.00 wita.
Adapun tahapan konseling yang dilakukan oleh praktikan:

a. Tahapan awal
 Pembukaan
Praktikan mengawali dengan sambutan yang ramah, santai, dan humoris seperti sapaan
terhadap keluarga, teman dan sahabat
 Menyampaikan maksud dan tujuan konseling
Praktikan memanggil klien untuk mengikuti konseling setelah mendapat ijin dari
pengurus panti.
 Memberi ruang kepada anak panti agar bersifat terbuka dalam segala masalah yang dihadapi.
Praktikan mengajak klien untuk shering dan bercerita tentang aktivitas sehari hari klien
sampai pada persoalan pribadi klien.
b. Tahapan Inti
 Eksplorasi kondisi konseling
Praktikan mencoba mengobservasi dan mengeksplorasi kondisi klien pada saat klien
mengungkapan permasalahan atau tekanan yang dihadapinya. Nampak dari ekspresi wajahnya
saat praktikan bertanya mengenai sepupu yang telah membawanya ke panti, sepertinya klien
kecewa tetapi ia berusaha sabar dan tegar meskipun sebenarnya klien merasa tidak nyaman
tinggal dipanti.
 Identifikasi masalah dan penyebabnya
Praktikan melakukan pendataan dari fokus masalah dan mencari tahu latar belakang
terjadinya masalah klien.
1). Klien rindu dengan keluarga yang ada dikampung halamannya
2). Klien merasa jenuh tinggal di panti
 Mengembangkan alternatif pemecahan
Praktikan memberikan beberapa alternative pemecahan masalah yang diharapkan klien
kelak memilih dan mengimplementasikan.
1. Klien mencoba untuk berinteraksi dengan baik terhadap orang orang yang ada di lingkungan
panti, sehingga klien dapat terhibur dan merasakan suasana kekeluargaan dalam panti.
2. Klien diharapkan bisa ikut aktif dalam bimbingan keterampilan sehingga ia tidak merasa bosan
dan jenuh.
c.Tahap Akhir
Konselor bersama klien membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling, Praktikan
bersama klien merumuskan bahwa klien rindu dengan suasana hangat bersama dengan keluarga
yang ada di kampung halamannya.
Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ;
1). Klien nampak sedikit lega dan tenang setelah mencurahkan segala masalah yang dirasakan dan
dihadapinya.
2). Klien berharap agar keluarga yang ada dikampung datang menjenguknya di panti.
BAB V
KESIMPULAN

Bidang kajian Kesejahteraan Sosial adalah mengenai Penyandang Masalah Kesejahteraan


Sosial (PMKS) dan kaitannya dengan intervensi mikro, maka penyampaian secara teori saja,
tidaklah mendukung.Praktikum adalah hal yang sangat penting untuk dilaksanakan, yang
nantinya diharapkan dapat membantu mahasiswa lebih jauh dalam memahami dan mengetahui
materi kajiannya. Dengan tujuan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Maka dari
itu mahasiswa jurusan PMI Kons. Kesejahteraan Sosial UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013
Kelas A, khususnya kelompok III memilih Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak ( LKSA )
Wahyu Mandiri sebagai lokasi Praktikum I Mikro dengan maksud ingin mengimplementasikan
dimasyarakat ilmu yang diperoleh di Kampus selama beberapa semester sebelumnya. Dengan
begitu ilmu yang di peroleh oleh mahasiswa tidak hanya sekedar teori semata, akan tetapi dapat
di aplikasikan kepada masyarakat, khususnya untuk anak yang terlantar dan membutuhkan
bimbingan. Selain itu diharapkan juga kepada mahasiswa untuk membantu klien menyelesaikan
masalah sosial yang dihadapinya sehingga klien dapat menjalani kehidupan sehari harinya secara
layak dan sebagaimana mestinya tanpa adanya beban hidup.
Praktikum tersebut dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, maka dalam waktu dua
bulan tersebut praktikan diharapkan dapat memilih satu orang yang dijadikan sebagai klien.
Setelah memilih klien selanjutnya praktikan melakukan assasment terhadap klien tersebut dan
melakukan intervensi, maka dari itu praktikan wajib mengumpulkan data yang berkaitan dengan
kliennya seperti latar belakang klien, masalah sosial yang di hadapi dan memberikan saran atau
solusi terhadap klien agar bisa menyelesaikan masalah hidup yang dihadapi sehingga dapat hidup
layak sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

UIN Alauddin Makassar. 2015. Buku Pedoman Praktikummikro-makro. UIN Alauddin press. Makassar
Budhi Wibhawa, Santoso T. Raharjo dan Meilany Budiarti s. 2010. Dasar-Dasar Pekerjaan Sosial.
Widya padjadjaran: Bandung.
Judy Baker and Deborah Hodes, 2007, The Child Mind: A Child Protection Handbook, United State of
America: Routledge, hal. 3. 2.
Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2011, Standar Nasional Pengasuhan untuk Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak .
Undang-Undang Republik Indonesia No.4 Tahun 1979 pasal 2 ayat 1
Departemen Sosial Republik Indonesia
Http://.blogspot.com/ncr/Ilmu Pengertian Organisasi.htm (Desember 2015)
Https://id.wikipedia.org/wiki/Anak (Desember 2015)
Http://kurniawan-ramsen.blogspot.co.id/2013/06/definisi-anak-terlantar.html (Desember 2015)
Https://zaldym.wordpress.com/2010/07/17/peran-dan-fungsi-orangtua
(Desember 2015)

Anda mungkin juga menyukai