Anda di halaman 1dari 3

Modal Sosial Dalam Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial

Dosen Pengampu:

1. Aribowo, Ph. D
2. Lina Favourita S, Ph. D

Nama : Hasna Zahra Arianto

Kelas : 3A Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial

NRP : 1903028

Review Materi Pertemuan Ke-7

Modal sosial sebagai sebuah investasi dalam relasi sosial yang memiliki keuntungan
dalam beraneka ragaman hal. Secara operasional modal sosial sebagai sumber daya yang
melekat di dalam jaringan sosial. Jaringan sosial ini sebuah relasi yang mana relasi itu
selalu tetap dan melekat pada kesatuan sosial. Kesatuan sosial dapat berupa kumpulan
orang yang beraneka ragam bentuk seperti kelompok, organisasi, komunitas, birokrasi,
lembaga politik tertentu. Jaringan sosial harus bersifat permanen bukan jaringan yang
bersifat eksidental atau yang sewaktu waktu bisa selesai. Jaringan sosial memiliki
keuntungan yang dapat digunakan oleh anggota kelompok sebagai peluang.

Dengan demikian modal sosial merupakan sumber daya sosial yang selalu melekat
atau selalu berada dalam suatu kesatuan sosial, baik berupa sebuah, kumpulan pekerja
dalam suatu badan tertentu, komunitas, atau hubungan interaktif antar kesatuan sosial
tersebut. Sumber daya yang diperoleh bukan hanya berasal dari individu tersebut tetapi
diperoleh karena adanya jaringan sosial atau interaksi. Karena sumber daya yang melekat
dalam kesatuan sosial, maka modal sosial itu harus diwadahi, dikuatkan, dan dilembagakan
dalam suatu kelembagaan sosial tertentu.

Karena berakar dan menyatu dalam kesatuan-kesatuan sosial, maka pengembangan


model sosial hanya dapat dilakukan dengan mengembangkan kesatuan sosial yang
bersangkutan. Bukan mengembangkan modal sosialnya tetapi mengembangkan
kelembagaan sosial yang menjadi wadah modal sosial. Modal sosial merupakan hubungan
sosial yang relatif menetap, permanen, sehingga pengembangannya memerlukan waktu
yang lama karena menyangkut kebiasaan.

Dasgupta (2011) menjelaskan bahwa modal sosial akan tumbuh dalam kelembagaan
sosial yang memiliki ciri sebagai berikut.

1. Mutual Affection
Suatu simpati seseorang kepada orang lain. Kasih sayang timbal balik antar
anggota dalam suatu kumpulan orang, di mana orang yang satu peduli kepada
orang yang lainnya. Mutual affection akan muncul karena kontak sosial dan
komunikasi yang intensif antar anggota dalam jaringan sosial tersebut.
2. Pro-social Disposition
Suatu tindakan yang menolong sehingga menguntungkan orang lain tanpa harus
memberikan keuntungan langsung kepada orang yang melakukan tindakan
tersebut atau tanpa imbalan. Tindakan prososial ini menjadi prakondisi penting
dalam kelembagaan sosial yang menyuburkan tumbuhnya modal sosial.
3. Exeternal Inforcement
Modal sosial merupakan kekuatan yang ada dalam hubungan sosial, bukan
berada dalam karakter pribadi seseorang. Hubungan ini ditentukan oleh iklim
struktur sosial yang melingkupi hubungan tersebut. Kekuatan eksternal menjadi
iklim di mana hubungan sosial dan menguatkan kesepakatan untuk saling
bersama. Social Inforcement dapat berupa adat, norma sosial, hukum, aturan,
atas struktur kekuatan yang ada dalam masyarakat.
4. Mutual Enforcement as a feature of social capital
Penguatan sosial bukan satu-satunya kekuatan yang menguatkan modal sosial,
tetapi penguatan timbal balik antar anggota juga merupakan ciri kuat dari modal
sosial. Saling bantu, saling dukung, dan saling mengingatkan atau
mengendalikan perilaku orang lain dalam kelompok.
5. Long-term relationship
Hubungan yang menghasilkan rasa percaya harus memiliki rasa yang menetap
dan memiliki jangka waktu yang panjang. Dengan demikian akan muncul
beberapa kondisi seperti:
- Terjadi komunikasi terus-menerus
- Komunikasi yang terbuka
- Terfasilitasinya rasa saling percaya satu sama lain
- Memiliki peluang untuk berbagi nilai bersama
- Memiliki peluang untuk terjadi kerjasama saling membantu
6. Tying-Long term relationship
Ikatan sosial antar anggota yang memiliki durasi waktu yang lama akan
menghasilkan ikatan kerjasama yang kuat. Ikatan yang kuat yang menghasilkan
kerjasama antara anggota kelompok sosial ini juga harus dipertahankan
sedemikian rupa sehingga tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Jangka waktu kontak sosial ini bukan hanya berkaitan dengan durasi, tetapi
dengan waktu yang lama akan membuka peluang untuk terjadinya kerjasama.
7. Network externalities
Kerjasama yang didasari suatu jaringan sosial yang kuat, ikatan sosial yang kuat,
serta rasa saling percaya yang kuat, tetapi hanya dalam lingkup internal lembaga
yang bersangkutan, justru akan meningkatkan eksklusivitas dan menutup
inklusivitas. Kelembagaan sosial harus memiliki interaksi dengan faktor luar dari
masyarakat yang bersangkutan. Lembaga yang banyak mengembangkan
interaksi dengan unsur luar akan menyuburkan modal sosial, khususnya tipe
modal sosial yang bersifat menjembatani.

Anda mungkin juga menyukai