Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA
“DAMPAK PENGANGGURAN DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH :   
NOVA PUTRI
(C 301 16 052)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik
dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Dalam penyelesaian
makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun akhirnya makalah ini dapat
saya selesaikan dengan cukup baik. Saya sadar, sebagai seorang mahasiswa yang
masih dalam proses pembelajaran, pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif, guna pembuatan makalah yang lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
DAFTAR ISI

* Kata pengantar
* Daftar isi
* Bab
I Pendahuluan :
1. Latar Belakang
2. Identifikasi Masalah
3. Rumusan masalah
4. Tujuan penulisan
* Bab II Pembahasan :
1. Pengertian Pengangguran
2. Pekembangan masalah Pengangguran di Indonesia
3. Faktor-faktor Penyebab Pengangguran
4. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Indonesia
5. Solusi mengatasi Pengangguran
* Bab III Kesimpulan Dan Saran
* Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia
adalah masalah pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak
langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan
masalah-masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah
angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta
dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat
permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks. Jika masalah
pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar
kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial yang terjadi, tidak saja
menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga
menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya
tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak
yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan
maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan
kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik. Salah
satu faktor yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara kita
adalah terlampau banyak tenaga kerja yang diarahkan ke sektor formal
sehingga ketika mereka kehilangan pekerjaan di sektor formal, mereka
kelabakan dan tidak bisa berusaha untuk menciptakan pekerjaan sendiri di
sektor informal. Pengangguran intelektual ini tidak terlepas dari persoalan
dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas
sesuai tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah
bersaing dengan tenaga kerja asing. Fenomena inilah yang sedang dihadapi
oleh bangsa kita di mana para tenaga kerja yang terdidik banyak yang
menganggur walaupun mereka sebenarnya menyandang gelar.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pokok permasalahan dalam identifikasi masalah tersebut,
maka yang menjadi masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah “Apa
Pengaruh Pengangguran terhadap Perekonomian di Masyarakat Indonesia?”

3. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah dalam pembahasan, maka rumusan masalah tersebut
dapat diperinci lagi, sebagai berikut:
a. Apa penyebab dari pengangguran?
b. Apa dampak dari adanya pengangguran?
c. Bagaimana cara menanggulangi pengangguran?

4. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penyebab masalah
pengangguran.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dampak
pengangguran.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai cara
menanggulangi pengangguran.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengangguran, konsep kerja dan menganggur


a. Pengertian pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15
sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya
seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal
tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Setengah Pengangguran adalah
bagian dari angkatan kerja yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu). Setengah pengangguran dibagi
menjadi dua kelompok : Setengah Penganggur Terpaksa, yaitu mereka
yang bekerja dibawah jam kerja normal dan masih mencari pekerjaan
atau masih bersedia menerima pekerjaan lain. Setengah Penganggur
Sukarela, yaitu mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal tetapi
tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain,
misalnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.

b. Konsep kerja dan menganggur


Tidak semua angkatan kerja mendapatkan kerja. Sebagian dari
mereka mendapatkan kerja dan sebagian lagi tidak. Yang
mendapatkan kerja, biasanya sebagai pekerja untuk orang lain,
meskipun di negara industri sekali pun, masih banyak orang yang
bekerja untuk diri sendiri. Dalam konsep Barat, siapa yang
dimasukkan sebagai bekerja itu sudah jelas. Mereka pada
umumnya bekerja dengan upah atau dipekerjakan oleh orang lain
dan memakan waktu yang kurang lebih penuh waktu dalam
seminggu. Konsep yang demikian ini sangat cocok dan memang
diciptakan untuk masyarakat industri.
Berbeda dengan halnya dengan masyarakat agraris yang berlaku
pada kebanyakan negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.
The International Labor Office (ILO) memberikan tiga aspek untuk
diperhatikan sebelum kita dapat mengatakan bahwa seseorang di
negara sedang berkembang itu sebagai bekerja. Ketiga aspek
tersebut adalah:
- Aspek penghasilan, pekerjaan memberikan penghasilan
kepada yang bekerja.
- Aspek produksi, pekerjaan memberikan output (produksi),
dan
- Aspek pengakuan (recognition), pekerjaan memberikan
pengakuan kepada seseorang bahwa dia terikat dengan
sesuatu yang layak bagi hidupnya.

2. Perkembangan Masalah Pengangguran di Indonesia

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengklaim jumlah


pengangguran Indonesia saat ini mencapai 5,5% merupakan titik
terendah sepanjang sejarah reformasi pemerintahan.

"Selama reformasi pemerintahan, ini adalah poin terendah," ucap


Hanif Dhakiri disela kunjungannya di Pekanbaru, Selasa (27/2/2018).

Dia menjelaskan bahwa menurunnya angka pengangguran tersebut tak


lepas dari peran serta sektor pendidikan yang dinilai mengalami
peningkatan pesat. Sektor pendidikan dinilai Hanif Dhakiri saat ini
mampu menciptakan tenaga kerja dengan keahlian yang mampu
bersaing dengan serbuan tenaga kerja asing.
Kendati demikian, dia mengatakan bahwa bahwa angka tersebut
masih belum maksimal mengingat target yang ingin dicapai
pemerintah berada di kisaran 5%. Untuk itu, pihaknya terus
berkoordinasi dengan berbagai pihak yang berkaitan langsung dengan
sektor "pencetak tenaga kerja" tersebut untuk dapat menelurkan
tenaga kerja yang berkualitas.

Selain itu, maraknya perkembangan sektor informatika maupun sektor


daring juga dikatakannya memiliki andil yang besar dalam
mengurangi angka pengangguran tersebut. Salah satunya ialah soal
transportasi berbasis daring yang kini marak di berbagai wilayah di
Indonesia. Baginya terlepas pro-kontra soal keberadaan transportasi
daring tersebut, sektor transportasi daring telah terbukti mampu
menyerap banyak tenaga kerja.

"Ini adalah masalah nasional. Tingginya angka pengangguran adalah


masalah yang harus diselesaikan bersama," katanya kemudian.

Faktor lainnya yang dinilai cukup berperan penting dalam


pengurangan angka pengangguran tersebut adalah meningkatnya
sektor usaha kreatif yang dalam hal ini menyangkut Usaha Kecil
Menengah (UKM). Baginya usaha kreatif yang terus tumbuh tersebut
juga memiliki peran dalam pengurangan angka pengangguran di
Indonesia. Ia mencotohkan sebuah usaha konveksi yang mampu
mempekerjakan lima sampai 10 orang dalam satu unit produksi.

Hal tersebut juga diakuinya sebagai sebuah alternatif yang cukup


ampuh mengingat banyak masyarakat yang masih terfokus untuk
mencari pekerjaan, sedangkan untuk beberapa lainnya mampu
menciptakan lapangan kerja.

"Itu baru satu usaha. Bagaimana dengan usaha lain?," imbuhnya.


Oleh karena itu pihak pemerintah dikatakannya kemudian terus
berupaya untuk mendorong berbagai sektor kreatif tersebut untuk
dapat terus berkembang. Sehingga selain mampu menyerap
pengangguran, usaha kreatif maupun berbagai usaha lainnya tersebut
akan mendatangkan investasi yang juga membantu peningkatan
perekonomian di Indonesia.

3. Faktor-faktor penyebab pengangguran

Faktor penyebab adanya pengangguran, diantaranya:

a. Penduduk yang relatif banyak.


b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah.
c. Angkatan kerja yang tidak dapat memenuhi persyaratan yang
diminta dunia kerja.
d. Teknologi yang semakin modern.
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara
melakukan penghematan.
f. Lingkungan yang kurang memadai.
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim.

4. Dampak pengangguran terhadap perekonomian di Indonesia


Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini merupakan salah satu
permasalahan dalam ekonomi yang paling sulit diselesaikan sampai
detik ini, apalagi untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Bila kita lihat dari tahun ke tahun, jumlah pengangguran justru makin
banyak bukannya makin sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa
pembangunan ekonomi yang sudah ada tidak sanggup untuk
menciptakan kesempatan kerja yang lebih cepat dibandingkan dengan
laju pertumbuhan penduduk yang makin pesat. Berikut ini adalah
beberapa penyebab yang menyebabkan menjamurnya para penganggur
di Indonesia. Penduduk yang relatif banyak. Semakin banyaknya
jumlah penduduk di Indonesia, tentunya membawa dampak yang tidak
baik bagi kehidupan sosial. Kepadatan penduduk ini juga akan
berdampak pada pertambahan jumlah pengangguran. Pendidikan dan
keterampilan yang rendah. Syarat seseorang untuk bisa dengan
mudahnya memperoleh pekerjaan tentunya harus dimodali dengan
pendidikan dan keterampilan yang bagus. Kalau tidak, jangan harap
kita bisa dapat pekerjaan yang layak. Bayangkan saja begitu
banyaknya lulusan-lulusan SMP, SMA maupun perguruan tinggi
lainnya di tiap tahunnya, hanya yang berbibit unggul lah yang kelak
akan menghiasi dunia pekerjaan. Angkatan kerja tidak dapat
memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja. Sama halnya dengan
poin kedua, ketidakterpenuhinya persyaratan yang diminta dunia kerja
seperti pendidikan dan keterampilan yang bagus hanya akan
menambahi jumlah pengangguran di Indonesia. Bahkan tak jarang
kompetensi pencari kerja yang tidak sesuai dengan pasar kerja.
Terbatasnya lapangan kerja yang ada. Laju pertumbuhan penduduk
yang tinggi dan lulusan yang banyak sekali tiap tahunnya sayangnya
tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang
disediakan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.ꞏ
Teknologi yang semakin modern. Di era globalisasi ini, teknologi
sudah sulit dijauhkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Kehadirannya
begitu penting. Suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, akurat, dan
efisien dengan menggunakan teknologi. Biaya yang dikeluarkan pun
sedikit lebih menguntungkan dibandingkan dengan menyerap tenaga
kerja yang banyak namun tidak efisien dalam waktu pengerjaan.
Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan menerapkan
sistem pegawai kontrak (outsourcing). Perusahaan-perusahaan saat ini
lebih sering menerapkan sistem tersebut karena dinilai lebih
menguntungkan mereka. Apabila mempunyai pegawai tetap, mereka
akan dibebankan pada biaya tunjangan ataupun dana pensiun kelak
ketika pegawai sudah tidak lagi bekerja. Namun dengan sistem
pegawai kontrak ini, mereka bisa seenaknya mengambil pegawainya
ketika butuh atau sedang ada proyek besar dan kemudian
membuangnya lagi setelah proyek tersebut sudah berakhir. Dan
tentunya hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu membuang
biaya besar. Namun sistem ini membuat munculnya pengangguran.
Adanya pemutusan kerja dari perusahaan biasanya disebabkan antara
lain; perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan
yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses ekspor impor,
dan lain-lain. Bisa juga dikarenakan perusahaan yang bangkrut
disebabkan oleh karena kredit macet atau tidak mampu mengangsur
pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang
melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh
krisis moneter (melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis
moneter disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan
ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua
lembaga negara dan swasta. Budaya KKN ini disebabkan oleh
pemerintahan yang kotor (tidak bersih). Masih bisa dicari lagi sebab-
sebabnya misalnya dekadensi (kemerosotan moral). Sehingga erat
sekali hubungan antara pengangguran dengan bagaimana keadaan
perekonomian suatu Negara. Pemulangan TKI ke Indonesia, TKI yang
bermasalah di luar negeri sehingga harus di deportasi ke daerah
asalnya tentunya hanya akan menambah daftar panjang para
penganggur di Indonesia. Padahal sebenarnya diharapkan TKI tersebut
dapat membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran di
negeri ini dan menambah devisa Negara. Angkatan kerja disuatu
daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di
daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut
dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke
daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya. Tentunya
permasalahan ini akan membawa dampak yang buruk bagi kestabilan
perekonomian Negara. Dan dampak-dampak negatif lainnya
diantaranya:
a) Timbulnya kemiskinan.
Dengan menganggur, tentunya seseorang tidak akan bisa
memperoleh penghasilan. Bagaimana mungkin ia bisa memenuhi
kebutuhan sehari-harinya. Seseorang dikatakan miskin apabila
pendapatan perharinya dibawah Rp 7.500 per harinya (berdasarkan
standar Indonesia) sementara berdasarkan standar kemiskinan PBB
yaitu pendapatan perharinya di bawah $2 (sekitar Rp 17.400
apabila $1=Rp 8.700).
b) Makin beragamnya tindak pidana kriminal.
Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam
hidupnya terutama makan untuk tetap bisa bertahan hidup. Namun
seorang pengangguran dalam keadaan terdesak bisa saja
melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, mencopet, jambret
atau bahkan sampai membunuh demi mendapat sesuap nasi.
c) Bertambahnya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen,
perdagangan anak dan sebagainya.
Selain maraknya tindak pidana kriminal, akan bertambah pula para
pengamen atau pengemis yang kadang kelakuannya mulai
meresahkan warga. Karena mereka tak segan-segan mengancam
para korban atau bisa melukai apabila tidak diberi uang.
d) Terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya
demonstrasi dan perebutan kekuasaan.

e) Terganggunya kondisi psikis seseorang.


Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi
pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat
kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar.
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi
karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional rill
(nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (yang seharusnya) oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah. Pengangguran
akan menyebabkan pendapatan nasional dari sektor pajak berkurang.
Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun
akan menurun. Dengan demikian pajak yang harus diterima dari
masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana
untuk kegiatan ekonomi pemerintaha pun akan berkurang sehingga
kegiatan pembangunan pun akan terus menurun. Pengangguran tidak
menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan
menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga
permintaan terhadap barang-barang produksi akan berkurang. Keadaan
demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk
melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian
tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak
akan terpacu.

5. Solusi Mengatasi Pengangguran


Pengangguran dapat dihambat pertumbuhannya dengan melakukan
tindakan-tindakan sebagai berikut:
Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan. Salah satunya bisa
diwujudkan dengan memberdayakan sektor informal padat karya,
home industry. Menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Diharapkan
dengan demikian para lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi tidak
hanya memiliki tujuan sebagai pegawai saja, namun lebih baik apabila
mereka membuat usaha-usaha yang dapat menyerap tenaga kerja
sehingga dengan demikian membantu pemerintah dalam mengatasi
jumlah pengangguran yang kian banyak. Dan bisa kita lihat akhir-akhir
ini, sudah banyak sekali lulusan muda berbakat yang sukses
melakukan kegiatan usaha. Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan
keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan
pendidikan. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat
dan sektor yang kelebihan ke tempat atau sektor ekonomi yang
kekurangan.

Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah :


Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan
kemampuan jiwa kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) berupa bimbingan teknis dan manajemen memberikan bantuan
modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas
khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di
bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan
lingkungan usaha yang menunjang dan mendorong terwujudnya
pengusaha kecil dan menengah yang mampu mengembangkan usaha,
menguasai teknologi dan informasi pasar dan peningkatan pola
kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil
sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan
komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur
di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya
potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia. Segera membangun
lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) yang sekarang kita
kenal dengan BPJS Ketenagakerjaan. Dengan membangun lembaga
itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan
mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci. Segera
menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu
banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanaman
Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu
segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan
iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnya daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosi ke berbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan
kebudayaan yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah
setempat. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang
memiliki keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi
kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi
akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan baku
bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat
bersinergi dengan PT. PAL Indonesia untuk memasok kebutuhan
bahan baku berupa pelat baja. Dengan memperlambat laju
pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini)
yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja
baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan
penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan difasilitasi
sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh pemerintah.
Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar
negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar
negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat
dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Segera
harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional
(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan
kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian
besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak
siap menghadapi dunia kerja. Segera mengembangkan potensi kelautan
dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak geografis yang
strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan
dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional
supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat
penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk
melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah
dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan
mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat
dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan
tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang
terus menunjukkan peningkatan, maka itu menggambarkan bahwa
perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.
Namun tentunya dengan jumlah pengangguran yang terus
membengkak akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi suatu
Negara. Dan hal ini tentunya tidak bisa didiamkan terus menerus,
pemerintah harus tanggap dalam menghadapi masalah perekonomian
yang paling kronis ini.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dari data hasil kajian pustaka yang telah penulis bahas dan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Faktor penyebab pengangguran adalah sebagai berikut :
a. Penduduk yang relatif banyak.
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah.
c. kurangnya lapangan pekerjaan.
d. Teknologi yang semakin modern.
e. Penghematan.
f. Lingkungan yang kurang memadai.
g. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim.
2. Dampak dari adanya pengangguran adalah sebagai berikut :
a. Timbulnya kemiskinan.
b. Makin beragamnya tindak pidana kriminal.
c. Terganggunya kondisi fsikis seseorang.
3. Solusi mengatasi Pengangguran diantaranya:
a. Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan.
b. Menciptakan pengusaha-pengusaha baru.
c. Memperdalam ilmu pengetahuan selain bidang yang digeluti.
d. Mengadakan pendidikan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.

2. Saran
Terdapat beberapa masukan yang perlu dikemukakan adalah sebagai hasil
dari penelitian diantaranya adalah :
1. Penulis menyarankan agar masyarakat, mencari ilmu sedini mungkin
sebagai bekal menghadapi dunia kerja dimasa mendatang.
2. Penulis menyarankan agar adanya program pemerintah bagi anak yang
kurang mampu sebagai bekal masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Udayana University Press.


National Association of Social Worker. Encyclopedia Of Social Work, Vol II.
National Association of Social Worker. Inc. USA : 1971.
Midgley James, etc. The Handbook of Social Policy.
Bruce.S Jansson. Social Policy, from theory to policy practice, second edition.
Brooks / Cole Publishing Company. California : 1994.
Morris Robert. Social Policy of The American Welfare State. Harper & Row
Publisher. USA : 1979.
Oxford English Dictionary, compact edition. New York : Oxford University
Press. 1971.
Suharto Edi. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya.
http://www.policy.hu/suharto/makIndo13.html
Suharto Edi, Phd. Materi Latihan: Analisis Kebijakan Sosial.
http://www.policy.hu/suharto/makIndo21.html.
SuhartoEdi , Phd . Pendekatan Pekerja Sosial dalam Menangani Kemiskinan di
Tanah Air.
http://www.policy.hu/suharto/makIndo27.html.
https://economy.okezone.com/read/2018/02/27/320/1865395/angka-
pengangguran-indonesia-capai-level-terendah-sepanjang-sejarah

Anda mungkin juga menyukai