1. Tenaga
Kerja……………………………………………………………………………………………
…5
2. Klasifikasi Tenaga Kerja………………………………………………………………………..
5
3. Peluang
Kerja……………………………………………………………………………………… 6
4. Sistem Upah
…………………………………………………………………………………………………
…… 7
5. Pengangguran
………………………………………………………………………………………………. 9
6. Hukum
Ketenagakerjaan……………………………………………………………………………….
12
BAB I
1. Latar Belakang
Di Negara – negara berkembang pada umumnya memiliki lantai-lantai yang berdiri jauh lebih
tinggi, dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi karena ukuran
sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak
terdidik. Sektor informal tersebut dianggap sebagai katup pengaman bagi komponen.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah ditandai dengan kondisi yang
ditandai dengan jumlah jam kerja dan setengah penganggu yang besar, pendapatan yang
relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya dan setengah gerakan yang merupakan
pemborosan-pemborosan sumber beban keluarga dan potensi yang ada, menjadi sumber
utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
1. Masalah Rumusan
2. Apa definisi Tenaga Kerja?
3. Apa saja klasifikasi tenaga kerja?
4. Apa pengertian Kesempatan Kerja
5. Bagaimana sistem upah bagi tenaga kerja?
6. Apa saja jenis-jenis penyakit?
7. Bagaimana hukum ketenagakerjaan di Indonesia?
1. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Tenaga Kerja
3. Untuk mengetahui klasifikasi tenaga kerja
4. Untuk mengetahui apa itu kesempatan kerja
5. Untuk mengetahui sistem upah bagi tenaga kerja
6. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit
7. Untuk mengetahui hukum ketenagakerjaan di Indonesia
BAB II
ISI
1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun
2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa yang baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang
berlaku di Indonesiaadalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap
orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia
para tenaga kerja ini, ada yang disebutkan di atas 17 tahun ada pula yang disebutkan di atas
20 tahun, bahkan ada yang disebutkan di atas 7 tahun karena anak jalanan sudah termasuk
tenaga kerja.
Berdasarkan penduduknya
Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan bekerja jika
tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang terlihat
sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun
2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan
berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia)
dan anak-anak.
Berdasarkan batas kerja
Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah memiliki
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang hanya kegiatannya,
mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
anak sekolah dan mahasiswa
para ibu rumah tangga dan orang cacat , dan
para sukarelawan _
Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran
dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan
nonformal. Contohnya: pengacara, dokter , guru , dan lain-lain.
Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Bidang adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara
berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya:
apoteker , ahli bedah , mekanik , dan lain-lain.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak tercatat
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak ada tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan
tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya
1. Kesempatan Kerja
Secara umum, kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang mencerminkan jumlah dari
jumlah angkatan kerja yang dapat diserap atau ikut serta secara aktif dalam kegiatan
perekonomian. Selain itu kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai jumlah penduduk
yang bekerja atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan, semakin banyak orang yang
bekerja semakin luas kesempatan kerja.
Kesempatan kerja dimaknai sebagai lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk
bekerja akibat suatu kegiatan ekonomi atau produksi. Dengan demikian pengertian kerja yang
diungkapkan mencakup lapangan pekerjaan yang masih rendah. Peluang kerja nyata bisa juga
dilihat dari lapangan pekerjaan yang tersedia, yang tersedia dari jumlah penduduk usia kerja
(15 tahun) di atas yang bekerja (Sapsuha, 2009).
Peluang kerja merupakan partisipasi seseorang dalam pembangunan baik dalam arti beban
pembangunan maupun dalam menerima kembali hasil pembangunan. Dari definisi tersebut,
maka kesempatan kerja dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Kesempatan kerja permanen, yaitu kesempatan kerja yang memungkinkan orang bekerja
secara terus menerus sampai mereka pensiun atau tidak mampu lagi untuk
bekerja. Dimisalkan orang yang bekerja pada instansi pemerintah atau swasta yang memiliki
jaminan sosial hingga tua dan tidak bekerja di tempat lain.
2. Kesempatan kerja sementara, adalah kesempatan kerja yang memungkinkan orang bekerja
dalam waktu yang relatif singkat, kemudian menganggur untuk menunggu kesempatan kerja
yang baru. Dalam hal ini dimisalkan pegawai lepas pada perusahaan swasta di mana
pekerjaan mereka tergantung pesanan.
1. Sistem Upah
Upah adalah hak pekerja atau buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai ketidakseimbangan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja atau buruh
yang ditetapkan dan menurut perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
1. Teori dana upah dari John Stuart Mill, tinggi upah bergantung pada permintaan dan
penawaran tenaga kerja penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah dana upah, yaitu
jumlah modal yang disediakan perusahaan untuk upah upah. Peningkatan jumlah penduduk
akan mendorong peningkatan peningkatan yang cenderung turun, karena tidak sebanding
dengan jumlah tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja.
1. Teori etika, menurut kaum utopis (kaum yang memiliki idealis masyarakat yang ideal)
tindakan para pengusaha yang memberikan upah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
minimum, merupakan suatu tindakan yang tidak etis. Oleh karena itu, sebaiknya para
pengusaha selain dapat memberikan upah yang layak bagi pekerja dan keluarganya, juga
harus memberikan tunjangan keluarga.
Sistem Kerjasama
Memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi perusahaan. Dengan
obligasi atau saham tersebut, para pekerja merasa memiliki sendiri perusahaan
tersebut. Dalam sistem ini, pengusaha dan pekerja merupakan mitra atau mitra
usaha. Kebaikan sistem kerjasama adalah apabila mendapatkan keuntungan besar, maka
pekerja menerima upah yang besar pula dan penggunaan sistem kerjasama adalah pada saat
perusahaan mendapatkan keuntungan, maka masing-masing uang yang ditanamkan dalam
saham tidak memberikan keuntungan.
Bonus Sistem
Memberikan upah kepada pekerja dari sebagian keuntungan pada akhir tahun buku. Jadi
selain upah tetap bulanan, pekerja mendapatkan upah tambahan sebagai bonus atas
partisipasinya dalam membangun perusahaan sehingga mendapatkan keuntungan. Kebaikan
sistem ini adalah pekerja ikut bertanggung jawab atas kepentingan atas kemajuan
perusahaan. sedangkan sistem ini adalah tidak semua pekerja mampu menunjukkan hasil
yang dicapai atas kemajuan perusahaan.
1. Pengangguran
Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari
pekerjaan (baggi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali atau sudah pernah bekerja),
atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan
tapi belum pernah bekerja. Salah satu hal yang dikatakan sebagai bertutur apabila salah satu
tidak yakin, sebagai berikut: tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, sedang
mempersiapkan usaha baru, tidak memiliki pekerjaan, sudah mendapat pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja, sedang mempersiapkan usaha baru, tidak memiliki pekerjaan, sudah
mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Penyebab Pengangguran
Menurunnya permintaan tenaga kerja
Adanya kemajuan teknologi
Kelemahan dalam pasar tenaga kerja
Jumlah lapangan pekerjaan yang terbatas
Fenomena PHK
Kualitas tenaga kerja yang relatif rendah
Kurang sesuai kemampuan tenaga kerja dengan pekerjaan
Persebaran tenaga kerja tidak merata
Serangan tenaga kerja asing
Rendahnya upah yang diterima oleh tenaga kerja
Jenis-jenis gerakan
Menurut ciri-cirinya
1. Hukum Ketenagakerjaan
Menurut Molenaar dalam Asikin (1993: 2) “Hukum Perburuhan adalah bagian hukum yang
berlaku, yang pokoknya mengatur hubungan antara tenaga kerja dan pengusaha, antara
tenaga kerja dan tenaga kerja serta antara pengusaha dan tenaga kerja.”
Menurut Syahrani (1999: 86) “Hukum Perburuhan adalah keseluruhan peraturan yang
mengatur hubungan-hubungan perburuhan, yaitu hubungan antara buruh dengan majikan, dan
hubungan antara buruh dan majikan dengan pemerintah.”
Berdasarkan latar belakang hukum ketenagakerjaan memiliki unsur:
1. Serangkaian peraturan yang berbentuk tertulis dan tidak tertulis.
2. tentang kejadian hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha.
3. Adanya orang bekerja pada dan di bawah orang lain dengan mendapat upah sebagai balas
jasa.
4. termasuk pekerja perlindungan/buruh, meliputi masalah kesehatan, haid, hamil, melahirkan,
keberadaan organisasi pekerja, dan sebagainya.
2. Tujuan Ketenagakerjaan
Menurut Manulang (1995) tujuan hukum ketenagakerjaan adalah:
1. Untuk mencapai keadilan sosial dalam bidang ketenagakerjaan.
2. Untuk melindungi tenaga kerja terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pengusaha.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dalam pembahasan, dapat dikatakan bahwa:
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15 – 65 tahun) yang berpotensi dapat
memproduksi barang dan jasa. Sebelum tahun 2000, Indonesia menggunakan patokan
penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil Sensus Penduduk 1971, 1980 dan
1990). Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan internasional,
tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15-65 tahun.
Pengangguran adalah seseorang yang tidak atau sedang mencari pekerjaan. Sebagian besar
terjadi karena kurangnya kualitas keterampilan yang dimiliki oleh penduduk sehingga mereka
tidak dapat bekerja.
Faktor yang mempengaruhi kualitas penduduk diantaranya:
1. Tingkat pendidikan penduduk
Pendidikan seseorang modal dasar dalam mengembangkan kemampuan intelektual
seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif,
efektif, dan psikomotoriknya.
1. Tingkat kesehatan penduduk
Kesehatan merupakan harta yang tak ternilai dan merupakan modal berharga bagi seseorang
untuk memulai aktifitasnya.
1. Tingkat kesejahteraan penduduk
Pencapain kesejahteraan merupakan arah cita-cita setiap manusia yang ditandai dengan
terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang dan papan. Masyarakat yang telah sejahtrera
merupakan cita-cita pembangunan manusia Indonesia seutuhn
1. Saran
Untuk terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pemerintah agar memperhatikan masyarakat,
misalkan :
1. Lebih mengoptimalkan program Belajar 9 tahun karena hampir semua kejadian terjadi karena
pendidikannya rendah/hanya lulus sampai SD.
2. Pemberian bantuan kepada anak yang tidak mampu misalkan memberikan beasiswa.
3. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan misalkan gedung sekolah, perpustakaan dan
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA