Anda di halaman 1dari 7

NOTULENSI KELOMPOK 2

Ketenagakerjaan

Mata Kuliah : Praktik Peksos Industri dan CSR

Dosen : Milly Mildawati, MP, Ph.D

Fachry Arsyad, M. Kesos

Waktu : Jum’at, 3 September 2021

Penyaji : Kelompok 2

1. Nurmalita Fajri Adelya 1903008


2. Muhammad Ichsan Qomari A 1903030
3. Hani Alfiah 1903032
4. Mia Adiana 1903035
5. Herwin Kurniawan 1903047

Moderator : Fiorent Salsabila Multon 1903037

Notulen : Intan Widiyaningrum 1903063

PEMBAHASAN :

Sejarah Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia tak lepas dari sejarah Perbudakan


pada masa Hindia Belanda. Selepas era perbudakan, pada tahun 1819 dikeluarkan Peraturan
tentang pendaftaran budak. Hal ini terus berlanjut hingga pada tahun 1854 peraturan
penghapusan budak dikeluarkan . Sejarah Undang-Undang Ketenagakerjaan di Indonesia
mencapai pada puncaknya ketika negara ini merdeka dimana hukum yang diterapkan terkait
dengan ketenagakerjaan sejak saat itu hingga kini dan di masa yang akan mendatang akan
selalu bersumber dari Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

Perkembangan ketenagakerjaan memiliki kebijakan-kebijakan yang berbeda dari setiap massa


pemerintahan.

Jenis-jenis tenaga kerja

1. Tenaga kerja terdidik


2. Tenaga kerja terampil
3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik & Tidak Terampil (Pekerja Kasar)

Berdasarkan status pekerjaanya, maka tenaga kerja dapat digolongkan menjadi 3 kelompok
juga, yaitu:

1. Pekerja Lepas (Freelance)


2. Pekerja Tetap
3. Pekerja Kontrak

SESI DISKUSI
Sesi I
1. Penanya : Yuke Nathasya (1903013)
Solusi apa yang dapat kita lakukan sebagai pekerja sosial untuk menangani permasalahan
tenaga kerja?
Dijawab oleh : Herwin Kurniawan (1903047)

1. Peningkatan kesadaran akan produktivitas, efisiensi, efektivitas dan kewirausahaan


serta etos kerja yang tinggi dilaksanakan melalui berbagai kegiatan motivasi,
penyuluhan, pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran serta
pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada pembentukan tenaga-
profesional yang mandiri dan beretos kerja tinggi.
2. Kebijaksanaan pengupahan dan penggajian di dasarkan pada kebutuhan hidup,
pengembangan diri dan keluarga tenaga kerja dalam sistem upah yang tidak
menimbulkan kesenjangan sosial, dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan
nilai kemanusiaan yang menumbuhkan rasa harga diri
3. Ketiga. Perlindungan tenaga kerja yang meliputi hak berserikat dan berunding
bersama keselamatan dan kesehatan kerja, dan jaminan sosial tenaga kerja yang
mencakup jaminan hari tua, jaminan memelihara kesehatan, jaminan terhadap
kecelakaan, yang perlu dikembangkan seeara terpadu dan bertahap dengan
mempertimbangkan dampak ekonomi dan moneternya,

Jawaban tambahan oleh: Sekar Tresna (1903056)

Terkait dengan peran peksos dalam menghadapi permasalahan pekerja di powerpoint.


Masalah ketenagakerjaan di power point lebih pada permasalahan ketenagakerjaan yang
diakibatkan oleh rendahnya kualitas kerja masyarakat angkatan kerja. Oleh karena itu,
peran peksos di sini lebih difokuskan pada pemberdayaan, seperti: peningkatan capacity
building, pelatihan keterampilan, atau juga peksos dapat bekerja sama dengan
pemerintah daerah setempat untuk membuat kebijakan maupun program yang dapat
semakin meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat.

2. Penanya : Alfhis Halimatus Sa'diah (1903041)


Bagaimana cara peksos dalam menangani atau membereskan tentang perusahaan yang
masih memanfaatkan tenaga kerja untuk pekerja resiko tinggi dengan upah minim?
Dijawab oleh : Muhammad Ichsan Qomari A (1903030)

Harus bisa bersikap tegas. Bersikap tegas walapun hanya bawahan, berani menolak,
berani berbicara apabila kita mendapat perlakuan semena-mena, dan terakhir bisa
melaporkan kepada HRD.

Jawaban tambahan oleh : Sekar Tresna (1903056)

Tentang peran peksos menghadapi ketidaksesuaian gaji dan resiko kerja tinggi. Ditinjau
dari permaasalahn tersebut, seorang pekerja sosial industri dapat membantu dengan
melakukan advokasi dengan langkah-langkah: mengasesmen permasalahan,
menganalisis lebih lanjut terkait kebijakan perusahaan, dan setelah menemukenali
permasalahan intinya barulah melakukan advokasi. Apabila perusahaan tidak
mempermudah terkait advokasi permasalahan para pekerja, langkah lainnya bisa dengan
mengadvokasi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Jawaban tambahan oleh : Yunida Handayani (1903069)

Dalam proses menjadi pekerja resiko tinggi dengan upah minim akan ada yang namanya
perjanjian kerja antara pekerja dan perusahaan. Seperti halnya dengan pemadam
kebakaran, tukang smapah, ataupun pembersih kaca di gedung tinggi. Jika mereka
memang mau dan ingin bekerja sepeti itu, maka tidak apa-apa.

Namun jika dalam prosesnya dari pekerja merasa rugi ataupun tidak nyaman dgn
pekerjaannya, maka mereka dapat kita edukasi mengenai pekerjaannya atau
pemberdayaan jika mereka memilih berhenti dari pekerjaannya. Bisa pula peksos
mengadvokasi hal tersebut ke perusahaan agar tidak memberi upah yang terlalu minim
dan mengadvokasi peraturan2 yang mengatur mengenai upah minimum pekerja resiko
tinggi.

intinya : selama pekerja yang memiliki resiko tinggi dengan upah minim tidak
bermasalah dengan hal tersebut, begitupula dengan perusahaan. Maka hal tersebut tidak
perlu diselsaikan oleh Pekerja Sosial/Peksos tidak berhak untuk mempermasalahkan hal
tersebut jika tidak ada pihak yang merasa bermasalah.

3. Penanya : Anggiyani Bryanaputri (1903020)


Salah satu permasalahan ketenagakerjaan adalah rendahnya kualitas tenaga kerja.
Bagaimana peran pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya meningkatkan kualitas
tenaga kerja tersebut?
Dijawab oleh : Hani Alfiah (1903032)
1. Dasarnya melakukan peningkatan pendidikan
2. Peningkatan kualitas pengajar/guru
3. Peningkatan materi belajar untuk menghasilkan lulusan yang baik
4. Pemanfaatan media belajar yang lebih inovatif agar penyampaian materi lebih mudah
dipahami.
Selain itu ada upaya pemerintah lainnya terutama dimasa pandemi yakni program Kartu
Prakerja. Program tersebut mengupayakan orang - orang yang ingin meningkatkan
keterampilannya dengan bantuan dana pelatihan dari program tersebut agar nantinya bisa
mendapatkan pekerjaan ataupun membangun suatu usaha. Dan ada pula program magang
kampus merdeka yang bekerjasama dengan kemenristekdikti, yang juga bertujuan untuk
memberikan pelatihan kepada mahasiswa yang ingin sambilan kegiatan disisi lain
kegiatan kuliah. Gunanya untuk memberikan pengalaman kerja kepada
peserta/mahasiswa yang mendaftarnya.

4. Penanya : Syaufa Tasya (1903027)


Berdasarkan penjelasan mengenai pekerja freelance dan pekerja kontrak, diantara
keduanya manakah yang lebih banyak mendatangkan keuntungan?
Dijawab Oleh: Nurmalita Fajri Adelya (1903008)
Menurut kelompok kami tidak ada yang mempunyai kelebihan atau keuntungan karena
sama-sama memiliki kelebihan dan kekuranganya masing2. Di satu sisi, menjadi
freelance enak. tidak terikat waktu. Tapi penghasilannya hanya ketika ada orderan atau
panggilan kerja. Sementara bekerja penuh waktu, misalnya di kantoran, terikat sekali
oleh waktu. Jam kerja pukul 8 atau 9 pagi, pulang jam 5 sore. Tapi gaji sudah pasti setiap
bulan. Bisa dilihat dari:
1. Jam kerja : Pekerjaan sebagai freelance memiliki waktu lebih fleksibel. Biasanya
klien yang merekrut seseorang freelance akan memberikan target pekerjaan dalam
sehari, seminggu, atau sebulan. Tidak perlu datang ke kantor, cukup bekerja dari
rumah atau manapun.
2. Penghasilan yang diterima pekerja full time, gaji kan sudah jelas. Diterima setiap
bulan dengan besaran yang sama. Kecuali ada kenaikan gaji. Rinciannya ada gaji
pokok, uang makan, uang transport. Ada juga tunjangan kinerja. Setiap tahun
mendapat Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus. Sementara penghasilan freelance
tidak tentu. Tergantung jumlah project atau pekerjaan yang diambil.
3. Fleksibilitas pekerjaan: freelance bisa mengambil banyak pekerjaan sekaligus.
Bekerja tidak hanya untuk satu orang atau perusahaan atau klien, tapi dua atau lebih
meski dengan bidang pekerjaan yang sama. Sedangkan pekerja full time biasanya
tidak boleh bekerja di perusahaan lain. Apalagi di bidang yang sama.
4. Tekanan Full time, diawasi langsung oleh bos. Sedangkan freelance, tekanan hanya
datang dari permintaan klien.
5. Pandangan masyarakat: freelance sering dianggap pekerjaan yang gak jelas. Tidak
menghasilkan. Mereka masih menganggap bahwa jadi pegawai kantoran lebih baik.
Dianggapnya gaji besar.
Jawaban tambahan oleh: Yunida Handayani (1903069)
satu point tambahan untuk keruntungan menjadi freelance atau pelerja kontrak adalah
sasaran atau untuk siapa pekerjaan tersebut. Dimana mahasiwa, siswa/yang memiliki
kesibukan yang tidak kalah penting akan lebih menguntungkan menjadi freelance.
Sedangakan pekerja kontrak akan lebih menguntungkan dan bagus untuk orang-orang
yang memfokuskan diri memang untuk bekerja, seperti sarjana dan orang-orang yang
memiliki waktu luang untuk bekerja.

Sesi II
5. Penanya : Helvina Fitria Wibawa (1903044)
Apakah kebijakan/program ketenagakerjaan yang sudah kelompok penyaji jelaskan itu
berlaku juga untuk pekerja kontrak? Dan Jika tidak bagaimana tanggapan kelompok
penyaji akan hal tersebut yang malah jadi memberatkan para pegawai kontrak
Dijawab oleh : Hani Alfiah (1903032)
Tentu saja berlaku, karena seperti pembahasan di ppt bahwa pekerja kontrak masuk
kepada jenis - jenis tenaga kerja. Dan apakah memberatkan ? Jawabannya adalah tidak,
selama pekerja memenuhi persyaratan program kebijakan yang didaftarkan. Seperti
contohnya Bantuan Subsidi Upah, yaitu bantuan tunai sebesar 600rb perbulan dan
diberikan selama 4 bulan. Bantuan tersebut diberikan kepada pekerja guna mengatasi
adanya pemotongan gaji dimasa pandemi ataupun perusahaan melakukan PHK.
Syaratnya yakni memiliki gaji dibawah 5jt dan terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan.
Sama halnya dengan pekerja lainnya, pekerja kontrak bisa mencoba mendaftar program
tersebut selama memenuhi persyaratan.

6. Penanya : Titis Rachma Aprilia (1903018)


Salah satu program di bidang ketenagakerjaan adalah program kartu prakerja. Menurut
kelompok penyaji,seberapa efektifkah program tersebut dalam membantu perekonomian
masyarakat di masa pandemi Covid19 serta saran dan masukan apa saja yang harus
dilakukan oleh pemerintah untuk mengoptimalkan program kartu prakerja?
Dijawab oleh : Nurmalita Fajri Adelya (1903008)
Berdasarkan CSIS Indonesia Leading in strategic thinking, mengenai Laporan Hasil
Survei Peranan Program Kartu Prakerja di Masa Pandemi Covid-19 Periode Survei: 27
Juli-2 Agustus 2021. Dari data tersebut Efektif, karena melihat dari survei di atas adanya
kartu prakerja membantu masyarakat yg terdampak pandemi covid 19 terlebih lagi untuk
masyarakat yg berjualan atau berdagang. Misalnya Manfaat insentif sebesar Rp 600.000
bagi kebutuhan keluarga dalam satu dengan pertanyaan, Apakah insentif pasca pelatihan
Kartu Prakerja senilai Rp 600 ribu bisa membantu kebutuhan dasar keluarga Anda
dalamsebulan memilih menjawab ya bisa sebanyak 78,1 persen disbanding tidak dengan
22%. Saran yang mungkin bisa dilakukan ialah:
- Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja perlu mengembangkan kerjasama dengan sektor
swasta tidak hanya sebagai penyedia pelatihan, tapi juga mendorong pembentukan
ekosistem timbal-balik (mutualisme) baru antara penerima dan sektor swasta. Sebagai
contoh dengan membentuk job- connector atau expo lowongan pekerjaan khusus
penerima.
- Program Kartu Prakerja dapat menjadi best practice untuk program perlindungan sosial
yang lebih adaptif terhadap perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi, sehingga
pelaksanaannya lebih akuntabel dan transparan
7. Penanya : Armila Duratul Salsabila (1903021)
Pada era saat ini sudah banyak sekali pekerjaan baru bahkan kini youtuber, influencer,
selebgram, selebtiktok, dll sudah dijadikan sebagai suatu pekerjaan. Boleh tolong
jelaskan apakah mereka juga mendapatkan perlindungan ketenagakerjaan ?
Dijawab oleh : Mia Adiana (1903035)
Menurut saya tidak,karena jika ingin mendapat perlindungan ketegakerjaan itu kita
harus kerja dibawah naungan lembaga tersebut. Jadi youtber atau influencer ibarat nya
dia kerja sama diri dia sendiri dan team nya. Klo si pegawe mau dapet asuransi atau
perlindungan ketenaga kerjaan harus kerja nya di sebuah lembaga. Co: pemda,
kementerian, dll. Contoh: Terkecuali orang yang bekerja didalam suatu pekerjaan yang
membuat sosialmedia tersebut, seperti google atau misalkan ig pasti memiliki
perlindungan tersendiri dari kantornya atau pihak yang menaunginya.
Jawaban tambahan oleh : Hani Alfiah (1903032)
Apakah influencer, youtuber dll bisa mengklaim perlindungan ketenagakerjaan ?
Jawabannya adalah bisa karena sejak berubahnya jamsostek menjadi bpjs
ketenagakerjaan, maka jaminan sosial tdk hanya diberikan kpd sebagian kalangan seperti
pns ataupun abri. Melainkan sudah menyeluruh keseluruh masy Indonesia. Karena
influencers dan youtuber memiliki usaha atau kreativitas sendiri layaknya freelancer
yang bisa bekerna kapanpun, penghasilannya pun mereka masuk kepada orang Bukan
Penerima Upah. Jadi apabila ingin mengklaim BPJS Ketenagakerjaan ataupun Asuransi
swasta lainnya itu bisa saja.

Anda mungkin juga menyukai