PERTEMUAN 6:
INDIKATOR KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
PENDAPATAN SERTA KEBIJAKAN ANTI KEMISKINAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai indikator kemiskinan, kesenjangan
pendapatan dan kebijakan anti kemiskinan. Setelah mempelajari materi
perkuliahan, mahasiswa mampu memahami konsep:
6.1 Pengangguran dan lapangan kerja
6.2 Hubungan antara tingkat kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi
6.3 Indikator kemiskinan dan kebijakan anti kemiskinan
c. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 6.1:
Pengangguran dan Lapangan Kerja
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak.
Statistik Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
81
Modul Perekonomian Indonesia
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara.
Akibat Pengangguran
Akibat yang ditimbulkan dari pengangguran untuk perekonomian negara, yaitu:
1. Penurunan pendapatan perkapita.
2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
4. Dapat menambah hutang negara.
Akibat yang ditimbulkan dari pengangguran bagi masyarakat, yaitu :
1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan
apabila tidak bekerja.
3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
82
Modul Perekonomian Indonesia
Lapangan Pekerjaan
Lapangan kerja adalah penduduk usia kerja yang mampu bekerja. Usia
angkatan kerja di Negara berkembang >15 tahun tetapi usia tersebut sebenarnya
masih tergolong anak-anak. Idealnya seseorang dapat bekerja mencari penghasialn
adalah ussia di atas 17 tahun. Angkatan kerja di Indonesia kualaitasnya masih
rendaah karena sebagian besar lulusan tidak tamat SD,SD & SMP.
Pengertian lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan tempat di mana
seseorang bekerja. Saat ini sering kita dengar banyak orang yang menganggur
artinya tidak punya tempat bekerja, akibatnya dia tidak mempunyai pendapatan.
Jumlah pengangguran cukup tinggi menyebabkan beban bagi masyarakat bahkan
menimbulkan kemiskinan. Angka pengangguran tiap tahun terus bertambah
apalagi saat ini sering terjadi PHK.
Terjadinya pengangguran disebabkan oleh tidak adanya lapangan
pekerjaan atau lapangan pekerjaan yang asa mempunyai persyaratan tinggi,
sehingga banyak tenaga kerja yang tidak bisa masuk. Akan tetapi ada pula orang
yang sudah bekerja tetapi di-PHK.
83
Modul Perekonomian Indonesia
8. Sektor jasa
9. Sektor angkutan
10. Sektor lainnya
Dari masing masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap
tenaga kerja. Data Jumlah penyerapan tenaga kerja menurut sektor lapangan
kerja tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 2. Bagi yang sedikit kreatif tentu
tidak hanya memiliki orientasi mencari kerja, namun bisa melihat potensi dan
peluang dari berbagai sektor lapangan kerja untuk dijadikan peluang usaha.
Gambar 2. Jumlah penyerapan tenaga kerja menurut sektor lapangan kerja tahun
2015 (juta orang)
Sumber BPS 2016
Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga
84
Modul Perekonomian Indonesia
kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang
berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini,
setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak
pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas
17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang
menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga
kerja.
1. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun
yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang
sedang aktif mencari pekerjaan.
2. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh
85
Modul Perekonomian Indonesia
kelompok ini adalah anak sekolah, mahasiswa, para ibu rumah tangga, orang
cacat, dan para pengangguran sukarela.
Masalah Ketenagakerjaan
Berikut beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia yang menyebabkan
pengangguran :
1. Rendahnya kualitas tenaga kerja
2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
3. Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
86
Modul Perekonomian Indonesia
87
Modul Perekonomian Indonesia
88
Modul Perekonomian Indonesia
Kesenjangan Pendapatan
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Indonesia sangat terlihat jelas,
dari istilah yang kayak semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini
sangat berdampak pada pendapatan tersebut tidak cukup hanya bicara mengenai
subsidi modal terhadap kelompok miskin maupun peningkatan pendidikan (
ketrampilan ) tenaga kerja di Indonesia. Lebih penting dari itu ,persoalan yang
terjadinya sesungguhnya adalah akibat kebijakan pembangunan ekonomi yang
kurang tepat dan bersifat struktural. Maksudnya kebijakan masa lalu yang begitu
menyokong sektor industri dengan mengorbankan sektor lainnya patut direvisi
karena telah mendorong munculnya ketimpangan sektoral yang berujung kepada
kesenjangan pendapatan. Dari perspektif ini agenda mendesak bagi Indonesia
adalah memikirkan kembali secara serius model pembangunan ekonomi yang
secara serius model pembangunan ekonomi yang secara serentak bisa memajukan
semua sektor dengan melibatkan seluruh rakyat sebagai partisipan. Sebagian besar
ekonom meyakini bahwa strategi pembangunan itu adalah modernisasi pertanian
dengan melibatkan sektor industri sebagai unit pengolahnya.
Ketimpangan atau kesenjangan pendapatan adalah menggambarkan
distribusi pendapatan masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu
tertentu. Kaitan kemiskinan dengan ketimpangan pendapatan ada beberapa pola
yaitu :
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
Semua anggota masyarakat mempunyai income tinggi ( tak ada miskin)
tetapi ketimpangan pendapatannya rendah ( ini yang paling baik).
Semua anggota masyarakat mempunyai income rendah ( semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
Semua anggota masyarakat mempunyai income yang rendah (semuanya
miskin) tetapi ketimpangan pendapatannya rendah.
Tingkat income masyaraka bervariasi ( sebagian miskin,sebagian tidak
miskin)tetapi ketimpangan pendapatannya tinggi.
89
Modul Perekonomian Indonesia
Masalah Dasar
Di Indonesia pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah menetapkan
kebijaksanaan pembangunan yang disebut dengan “TRICKLE DOWN
EFFECTS” yaitu bagaimana mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dalam suatu periode yang relatif singkat.
Pembangunan ekonomi nasional dimulai dari Pulau Jawa (khususnya jawa
Barat), dengan alasan bahwa di Pulau Jawa sudah tersedia infrastruktur, dengan
harapan bahwa hasil-hasil pembangunan itu akan menetes ke sektor dan wilayah
lain di Indonesia. Akan tetapi sejarah menunjukkan bahwa setelah 10 tahun
berlalu sejak Pelita I (1969) ternyata efek tersebut tidak tepat. Perekonomian
Indonesia pada 2010 tumbuh 6,1 persen, melampaui target 5,8 persen. Nilai
produk domestik bruto naik dari Rp 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi Rp 6.422,9
triliun tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi ini menimbulkan kesenjangan di
masyarakat. Pengamat ekonomi mengatakan, kelompok masyarakat yang sangat
kaya masih menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi
rumah tangga mereka. Hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya
memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Pengentasan kesenjangan pendapatan tetap merupakan salah satu masalah
yang paling mendesak di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup
dengan penghasilan kurang dari AS$2-per hari hampir sama dengan jumlah total
penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$2- per hari dari semua
negara di kawasan Asia Timur kecuali Cina. Komitmen pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2005-2009 yang disusun berdasarkan Strategi Nasional
Penanggulangan Kemiskinan (SNPK). Di samping turut menandatangani Tujuan
Pembangunan Milenium (atau Millennium Development Goals) untuk tahun
2015, dalam RPJM-nya pemerintah telah menyusun tujuan-tujuan pokok dalam
pengentasan kemiskinan untuk tahun 2009, termasuk target ambisius untuk
mengurangi angka kemiskinan dari 18,2 persen pada tahun 2002 menjadi 8,2
90
Modul Perekonomian Indonesia
91
Modul Perekonomian Indonesia
enam kali lebih besar dari Cina dan Malaysia hanya sekitar 72 persen
persalinan dibantu oleh bidan terlatih.
Lemahnya hasil pendidikan. Angka melanjutkan dari sekolah dasar
ke sekolah menengah masih rendah, khususnya di antara penduduk
miskin: di antara kelompok umur 16-18 tahun pada kuintil termiskin,
hanya 55 persen yang lulus SMP, sedangkan angka untuk kuintil terkaya
adalah 89 persen untuk kohor yang sama.
Rendahnya akses terhadap air bersih, khususnya di antara penduduk
miskin. Untuk kuintil paling rendah, hanya 48 persen yang memiliki
akses air bersih di daerah pedesaan, sedangkan untuk perkotaan, 78
persen.
Akses terhadap sanitasi merupakan masalah sangat penting. Delapan
puluh persen penduduk miskin di pedesaan dan 59 persen penduduk
miskin di perkotaan tidak memiliki akses terhadap tangki septik,
sementara itu hanya kurang dari satu persen dari seluruh penduduk
Indonesia yang terlayani oleh saluran pembuangan kotoran berpipa.
Perbedaan antar daerah yang besar di bidang kemiskinan. Keragaman
antar daerah merupakan ciri khas Indonesia, di antaranya tercerminkan dengan
adanya perbedaan antara daerah pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, terdapat
sekitar 57 persen dari orang miskin di Indonesia yang juga seringkali tidak
memiliki akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar hanya sekitar 50 persen
masyarakat miskin di pedesaan mempunyai akses terhadap sumber air bersih,
dibandingkan dengan 80 persen bagi masyarakat miskin di perkotaan. Tetapi
yang penting, dengan melintasi kepulauan Indonesia yang sangat luas, akan
ditemui perbedaan dalam kantong-kantong kemiskinan di dalam daerah itu
sendiri.
Studi-studi mengenai distribusi pendapatan di Indonesia pada umumnya
menggunakan data BPS mengenai pengeluaran konsumsi rumah tangga dari
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
Demikian pula pengertian pendapatan yang artinya pembayaran yang di
dapat karena bekerja atau menjual jasa tidak sama dengan pengertian kekayaan.
Kekayaan seseorang bisa jauh lebih besar dari pada pendapatannya.
92
Modul Perekonomian Indonesia
93
Modul Perekonomian Indonesia
94
Modul Perekonomian Indonesia
95