“PENGANGGURAN”
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “Pengangguran” dengan sebaik-baiknya.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Tuhan dengan ganjaran yang
berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Akhirnya,
saya berharap makalah ini dapat menambah keilmuan masyarakat.
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
jumlahpenduduk usia produktif terus meningkat dan menurunnya penduduk usia
nonproduktif (0-14) serta kecenderungan naiknya penduduk manula (>65)
keadaanini menggambarkan terjadinya penurunan rasio usia ketergantungan. Jika
rasioketergantungan terus menunjukkan penurunan, maka hal tersebut mempunyai
dampak ekonomis dengan adanya bonus demografi yaitu keadaan dimana
rasioketergantungan menunjukkan angka yang paling rendah dan tingginya
pendudukusia produktif. Dependency ratio atau rasio ketergantungan merupakan
salah satu indikator demografi penting yang secara kasar dapat menunjukkan
keadaan ekonomi suatunegara.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pengangguran
4
B. Berdasarkan Jam Kerja
5
berkurangv Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologiv Akibat
kebijakan pemerintah
d) Pengangguran musiman ( seasonal Unemployment )Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaanekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya: padamusim panen, para petani bekerja dengan giat,
sementara sebelumnya banyakmenganggur.
e) Pengangguran teknologiPengangguran teknologi adalah pengangguran
yang terjadi akibat perubahan ataupenggantian tenaga manusia menjadi
tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum adapenggilingan padi, orang yang
berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah adamesin penggilingan
padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f) Pengangguran PolitisPengangguran ini terjadi karena adanya peraturan
pemerintah yang secara langsungatautidak, mengakibatkan pengangguran.
Misalnya penutupan Bank-bank bermasalahsehinggamenimbulkan PHK.
g) Pengangguran DeflatoirPengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup
tersedianya lapanganpekerjaandalam perekonomian secara keseluruhan,
atau karena jumlah tenaga kerjamelebihikesempatan kerja, maka timbullah
pengangguran.
C. Penyebab Pengangguran
6
Selain usia muda,pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah,
tinggal di pulau Jawa danberlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan
juga lebih banyak terjadi padapenganggur wanita dan pengaggur
terdidik.Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di
muara yang tidakbisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari
hulu.Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah
pengangguran adalah sektorkependudukan, pendidikan dan ekonomi.Ada tiga
asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan
setengahpengangguran.
7
perkapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih
bekerja tetap
b) Pendapatan NegaraOrang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa
upah/gaji, Upah/gaji tersebutsebelum sampai di tangan penerima dipotong
pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak inimerupakan salah satu sumber
pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yangbekerja maka
pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderungberkurang.
c) Beban PsikologisSemakin lama seseorang menganggur semakin besar beban
psikologis yangditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia
memiliki status sosial ditengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak
memiliki pekerjaan dalam jangkawaktu lama akan merasa rendah diri
(minder) karena statusnya yang tidak jelas
d) Munculnya Biaya SosialTingginya tingkat pengangguran akan
menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosialseperti biaya pengadaan
penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat
kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.
8
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan
GNPP tersebut,menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa
terhadap masalahketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan
pengangguran. Menyadari bahwa upayapenciptaan kesempatan kerja itu bukan
semata fungsi dan tanggung jawab DepatemenTenaga Kerja dan Transmigrasi,
akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua,pihak pemerintah baik pusat
maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Olehkarena itu, dalam
penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baikpemerintah
maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yangseluas-
luasnya.
9
itu perlu segera dibahas dan disederhanakansehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakanlapangan
kerja.
e) Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnyadaerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosikeberbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untukikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dankebudayaan
yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat
f) Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitanusaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut makakegiatan proses produksi akan menjadi lebih
efisien dan murah karena pengadaan bahanbaku bisa dilakukan secara
bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergidengan PT.
PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali,sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran terjadidisebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan
kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga kompetensi pencari
kerja tidak sesuai dengan pasarkerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi
pasar kerja bagi para pencari kerja.Setiap penganggur diupayakan memiliki
pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinyaproduktif dan remuneratif sesuai
Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semuamasyarakat Indonesia.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Kartika Sari. Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press.
Hill, Linda dan Robert Nathan. Konseling Karier. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fadila dan Hartini. “Konsep Diri Anak Jalanan di Kabupaten Rejang Lebong”.
Mahanani, Diah Putri. “Konsep Diri Anak Jalanan” (Studi Kasus Pada Anak
12