Anda di halaman 1dari 10

ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL

(untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pekerjaan Sosial)

Disusun oleh:
Widya Suci Ramadhani 170310140024

KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
1. POSISI ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL DALAM
PEKERJAAN SOSIAL
Sebenarnya banyak posisi yang ditempati oleh administrasi pekerjaan
sosial. Pertama posisi administrasi pekerjaan sosial sebagai problem solving,
yang difokuskan dalam memahami dan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan social functioning dan social relationship. Kedua, Administrasi
Pekerjaan Sosial diposisikan sebagai metode praktik pekerjaan sosial. Sebagai
metode, administrasi pekerjaan sosial memiliki dua posisi yaitu sebagai
metode utama dan sebagai metode pembantu (pemungkin). Pada metode
utama, posisi administrasi pekerjaan sosial sejajar dengan metode pekerjaan
sosial lainnya, seperti case work, group work, community development, serta
research.
Kemudian berdasarkan metode tradisional, administrasi pekerjaan
sosial diposisikan sebagai metode pemungkin sejajar dengan research,
sedangkan metode utamanaya case work, group work, dan community
development.

2. ASUMSI DASAR ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL


Menurut Tracker asumsi dasar administrator pekerjaan sosial, sebagai berikut:
a. Memiliki pemahaman dan penerimaan serta komitmen yang mendalam
terhadap nilai-nilai pekerjaan sosial.
b. Memiliki pengetahuan yang banyak tentang pekerjaan sosial sebagai
suatu pelayanan profesional terhadap orang.
c. Memiliki identifikasi yang kuat terhadap profesi pekerjaan sosial dan
tujuan fundamental pekerjaan sosial
d. Mengitegrasikan praktik pekerjaan sosial dengan teori administrasi.
e. Terlibat dalam menciptakan relasi kerja yang efektif dengan dan antar
orang.
f. Bertanggung jawab untuk menjaga kualitas pelayanan yang diberikan.
Kemudian asumsi kedua dari Kidnigh mengatakan bahwa administrasi
pekerjaan sosial merupakan proses transformasi kebijakan ke dalam
pelayanan sosial.. melalui dua proses: (1)… transformasi kebijakan sosial
menjadi pelayanan sosial yang kongkrit, dan (2) menggunakan pengalaman
dalam merekomendasikan modifikasi kebijakan.

3. DEFINISI ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL


John Kidneigh (dalam Raharjo, 2010) mengatakan bahwa administrasi
pekerjaan sosial adalah “ proses transformasi kebijakan sosial ke dalam
pelayanan-pelayanan sosial… melalui proses dua cara: (1) … transformasi
kebijakan ke dalam pelayanan-pelayanan sosial konkrir (nyata), dan (2)
menggunakan pengalaman dengan merekomendasikan modifikasi kebijakan”.
Dari pengertian tersebut menekankan bahwa administrasi merupakan proses
implementasi, penerjemah kebijakan ke dalam program-program.
Kemudian ada definisi lain yang mengatakan bahwa administrasi
pekerjaan sosial merupakan suatu proses bekerja dengan orang dengan cara
mengarahkan dan menghubungkan energi mereka, sehingga mereka mampu
menggunakan atau memanfaatkan sumber yang tersedia untuk mencapai
tujuan pelayanan dan program pelayanan yang dibutuhkan masyarakat (dalam
Skidmore, 1995:3).
Sebagai metode pemungkin, administrasi pekerjaan sosial
didefinisikan sebagai kegiatan crerical work seperti pencatatan, pelaporan,
pengarsipan, dan berbagai format administratif dalam rangka mendukung
penerapan case work, group work dan CO/CD dalam praktik pekerjaan sosial.

4. PROSES SEBAGAI KERANGKA BERPIJAK AGAR LEMBAGA


MEMBERIKAN PELAYANAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
Proses APS dibagi menjadi beberpa tahapan yaitu:
Administrasi, Manajemen, harus memiliki keterampilan manajemen yang
baik. , Kepemimpinan, Pengambilan keputusan, Hubungan antar manusia,
Komunikasi yang baik. Persepsi, seorang pemimpin dan staffnya harus
memiliki satu persepsi guna menunjang keberhasilan pelayanan yang
diberikan.

5. DASAR PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN NILAI DALAM


ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL
Dasar pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam APS menurut Kettner: 2002
1. Nilai-nilai praktik, misi dan filosofi, manajemen teori, manajemen
pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan
2. Managing the organization, managing information, managing the
personnel, and managing finance.

6. POSISI YANG BISA DITEMPATI OLEH SOCIAL WORKER YANG


MEMILIKI PEMAHAMAN ADMINISTRASI PEKERJAAN SOSIAL
a. Managerial work:
Seorang pekerja sosial yang memiliki pemahaman mengenai
administrasi pekerjaan sosial dapat menjadi seorang field/ project
officer, senior project officer, manager, dan program director.
b. Profesional Work:
Case/ Community Worker, Case/ Community Development
Manager, Supervisor (Senior), Advisor
c. Others:
Posisi lain yang bisa ditempati oleh pekerja sosial yang memahami
APS menjadi specialist, adviser, consultant, researcher, social
planner, policy advocacy.

7. MENJADI ADMINISTRATOR YANG SUKSES DALAM


PELAYANAN MANUSIA
Untuk menjadi seorang administrator yang sukses harus memiliki
kemampuan:
a. Berpikir dan berencana ke depan secara realistis.
b. Memperkirakan kemungkinan-kemungkinan perencanaan khusus.
c. Mencari alternatif-alternatif lain dalam melakukan sesuatu.
d. Meramalkan dan memperkirakan yang akan timbul dari keputusan
yang dilaksanakan.
e. Menentukan prioritas.
f. Membuat keputusan.
g. Menangani berbagai peran dan tugas secara bersamaan.
h. Menciptakan keseimbangan pribadi.
i. Memahami fungsi sistem birokrasi dan teori yang berhubungan
dengan keorganisasian untuk mencapai tujuan.
j. Membuat yang lainnya bekerja produktif dalam memanfaatkan talenta-
talenta tertentu dari individu-individu dan kelompok-kelompok serta
menutupi keterbatasan mereka.
k. Menggunakan dan mendelegasikan wewenang secara tepat.
l. Berkomunikasi secara efektif dengan yang lain.
m. Bersikap meyakinkan.

8. KOMPETENSI YANG PERLU DIMILIKI AGAR MENJADI


SEORANG ADMINISTRATOR YANG BAIK
Untuk menjadi seorang administrator yang baik tentu saja harus
memiliki kompetensi, kompetensi yang harus dimiliki seorang administrator
diantaranya adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan. Seorang administrator
memberikan pelayanan kepada klien harus mempergunakan pengetahuan-
pengetahuan yang sudah teruji kevaliditasannya. Berikut adalah pengetahuan
yang harus dimiliki oleh seorang social work administrator:
1. Administrator mengetahui tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, pelayanan-
pelayanan, serta sumber daya-sumber daya dari lembaga.
2. Administrator memiliki pengetahuan dasar mengenai dinamika tingkah
laku manusia.
3. Administrator memiliki pengetahuan yang luas tentang sumber daya
masyarakat, terutama yang berhubungan dengan lembaganya.
4. Administrator memahami metode-metode pekerjaan sosial yang
digunakan di lembaga.
5. Administrator mengetahui prinsip-prinsip, proses-proses, dan teknik-
teknik manajemen.
6. Administrator telah mengenal baik asosiasi-asosiasi pekerjaan sosial
professional.
7. Administrator memahami teori keorganisasian.
8. Administrator mengetahui proses-proses dan teknik-teknik evaluasi.

Selain pengetahuan, administrator pekerjaan sosial yang kompeten


harus memiliki sikap profesional, hal tersebut penting untuk menjalin
hubungan dengan staf maupun masyarakat. Berikut beberapa sikap yang
dimiliki oleh seorang administrator yang kompeten:

1. Administrator menghormati tiap anggota tim sebagai individu yang


memiliki kekhasan.
2. Administrator mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna
dan menerima hal ini bagi tim dan dirinya (acceptance).
3. Administrator berharap dapat memberikan keadaan fisik dan suasana
kejiwaan yang akan membantu tiap anggota tim agar dapat memberikan
yang tebaik.
4. Administrator menyadari pentingnya nilai-nilai.
5. Administrator memiliki pikiran terbuka dan menerima ide-ide baru dan
kenyataan-kenyataan.
6. Administrator mengetahui bahwa kesejahteraan lembaga lebih penting
daripada kesejahteraan pekerja lainnya, termasuk administrator itu sendiri.
Terakhir, seorang administrator yang kompeten harus pandai dalam
bertindak. Kemampuan dalam bertindak bisa dikatakan sebagai perpaduan
antara pengetahuan dan sikap. Disinilah seorang administrator mempraktekan
tindakan apa saja yang harus dilakukan ketika melaksakan praktiknya. Apa
saja tindakan yang harus dimiliki seorang administrator yang kompeten?

a. Accepting (Penerimaan), menerima staf dan klien apa adanya, serta tenaga
profesional lainnya dan pemimpin dalam komunitas dimana ia bekerja.
Pemimpin menghormati setiap orang sebagai individu yang unik dengan
aset dan keterbatasan, masing-masing berusaha menuju menjadi lebih
baik.
b. Caring (Peduli), administrator pekerjaan sosial memberikan sikap yang
hangat (peduli) terhadap staffnya dan memnumbuhkan rasa memiliki
diantara staffnya. Tentu saja hal ini tidak hanya sekadar diucapkan namun
perlu ditnjukkan dengan tindakan. Ketika staff sudah memperoleh itu
semua, mereka akan semakin merasa dihargai.
c. Creating, seorang administrator pekerjaan sosial harus kreatif, pribadi
yang gemar untuk merintis atau menetapkan kebijakan yang inovatif,
metode dan prosedur yang akan meningkatkan jasa dan hubungan staf.
d. Democratizing, seorang administrator merupakan seorang advokasi dari
proses demokrasi. Ia menghargai setiap pendapat dan nilai para staffnya,
menyadari bahwa dengan partisipasi mereka bisa membuat pelayanan
yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam hal ini seorang administrator
tidak memiliki sifat dictator.
e. Trusting, mempunyai kepercayaan yg implisit kepada stafnya. Dia
menghargai pandangan atau gagasan dr anggota, walaupun mungkin ada
perbedaan antara gagasan dengan apa yang mereka lakukan.
f. Approving, memahami bahwa setiap orang (staf atau klien) mengharapkan
persetujuan atau pengakuan. Dia memberi pujian dan pengharagaan
kepada anggota atau staf jika memang layak secara tertulis atau langsung.
g. Memelihara keseimbangan pribadi. Hidup dalam lingkungan yang baik,
mempunyai perhatian terhadap kesehatan fisik dan mental dan berusaha
untuk bersikap tenang. Berusaha menyimpan frustrasi dan masalahnya
sehingga tidak dilampiaskan kepada stafnya. Dia suka berkreasi dan
melakukan hal yang menyenangkan dan mampu mendapatkan energi yang
baru.
h. Delegating, administrator pekerjaan sosial dapat menggunakan dan
mendelegasikan wewenang secara tepat.
i. Interacting with the community and professions
j. Decision Making
k. Facilitating
l. Communicating, seorang administrator memiliki kemampuan komunikasi
yang baik. Mampu berkomunikasi secara efektif.

9. SOCIAL WORK MENJADI ADMINISTRATOR ATAU LEADER

Ada beberapa sebab para pekerja sosial lebih condong untuk menjadi
seorang administrator pada pelayanan manusia:

1. Untuk mendapatkan prestise dan status. Semua orang haus akan


pengakuan, dengan menjadi seorang administrator mereka dapat
memenuhi keinginan mereka dan mendapatkan status yang baik.
2. Untuk mendapatkan gaji yang besar. Biasanya seorang
administrator akan dibayar lebih tinggi dari pada menjadi pekerja
sosial atau praktik lainnya.
3. Untuk memenuhi tujuannya. Setiap individu memiliki tujuannya
masing-masing begitupula dengan menjadi seorang administrator
berarti menjadi seorang pemimpin.Peran kepemimpinan
menawarkan banyak kesempatan untuk melakukan tindakan.
4. Keinginan untuk merubah kebijakan dan pelayanan. Ketika
seorang pekerja sosial menjadi seorang administrator tentu saja ia
akan memiliki kewenangan untuk merubah kebijakan dan
memperbaiki pelayanan.
5. Mendapatkan kekuatan. Ketika seorang pekerja sosial menjadi
seorang administrator posisinya menjadi tinggi dan ia memiliki
kekuatan penuh. Kekuatan tersebut bisa digunakan secara positif
dan bisa juga negative. Namun sebagian pekerja sosial ingin
menjadi bagian dari proses kekuatan yang positif terutama dalam
memberikan pelayanan dan meningkatkan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Skidmore, Rex Austin. (1995). Social Work Administration: Dynamic Management


and Human Relationships. United States: Allyn and Bacon

Wibhawa, Budi., Santoso T. Raharjo & Meilany Budiarti S. (2010). DASAR-DASAR


PEKERJAAN SOSIAL: Pengantar Profesi Pekerjaan Sosial. Bandung: Widya
Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai