Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

“TENTANG ANGKA PENGANGGURAN YANG


MASIH TINGGI DI INDONESIA”

OLEH

RIFKA ULIANI
018191697

XII MIPA 4
SMAN 12 BONE
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT.karena atas limpahan rahmat, ridha,
dan karunianya sehingga “Laporan tentang angka pengangguran yang masih tinggi di
Indonesia” dapat selesai dengan tepat waktu. Tak lupa pula shalawat dan salam saya panjatkan
atas diutusnya Nabi Muhammad SAW. Yang mana atas perjuangan beliau kita dapat
merasakan kehidupan seperti sekarang ini.
Saya ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurang yang
terdapat dalam laporan ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Maroanging, 29 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................4
A.Latar Belakang..............................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.........................................................................................................7
C.Tujuan Penelitian..........................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................8
A. Pengertian Pengangguran..............................................................................................8
B. Keadaan Pengangguran di Indonesia..........................................................................10
C. Faktor Penyebab Meningkatnya Angka Pengangguran di Indonesia ........................11
D. Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat............................................11
E. Cara Mengurangi Tingkat Pengangguran di Indonesia..............................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................................14


A.Kesimpulan..................................................................................................................14
B.Saran............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi setiap
negara. Jika berbicara tentang masalah pengangguran, berarti tidak hanya berbicara tentang
masalah sosial tetapi juga berbicara tentang masalah ekonomi, karena pengangguran selain
menyebabkan masalah sosial juga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu negara khususnya negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
Menurut Todaro (1997) pembangunan ekonomi tidak dapat diukur sematamata dari
tingkat pertumbuhan pendapatan atau pendapatan per kapita, namun harus pula melihat
bagaimana pendapatan tersebut didistribusikan kepada penduduk dan mengetahui siapa
yang mendapat manfaat dari pembangunan tersebut. Pembangunan ekonomi sebuah negara
dapat dilihat dari beberapa indikator perekonomian. Salah satu diantaranya adalah tingkat
pengangguran. Berdasarkan tingkat pengangguran dapat dilihat kondisi suatu negara,
apakah perekonomiannya berkembang atau lambat dan atau bahkan mengalami
kemunduran. Selain itu dengan tingkat pengangguran, dapat dilihat pula ketimpangan atau
kesenjangan distribusi pendapatan yang diterima suatu masyarakat negara tersebut.
Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari tingginya tingkat perubahan angkatan kerja
yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan
tenaga kerja yang cenderung kecil persentasenya. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat 2
pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang siap bekerja.
Pengangguran merupakan masalah yang saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan di Indonesia. Jumlah penganggur mengalami peningkatan. Sementara itu
tingkat pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan,
dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
Menurut data Badan Pusat Statistik dalam Statistik Indonesia Tahun 2013, jumlah
penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus tahun 2010 berjumlah 237.641.326 jiwa
dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% setiap tahunnya. Jumlah penduduk
yang besar ini pada tahun 2013 menempatkan Indonesia pada posisi ke empat dunia jumlah
penduduk terpadat (Wikipedia, 2013).
Namun peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang besar serta pertumbuhan
ekonomi yang cukup stabil belum diikuti dengan pengurangan laju pengangguran.
Berdasarkan data Statistik Indonesia 2013, pada tahun 2011 jumlah Angkatan Kerja
Indonesia adalah sebesar 117.376.485 jiwa dan angka pengangguran terbuka di Indonesia
berjumlah 7.700.086 jiwa. Dari angka tersebut persentase jumlah angkatan kerja terhadap
kesempatan kerja secara nasional adalah sebesar 93,44 persen, sedangkan sisanya 6.56%
adalah pengangguran. Sedangkan di Sumatera Barat pada tahun 2012 berdasarkan 3 data
badan pusat statistik tercatat jumlah angkatan kerja sebanyak 2.179.826 orang. Dari jumlah
tersebut terdapat sebanyak 142.184 orang pengangguran.
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat tidak diikuti dengan pertumbuhan jumlah
kesempatan kerja telah memberikan dampak buruk terhadap pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan angkatan kerja yang semakin tinggi setiap tahunnya, sedangkan perluasan
kesempatan kerja belum memadai. Akibatnya jumlah penggangguran terus bertambah.
Sama seperti yang terjadi di Indonesia secara keseluruhan, provinsi Sumatera Barat juga
memiliki persoalan pengangguran. Menurut Badan Pusat Statistik dalam Sumatera Barat
Dalam Angka 2013 jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada tahun 2012 berjumlah
2.179.826 jiwa dengan jumlah penduduk bekerja sebanyak 2.037.642 jiwa atau 93,47% dari
jumlah angkatan kerja. Sedangkan jumlah pengangguran pada tahun 2012 adalah sebesar
142.184 jiwa atau 6.53% dari jumlah angkatan kerja.
Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional Sumatera Barat Triwulan IV 2012
melaporkan sepanjang Februari 2011 - Februari 2012, jumlah penduduk yang menganggur
di Sumatera Barat mengalami penurunan dari 162,5 ribu orang menjadi 146,97 ribu orang
atau sekitar 6,76% dari jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
menurun dari 7,14% menjadi 6,25%. TPT Sumbar tersebut berada dibawah angka TPT
nasional pada periode terakhir di 2011 yang mencapai 6,56%. Sebaliknya, bila
dibandingkan dengan daerah-daerah di sekitar Sumbar, angka pengangguran tersebut masih
jauh lebih tinggi dibandingkan angka pengangguran di Jambi 4 dan Riau yang masing-
masing mencapai 3,65% dan 5,17% (Bank Indonesia, 2012).
Berkaitan dengan masalah pengangguran, maka ada beberapa faktor yang berkaitan
dan mempengaruhinya. Yang pertama adalah Tingkat Kesempatan Kerja. Menurut Badan
Pusat Statistik kesempatan kerja merupakan perbandingan antara penduduk yang bekerja
dengan penduduk usia kerja.
Faktor selanjutnya adalah tingkat upah. Upah merupakan kompensasi yang diterima
oleh satu unit tenaga kerja yang berupa jumlah uang yang dibayarkan kepadanya (Mankiw,
2000).
Upah Minimum Provinsi masuk sebagai salah satu variabel didalam penelitian ini
karena secara teoritis pemintaan tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat upah. Adanya
kebijakan pemerintah dalam penetapan upah seperti dalam penetapan Upah Minimum
Provinsi sangat diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan kepentingan antara
pengusaha dan pekerja. Adanya perbaikan upah berarti akan ada peningkatan pendapatan
dan daya beli masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat akan menyebabkan
peningkatan permintaan barang dan jasa yang secara makro akan mendorong
perkembangan pada perusahaan.
Faktor selanjutnya yang berpengaruh terhadap tingkat pengangguran adalah inflasi.
Inflasi adalah suatu proses yang menunjukkan kenaikan harga umum yang berlangsung
terus menerus. Sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga barang
dalam periode waktu tertentu (Sukirno, 2000). Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi
kenaikan harga 5 hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga tersebut tidak dapat
disebut inflasi.
Faktor selanjutnya yang berpengaruh terhadap tingkat pengangguran yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah Beban Tanggungan Penduduk (Dependency Ratio).
Beban Tanggungan Penduduk (Dependency Ratio) yaitu angka yang menggambarkan
perbandingan banyaknya orang yang tidak produktif (65 tahun), dengan banyaknya orang
yang termasuk kedalam usia produktif (Agustian, 2004). Pada negara berkembang, salah
satu implikasi tingginya angka kelahiran adalah hampir 40 persen penduduknya terdiri dari
anak-anak berumur kurang dari 15 tahun, sehingga angkatan kerja produktif di negara-
negara berkembang harus menanggung beban yang lebih banyak. Apabila pendapatan
tenaga kerja sebagian besarnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi
tanggungan maka pembangunan akan terhambat karena salah satu sumber dana yang
digunakan dalam pembangunan adalah dana dari masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
2. Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia?
3. Apa faktor penyebab meningkatnya angka pengangguran di Indonesia?
4. Bagaimana cara mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keadaan pengangguran di Indonesia.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab meningkatnya pengangguran di Indonesia.
3. Mengidentifikasi cara mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengangguran
Pengertian Dasar (munurut Beberapa Ahli) Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah
bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari
pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. Menurut
Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap.
Lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan. Sadono
Sukirno, Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Payman J.
Simanjuntak, Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang
tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Menakertrans, Pengangguran adalah
orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan
tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
Adapun macam-macam pengangguran diantaranya yaitu:
a) Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
1) Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari
35 jam selama seminggu.
3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal.
b) Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
1) Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran yang
sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan
kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya :
Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk
sementaramenganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan
yang baru yang lebih baik.
2) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi. Contohnya: Di suatu perusahaan ketika sedang
maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya
merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau
pemecatan.
3) Pengangguran struktural (structural unemployment)adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka
panjang. Contohnya: Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi
daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur. Pengangguran
struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti: permintaan
berkurang, kemajuan dan pengguanaan teknologi, kebijakan pemerintah
4) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment) adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur. Contohnya: pada musim panen, para petani bekerja
dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5) Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada
penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah
ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.
6) Pengangguran Politis, Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan
pemerintah yang secara langsungatau tidak, mengakibatkan pengangguran.
Misalnya penutupan Bank-bank bermasalahsehingga menimbulkan PHK.
7) Pengangguran Deflatoir, Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup
tersedianya lapangan pekerjaandalam perekonomian secara keseluruhan, atau
karena jumlah tenaga kerja melebihikesempatan kerja, maka timbullah
pengangguran.
B. Keadaan pengangguran di Indonesia
Angkatan kerja pada Februari 2015 sebanyak 128,3 juta orang, bertambah sebanyak
6,4 juta dibanding pada bulan Agustus 2014.
Penduduk bekerja pada Februari 2015 sebanyak 120,8 juta orang, bertambah 6,2 juta
orang dibanding keadaan agustus 2014 atau bertambah 2,7 juta orang dibanding keadaan
Februari 2014.
Tingkat pengangguraan terbuka (TPT) Februari 2015 sebesar 5,81 persen menurun
dibanding TPT Agustus 2014 (5,94 persen) dan meningkat dibandingkan TPT Februari
2014 (5,70 persen).
Selama setahun terakhir Februari 2014-Februari 2015) kenaikan penyerapan tenaga
kerja terjadi terutama di Sektor Industri sebanyak 1,0 juta orang (6,43 persen), Sektor Jasa
Kemasyarakatan sebanyak 930 ribu orang (5,03 persen), dan Sektor Perdagangan sebanyak
840 ribu orang (3,25 persen).
Penduduk bekerja diatas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Februari 2015
sebanyak 85 ,2 juta orang (70,48 persen), sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15
jam per minggu sebanyak 7,5 juta orang (6,24 persen).
Pada Februari 2015, penduduk bekerja masih didominasi oeh mereka yang
perpendidikan SD ke bawah sebesar 45,19 persen, sementara penduduk bekerja dengan
pendidikan sarjana ke atas hanya sebesar 8,29 persen.
Secara umum, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di
Indonesia pada bulan Agustus tahun 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu
orang disbanding dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa.
C. Faktor Penyebab Meningkatnya Angka Pengangguran di Indonesia
Pengangguran disebabkan oleh jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah yang lainnya.
Kemiskinan adalah akibat utama dari masalah pengangguran. Walau seseorang pada
awalnya memiliki uang yang banyak, orang yang yang menggangur tersebut maka dalam
waktu yang lama tentu akan menjadi miskin perlahan. Secara individu, orang yang
menganggur tentu saja akan merasa stress dan depresi karena tidak bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dia juga akan dikucilkan oleh masyarakat. Dari kemiskinan
tersebut akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang semakin meningkat dan juga
meningkatnya jumlah pengemis tau gelandangan.
Pengangguran di Indonesia meningkat dikarenakan oleh tingkat pendidikan yang masih
rendah. Disamping itu semakin berkurangnya lapangan pekerjaan bagi mereka yang hanya
mendapat pendidikan sekolah sampai ke jenjang sekolah lanjut atas. Perkembangan zaman
yang semakin membutuhkan tenaga ahli di berbagai bidang sesuai spesifikasi keilmuan,
menyebabkan para lulusan sekolah lanjut atas hanya bisa menjadi pegawai toko, buruh
pabrik, dll.
Tingkat pengangguran yang tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan, dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Dalam jangka panjang pengangguran dapat menurunkan pendapatan ekonomi suatu negara
dan dapat meningkatkan biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
D. Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan
kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat
penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat
meliputi hal-hal berikut ini:
1. Pendapatan Per Kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan
membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan
pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka
pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah
pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih
bekerja tetap.
2. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut
sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak
ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang
yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung
berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang
ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di
tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka
waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang tidak jelas.
4. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-
biaya sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan
sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
E. Cara Mengurangi Tingkat Pengangguran di Indonesia
Masalah penganguran sudah menjadi masalah pelik di Indonesia. Cara mengatasi
pengangguran memanglah tidak mudah, dibutuhkan kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat secara keseluruhan. Meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia, dapat
diupayakan solusi solusi yang dapat menurunkan angka pengangguran dan memperbaiki
perekonomian di Indonesia. Diperlukan beberapa cara untuk mengatasi pengangguran,
yaitu:
1. Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran adalah
rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga mereka yang berpendidikan rendah
tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
2. Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang bersifat padat karya yang
yang lebih banyak sehingga dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
3. Tak hanya pemerintah, masyarakat pun dihimbau untuk dapat menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain.
4. Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan kursus menjahit, pelatihan membuat
kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang didirikan di banyak daerah,
sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal
keterampilan yang sudah mereka miliki.
5. Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsug
bekerjasama dengan bank-bank tertentu untuk member kredit kepada masyarakat yang
kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat membantu mereka untuk mendirikan
suatu usaha.
6. Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non formal bisa berupa keterampilan
khusus, kemampuan berkomunikasi atau peningkatan EQ, serta dirahkan untuk menjadi
lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-
mata sebagai lulusan sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Penyebab
pengangguran di Indonesia disebabkan oleh besarnya anngkatan kerja yang tidak seimbang,
kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik yang tidak seimbang, penyediaan dan
pemanfaatan tenaga kerja tidak seimbang.
B. Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran ini pemerintah diharapkan untuk
menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak agar peluang masyarakat untuk bekerja
menjadi banyak sehingga mekera bisa mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari mereka.

Anda mungkin juga menyukai