Anda di halaman 1dari 20

Pencatatan Dan

Pelaporan Dalam
Pekerjaan Sosial
Drs. Rosyikin Sukanda, M.Pd
Anggota Kelompok

1. Hasna Zahra Arianto (1903028)


2. Muhammad Ichsan Qomari A (1903030)
3. Mia Adiana (1903035)
4. Herwin Kurniawan (1903047)
5. Alma Fachrunisa (1903053)
Introduction
Nama Kegiatan : Praktik Pekerjaan Sosial
Berbasis Komunitas Dalam Penanganan Anak
Terlantar Di Kabupaten Sumedang Provinsi
Jawa Barat

Lokasi : Desa Cipeuteuy Kecamatan


Darmaraja Kabupaten Sumedang
Deskripsi wilayah
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki data angka partisipasi sekolah yang cukup tinggi. BPS Kabupaten
Sumedang melakukan penghitungan presentase penduduk usia 7 hingga 24 tahun dan partisipasi sekolah di Kabupaten Sumedang. Hasilnya, pada tahun 2017
presentase masyarakat yang melanjutkan atau masih sekolah sebesar 67,61 persen, dan presentase yang tidak sekolah lagi atau putus sekolah sebesar 32,10
persen, serta 0,28 persen yang tidak atau belum pernah sekolah. Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Kabupaten Sumedang yang tidak
melanjutkan jenjang pendidikan hingga tuntas berdasarkan wajib belajar sembilan tahun, data tersebut belum ditambah presentase siswa SMA/SMK yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Selain itu permasalahan lainnya terkait pendidikan di Sumedang menurut Abdurrohman (2019) adalah angka
kesadaran membaca siswa sejak dini yang dinilai masih rendah. Pemerintah sudah mencanangkan Gerakan Literasi untuk menekan angka putus sekolah, namun
tanpa dibarengi dengan sarana dan prasarana yang memadai di setiap sekolah khususnya di Sumedang. Pada kenyataannya banyak sekolah-sekolah di
Sumedang, terutama di daerah terpencil tidak memiliki perpustakaan sekolah yang layak.

Di desa ini terdapat 58 anak dari populasi anak wajib sekolah usia 7-18 tahun yaitu sebanyak 323 anak yang mengalami keterlantaran. 26 anak diantaranya
adalah anak yang mengalami putus sekolah, selebihnya adalah anak-anak yang rentan mengalami putus sekolah karena latar belakang kondisi sosial ekonomi
keluarganya yang membuat anak-anak tersebut masuk ke dalam kategori anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu, dan anak yang tidak mendapat pengasuhan
dari orang tua (orangtua bercerai, anak lahir di luar pernikahan, anak ditinggal oleh orangtua). Anak putus sekolah atau tidak mendapat pendidikan di Desa
Cipeuteuy merupakan masalah yang sudah terjadi secara turun temurun. Selain itu, masih ada pola pikir masyarakat bahwa pendidikan tidak menjadi penting
karena untuk menjadi kaya tidak harus bersekolah tetapi cukup dengan bekerja.

Lokus studi di Desa Cipeundeuy Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang sebagai salah satu wilayah tempat dilaksanakannya kegiatan praktik pekerjaan
sosial berbasis pengembangan masyarakat lokal/komunitas oleh akademisi yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)
Bandung pada tahun 2019 selama 3 (tiga) bulan. Pola pikir masyarakat di desa ini tentang pendidikan masih memandang bahwa pendidikan tidak penting,
sehingga masih ditemukan 58 anak dari 323 anak yang mengalami keterlantaran Pendidikan akses pendidikan di Desa Cipeuteuy dilaksanakan melalui tahap-
tahap praktik pekerjaan sosial makro (Netting, 2001; Kristianingsih, 2019), salah satunya inisiasi sosial.
1
Deskripsi kegiatan membangun relasi dan
penerimaan dari pemerintah lokal dan
berbagai elemen masyarakat
Dalam kegiatan yang bertujuan untuk membangaun relasi dan penerimaan dari
pemerintah lokal dan elemen masyarakat maka dibutuhkan beberapa kali pertemuan (2 kali
pertemuan) agar membangun keakraban satu sama lain. Kemudian sasaran dari kegiatan
tersebut adalah pemerintah lokal itu sendiri seperti kepala desa,aparat desa hingga ketua
rt/rw, tokoh agama , tokoh masyarakat serta masyarakat itu sendiri. Kegiatan ini
menggunakan media seperti mengadakan pertemuan/rembug warga di Balai Desa
Cipeuteuy. Kegiatan membangin relasi menggunakan teknik community involment yg
bertujuan untuk membangun keakraban dan membangun kesadaran kolektif bersama.
Teknik ini dilakukan dengan meleburkan diri/melibatkan diri dalam berbagai kegiatan, baik
kegiatan formal maupun informal. Selain teknik CI juga dapat diterpakan teknik percakapan
sosial yang bertujuan untum menciptakan keterbukaan masyarakat dalam memberikan
informasi. Output dari kegiatan membangum relasi adalah penerimaan masyarakat yang
sangat baik dan hangat dimana mahasiswa ikut terlibat dalam kegiatan serta terbangunnya
relasi yang baik dan kepercayaan dari masyarakat dengan hubungan yang semakin akrab.
Hal ini membantu dan memudahkan dalam melakukan kerja sama dengan masyarakat
karena sudah terbangun rasa saling percaya antara masyarakat dengan mahasiswa.
2
Deskripsi kegiatan
mengenali
karakteriskik umum
masyarakat.
Dalam kegiatan yang bertujuan untuk mengenali karakteristik umum masyarakat
maka dibutuhkan waktu 1-2 kali dalam pengenalan karakteristik. Kemudian dari
sasaran tersebut melibatkan kepala desa, aparat desa hingga ketua RT/RW, tokoh
agama, tokoh pemuda, tokoh masyarkat, serta masyarakat itu sendiri baik orang tua
maupun anak-anak. Kegiatan ini menggunakan media seperti mengadakan pertemuan
antara masyarat yang lainnya di Balai Desa Cipeuteuy. Kegiatan mengenali
karakteristik umum masyarakat menggunakan Teknik Community Involment yang
bertujuan untuk dapat membangun kesadaran kolektifpada masyarakat Bersama.
Teknik ini lakukan untuk kegiatan formal maupun informal. Selain itu juga
Community Involment menerapkan Teknik sosial yang bertujuan untuk dapat
menciptakan keterbukaan pada masyarakat dalam memberikan informasi. Selain CI
Teknik yang digunakan juga yaitu percakapan sosial, wawancara, studi dokumentasi,
observasi sehingga Pekerja Sosial dapat memahami karakterisik Bahasa, adat istiadat,
serta kebiasaan masyarakat Desa Cipeteuy. Output dari kegiatan ini adalah
masyarakat sangat baik untuk ikut terlibat dalam kegiatan ini serta dapat
terbangunnya kepercayaan dan keakraban.
3
Deskripsi kegiatan membaur,
membangun akses serta
kepercayaan secara konstruktif
dengan berbagai elemen dan
stakeholder dalam masyarakat
untuk mengenali karakteristik
masyarakat.
Dalam kegiatan yang bertujuan untuk membangaun relasi dan penerimaan dari pemerintah lokal dan
elemen masyarakat maka dibutuhkan beberapa kali pertemuan (1+2 pertemuan) agar membangun
keakraban satu sama lain. Sasarannya yaitu tokoh agama setempat, karang tauruna, ketua RT/RW,
hingga masyarakat itu sendiri baik orang tua maupun anak-anak. Medianya yaitu ikut berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan masyarakat seperti pengajian, kerja bakti, rembug warga, dan sebagainya.
Dilakukan dengan teknik melakukan home visit yaitu mengunjungi aparat desa dan tokoh-tokoh
masyarakat serta menerapkan teknik Community Involvement. Selain itu, juga dilakukan transect
walk di lingkungan Desa Cipeuteuy untuk mengenali kondisi wilayah desa, batas-batas wilayah, serta
kondisi keseharian kehidupan masyarakat. Outputnya yaitu akses serta kepercayaan secara konstruktif
dengan berbagai elemen dan stakeholder dalam masyarakat untuk mengenali karakteristik masyarakat.
Tanda jika output berhasil yaitu penerimaan masyarakat sangat baik dan hangat. Hal ini dapat terlihat
dari seringnya praktikan/pekerja sosial diundang dalam setiap kegiatan masyarakat maupun di kantor
desa, memudahkan praktikan dalam menggali setiap informasi yang berkaitan dengan permasalahan,
potensi dan sumber yang dimiliki masyarakat. Terbangunnya relasi yang baik dan kepercayaan dari
masyarakat. Dengan indikator intensitas relasi yang semakin akrab dengan berbagai elemen
masyarakat sudah terbangun rasa saling percaya (trust building)
4
Deskripsi kegiatan memfasilitasi pertemuan warga untuk
menginformasikan maksud, tujuan, dan manfaat program kepada
berbagai perwakilan elemen masyarakat secara bersamaan dan
membangun kesepakatan dan komitmenuntuk bekerja bersama
mengupayakan pengembangan masyarakat.
Pekerja sosial (community worker) selanjutnya mengadakan pertemuan bersama dengan beberapa
perwakilan tiap RW, kepala desa, pemuka agama, serta karyawan Dinas Sosial setempat dalam rangka
memberikan informasi terkait maskud, tujuan, dan manfaat program Praktik Pekerjaan Sosial Berbasis
Komunitas Dalam Penanganan Anak Terlantar Di Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Dalam
pertemuan ini juga dibentuk kesepakatan dan komitmen kerja sama antara pekerja sosial dan warga desa
dalam mengupayakan kesuksesan program yang telah disepakati bersama.
Waktu kegiatan diadakan selama 2 (dua) hari mulai pukul 10.00 sampai maksimal pukul 15.00 WIB
(untuk menghindari burn out dari warga).
Sasaran dari kegiatan pertemuan diskusi ini adalah perwakilan tiap warga yang menjadi subjek kegiatan
pengembangan desa beserta kepala desa, pemuka agama, serta pihak Dinas Sosial agar mengerti dan
memahami dengan harapan dapat memberikan dukungan dan kemudahan dalam program penanganan anak
terlantar.
Medianya yaitu sebagai berikut :
a. Sarana
Sarana atau tempat yang digunakan untuk pertemuan adalah di Balai Desa yang juga biasa digunakan
sebagai tempat rembug warga.
b. Prasarana
Untuk mempermudah berjalannya diskusi, pekerja sosial (community worker) mempersiapkan beberapa
peralatan sebagai berikut:
1) Microphone dan speaker, agar lebih memperjelas komunikasi dua arah antara pekerja sosial dan anggota
pertemuan.
2) Papan tulis, spidol, dan penghapus papan, diperlukan sebagai sarana tambahan yang dibutuhkan untuk
memberikan penjelasan mendalam terkait program.
3) Kertas plano, sebagai media untuk membuat “Janji Hati” (kesepakatan tertulis antara pekerja sosial,
masyarakat, dan pihak-pihak terkait untuk semakin membangun kepercayaan dan kesuksesan program).
Kegiatan ini dilaksanakan dengan teknik Community Meeting Forum (CMF) yang merupakan
pertemuan non formal bersama masyarakat berupa forum musyawarah bagi penyiapan usulan kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Output diselenggarakannya kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Masyarakat dapat memahami program pengembangan masyarakat yang akan dilaksanakan.
b. Terwujudnya kesepakatan bersama warga masyarakat dan pihak-pihak terkait yang akan
mensukseskan program pengembangan masyarakat.
c. Pekerja sosial, masyarakat, dan pihak-pihak terkait dapat membentuk komitmen kerja sama dalam
mewujudkan program.
5
Deskripsi kegiatan
menyebarluaskan
komitmen kerjasama
Dalam kegiatan yang bertujuan untuk menyebarluaskan komitmen Kerjasama, waktunya dapat
dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan dan juga sesuai kesepakatan yang ada. Kemudian
sasaran tersebut melibatkan kepala desa, aparat desa hingga ketua RT/RW, tokoh agama, tokoh
pemuda, tokoh masyarkat, serta masyarakat itu sendiri baik anak dan juga para orang tua. Media yang
dilakukan bisa berupa penyuluhan atau sosialisasi, kegiatan donasi dan pembuatan media seperti taman
baca, bisa juga dengan kampanye di media sosial sebagai ajang ajakan jangan sampai anak terlantar.
Penerapan media tersebut bisa dilakukan dengan pengelolaan dan pembaruan informasi-infomarsi
terkini pada website-website di internet, lalu melakukan sosialisasi misalnya saja di lembaga
pendidikan atau desa-desa sebagai bentuk pemberian informasi dan juga ajakan, lalu berkampanye di
media sosial seperti instagram, twitter, facebook, dll sebagai ajang penolakan anak terlantar. Tujuanya
adalah agar dapat memberikan informasi dan juga pencegahan agar tidak terjadi anak terlantar. Tak
hanya itu bisa juga sebagai media bagi komunitas lainya untuk dapat bergabung dan membantu dalam
penuntasan anak terlantar. Dari kegiatan ini mampu membantu penyebaran informasi dan pencegahan
penelantaran anak oleh pihak orang tua maupun keluarga lainya. Banyak komunitas yang juga
berkampanye dalam hal ini. Dan masyrakat juga sangat baik dan reponsif berpartisipasi dalam
penyebaran komitmen Kerjasama.
6
Refleksi Diri
Dari beberapa proses dan tahap inisiasi sosial tadi diharapkan mampu membuat pekerja
sosial atau praktikan lebih memahami dan mengenali karakteristik masyarakat, membaur dengan
masyarakat sehingga masyarakat terbuka dengan kehadiran praktikan. Melalui beberapa media
dan teknik yang digunakan diharapkan masyarakat semakin menerima dan mau untuk
diintervensi lebih lanjut. Jika masyarakat sudah terbuka dan menerima adanya praktikan masa
proses intervensi berbasis komunitas dapat dilanjutkan.
Program
Praktik Pekerjaan Sosial Berbasis Komunitas Dalam Penanganan Anak Terlantar Di
Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat ini kemudian dapat dilanjutkan dengan membuat
program dan rencana selanjutnya yaitu diantaranya dengan :

1. Program sosialisasi pentingnya Pendidikan bagi anak sebagai masa depan bangsa. Program
akan dijalankan di balai desa setempat dan mengajak seluruh warga masyarakat semua
kalangan, baik orang tua maupun anak-anak

2. Program pemenuhan gizi tiap minggu yang bekerja sama dengan posyandu setempat, kepala
desa, bidan desa, dan ketua RT/RW untuk mengajak masyarakatnya terutama anak-anak.
Program ini dijalankan selama 2 bulan setiap minggunya dengan membagikan makanan bergizi
yang dibuat praktikan bersama-sama warga masyarakat Desa Cipeteuy.

3. Program selanjutnya yaitu sosialisasi pentingnya kasih sayang orang tua dan imunisasi bagi
anak usia dini.
Terima
kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Alternative resources

Anda mungkin juga menyukai