Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ANALISIS PENGANGGURAN DI INDONESIA DALAM

TIGA TAHUN TERAKHIR

Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu :

Indri Murniawaty, S. Pd. M. Pd

Disusun Oleh :

1. Julia Nur Rahmawati 7101417052


2. Anisa Nur Rohmah 7101417090
3. Nur Azyzah 7101417174

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat waktu. Makalah ini
disususun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia yang membahas
tentang “Analisis Pengangguran di Indonesia dalam Tiga Tahun Terakhir” .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena
pengetahuan yang dimiliki cukup terbatas. Oleh karena itu, penulis berharap kritik, saran dan
masukan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan dapat digunakan sebagai salah satu acuan atau pedoman dalam proses
pembelajaran.

Semarang, 21 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1 Latar belakang................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................5
2.1 Sejarah Bangsa Indonesia..............................................................................5
A. Pengertian................................................................................................5
B. Kelahiran Bangsa Indonesia....................................................................7
C. Perkembangan Bangsa Indonesia............................................................10
2.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia.....................................................14
A. Pengertian................................................................................................14
B. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional............................................14
C. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara...............................................15
D. Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Negara.........................16
BAB III PENUTUP........................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi. Tenaga
kerja di Indonesia memiliki standar yang berbeda-beda, baik keterampilan yang
dimiliki maupun standar lain berupa pendidikan,pelatihan dan lainnya. Pengalaman
antar masyarakat yang berbeda- beda merupakan salah satu penyebab pengangguran
karena kekurangan tenaga ahli dalam bidang yang dibutuhkan. Ditambah lagi
pengangkatan angkatan kerja imigran yang ahli dari luar negeri yang menyebabkan
sumber daya manusia Indonesia tersaingi .
Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh
setiap negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Masalah pengangguran
ini selalu menjadi persoalan yang perlu dipecahkan dalam perekonomian Negara
Indonesia. Jumlah penduduk yang bertambah semakin besar setiap tahunnya membawa
akibat bertambahnya jumlah angkatan kerja. Tingginya tingkat pengangguran dalam
suatu Negara dapat membawa dampak negatif terhadap perekonomian Negara tersebut.
Pengangguran terjadi karena pertumbuhan angkatan tenaga kerja lebih tinggi dari
pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada. Pengangguran merupakan salah satu
indikator penting di bidang ketenagakerjaan, dimana tingkat pengangguran dapat
mengukur sejauh mana angkatan kerja mampu diserap oleh lapangan kerja yang ada.
Pengangguran yang tinggi dapat menjadi sumber utama kemiskinan, dapat memicu
kriminalitas yang tinggi serta dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang
(Artriyan, 2013).
Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja yang sedikit dapat menimbulkan
pengangguran. Dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun, pertambahan
angkatan kerja semakin besar, sedang bertambahnya angkatan kerja belum dapat
dikejar oleh pertambahan penyediaan kesempatan kerja/lapangan kerja. Sehubungan
dengan hal diatas gejala umum yang terdapat di daerah pedesaaan adalah tidak
seimbangnya antara jumlah penduduk dalam usia kerja dengan lapangan kerja yang
tersedia (Mubyarto dkk, 1979).

4
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) pengangguran dari 3 tahun terakhir yaitu
tahun 2016, tahun 2017 dan tahun 2018 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun
2016 jumlah pengangguran di Indonesia yaitu sebesar 5,6 % dari tenaga kerja, tahun
2017 menurun menjadi 5,5% dari jumlah tenaga kerja dan pada tahun 2018 kembali
menurun menjadi 5,3% dari jumlah tenaga kerja. Hal ini tentu merupakan awal yang
baik bagi Indonesia dalam mengurangi tingkat pengangguran. Karena itu, perlunya
analisis penyebab kenaikan jumlah kesepatan kerja, penyebab penurunnya
pengangguran, faktor yang menghambat dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengangguran di Indonesia dalam 3 Tahun Terakhir”

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi Ketenagakerjaan?
2. Apa saja masalah ketenagakerjaan di Indonesia ?
3. Bagaimanakah analisis kasus pengangguran yang terjadi dalam tiga tahun terakhir
(2016,2017, dan 2018) ?
4. Apa saja faktor penyebab pengangguran di Indonesia ?
5. Bagaimana cara mengatasi pengangguran di Indonesia ?
6. Bagaimana kontribusi yang dapat diberikan mahasiswa dalam menyelesaikan
masalah pengangguran ?
1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan definisi Ketenagakerjaan.
2. Memberi informasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
3. Menganalisis kasus pengangguran yang terjadi dalam tiga tahun terakhir (2016,2017,
dan 2018).
4. Mengetahui faktor penyebab pengangguran di Indonesia.
5. Memberi informasi tentang cara mengatasi pengangguran di Indonesia.
6. Menjelaskan kontribusi yang diberikan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
pengangguran di Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ketenagakerjaan


Ketenagakerjaan atau tenaga kerja merupakan bagian dari faktor produksi, oleh
karena itu tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan ekonomi maupun dalam
perekonomian suatu negara.
Definisi ketenagakerjaan menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk
tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah
berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja
disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja
ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun,
bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk
tenaga kerja.
a. Klasifikasi Tenaga Kerja
1) Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang pernah
memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum
pernah dilatih dalam bidang tersebut. Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan
dengan tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Tenaga kerja terdidik cenderung merupakan tenaga kerja yang belum
berpengalaman relatif lebih murah harganya karena tidak mempunyai
kekuatan posisi tawar yang tinggi terhadap balas jasa atau upah yang
diinginkan. Contoh profesi tenaga kerja terdidik yaitu Dokter, Arsitek.
2) Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah bekerja dan pernah
mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya.

6
Tenaga kerja ini adalah tenaga kerja yang membutuhkan keahlian di
bidang tertentu dengan melalui pelatihan atau pengalaman kerja. Contoh:
Sopir Bus, Musisi
Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai tingkat
produktivitas tinggi sehingga dapat secara langsung memberikan
sumbangan yang besar bagi perusahaan.
3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskill labour)
Tenaga kerja tidak terlatih adalah tenaga kerja di luar tenaga kerja
terdidik dan juga tenaga kerja terlatih.
Mereka umumnya hanya mengenyam pendidikan formal pada tataran
tingkat bawah dan tidak mempunyai keahlian yang memadai karena
memang belum ada pengalaman kerja, sehingga pekerjaan yang
dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian secara spesifik.
Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Sekolah
Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka dapat
digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih.
Tenaga kerja yang tidak terlatih adalah tenaga kerja yang paling
banyak tersedia di masyarakat, bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja
yang dibutuhkan, sehingga perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk
memilih tenaga kerja yang dianggap benar-benar memenuhi persyaratan
dan berkomitmen untuk ikut mengembangkan perusahaan.
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil, cenderung bekerja
dengan hanya mengandalkan tenaga saja tanpa ada keunggulan lain.
Contoh: Kuli.
Tenaga kerja ini dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
 Pekerja Lepas, atau biasa disebut dengan freelance adalah orang yang
bekerja sendiri dan tidak berkomitmen pada suatu perusahaan.
 Pekerja Kontrak, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan
dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati dalam perjanjian
tertulis.
 Pekerja Tetap, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan untuk
jangka waktu tidak tertentu.

7
2.2 Masalah Ketenagakerjaan yang ada di Indonesia
1. Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja

Kurangnya Infrastruktur dan pengajar yang baik untuk


memajukan pendidikan.(sumber: jabar.tribunnews.com)

Kuantitas tenaga kerja yang banyak tidak diimbangi dengan kualitas setiap
tenaga kerja yang cenderung rendah. Kualitas yang rendah disebabkan oleh
tingkat pendidikan mereka yang rendah atau belum memadai dengan jenis
pekerjaan yang ada. Ada juga yang pendidikannya cukup tinggi dan memadai
bagi sebuah pekerjaan namun tidak mampu bekerja sesuai keinginan. Hal ini
disebabkan karena mutu pendidikan yang rendah di beberapa instansi
pendidikan atau bisa juga karena daya serap yang kurang terhadap ilmu
pengetahuan. Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan faktor kurangnya
kualitas para pekerja. Kesehatan yang kurang fit akan sangat berpengaruh
terhadap kinerja seorang tenaga kerja. Penyebab dari kondisi kesehatan yang
kurang fit ini bisa disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang bergizi
tinggi. Sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih kesulitan
mendapat makanan yang bergizi tinggi. Kualitas angkatan yang rendah akan
mengurangi efektivitas serta efisiensi dalam pekerjaan. Selain itu, hasil kerja
yang diberikan pun juga kurang berkualitas. Selain mengalami kerugian, hasil
karya perusahaan di Indonesia pun tidak bisa bersaing dengan negara lain
karena kualitasnya yang rendah. Membangun kualitas tenaga kerja yang tinggi
mesti dimulai sejak mereka masih menjadi angkatan non kerja yang berusia 0-

8
14 tahun. Dengan begitu, mereka akan siap memasuki dunia kerja dengan
kualitas yang maksimal saat usianya masuk ke dalam usia angkatan kerja.

Pendidikan dan pelatihan yang berkualitas akan menghasilkan tenaga kerja


yang berkualitas pula. tetapi Indonesia belum memiliki itu semua, karena itu
masih banyak tenaga kerja di Indonesia yang belum mampu menciptakan hasil
produksi yang baik. Akibatnya, jumlah hasil produksi yang dihasilkan rendah
sendangkan biaya produksi tinggi. Tingginya biaya produksi tersebut yang
mengakibatkan hasil produksi Indonesia sulit bersaing dengan produk negara
lain. Selain itu, mutu tenaga kerja akan berpengaruh pada tinggi rendahnya upah
tenaga kerja. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga kerja memerlukan
adanya perhatian lebih dari pemerintah.

2. Jumlah Angkatan kerja yang Tidak Sebanding dengan Kesempatan Kerja

Job fair kerap diadakan untuk menarik para


pencari lapangan pekerjaan yang layak. (sumber:
koran-jakarta.com)

Jumlah penduduk yang besar akan menghasilkan angkatan kerja yang besar
pula. Angkatan kerja yang besar jika dimanfaatkan dengan baik maka akan
mempu meningkatkan perekonomian yang nantinya akan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat juga. Namun jika meningkatnya angkatan kerja yang
tidak diimbangi oleh banyaknya lapangan kerja yang tersedia, menyebabkan
beban tersendiri bagi sistem perekonomian. Angkatan kerja yang tidak
tertampung akhirnya berakhir menjadi pengangguran.

9
3. Persebaran Kerja yang Tidak Merata

Jakarta dan pulau jawa masih menjadi fokus


pembangunan (sumber: wikipedia.org)

Persebaran tenaga kerja tidak merata disebabkan karena terkonsentrasi


(terpusat)nya penduduk Indonesia di Pulau Jawa. Hampir 60 % penduduk
Indonesia berada di pulau Jawa. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak
semakin banyaknya jumlah pengangguran di pulau Jawa, sedangkan di luar
pulau Jawa pembangunan akan terhambat karena kekurangan tenaga kerja untuk
mengolah sumber daya yang ada.

Untuk pemecahan masalah tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan


beberapa kebijakan dalam rangka pemerataan pesebaran tenaga kerja. Berikut
ini beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah:

 Mengadakan transmigrasi

 Pemberdayaan tenaga kerja

 Pengembangan usaha sektor informal di daerah-daerah

Karena kebanyakan warga Indonesia masih berpikiran “Jawa Sentris” maka


pembangunan dan pekerjaan terfokus di Jawa. Hal ini menyebabkan tidak
meratanya pembangunan dan belum maksimalnya pengembangan sumberdaya
di daerah lain. Mindset yang selalu berfikir bahwa di Jawa pasti akan
mendapatkan pekerjaan, itu justru akan melemahkan daerah asalnya. Jika saja
para tenaga ahli pindah ke Jawa, maka otomatis daerah asal yang ditinggalkan

10
akan kekurangan tenaga ahli. Hal ini merupakan salah satu penyebab mengapa
banyak daerah yang tertinggal.

4. Pengangguran

Masalah pengangguran ini disebabkan oleh keempat masalah yang


disebutkan di atas, oleh karena itu pengangguran dapat di tekan atau diperkecil
bila keempat masalah tadi juga sudah dapat diatasi. Pengangguran di samping
disebabkan oleh keempat masalah tadi, bisa juga terjadi karena sering terjadinya
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ketergantungan angkatan kerja pada
lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan perusahaan. Mereka
lebih suka menunggu lowongan pekerjaan dibuka, jarang sekali angkatan kerja
yang berkeinginan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri melalui kegiatan
wirausaha.

Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja


mengakibatkan adanya angkatan kerja yang tidak terserap. Selain itu, terjadinya
krisis ekonomi dan kurangnya lapangan pekerjaan terkadang membuat
perusahaan tidak memiliki pilihan selain memutuskan tenaga kerjanya atau
dengan kata lain yaitu Pemutus Hubungan Kerja (PHK). Ditambah dengan
angkatan kerja tidak memenuhi persyaratan yang diminta oleh dunia usaha.

2.3 Analisis kasus pengangguran yang terjadi dalam tiga tahun terakhir
(2016,2017, dan 2018)

Pengangguran merupakan masalah yang sudah tidak biasa lagi bagi sebuah
Negara. Banyaknya penduduk membuat Indonesia menjadi Negara dengan
pengganguran yang cukup besar. Pengangguran yang besar menyebabkan
timbul akan kemiskinan, setelah kemiskinan akan timbul pula kejahatan pada
masyarakat. Masalah sebuah Negara tak jauh dari masalah satu dengan yang
lain. Di Indonesia bukan masalah ketidakmampuan tenaga kerja dalam
melaksanakan kerja, melainkan kurangnya lapangan pekerjaan disetiap
perusahaan ataupun yang lainnya. Kini banyak perusahaan yang memang hanya
menerima ahli dalam pekerjaannya. Padahal banyak anak lulusan SMK yang
ingin langsung bekerja, dan kini banyak pula sarjana S1 yang hanya
menganggur dirumah karena tidak adanya lowongan pekerjaan. Standar yang
tinggi dalam pekerjaan membuat orang orang ini kesulitan untuk mendapatkan
pekerjaan secara layak. Terutama pada daerah kota ataupun ibu kota, banyak

11
orang yang berfikir bahwa dikota pasti akan mendapat pekerjaan. Namun
prespektif itu justru tidak berlaku, tidak secara mentah perusahaan akan
menerima orang untuk dipekerjakan. Dan akhirnya berujung pada pekerjaan
yang seadanya. Tercatat bahwa Pengangguran Terbuka pada Agustus 2016
4,51% namun di kota TPT hampir menunjuk angka 7% tepatnya yaitu 6,60%.
Angka yang cukup tinggi untuk sebuah pengangguran yang ada di Indonesia.
Jika kita melihat sebuah berita yang diunggah pada 6 November 2018, terlihat
timeline yang cukup membuat terkejut “Bertambah 130 Ribu Jiwa,
Pengangguran Agustus 2018 menjadi 5,34%”. Angka yang besar dalam sebuah
pertambahan pengangguran. Dalam data BPS jika melihat tahun lalu Agustus
2017 jumlah pengangguran bertambah 40 ribu jiwa. Jumlah pekerja yang
berkurang lebih cepat dibandingkan berkurangnya angkatan kerja memicu
kenaikan pengangguran pada Agustus 2018 ini. Jika melihat tingkat
pengangguran di kota dan didesa nampaknya tingkat pengangguran diperkotaan
pada Agustus 2018 mencapai 6,45% dimana dari data tersebut disimpulkan
bahwa pengangguran naik dibandingkan pada Febuari 2018, tapi lebih rendah
dibandingkan pada Agustus 2017 yaitu 6,79%. Adapun pengangguran di
pedesaan pada Agustus 2018 meningkat menjadi 4,04% dari posisi pada Febuari
2018 yaitu 3,72% dan juga tercatat bahwa pengangguran meningkat dibanding
Agustus 2017 sebesar 4,01%.
Dalam mengatasi pengangguran tidaklah semudah membalikan telapak
tangan, perlu adanya program atau pun kebijakan yang dapat membantu
mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia ini. Jika melihat data yang
diperoleh dari sebuah berita yang diunggah pada 7 Mei 2018, dengan timeline
“Febuari 2018: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,13 persen,
Rata-rata upah buruh per bulan sebesar 2,65 juta rupiah” kita bisa melihat
bahwa jumlah angkatan kerja pada Febuari 2018 sebanyak 133,94 juta orang,
naik 2,39 juta orang dibanding Febuari 2017 dimana pada tahun tersebut TPT
mencapai 5,33% dan pada Febuari 2018 mencapai 5,13%. Sejalan dengan itu,
Tingkat Parisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 69,20% meningkat 0,18%
dibandingkan dengan Febuari 2017 yaitu mencapai 69,02%. Dalam satu tahun
terakhir, pengangguran berkurang 140 ribu orang, sejalan dengan TPT yang
turun menjadi 5,13%. Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) tertinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu
8,92%. Jika kita membandingkan, penduduk yang bekerja sebanyak 127,07 juta
orang, bertambah 2,53 juta orang dibanding Febuari 2017. Sebanyak 73,98 juta
orang (58,22%) penduduk bekerja di kegiatan informal, akan tetapi
presentasenya menurun sebesar 0,13% dibandingkan febuari 2017. Dari 127,07
juta orang sebesar 7,64% masuk kategori setengah menganggur dan 23,83%
pekerja paruh waktu. Dalam setahun terakhir, setengah penganggur dan pekerja
paruh waktu naik masing-masing sebesar 0,02% dan 1,31%.

12
2.4 Faktor Penyebab Pengangguran di Indonesia

Adapun faktor penyebab terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut :

1. Tidak sebanding penawaran dengan permintaan pekerja


Meningkatnya jumlah pekerja dari hari ke hari membuat sulitnya
mencari pekerjaan. Ledakan penduduk di Indonesia tidak dibarengi dengan
berkembangnya lapangan pekerjaan. Ketidaksebandingan ini dapat terjadi
karena permintaan terhadap tenaga kerja meningkat, namun penawarannya
tidak meningkat. Kini banyak lulusan muda yang menganggur hanya karena
menunggu adanya lowongan pekerjaan.
2. Turunnya pengeluaran total dan output
Jika pengeluaran total dan output menurun, maka permintaan terhadap
tenaga kerja sangat rendah. Ini sama halnya dengan meningkatnya jumlah
pengangguran. Hal ini terjadi karena kemampuan ekonomi suatu negara
lebih rendah dari kemampuan yang seharusnya dicapai.
Ketika siklus perekonomian sedang mengalami penurunan, maka para
pencari kerja dipaksa untuk menganggur karena terlalu banyaknya tenaga
kerja yang ingin bekerja, namun pekerjaan tersebut tidak tersedia.
3. Perubahan teknologi
Teknologi selalu berkembang seiring berjalannya waktu, dan ini
membutuhkan tenaga kerja yang mampu menyesuaikan dengan
perkembngan teknologi tersebut. Sebagian besar pekerjaan banyak
menggunakan teknologi modern sehingga membutuhkan operator lebih
sedikit dan menyebabkan jumlah tenaga kerja berkurang. Dapat
disimpulkan bahwa perkembangan teknologi telah mengurangi para pencari
kerja yang tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Teknologi telah mempu membuat mesin yang dapat menggantikan
pekerjaan manusia. Dengan kata lain, teknolohi telah mengurangi
kesempatan para pencari kerja.
4. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan
Para pekerja memiliki prefensi dan keahlian yang berbeda, mencari
pekerjaan yang tepat membutuhkan usaha dan waktu. Hal ini cenderung
mengurangi tingkat perolehan kerja. Pekerjaan yang berbeda membutuhkan
keahlian yang berbeda dan memberikan upah yang juga berbeda. Para
penganggur mungkin tidak menerima atau menolak pekerjaan ini. Dan
mencari pekerjaan yang lebih cocok dengan keahlian dan upahnya. Ketika
sebagian pekerja ingin berpindah atau mencari perkerjaan yang lebih baik
dengan meninggalkan pekerjaan lamanya, maka pekerja ini mencoba
mencari pekerjaan dengan upah dan keahlian yang lebih cocok.
5. Kurangnya pendidikan dan keterampilan
Faktor berikutnya yang menyebabkan pengangguran di Indonesia
adalah masalah keterampilan dan pendidikan. Kurangnya tingkatan
pendidikan akan menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk dijadikan

13
sebagai tenaga kerja. Orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan
tinggi biasanya hanya menjadi buruh kasar. Jika pekerjaan kasar tidak ada
dan tidak memiliki jiwa seorang pengusaha, maka seseorang dapat menjadi
pengangguran permanen. Selain itu, orang-orang yang tidak mendapatkan
cukup uang untuk mencapai pendidikan tidak mau menaikkan keterampilan
mereka seperti mengemudi, memasak, atau bertani.
6. Kemiskinan
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar penganggur berasal dari
orang-orang yang hidup di bawah kemiskinan. Meskipun tingkat kemiskinan
di Indonesia dapat dikurangi secara bertahap, jumlah pengangguran dapat
dikategorikan tinggi. Kebanyakan orang yang tumbuh di keluarga miskin
pada umumnya juga miskin. Itu karena mereka tidak memiliki kesempatan
untuk mendapatkan pendidikan, atau tidak memiliki persediaan yang cukup
untuk mengembara. Akhirnya, hal yang akan mereka lakukan adalah
menganggur. Kemiskinan adalah salah satu penyebab pengangguran di
Indonesia.
7. PHK
Salah satu hal yang paling menakutkan oleh karyawan swasta adalah
pemutusan hubungan kerja atau PHK. PHK akan terjadi karena berakhirnya
kontrak kerja atau pengurangan karyawan. Sebuah perusahaan bahkan akan
melakukan metode ini untuk menstabilkan sistem kerja. Pekerjaan sektor
pemerintah, yang dianggap paling aman, menjadi opsi berbahaya karena
pemerintah negara bagian dan lokal terus-menerus memotong pekerjaan.
8. Tempat tinggal jauh dari banyak lowongan pekerjaan
Daerah yang kurang berkembang biasanya akan menjadi sarang bagi
banyak pengangguran. Orang-orang di daerah terpencil biasanya memiliki
keinginan untuk sukses besar. Namun, apa kekuatannya jika domisili
mereka jauh dari kampung halaman dan tidak mendapatkan berkah dan
kesempatan yang sama untuk mencoba peruntungan mereka di tanah luar
negeri. Akhirnya, orang-orang seperti ini akan berakhir menganggur karena
mereka memilih keluarga, istri, dan anak-anak sebagai prioritas.
9. Pasar global
Di era pasar global bebas dan perdagangan global, maka pengangguran
akan menjadi masalah terbesar yang pernah ada. Akan ada banyak
perusahaan asing yang didirikan, tetapi mereka cenderung memasukkan
beberapa pekerja dari negara mereka daripada menggunakan tenaga kerja
asli. Selain itu, mereka memiliki alasan sendiri bahwa sebagian besar
keterampilan dan kemampuan Indonesia tidak memenuhi persyaratan
mereka. Akhirnya, penduduk lokal berakhir sebagai penganggur.
Seharusnya menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk membuat kebijakan
yang baik terhadap perusahaan asing. Mereka harus membatasi orang asing
yang menjadi pekerja di Indonesia.

14
2.5 Cara Mengatasi Pengangguran

1. Menyelenggarakan Bursa Tenaga Kerja

Cara mengatasi pengangguran yang pertama, yaitu menyelenggarakan bursa


tenaga kerja atau job fair. Bursa tenaga kerja ini merupakan tempat yang
mempertemukan antara pemberi kerja dengan pencari kerja. Dengan melakukan
cara ini, para pencari kerja tidak akan kesulitan lagi dalam mendapatkan
informasi lowongan pekerjaan yang sesuai dengan potensinya. Setiap pekerjaan
akan diisi oleh Sumber Daya Manusia yang sesuai di bidangnya dan pencari
kerja tinggal melakukan sistem seleksi untuk menentukan pihak yang layak
diterima untuk mengisi posisi yang ditawarkan. Adanya bursa kerja memang
salah satu penanganan pemerintah untuk merekrut lulusan terbaru dari berbagai
lapangan pekerjaan yang tersedia. Bursa tenaga kerja ini tentunya dapat
memberikan jumlah lapangan kerja untuk banyak orang. Hal ini memang sangat
mampu dalam mengatasi segala permasalahan mengenai permasalahan
pengangguran.

2. Memberikan Pelatihan Kerja


Pelatihan kerja juga merupakan salah satu cara mengatasi pengangguran
yang efektif dilakukan di Indonesia. Banyaknya masyarakat usia produktif
merupakan suatu potensi yang baik. Hal ini harus dimanfaatkan dengan
pemberian pendidikan yang berkualitas hingga tingkat perguruan tinggi.
Program pelatihan juga diperlukan untuk orang-orang yang ingin
mengembangkan keterampilan atau hobinya. Program dapat menciptakan
peluang untuk mencetak pekerja-pekerja yang memadai, baik dari segi
kuantitas, maupun kualitas. Pemerintah juga harus mengarahkan mereka untuk
berwiraswasta atau membuka lapangan pekerjaan.
3. Meningkatkan Mutu Pendidikan
Cara mengatasi pengangguran selanjutnya adalah dengan meningkatkan
mutu pendidikan. Ketahuilah semakin tinggi mutu pendidikan di Indonesia
maka akan membuat negara kita menjadi lebih maju. Tentu dengan mutu
pendidikan yang bagus maka akan membuat sumber daya manusia yang
berkualitas bagus. Pendidikan dapat dilakukan untuk menghasilkan generasi-
generasi penerus bangsa yang potensial dan merupakan hal yang sangat penting.
Hal ini harus diperhatikan pemerintah dalam mengatasi pengangguran.
4. Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan
Selanjutnya, seperti yang telah kita singgung sebelumnya, cara mengatasi
pengangguran yang juga sangat efektif adalah dengan meningkatkan jiwa
kewirausahaan. Hal ini juga dapat dilakukan sejak dini, dimulai dari sekolah.
Hal tersebut tentunya disebabkan karena apabila setiap orang sudah memiliki
sikap kewirausahaan maka tidak perlu bingung apabila lapangan pekerjaannya
kurang. Dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki tentunya akan membuat
setiap orang mampu mendirikan usaha ataupun bisnis sendiri sehingga dapat

15
memberikan lapangan pekerjaan bagi setiap orang. Oleh karena itu,
menanamkan jiwa kewirausahaan di sekolah juga merupakan hal yang
diprioritaskan. Sayangnya hal ini belum terlalu dilakukan dengan serius
sehingga masih belum tampak hasilnya.
5. Informasi Lowongan Kerja
Informasi mengenai lowongan pekerjaan juga sangat penting sebagai cara
mengatasi pengangguran. Saat ini, sudah begitu banyak media untuk
pemberitahuan mengenai lowongan pekerjaan di media massa, baik di media
cetak, maupun di media elektronik. Cara mengatasi pengangguran dengan
memberikan informasi setiap kali ada lowongan pekerjaan harus tetap
dilakukan. Dengan informasi-informasi ini, nantinya para pencari kerja bisa
menyesuaikan diri dan segera melengkapi persyaratan yang diperlukan untuk
suatu pekerjaan jika memang berminat dan sesuai dengan kemampuannya.
Lowongan pekerjaan juga harusnya dilakukan dengan transparan, sehingga
tidak ada praktek “lewat jalur belakang”.
6. Transmigrasi
Transmigrasi menjadi sangat penting bila kita membahas cara mengatasi
pengangguran. Hal ini terjadi karena bila terlalu banyak jumlah penduduk di
suatu daerah, hal itu juga akan membuat lapangan pekerjaan menjadi penuh,
ataupun bahkan kekurangan lapangan pekerjaan. Transmigrasi merupakan cara
mengatasi pengangguran dengan memindahkan penduduk dari daerah yang
jumlahnya padat ke daerah yang daerah jarang penduduknya. Dengan
melakukan transmigrasi, akan terbagi dengan seimbang porsi untuk
mendapatkan lapangan pekerjaan di berbagai daerah.

2.6 Kontribusi Mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pengangguran.

Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dituntut untuk berfikir kritis dan
berkotribusi positif bagi pembangunan ekonomi bangsa. Mahasiswa berperan
sebagai agen perubahan yang akan menentukan arah perubahan indonesia.
Mahasiswa juga dapat menyumbangkan pikran-pikiran kreatifnya dalam upaya
menggulangi masalah seta upaya pembangunan perekonomian Indonesia. Akan
tetapi tidak hanya cerdas dan berfikir kreatif namun mahasiswa juga harus
berkarakter.

Maka dari itu mahasiswa dapat berperan penting dalam mengatasi


permasalahan di negeri ini, salah satunya mengatasi permasalahan
pengangguran yang telah menjadi momok bagi negara Indonesia.

Untuk masalah pengangguran dikota-kota besar oleh disebabkan oleh


lapangan pekerjaan yang tersedia lebih sedikit di bandingkan para pencari kerja,

16
oleh sebab itu mahasiswa bisa membantu melalui beberapa hal. Hal pertama
adalah melakukan studi di suatu komunitas mengenai sebaran jenjang
pendidikan bagi para pencari kerja, kemudian melalui koneksi informasi yang
dimiliki (melalui ikatan alumni, atau koneksi dengan perusahaan-perusahaan
dan instansi pemerintahan) dapat menyebarkan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan para pencari kerja. Hal tersebut akan memberikan keuntungan
kepada kedua belah pihak, dimana para pencari kerja akan mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dan para pemilik lowongan kerja akan mendapatkan
banyak opsi pekerja yang mereka butuhkan.

Hal lain juga bisa dengan memberikan edukasi kepada masyarakat


mengenai peluang-peluang berwirausaha yang ada dan juga bisa menghadirkan
pihak perbankan dan mungkin pemerintah (diwakili kementrian koperasi dan
UKM) dalam sesi sharing tersebut yang berguna untuk memberikan informasi
mengenai sumber dana yang dibutuhkan untuk (kredit usaha rakyat dll) dan apa
yang harus dilakukan warga agar mendapatkan dana yang dibutuhkan memulai
sebuah usaha. Tidak dapat dipungkiri, banyak sekali warga yang kurang
mengerti informasi termasuk bagaimana mendapatkan dana untuk memulai
sebuah usaha. Dengan cara tersebut, sehingga dapat membuka lapangan kerja
baru untuk mengurangi masalah pengangguran yang ada di Indonesia ini.

Kontibusi lain yang dapat diberikan mahasiswa untuk mengatasi dan


mencegah pengangguran yaitu dengan pengabdian masyarakat. Pengabdian
masyarakat untuk mahasiswa dapat diterapkan di organisasi, di tugas kuliah, dan
melaui PKM (Program Kreativitas mahasiswa) dibidang pengabdian masyarakat
(PKM-PM). Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dimulai dari pengabdian
di daerah hilir. Salah satunya dengan mengembangkan bahan-bahan yang murah
dan banyak tidak terpakai didesa menjadi produk yang dapat bernilai jual tinggi.
Contohnya tas dari eceng gondok, eceng gondok merupakan tanaman yang ada
di daerah rawa-rawa atau danau. Eceng gondok yang sangat banyak biasanya
hanya dimanfaatkan dengan diolah menjadi makanan, tetapi apabila diinovasi,
eceng gondok dapat bernilai jual sangat tinggi dengan menjadikan beberapa
produk yang unik, misalnya anyaman, tas dari eceng gondok dan lain

17
sebagainya. Hal tersebut merupakan salah satu contoh pengabdian masyarakat
yang dapat diterapkan di pedesaan didekat rawa atau danau.

Serta masih banyak lagi peran mahasiswa yang sangat dibutuhkan untuk
kemajuan perekonomian negara. Namun mahasiswa tidak dapat bergerak
sendiri, tentu butuh bekerjasama dengan pemerintah. Ide-ide kreatif tersebut
tetap harus disalurkan kepada pemerintah untuk dipertimbangkan kelayakan ide-
idenya.

Dengan cara tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan peran mahasiswa


dalam pembangunan ekonomi, serta melahirkan mahasiswa berkarakter yang
peduli terhadap kehidupan bangsa dan dapat memberikan solusi untuk masalah-
masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ketenagakerjaan atau tenaga kerja merupakan bagian dari faktor produksi, oleh
karena itu tenaga kerja sangat penting dalam kegiatan ekonomi maupun dalam perekonomian
suatu negara.
Definisi ketenagakerjaan menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Masalah ketenagakerjaan yang ada di Indonesia:
1. Rendahnya kualitas tenaga kerja

2. Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja


3. Persebatan tenaga kerja yang tidak merata
4. Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang sudah tidak biasa lagi bagi sebuah Negara.
Banyaknya penduduk membuat Indonesia menjadi Negara dengan pengganguran yang cukup
besar. Standar yang tinggi dalam pekerjaan membuat orang orang ini kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan secara layak. Terutama pada daerah kota ataupun ibu kota, banyak
orang yang berfikir bahwa dikota pasti akan mendapat pekerjaan.
Adapun faktor penyebab terjadinya pengangguran adalah sebagai berikut :
1. Tidak sebanding penawaran dengan permintaan pekerja
2. Turunnya pengeluaran total dan output
3. Perubahan teknologi
4. Waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan
5. Kurangnya pendidikan dan keterampilan
6. Kemiskinan
7. PHK

19
8. Tempat tinggal jauh dari banyak lowongan pekerjaan
9. Pasar global
Berikut cara mengatasi pengangguran:
1. Menyelenggarakan Bursa Tenaga Kerja
2. Memberikan Pelatihan Kerja
3. Meningkatkan Mutu Pendidikan
4. Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan
5. Informasi Lowongan Kerja
6. Transmigrasi
Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda dituntut untuk berfikir kritis dan berkotribusi
positif bagi pembangunan ekonomi bangsa. Maka dari itu mahasiswa dapat berperan penting
dalam mengatasi permasalahan di negeri ini, salah satunya mengatasi permasalahan
pengangguran yang telah menjadi momok bagi negara Indonesia. Untuk masalah
pengangguran dikota-kota besar oleh disebabkan oleh lapangan pekerjaan yang tersedia lebih
sedikit di bandingkan para pencari kerja, oleh sebab itu mahasiswa bisa membantu melalui
beberapa hal. Hal pertama adalah melakukan studi di suatu komunitas mengenai sebaran
jenjang pendidikan bagi para pencari kerja, kemudian melalui koneksi informasi yang
dimiliki (melalui ikatan alumni, atau koneksi dengan perusahaan-perusahaan dan instansi
pemerintahan) dapat menyebarkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan para pencari
kerja. Hal lain juga bisa dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai peluang-
peluang berwirausaha yang ada dan juga bisa menghadirkan pihak perbankan dan mungkin
pemerintah (diwakili kementrian koperasi dan UKM) dalam sesi sharing tersebut yang
berguna untuk memberikan informasi mengenai sumber dana yang dibutuhkan untuk (kredit
usaha rakyat dll) dan apa yang harus dilakukan warga agar mendapatkan dana yang
dibutuhkan memulai sebuah usaha. Kontibusi lain yang dapat diberikan mahasiswa untuk
mengatasi dan mencegah pengangguran yaitu dengan pengabdian masyarakat.
B. SARAN

20
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja

https://www.zonasiswa.com/2014/12/ketenagakerjaan-pengertian-klasifikasi.html

https://blog.ruangguru.com/jenis-tenaga-kerja-dan-permasalahannya

https://kotamobaguonline.com/2016/10/permasalahan-tenaga-kerja-dan-solusinya/

http://rahmaovitasari.blogspot.com/2017/03/kontribusi-mahasiswa-dalam-mengentaskan.html

21

Anda mungkin juga menyukai