MASALAH KETENAGAKERJAAN
HUKUM KETENAGAKERJAAN
Disusun Oleh:
Kelas : G (Kelompok : 5)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya,yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pemnbuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………...………………..1
B. Rumusan masalah…………………………………………………...……..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengangguran…………………….….…………………………………….3
a. Penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia………………………5
b. Cara Mengurangi Pengangguran………………………………………6
B. Lapangan Kerja yang Rendah………………. ……………………….…...7
C. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah…………………………..…….…….9
a. Penyebab kualitas tenaga kerja Indonesia rendah………………………9
b. Dampak kualitas tenaga kerja Indonesia yang rendah………………11
c. Penanggulangan kualitas tenaga kerja Indonesia yang
rendah………...11
Kesimpulan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berupaya memperoleh pekerjaan yang
layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah tingkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali dibuat menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan hal ada pengangguran, produktivitas dan pendapatan
warga akan menjadi kurang sehingga mampu menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
3
pemerintah harus segera memikirkan masalah pengangguran ini, sehingga dapat
memutuskan langkah-langkah yang strategis sebagai upaya penanganan
permasalahan pengangguran.
2
Jawa Pos. Kamis 27 Maret, 2008.Atasi pengangguran, Butuh Sinergi, Hlm. 9.
4
terjadi tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan
juga menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya
tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang
mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun
pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan
memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
Fenomena inilah yang sedang dihadapi oleh bangsa kita di mana para
tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur walaupun mereka sebenarnya
menyandang gelar. Salah satu kelemahan dari sistem pendidikan kita adalah
sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat memupuk
profesionalisme seseorang dalam berkarier atau bekerja. Saat ini pendidikan kita
terlalu menekankan pada segi teori dan bukannya praktek. Pendidikan seringkali
disampaikan dalam bentuk yang monoton sehingga membuat para siswa menjadi
bosan. Kita hanya pandai dalam teori tetapi gagal dalam praktek dan dalam
profesionalisme pekerjaan tersebut. Rendahnya kualitas tenaga kerja terdidik kita
juga adalah karena kita terlalu melihat pada gelar tanpa secara serius membenahi
kualitas dari kemampuan di bidang yang kita tekuni.
5
menghambat investasi, hambatan dalam proses ekspor-impor, dan
sebagainya.
6. Kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
7. Berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi
pengembangan usaha.
8. Masih sulitnya arus masuk modal asing.
9. Iklim investasi yang belum kondusif.
10. Tekanan kenaikan upah di tengah dunia usaha yang masih lesu.
11. Kemiskinan.
12. Ketimpangan pendapatan.
13. Urbanisasi.
14. Stabilitas politik yang tidak stabil.
15. Perilaku proteksionis sejumlah negara maju dalam menerima ekspor dari
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
16. Keberadaan pasar global.
Selain itu, ada beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi
angka penganggura, seperti:3
3
Jawa Pos. Kamis 27 Maret, 2008.Atasi pengangguran, Butuh Sinergi, Hlm. 9.
6
partisipasi aktif para pencari kerja untuk terus memantau lowongan
pekerjaan mana yang tersedia.
4. Meningkatkan jiwa kewirausahaan, dengan jiwa kewirausahaan yang
dimiliki tentunya akan membuat setiap orang mampu mendirikan usaha
ataupun bisnis sendiri sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan
bagi setiap orang.
5. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke
daerah yang kurang padat. Dengan melakukan transmigrasi, akan terbagi
dengan seimbang porsi untuk mendapatkan lapangan pekerjaan di berbagai
daerah.
4
Islamy, M. Irfan, MPA. 1988. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta :
PT. Bina Aksara
7
tidak mampu menampung seluruh pekerja, dan masih kurang maksimalnya
campur tangan pemerintah dalam urusan penyedia lapangan kerja sehingga
menyebabkan kurangnya lapangan kerja. Pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa penyebab kurangnya lapangan kerja diakibat oleh pertumbuh penduduk
yang semakin meningkat sehingga penyediaan lapangan kerja kewalahan
menerima pekerja,dan masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap masalah
tenaga kerja dan mengakibatkan banyak tenaga kerja yang mengalami
pengangguran,
Atas kondisi itu, pemerintah harus berinovasi agar angkatan kerja itu dapat
terserap dan tidak menambah angka pengangguran. Salah satu cara untuk
menciptakan lapangan kerja, yakni mengundang para investor untuk membuka
usaha di Tanah Air. Investor tentu mau berinvestasi jika mereka mendapat
jaminan kemudahan perizinan usaha.
5
Zulhanto Aan.Dkk (2014) Under utilization di Indonesia dan Problematika
ketenagakerjaan lainnya di Indonesia, FEB.UNPAD
6
Economica, Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Vol. 1
No. 2, April 2013.
8
C. Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah
Sesuai dengan data yang tercatat oleh Depnakertrans tahun 2003, terlihat
bahwa 78 % tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD dan yang lulusan
universitas hanya sekitar 3 %, hal ini menunjukkan betapa rendahnya kualitas
tenaga kerja Indonseia. Sehingga sebagian besar tenaga kerja tidak memiliki
7
Hamalik, Oemar. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia : Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
9
keahlian dan keterampilan khusus. Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja
Indonesia akan membuat tenaga kerja tidak mampu dalam menguasai ilmu
teknologi, dapat disebut juga tenaga kerja gagap teknolgi (Gaptek) Pekerjaan yang
berkaitan dengan teknologi pasti akan sulit di mengerti oleh tenaga kerjanya.
Sehingga hasil kerjanya pun otomatis akan berkualitas rendah. Dan akhirnya daya
saingnya rendah pula.
Tenaga kerja yang tidak mampu bekerja keras dan tidak produktif, dapat
menjadi salah satu penyebab kualitas kerja rendah. Hal tersebut dinyatakan
berdasarkan seberapa mampu kerja keras tenaga kerja. Apabila tenaga kerja tidak
mampu bekerja keras, maka hasilnya pun akan kurang baik atau kurang
berkualitas. Kemampuan kerja keras tenaga kerja dapat ditinjau dari kesehatan
maupun kondisi fisiknya. Semakin sehat keadaan tenaga kerja, maka hasil kerja
akan semakin bagus dan berkualitas, justru sebaliknya semakin buruk keadaaan
tenaga kerja, maka hasil pekerjaannya akan semakin buruk pula atau tidak
berkualitas.
10
sumber daya alam sehingga dapat menghasilkan hasil produksi seperti barang
elektronik, alat transportasi, mainan, makanan, dan lainnya yang berkualitas.8
4. Faktor Usia
Tenaga kerja Indonesia yang usianya lebih dari usia produktif (manula)
biasanya kemampuan bekerjanya kurang, karena tenaga kerja tersebut belum tentu
bermental bagus. Sehingga dapat menghasilkan kualitas kerja yang rendah. Usia
yang lebih baik dan cocok untuk menjadi tenaga kerja ialah usia produktif, yakni
dari 15-44 tahun agar hasil kerjanya lebih baik.
Tenaga kerja Indonesia yang kualitas kerjanya rendah akan berdampak negatif
bagi negara sendiri. Barang dan jasa yang dihasilkan kurang memuaskan.
Akibatnya negara Indonesia lebih banyak menimpor produk luar negeri dari pada
mengekspor produk sendiri. Sehinggga akan menimbulkan banyak hutang di luar
negeri, dan membuat Indonesia berada di titik perekonomian yang rendah dengan
pendapatan perkapita rendah.
2. Banyaknya pengangguran
11
meningkatkan kualitas tenaga kerjanya agar mampu bersaing dengan tenaga kerja
luar negeri.
Sebagai gambaran, saat ini kualitas tenaga kerja Indonesia yang bekerja di
luar negeri masih dianggap lebih rendah dibanding kualitas tenaga kerja dari
negara tetangga seperti Filipina. Dengan bukti bahwa tenaga kerja Filipina
dihargai (dibayar) beberapa kali lipat lebih mahal dibanding tenaga kerja
Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya bila pemerintah dan masyarakat
berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
a. Latihan kerja, yaitu kegiatan untuk melatih tenaga kerja agar memiliki
keahlian dan keterampilan di bidang tertentu sesuai tuntutan pekerjaan.
Dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja sudah mendirikan BLK (Balai
Latihan Kerja) di setiap Daerah Tingkat II.
12
e. Meningkatkan pengadaan seminar, workshop yang berkaitan dengan
pekerjaan tertentu.
Pada umumnya tenaga kerja pada level menengah ke atas seperti kepala
seksi, kepala bagian dan sejenisnya dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan
mengikuti berbagai seminar workshop dan sejenisnya. Peningkatan wawasan
sangat berguna bagi tenaga kerja pada level menengah ke atas, karena bisa
digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan atau dalam pembuatan
rencana dan strategi.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah penduduk yang besar ini akan merupakan potensi bagi pembangunan
nasional jika secara kualitas mempunyai kemampuan untuk menggerakkan roda
perekonomian nasional. Namun di sisi lain ini berarti bahwa semakin besar pula
jumlah orang yang mencari pekerjaan yang akan menimbulkan masalah
ketenagakerjaan khususnya masalah penyediaan lapangan pekerjaan yang
memadai.
Tenega kerja Indonesia masih belum dapat menghasilkan barang maupun jasa
yang berkualitas tinggi, daya saing masih rendah, dan minim akan penguasaan
atau pemahaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta hasil pendapatan tenaga
kerja Indonesia rata-rata rendah.
14
DAFTAR PUSTAKA
15