Anda di halaman 1dari 39

BOOK CHAPTER TEORI EKONOMI

PENGANGGURAN DAN KETENAGAKERJAAN

“Permasalahan pengangguran dan ketenagakerjaan di


Indonesia”

Disusun oleh :

1. Shalsabila Chairani (41183402210002)


2. Dinda Ratu Raihantika (41183402210018)
3. Apriyanti (41183402210023)
4. Nabila Afifah (41183402210034)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS


EKONOMI

UNIVERTITAS ISLAM “45” BEKASI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.


yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya
sehingga kita dapat menyelesaikan tugas book chapter
teori ekonomi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Dengan adanya pembuatan book chapter yang


berjudul “Pengangguran dan ketenaga kerjaan” ini,
kami berharap pembaca dapat mengetahui mengenai
penjelasan tentang pengangguran yang terjadi,
diharapkan juga para pembaca dapat mengambil hikmah
dan pelajaran yang berharga.

Kami selalu berharap bahwa apa yang kami lakukan


dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan tujuan
pendidikan nasional, sehingga bermanfaat bagi bangsa.
Dan kami juga menyadari bahwa Book Chapter ini
masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
pengetikan dan penyajian materi, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan Book
Chapter ini.
Akhir kata, semoga tugas esai teori ekonomi
ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri
kita sendiri.

Bekasi, 12 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pengangguran


2.2 Konsep pengangguran dan tenaga kerja di
Indonesia
2.3 Jenis-Jenis Pengangguran
2.4 Faktor-faktor penyebab terjadi pengangguran
2.5 Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian
2.6 Permasalahan tenaga kerja dan pengangguran di
Indonesia
2.7 Strategi dan rekomendasi kebijakan dalam
meningkatkan tenaga kerja
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengangguran didefinisikan sebagai masalah yang


amat rumit karena dapat berpengaruh bagi beberapa
faktor yang mempengaruhi segala pola yang seringkali
tidak dimengerti dengan baik. Keadaan seseorang yang
menganggur jika tidak segera diatasi maka akan
memicu masalah sosial, kondisi ini juga akan
menimbulkan terjadinya kemiskinan (BPS, 2007).
Kondisi ini selalu masuk ke dalam topik permasalahan
setiap negara di dunia, termasuk yang paling utama
yaitu negara-negara berkembang. Malasah
pengangguran dan ketenagakerjaan masih menjadi dua
pertanyaan yang menjadi satu kesatuan, dan dua
permasalahan ini membentuk dualisme pertanyaan
yang selalu bertolak belakang. Dualisme ini muncul
ketika pemerintah gagal memanfaatkan dan
meminimalkan dampak dari kedua masalah ini dengan
benar. Akan tetapi, apabila pemerintah dapat
menggunakan dengan baik atas lebihnya tenaga kerja
tersebut, maka tidak dapat menimbulkan masalah
dualisme, sehingga itu dapat berdampak baik pada
cepatnya perkembangan negara .

Begitu pula, apabila pemerintahan tidak bisa


memanfaatkannya, hal itu dapat menimbulkan efek
buruk yang dapat menghambat perkembangan
perekonomian negara. Sebagai catatan positif, tenaga
kerja adalah salah satu sumber daya terpenting untuk
memajukan perkembangan dan pertumbuhan
perekonomian negara. Tetapi dari sisi lainnya,
peningkatan angkatan kerja seringkali membuat
permasalahan perekonomian yang rumit untuk
dipecahkan oleh pemerintahan suatu negara. Seiring
bertambahnya jumlah penduduk yang ada, pemerintah
tidak menyediakan lapangan kerja, sehingga tenaga
kerja yang ada tidak terserap seluruhnya sehingga
menimbulkan pengangguran.

Menurut data yang dipublikasikan (World Bank,


2013), Indonesia memiliki tenaga kerja atau angkatan
kerja terbesar keempat di dunia. Hal ini berarti jumlah
angkatan kerja di Indonesia meningkat pesat beriringan
bersama kenaikan penduduk. (badan pusat statistik,
2014).
Angkatan pekerja Indonesia sebanyak
122.742.601 orang, meningkat hingga 125.316.991
orang di tahun 2014. Maka dari itu, pemerintah harus
memaksimalkan penggunaan tenaga kerja, jika tidak
maka jumlah penduduk (pengangguran) akan
bertambah dan menjadi beban dan penghambat
perekonomian. Mengingat besarnya angkatan kerja
yang muncul setiap tahunnya, terdapat pula faktor-
faktor yang mempersulit masyarakat untuk
mendapatkan pekerjaan, seperti tingkat usia yang
meningkat dan inflasi . Pengangguran telah menjadi
masalah mendesak bagi perekonomian Indonesia.
Peningkatan headcount yang semakin meningkat setiap
tahunnya merupakan akibat dari bertambahnya
angkatan kerja. Maka dari itu, saya berharap
pemerintahan Indonesia agar cepat memperhatikan
permasalahan tersebut agar jumlah kasus pengangguran
di Indonesia tidak bertambah.

1.3 Rumusan masalah

1. Jelaskan pengertian, jenis - jenis dan faktor


penyebab terjadi pengangguran?
2. Bagaimana konsep pengangguran dan juga
tenaga kerja yang ada di Indonesia?
3. Apa saja permasalahan pengangguran dan juga
tenaga kerja yang ada di Indonesia?
4. Jelaskan bagaimana strategi dan juga
rekomendasi kebijakan guna meninggikan
kualitas tenaga kerja agar terhindar dari
pengangguran?
1.2 Tujuan penulisan
1. Untuk mencari tahu pengertian, jenis-jenis dan
faktor penyebab pengangguran.
2. Untuk mencari tahu tentang konsep
pengangguran dan tenaga kerja di Indonesia.
3. Agar mengetahui apa saja permasalahan
pengangguran dan tenaga kerja yang ada di
Indonesia.
4. Agar mengetahui bagaimana skema juga saran
kebijakan dalam memajukan tingkat kualitas
tenaga kerja agar terhindar dari pengangguran.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pengangguran

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada


indikasi ketenagakerjaan, pengangguran merupakan
keadaan dimana seseorang yang tidak mendapat
pekerjaan tetapi dalam proses atau sedang berusaha,
penganggur juga merupakan orang yang belum
memulai bekerja dikarenakan telah bekerja namun
tidak bekerja. mencari pekerjaan. Menurut Sukirno
(1994), pengangguran merupakan keadaan ketika
seseorang yang masuk kedalam angkatan kerja yang
sedang mencari kerja tetapi tidak kunjung mendapatkan
hasil. Jika seseorang belum bekerja tetapi tidak giat
mencari pekerjaan bukanlah pengangguran. Faktor
yang sangat berkontribusi terhadap pengangguran
adalah pengeluaran agregat yang tidak mencukupi.
Perusahaan menghasilkan jasa dan juga barang untuk
mendapatkan laba, namun jika pengusaha ini mampu
menjual barang dan jasa yang mereka hasilkan,
keuntungan itulah yang dituai. Besarnya permintaan
yang meningkat, maka akan bertambah pula banyaknya
jasa dan juga barang yang mereka buat. Penambahan
produksi akan bertambah pula pemanfaatan tenaga
kerja.

Pengangguran adalah permasalahan


perekonomian makro sehingga dapat menyebabkan
pengaruh pada keberadaan manusia secara langsung.
Bagi sebagian lain, pengangguran adalah menurunnya
patokan kehidupan. Maka dari itu, tidak heran apabila
pengangguran selalu menjadi topik diskusi politik,
mereka juga sering meninjau rencana yang mereka
tawarkan apakah akan menolong terciptanya
kesempatan mendapat pekerjaan (Mankiw, 2000).

Ada dua cara untuk mengukur tingkat pengangguran


suatu wilayah:

a. Hukum perburuhan besar kecilnya dari tingkat


pengangguran dapat diukur berdasarkan
perhitungan dan pertimbangan jumlah
pengangguran dan jumlah angkatan kerja.
b. Pendekatan dalam pemanfaatan tenaga kerja
- Pekerja penuh (employment) adalah orang
yang bekerja penuh waktu atau bekerja 35
jam dalam seminggu.
- Pengangguran setengah adalah seseorang
yang memiliki pekerjaan tetapi kurang
dimanfaatkan atau bekerja kurang dari 35
jam dalam seminggu.

Tahun 2011-2013 adalah hasil backcasting yang


dihitung melalui gambaran para penduduk tahun 2010-
2035. Sejak 2014 dugaan itu dihitung memalui
gambaran para penduduk tahun 2010-2035. Tahun 2018-
2019 merupakan hasil backcasting yang dihitug melalui
gambaran para penduduk tahun 2015-2045 (SUPAS
2015). Tahun 2020 dugaan ini dihitung melalui
gambaran para penduduk tahun 2015-2045 (SUPAS
2015).

Sourch: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) /


Badan pusat statistik (BPS)
Data 2011-2013 menggunakan Backcast dan
penimbang gambaran unsur-unsur.
Data 2018-2020 menggunakan Backcast dan
penimbang berbasis SUPAS 2015.
Data 1986-1998, data yang dihitung tanpa data provinsi
Timor Timor
Pada tahun 1995, Sakernas tidak dilksanakan
Pada tahun 2000, tanpa Maluku
Sourch: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) /
Badan pusat statistik (BPS)

2.2 Konsep Penganggguran dan tenaga kerja di


Indonesia

Angkatan kerja merupakan usia kerja penduduk


yang telah cukup memulai bekerja, mulai dari usia 15-
65 tahun. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003, tenaga
kerja adalah semua orang yang dapat membuat jasa dan
juga barang sehingga dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri baik pribadi maupun orang lain. Dalam masalah
ini, pekerja dibagi menjadi:

• Tenaga kerja terdidik adalah orang yang syarat


mendapat kerjanya harus dengan menempuh
pendidikan tinggi. Seperti arsitek, dokter, dosen
dan lain-lain.
• Tenaga kerja terlatih adalah orang yang syarat
bekerjanya harus melalui pengalaman dan
pelatihan. Contohnya pengemudi, perias dan
lain-lain.
• Pekerja tidak terlatih dan terdidik adalah pekerja
yang pekerjaannya tidak membutuhkan baik
pelatihan maupun pendidikan pendidikan atau
pelatihan. Seperti tukang sampah, tukang sapu
dan lain-lain.

Sedangkan kerja merupakan suatu aktivitas


ekonomi yang dikerjakan oleh seseorang untuk
menghasilkan laba, minimal 1 jam (tidak terputus) telah
dikerjakan yang dilakukan seminggu berturut. Kegiatan
itu meliputi alur aktivitas pekerja yang tidak dibayar juga
berkontribusi terhadap kegiatan usaha/ekonomi.
Menurut pengertian pekerjaan yang ada, ini bisa dibagi
menjadi 4 kelompok, yaitu:

• Bekerja paling baik dalam hal upah dan jam kerja


• Relawan kerja paruh waktu
• Memiliki pekerjaan, tetapi dengan perbedaan
antara pekerjaan dan pendidikan juga pekerjaan
paruh waktu sukarela
• Memiliki pekerjaan namun memiliki pendidikan
yang tidak sesuai dengan pekerjaannya, sampah,
dan lain-lain.

Untuk menghitung persentase orang dewasa usia


kerja yang bekerja digunakan tingkat keterlibatan
angkatan kerja atau (TPAK). TPAK yaitu perhitugan
dalam persentase total angkatan kerja yang berkaitan
pada jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas di
tempat atau wilayah tertentu. Pengangguran adalah
keadaan di mana seseorang yang berusia antara 15 dan
64 tahun menginginkan pekerjaan, tetapi belum dapat
menemukannya. Pengangguran adalah ketika orang
ingin bekerja tetapi tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
Ketika seseorang ingin mendapatkan pekerjaan tetapi
belum bisa mendapatkan pekerjaan, mereka
menganggur. Pengangguran didefinisikan sebagai
bagian dari angkatan kerja yang giat dalam mencari
pekerjaan ditingkat gaji tertentu. Namun, posisi
tersebut saat ini tidak tersedia untuk pelamar tersebut
(Mahdar, 2015). Kaufman dan Hotchkiss menyatakan
bahwa pengangguran didefinisikan sebagai keadaan
tidak mempunyai pilihan atau kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan; namun, para penganggur aktif
mencari pekerjaan dalam empat minggu terakhir
(1999). Pengangguran dianggap sebagai bagian dari
angkatan kerja dan dianggap sebagai orang yang
sedang mencari pekerjaan. Mereka juga
diklasifikasikan sebagai istilah demografis dalam ilmu
populasi. Dari teori saat ini, pengangguran dapat
dibuktikan sebagai fakta di atas segalanya. Seorang
pekerja yang berusia 15 hingga 64 tahun menganggur
tetapi sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang
menjadi bagian dari angkatan kerja dan aktif mencari
pekerjaan dengan gaji yang minim. Namun, dia tidak
menemukan pekerjaan yang dia inginkan.

Pengangguran dapat dikonfirmasi berdasarkan teori ini.


Situasi pencarian kerja di mana seseorang yang berusia
antara 15 dan 64 tahun sedang mencari pekerjaan.
Seorang pelamar kerja yang tidak mendapatkan posisi
yang dia cari. Dia bagian dari angkatan kerja, dan aktif
mencari pekerjaan. Dalam empat minggu terakhir,
seseorang yang menganggur dapat memenuhi
persyaratan status ini dengan melakukan upaya untuk
mendapatkan pekerjaan. Mencari pekerjaan
membutuhkan usia 15 hingga 64 tahun dan menjadi
bagian dari angkatan kerja. Pengangguran dapat
dikategorikan menjadi beberapa jenis. Ritonga dan
Firdaus, penulis artikel tahun 2007 yang dirujuk di atas,
menyatakan bahwa ada dua jenis pengangguran.
Mereka terdaftar sebagai berikut: Ada beberapa bentuk
pengangguran tergantung pada lamanya waktu bekerja.

1) Pengangguran publik, pengangguran terbuka


mengacu pada angkatan kerja yang sedang
menganggur dan juga berjuang untuk
menemukan pekerjaan terbaik yang tersedia
ketika pekerjaan yang diinginkan tidak sesuai
dengan latar belakang pendidikan mereka
ataupun terlalu malas dalam berusaha mendapat
pekerjaan.
2) Setengah pengangguran didefinisikan sebagai
tenaga kerja yang tidak dapat bekerja secara
maksimal sehingga berkurangnya pekerjaan
ataupun mereka bekerja tetapi bekerja kurang
dari 35 jam per minggu.
3) Pengangguran terselubung merupakan
ketidakmampuan angkatan kerja untuk bekerja
dengan maksimal lantaran tidak menemukan
pekerjaan yang kurang serasi dengan
pendidikan ataupun bakatnya.

2.3. Jenis-Jenis Pengangguran

1) Pengangguran Struktural, menjadi penyebab


ketidaksesuaian ketika keahlian tenaga kerja
yang dibutuhkan dan tenaga kerja yang ada
dalam bentuk perubahan jangka panjang dalam
struktur penawaran dan permintaan karena
perkembangan tekonologi, selera yang berubah-
ubah, serta persaingan antara perusahaan.
2) Pengangguran siklis, merupakan pengangguran
terkait melalui adanya perubahan-perubahan
kegiatan atau kondisi ekonomi di negara-negara
yang sedang dalam periode nai atau turunnya.
3) Pengangguran musiman, terjadi akibat adanya
perubahan siklis dalam banyaknya angakatan
kerja, yang biasanya terjadi di kalangan pekerja
paruh waktu.
4) Pengangguran friksional, dihasilkan dari
perubahan bekerja atau perpindahan angkatan
kerja atau dari beberapa jenis pekerjaan ke
pekerjaan lainnya.

2.4. Faktor-faktor penyebab terjadinya


pengangguran.

Menurut Mahdar (2015), faktor penyebab


pengangguran adalah sebagai berikut:

1. Ada ketidakseimbangan antara jumlah angkatan


kerja dan peluang kerja. Ketimpangan ini dapat
terjadi ketika banyaknya tenaga kerja lebih
banyak dari jumlah pekerjaan yang ada.
Kebalikannya terbilang sedikit.
2. Struktur ketenagakerjaan tidak sesuai atau
seimbang.
3. permintaan jenis tenaga terdidik dan jumlah
tidak seimbang dengan pasokan tenaga terdidik.
Pengangguran tidak serta merta terjadi jika
jumlah pekerjaan sama atau lebih besar dari
angkatan kerja. Alasannya, tingkat pendidikan
yang dibutuhkan belum tentu sesuai dengan
tingkat pendidikan yang ada. Ketimpangan ini
menjadi penyebab bagian angkatan kerja yang
ada tidak bisa memenuhi lapangan kerja yang
ada.
4. Meningkatkan peran dan harapan tenaga kerja
perempuan dalam susunan tenaga kerja
Indonesia secara keseluruhan.
5. Adanya ketimpangan persediaan serta
penggunaan manfaat angkatan kerja tiap
wilayah. Banyaknya tenaga kerja bisa jadi lebih
banyak dari lapangan pekerjaan pada suatu
wilayah, sedangkan di daerah lain bisa jadi
sebaliknya. Situasi ini dapat menyebabkan
migrasi pekerja dari satu wilayah ke wilayah
yang lainnya, atau bisa jadi dari satu negara ke
negara lain (Mahdar, 2015). kondisi ini dipicu
oleh ketimpangan di pasar lapangan kerja.
Maka, diketahui jika penawaran angkatan kerja
lebih dari permintaan angkatan kerja.

2.5. Dampak Pengangguran Terhadap


Perekonomian Indonesia Pengangguran
mempengaruhi ekonomi dan individu
a) Pengangguran mempengaruhi ekonomi. Pada
tiap negara seringkali mengupayakan untuk
memaksimalkan tingkat kejayaan rakyatnya
serta ekonomi negara seringkali mencapai
perkembangan yang stabil serta
berkesinambungan. Pengangguran yang tinggi
tidak membawa warga ke tahap kesempatan
kerja yang full, seperti yang terlihat jelas dari
berbagai konsekuensi negatif dari sifat ekonomi
akibat masalah pengangguran.
b) Pengangguran mencegah orang dari
meminimalkan tingkat manfaat yang bisa
mereka capai. Pengangguran menyebabkan
output aktual berada di bawah atau di bawah
pengeluaran yang memiliki keunggulan. Pada
situasi ini sangat penting pada tahap kejayaan
warga yang di inginkan seperti lebih dibawahnya
dari tahap yang akan diinginkannya.
c) Pengangguran mengakibatkan penurunan pajak
yang diterima oleh pemerintahan, dan
pengangguran karena tingkat kegiatan ekonomi
yang rendah, pada gilirannya, mengakibatkan
penurunan pajak yang diterima oleh
pemerintahan. Oleh karena itu, tingginya angka
pengangguran akan menurunkan kinerja
pemerintahan ketika melakukan beberapa
kegiatan pertumbuhan negara.
d) Tingginya tingkat pengangguran
memperlambat pertumbuhan ekonomi yang
berarti tidak mendorong perkembangann
perekonomian. Situasinya sudah pasti,
pengangguran menghambat bisnis untuk
berinvestasi di masa depan.

Melalui beberapa penjelasan di atas, dapat


disimpulkan bahwa penyebab pengangguran
menghambat perkembangan perekonomian baik dalam
jangka pendek ataupun jangka panjang.

2.6. Permasalahan tenaga kerja dan pengangguran


di Indonesia

Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran sering


terjadi di Indonesia karena:

a) Daya saing tenaga kerja

Bermula dari beragam survei yang dilaksanakan


BPS dapat diambil kesimpulan bahwa daya saing tenaga
kerja Indonesia masih terlihat rendah dibandingkan daya
saing negara tetangga. Rendahnya daya saing
diakibatkan oleh rendahnya mutu sumber daya manusia
yang disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan,
rendahnya kemampuan kerja, rendahnya kemampuan
beradaptasi keterampilan dan kerja.

b) Pasar tenaga kerja

Pertumbuhan pasar tenaga kerja tetap rendah


dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah pekerja,
meskipun pertumbuhan pekerjaan selama lima tahun
belakangan cukup besar disbanding dengan
pertumbuhan angkatan kerja. Situasi ini membuat
surplus tenaga kerja (labour surplus economy). Selain
itu, keadaan pasar tenaga kerja pun berada pada pasar
yang minim dalam memenuhi syarat, akibatnya
produktivitas tenaga kerja juga masih rendah.

c) Hubungan Industrial

Hubungan industrial antara pemerintah, pekerja


dan dunia usaha belum terjalin dengan baik. Salah satu
penyebab rendahnya daya saing tenaga kerja dan
pengangguran. Hubungan industrial ini adalah suatu
sistem hubungan yang terjadi antara para penyelenggara
dalam sistem produksi barang dan jasa, yang terdiri dari
pengusaha, pekerja, dan pemerintah. Masalahnya,
jalinan kerja tidak serasi. seperti: peraturan perusahaan
(PP), perjanjian kerja bersama (PKB), lembaga
kerjasama bilateral (LKS), lembaga kerjasama tripartit
(LKS), SP/SB dan fungsi asosiasi pengusaha.

d) Pengawasan dan perlindungan tenaga kerja

Penerapan pengawasan dan perlindungan tenaga


kerja di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya penyimpangan antara buruh dan
perusahaan dalam hubungan kerja, jam kerja, lembur
dan upah.

e) Link and match

Ketidaksesuaian antara perusahaan dan pekerja


dalam mengakses tenaga kerja dan pekerjaan yang
sebanding dengan keahliannya dapat menjadi problem
yang berkontribusi terhadap pengangguran di Indonesia.
Linking and matching adalah rancangan keterkaitan dan
kesepadanan antara keahlian yang dipegang tenaga kerja
dengan keinginan pekerjaan yang diinginkan. Link and
Match tetap menjadi isu utama yang harus dibenahi
untuk mengecilkan pengangguran di Indonesia.

2.7. Strategi dan Saran Kebijakan Peningkatan


Kualitas Tenaga Kerja Agar Tidak Terjadi
Pengangguran

Secara umum, ada beberapa strategi yang dapat


ditempuh untuk mengatasi permasalahan angkatan kerja
dan pengangguran di Indonesia:

1. Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan


akses pasar tenaga kerja dan produktivitas tenaga
kerja dengan:
a. Harmonsasi. Harmonisasi, standardisasi dan
sertifikasi kompetensi melalui kerjasama lintas
sektoral, regional dan nasional dalam rangka
pembukaan pasar, dengan strategi sebagai
berikut:
• Mengidentifikasi standar kompetensi
untuk semua sektor.
• Meningkatkan persaingan angkatan kerja
negara.
• Meningkatkan kegiatan kerja dan
kapasitas nasional. Meningkatkan
investasi untuk meningkatkan
keterampilan tenaga kerja untuk
pelatihan tenaga kerja organisasi
(industri berbasis keterampilan).
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas
penyelenggara pelatihan (kualitas dan
standardisasi).
b. Mengembangkan kegiatan organisasi pemerintah
dan dunia usaha (pusat dan daerah).
c. Mengembangkan model investasi.
2. Meningkatkan kualitas layanan pemukiman
kembali dan juga rekomendasi kebijakan
sumber daya manusia dengan:
• Membangun badan berbasis kompetensi.
• Meningkatkan kadar mutu sistem
rancangan pelatihan guna memperlaju
sertifikasi tenaga kerja.
• Mengidentifikasi dan menentukan area
dengan nilai tambah dan kepadatan
lapangan kerja yang tinggi.
3. Meningkatkan mutu layanan pemukiman
kembali dan sumber daya manusia. Saran
kebijakan meliputi:
a. Semacam meningkatkan saluran angkatan kerja
ke sumber daya inventif untuk meningkatkan
keterampilan pekerja dengan:
• menciptakan peluang karir.
• Pengembangan keuangan mikro untuk
UKM.
b. Memotivasi pembangunan perekonomian
inventif berlandaskan masyarakat dengan:
• menguatkan dan mendampingi terhadap
usaha mandiri.
• Meningkatkan fasilitas perekonomian.
c. Semacam Memfasilitasi mobilitas tenaga kerja
internal dan eksternal dan memungkinkan pasar
tenaga kerja berfungsi dengan:
• Meningkatkan keefektifan pasar
tenaga kerja.
• Mengintegrasikan teknik informasi
pasar tenaga kerja untuk menanggapi
keperluan informasi perusahaan.
d. Melindungi pekerja migran dengan:
• Memperluas kerjasama untuk
meningkatkan perlindungan.
• Meningkatkan manajemen
pemukiman kembali.
4. Ciptakan hubungan kerja yang selaras dalam
memperbaiki iklim ketenagakerjaan. Anjuran
kebijakan yang diadopsi oleh:
• Menaikkan tata kelola kelembagaan
dan kerjasama hubungan industrial.
• Menciptakan sistem pengupahan
yang adil.
5. Menaikkan pemeliharaan tenaga kerja,
membangun rasa keadilan dalam dunia usaha,
dan meluaskan sistem pengawasan
ketenagakerjaan dengan:
• Menetapkan metode pengawasan
ketenagakerjaan.
• Menaikkan mutu teknis pemeriksaan dan
penyelidikan norma ketenagakerjaan dan K3.
• Meningkatkan kadar norma kerja dan penerapan
jaminan sosial

Rekomendasi kebijakan untuk mengurangi


pengangguran adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi pasar tenaga kerja
dalam membangun pekerjaan yang berkualitas,
dengan maksud:
• Meningkatkan daya saing tenaga kerja yang
menempuh pasar tenaga kerja secara garis besar.
• Menaikkan efisiensi pasar tenaga kerja dan
memperkuat infrastruktur layanan laporan pasar
tenaga kerja.
2. Meningkatkan kemampuan angkatan kerja
menduduki pasar tenaga kerja global, dengan
tujuan:
• Tingkatkan tenaga kerja melalui keterampilan
tingkat menengah yang kompeten
• Meningkatkan jumlah tenaga kerja dan
pengusaha bersertifikat.
3. Rekomendasi kebijakan untuk perlindungan
pekerja migran
• Menaikkan kesadaran pekerja migran tentang
penggunaan jasa keuangan oleh pekerja migran.
• Menaikkan kesadaran pekerja migran tentang
dasar hak asasi manusia untuk membekali
pekerja migran dengan ilmu yang memadai atas
hak-haknya selama bekerja di luar negeri.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulannya adalah bahwa pengangguran


telah menjadi masalah yang perlu ditangani oleh
perekonomian Indonesia. Peningkatan headcount yang
meningkat pada tiap tahun merupakan penyebab dari
meningkatnya angkatan kerja. Pengangguran dan
ketenagakerjaan masih menjadi masalah yang menjadi
perhatian bersama negara-negara di seluruh dunia,
terutama negara-negara berkembang. Kedua
pertanyaan ini memiliki keterkaitan dan keduanya
saling membentuk dualisme pertanyaan yang saling
berlawanan. Dualisme ini muncul ketika pemerintah
gagal memanfaatkan dan meminimalkan dampak dari
kedua masalah ini dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Aan.Dkk, Z. (2014). Under Utilization di Indonesia


dan Problematika Ketenagakerjaan Lainnya di
Indonesia. FEB.UNPAD.

Alisjahbana, A. (2008). Educations and Skill Mismatch,


World Bank Office. Jakarta: Miemo.

Guntur, A. (2008). Sambutan Dinas Tenaga Kerja


Provinsi Jawa Timur Dalam Laporan
Pelaksanaan Lokakarya Kebijakan Pasar Tenaga
Kerja dan Hubungan Industrial Untuk
Memperluas Kesempatan Kerja. Penelitian
SMERU, 9.

Hayati, P. d. (2012). Analisis tingkat pengaruh


pengangguran. Jurnal Ekonomi , 55-57.

Rossa, Y. D. (2019). Pengaruh inflasi,kebijakan


Moneter dan pengangguran terhadap
prekonomian Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Dharma Andalas , 283-293.

Panjawa, Jihad Lukis, and Daryono Soebagiyo. "Efek


peningkatan upah minimum terhadap tingkat
pengangguran." Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan
15.1 (2014): 48-54.

Badan pusat statistik .2017.” konsep tenaga kerja”.


Diakses melalui
https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html, oleh
kelompok 8, pada tanggal 12 Oktober 2022.

BPS, 2004, Indeks Pembangunan Manusia Indonesia


Tahun 2007-2008, Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Adit Agus Prayetno, Analisis fator-faktor yang


mempengaruhi pengangguran tingkat kemiskinan studi
kasus 35 kota kabupaten/ kota di jawa tengah, 2003-
2017. Universitas di ponegoro

Ajija, S.R. 2011. Cara cerdas menguasai Eviews.


Jakarta: Salemba Empat.

Alghofari, F. 2010. “Analisis tingkat pengangguran di


Indonesia Tahun 1980-2007.” Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
GLOSARIUM

Backcasting: Backcasting adalah metode perencanaan


yang dimulai dengan mendefinisikan masa depan yang
diinginkan dan kemudian bekerja mundur untuk
mengidentifikasi kebijakan dan program yang akan
menghubungkan masa depan yang ditentukan dengan
masa kini.

Dualisme: Dualisme adalah konsep filsafat yang


menjelaskan ada dua unsur. Dalam pandangan mengenai
hubungan antara jiwa dan raga, dualisme menyatakan
bahwa kenyataan mental adalah berwujud non-fisik.

Demografi: Demografi bermula dari kata demos yang


artinya penduduk dan grafein yang berarti uraian. Jadi
demografi merupakan ilmu yang mendalami tempat atau
makhluk terutama tentang kelahiran, kematian dan
perpindahan penduduk yang terjadi.

Dekonsentrasi: Dekonsentrasi adalah proses wewenang


dari Pemerintah kepada Gubernur menjadi wakil
Pemerintah dan kepada tahap sudut di wilayah tertentu.
Inflasi: Inflasi berhasil diartikan sebagai kenaikan harga
barang dan jasa dengan orang banyak dan tidak berhenti
henti dalam jangka waktu tertentu

Instansi: Instansi merupakan sebuah badan atau


lembaga, baik itu yang dimiliki pemerintah maupun di
swasta.

Pengeluaran agregat: Pengeluaran agregat (aggregate


expenditures) adalah banyaknya pengeluaran untuk
barang dan jasa dalam sebuah perekonomian. Demikian
Itu mencakup pengeluaran konsumsi, pengeluaran
investasi, pengeluaran pemerintah, dan pembelian
dengan orang lain. Biasanya, konsumsi mencakup satu
bagian besar pengeluaran agregat.

Resesi: Resesi adalah kemerosotan ekonomi yang tidak


hanya disebabkan dari aktivitas ekonomi itu sendiri.
INDEKS

A
H
Agregat 28
Harmonisasi 26

B
I
Backcasting 12,14
Inflasi 28
Instansi 28
D Inventif 28
Investasi 27
Dekonsentrasi 28
Dualisme 6,7,32
K

F Kompetensi 27

Friksional 20
M

G Migran 28,29,31

Global 28
R

Regional 26
P Resesi 29

Publik 18
S

Siklis 19
Struktural 19s
BIOGRAFI PENULIS :

• Shalsabila Chairani lahir 01 November 2001 di


Jakarta, ia merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara, Pendidikan pertama kali ia tempuh di
TK al-muttaqin, selanjutnya ia pun melanjutkan
pendidikannya di SDN Sumber Jaya 04, setelah
itu naik ke jenjang berikutnya yaitu di SMP serta
SMA yang sama bernama Jaya Suti Abadi,
hingga akhirnya ia menjadi mahasiswi di
universitas Islam “45” Bekasi.
(Shalsabilachairani82@gmail.com)
• Dinda Ratu Raihantika lahir 19 Agustus 2002 di
Bekasi, ia merupakan anak kedua dari dua
bersaudara, Pendidikan pertama kali ia tempuh di
TK al-itihad, selanjutnya ia pun melanjutkan
pendidikannya di SDN 04 setiadarma, setelah itu
naik ke jenjang berikutnya yaitu di SMP serta
SMA yang sama bernama YPI BANI MASUM,
hingga akhirnya ia menjadi mahasiswi di
universitas Islam “45” Bekasi.
(raihantikadinda@gmail.com)
• Apriyanti lahir 09 April 2003, ia merupakan anak
ke dua dari dua bersaudara. Pendidikan pertama
kali ia tempuh di TK Al-Ichlas selanjutnya ia
pun melanjutkan pendidikannya di SDN Pasir
Sari 02, setelah itu berlanjut ke jenjang
selanjutnya di SMPN 2 Cikarang selatan, dan
melanjutkan di SMAN 1 Cikarang Selatan,
hingga akhirnya ia menjadi mahasiswi di
Universitas Islam “45” Bekasi.
(apriynti94@gmail.com)
• Nabila Afifah lahir pada 04 Januari 2002, Ia
merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Menempuh riwayat pendidikan di SDN Telaga
Asih 04, lalu ia melanjutkan pendidikan di
SMPIT Daarussalam, kemudian melanjutkan di
SMK Budi Bhakti Mandirancan, hingga saat ini
ia menjadi salah satu mahasiswi di Universitas
Islam "45" Bekasi.
(bilaaff412@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai