Anda di halaman 1dari 3

Prinsip-prinsip Pekerjaan Sosial

Pekerjaan Sosial adalah suatu profesi bantuan untuk memperbaikin, meningkatkan


atau mengembangkan interaksi timbal balik yang saling menguntungkan antara individu,
keluarga dan masyarakat guna meningkatkan kaulitas setiap manusia atau orang. Jadi tugas
Pekerja Sosial  adalah merubah seseorang dari Disfungsi Sosial menjadi Fungsional.
Prinsip-prinsip Khusus Pekerjaan sosial, yaitu:
   The Principle Of Acceptance (Prinsip Penerima) 
   The Principle Of Communication (Prinsip Komunikasi)
   The Principle Of Confidentiality (Prinsip Kerahasiaan) 
   The Principle Of Participation (Prinsip Ikut serta) 
   The Principle Of Individualization (Prinsip Individualisasi)
   The Principle Of Self a Wareness (Prinsip Sadar diri)

   The Principle Of Non Judgement (Prinsip Tidak Menghakimi)

Pengetian:

      1. The Principle Of Acceptance (Prinsip Penerima)

Pekerjaan social harus dapat menerima klien apa adanya, tidak pandang bulu, baik suku,
agama, jenis kelamin, ras maupun lainnya dalam mengatasi permasalahan klien sehingga
klien akan mencoba bahwa pekerja sosial menerima dirinya apa adanya dan tidak
menimbulkan sakit hati karena diperlakukan tidak sebagaimana mestinya.

      2. The Principle Of Communication (Prinsip Komunikasi)


1. Dalam berbagai kesempatan bertatp muka, maka pekerja social dan klien akan
terlibatkomunikasi baik yang berbentuk verbal maupun nonverbal. 
2. Komunikasi verbal yaitu menggunakan bahasa dan yang mudah diterima.  
3. Pekerja social harus dituntut untuk lebih dahulu menyesuaikan diri dengan klien
dituntut untuk dapat mengganti dan memahami peksos. 
4. Peksos harus mengusahakan agar diri dan penampilannya sesuai dengan  taraf
kemampuan klien, terhadap klein yang berpendidikan SD misalnya jangan menggunakan
istilah-istilah asing yang sulit di mengerti atau dipahami yang hanya dikenal di Universitas
dan SLTA.

      3. The Principle Of Confidentiality (Prinsip Kerahasiaan)

Dengan prinsip ini pekerja social dituntut untuk dapat menjadi memegang rahasia klien yang
teguh. Hal-hal yang harus dirahasiakan misalnya masalah kehidupan sex, criminal, umumnya
adalah hal-hal yang sangat pribadi atau hal-hal lain yang oleh klien diminta untuk
dirahasiakan.

      4. The Principle Of Participation (Prinsip Ikut serta)

1.  Mengikuti sertakan klien dalam kegiatan memecahkan masalah klien. 


2. Partisipasi klien merupakan bagian dari keseluruhan tindakan interventif yang
diarahkan untuk mengadakan perubahan yang direncanakan. Misalnya memberikan
kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan isi hatinya.

      5. The Principle Of Individualization (Prinsip Individualisasi)

 Pada hakekatnya manusia yang satu dengan yang lain berbeda kepribadian. Manusia
itu unik dan masing-masing orang itu berkepribadian yang berbeda. Misalnya 2 orang
mempunyai masalah yang sama, tapi berbeda tanggapannya, oleh karena itu pekerja social
memperlakukan seorang klien yang berbeda dari klien yang lain karena keunikannnya.

      6. The Principle Of Self a Wareness (Prinsip Sadar diri)

 Pekerja social haru sealu sadar bahwa dirinya adalah seorang pekerja professional
yang sedang menjalankan tugas untuk  menolong klien memecahkan masalahnya. Pekerja
social juga harus sadar akan kelebihan-kelebihan dan kekurang-kekurangan dirinya dalam hal
pemecahan masalah-maslah social.

      7. The Principle Of Non Judgement (Prinsip Tidak Menghakimi)

1. Pekerja social tidak boleh meyatakan klien itu salah ataupun benar.
2. Dalam hal ini yang berhak menyatakan klien itu salah atau benar ialah hakim.
 Prinsip-prinsip Dasar Pekerjaan Sosial, yaitu:
       1. Human worth and dignity (Harkat dan martabat manusia)
1. Martabat adalah harga diri paling tinggi setiap manusia dan merupakan yang paling
penting dipertaruhkan keadaannya. 
2. Pada dasarnya manusia mempunyai martabat yang sama.
3. Martabat atau harga diri tersebut melekat erat pada setiap orang tanpa melihat apa dan
siapa atau status social dan apa peranannya didalam masyarakat. 
4.  Didalam praktik pekerja social: klien akan diterima dan ditempatkan sesuai dengan
martabatnya sebagai manusia.
      2. Self Determination (menentukan diri sendiri)

1. Prinsip yang kedua adalah Self Determination, domana suatu prinsip yang
berdasarkan bahwa manusia (klien) itu mempunyai hak untuk diri sendiri. 
2.  Keyakinan bahwa tiap-tiap manusia yang mengalami penderitaan pribadi, ekonomi,
social mempunyai hak untuk diri sendiri dan bagaimana cara untuk mengatasinya.
      3. Equal Apportunity (mempunyai kesempatan yang sama)
1. Prinsip dasar Equal Apportunity atua mempunyai kesempatan yang sama, hal ini
dijadikan salah satu prinsip dasar bagi pelaksanaan praktik pekerja social . 
2.  Setiap manusia atau klien mempunyai kesempatan yang sama didalam melaksanakan
tugas-tugas kehidupannya.
      4. Social Responsibility (tanggungjawab social)
1. Pada hakekatnya manusia itu samping sebagai makhluk individu juga sebagai
makhluk social. Segala kebutuhan seseorang individu akan terpenuhi dan dipenuhi oleh orang
lain sehingga secara langsung atau tidak langsung setiapa orang itu bertanggung jawab secara
social terhadap orang lain. 
2. Keyakinan bahwa seseorang akan kehormatan dirinya dan hak menentukan sendiri
dan hak kesempatan yang sama adalah hubungan tanggung jawab social terhadap diri sendiri,
keluarga, dan masyarakat.
Sumber Bantuan Pekerjaan Sosial
Inti sasaran  atau focus praktik pekerjaan social adalah interaksi diantara orang
dengan sistem-sistem sumber di lingkungan social mereka. Orang menggantungkan dirinya
pada sistem-sistem ini untuk memperoleh sumber-sumber material, emosional atau spiritual
dan pelayanan-pelayanan serta kesempatan-kesempatan yang mereka butuhkan untuk
mewujudkan aspirasi-aspirasi mereka dan juga untuk membantu mereka orang dapat
memperoleh bantuan yang dibutuhkan dari jenis sistem sumber bantuan yaitu: Sumber
informal, Sumber formal, Sumber kemasyarakatan atau institusional

Keterangan:

      1. Sumber Informal

 Bantuan yang diperoleh orang disistem ini berupa dengan emosional, kasih sayang,
nasihat, informasi, doa, serta pelayanan-pelayanan yang sifatnya lebih nyata dari
keluarganya, kerabat, rekan atau lingkungan tetangga .

      2. Sumber Formal


1. Sistem ini adalah keanggotaan dalam organisasi tertentu yang sifatnya formal dan
bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai anggotanya. 
2. Sistem ini dapat pula menyediakan sumber-sumber bagi anggotanya untuk
menggunakan sistem-sistem sumber lainnya.
3. Contoh ssumber formal adalah perhimpunan orang tua yang anaknya menderita lemah
ingatan, perkumpulan orang tua murid,dll.
      3. Sumber Kemasyaraktan atau Institusional

1. Lembaga yang didirikan oleh pemerintah atau pun swasta yang memberikan
pelayanan kepada semua orang. 
2. Misalnya sekolah, rumah sakit, lembaga bantuan hukum serta badan-badan social.

Anda mungkin juga menyukai