Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENGANGGURAN”

DISUSUN OLEH :

YEVI PERMATASARI (NPM 220220026

UNIVERSITAS PROF Dr. HAZAIRIN, SH


BENGKULU
TAHUN AJARAN 2024
FAKULTAS EKONOMI PEMBANGUNGAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang “Pengangguran” dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi


mengenai motivasi dan kebutuhan manusia sehingga mampu disampaikan kepada
masyarakat sekitar dan bermanfaat untuk kehidupan khususnya di bidang
pendidikan.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Tuhan dengan ganjaran yang
berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak
menutup kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sekalian. Akhirnya,
saya berharap makalah ini dapat menambah keilmuan masyarakat.

Bengkulu, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR
ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................3
C. Tujuan ..................................................................................................................3
BAB II TINJUAN PUSTAKA ..............................................................................4
A. Pengertian Pengangguran ....................................................................................4
B. Berdasarkan Jam Kerja ........................................................................................5
C. Penyebab Pengangguran ......................................................................................6
D. Tingkat Pengangguran Di Indonesia ...................................................................7
E. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran ...................................................................8
F. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (Gnpp) .................................9
G. Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran ..................................10
BAB III PENUTUP ..............................................................................................11
A. Kesimpulan .......................................................................................................11
B. Saran ..................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dansulit


untuk dihindari bagi suatu negara, baik di negara berkembang maupun
negaramaju, namun pada umumnya tingkat pengangguran cenderung lebih tinggi
dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang. Pengangguran
merupakankeadaan dimana seseorang tidak memiliki pekerjaan, bekerja kurang
dari waktukerja, atau sedang mencari kerja (Rafiq et al, 2010).

Tingginya angkapengangguran mempunyai dampak buruk yang dapat


menimbulkan masalah sosial seperti tindakan kriminalitas dan menurunkan
kemakmuran, semakin turunnyatingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah
lain seperti kemiskinan (Sukirno, 2000).

Stober (2015) mengatakan bahwa tidak ada negara tanpa


penganggurandantingkat pengangguran merupakan salah satu alat dasar untuk
mengukur kinerjaekonomi setiap negara. Tingkat pengangguran juga merupakan
indikator bagi investor asing dalam menganalisis sehat atau tidaknya
perekonomian suatu negarayang dapat mempengaruhi keputusan untuk
berinvestasi pada negara tersebut, karena tingkat pengangguran yang rendah dapat
menggambarkan stabilnyaperekonomian sehingga investor asing tertarik untuk
berinvestasi dan begitupun sebaliknya. Indonesia merupakan negara berkembang
dengan jumlah pendudukyangbesar, yang berarti Indonesia memiliki modal
tenaga kerja yang melimpah namunjuga memberikan tingkat kesempatan
penduduk untuk menganggur menjadi tinggi jika tidak diiringi dengan
pertumbuhan lapangan kerja. Pada 26 tahun terakhir tingkat pengangguran di
Indonesia tercatat mengalami trend yang berfluktuatif, yang mana pada 1990-an
tingkat pengangguran relatif lebih kecil karena beradapada angka 2 persen, namun
terus meningkat setiap tahunnya dan berfluktuasi setelah mencapai tingkat
tertinggi pada tahun 2005 yang mencapai 11 persenhingga pada tahun 2015
tingkat pengangguran terbuka tercatat sebanyak5,99persen (BPS).

Jumlah penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan disetiap


tahunnyameskipun laju pertumbuhan penduduk semakin menurun, hal ini
disebabkankarena penurunan angka kelahiran yang lebih cepat dari pada
penurunan angkakematian. Peningkatan jumlah penduduk pada setiap tahunnya
dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur umur penduduk sehingga

1
jumlahpenduduk usia produktif terus meningkat dan menurunnya penduduk usia
nonproduktif (0-14) serta kecenderungan naiknya penduduk manula (>65)
keadaanini menggambarkan terjadinya penurunan rasio usia ketergantungan. Jika
rasioketergantungan terus menunjukkan penurunan, maka hal tersebut mempunyai
dampak ekonomis dengan adanya bonus demografi yaitu keadaan dimana
rasioketergantungan menunjukkan angka yang paling rendah dan tingginya
pendudukusia produktif. Dependency ratio atau rasio ketergantungan merupakan
salah satu indikator demografi penting yang secara kasar dapat menunjukkan
keadaan ekonomi suatunegara.

Mantra (2000) menyatakan bahwa semakin tinggi rasio


ketergantunganmaka semakin buruk beban tanggungan penduduk, karena
sebagiandari pendapatan yang diperoleh golongan produktif, terpaksa harus
dikeluarkan untukmemenuhi kebutuhan mereka yang belum produktif. Pada
umumnya, negara-negara yang sedang berkembang dengan tingkat fertilitas yang
tinggi mempunyai angka rasio beban tanggungan yang tinggi. Namun di
Indonesia rasioketergantungan menunjukkan penurunan sejak tahun 1990 dimana
rasiousiaketergantungan (age dependency ratio)

Indonesia mencapai 68 persen danterusmenurun hingga tahun 2015


tercatat sebanyak 48 persen. Masalah lain yang melanda perekonomian negara
adalah pertumbuhanekonomi, melalui GDP (Gross Domestic Product) atau PDB
(Produk DomestikBruto) pertumbuhan ekonomi dijadikan tolak ukur keberhasilan
perekonomiansuatu negara dan PDRB untuk setiap wilayah lininya.
Dalampembangunanekonomi, pertumbuhan ekonomi mempunyai peran yang
penting karena denganpertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat memicu
keberhasilan pembangunanekonomi yang akan mewujudkan pemerataan
kemakmuran penduduk dalamsuatunegara.

Permasalahan pengangguran memang sangat kompleks untuk dibahas


danmerupakan isu penting disuatu negara, karena tingginya angka
penganggurandapat menimbulkan berbagai masalah seperti gejolak sosial hingga
politikyangdapat menganggu stabilitas ekonomi negara. Selain itu pengangguran
dapat dikaitkan dengan beberapa indikator ekonomi yang dapat mempengaruhi
tingkat pengangguran seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan
rasioketergantungan (dependency ratio) negara bersangkutan. Apabila di suatu
negarapertumbuhan ekonominya mengalami kenaikan, diharapkan akan sangat
berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran. Sedangkan tingkat inflasi
yang tinggi akan berpengaruh pada penurunan jumlah pengangguran (Sukirno,
2008). Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini akan diteliti
tentangbagaimana hubungan antara pertumbuhan ekonomi, inflasi dan
dependency ratiodalam mempengaruhi tingkat pengangguran selama periode 1990
hingga 2015 di Indonesia

2
B. Rumusan Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang dengan berbagai


permasalahanekonomi yang dihadapi. Indikator-indikator ekonomi yang sering
diamati adalahpengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta dependency
ratioyangmana setiap perubahannya dapat menggambarkan keberhasilan ekonomi.
Di Indonesia pertumbuhan ekonomi mengalami trend yang berfluktuatif
namuncenderung stabil selama periode 1990 hingga 2015, diikuti Inflasi yang
selaluberfluktuasi setiap tahunnnya diiringi dengan tingkat pengangguran
yangcenderung naik namun diikuti dengan rasio ketergantungan yang
semakinmenurun. Berdasarkan penjelasan latar belakang tesebut maka
permasalahandalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh serta hubungan inflasi terhadap tingkat


2. pengangguran Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh dan hubungan pertumbuhan ekonomi
terhadaptingkat pengangguran di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh dan hubungan rasio ketergantungan di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk


mendiskripsikandanmengevaluasi tentang fenomena tingkat pengangguran di
Indonesia sertamenganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi dan
dependency ratioterhadap pengangguran di Indonesia

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengangguran

Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi


pengangguran.Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu
keadaan di manaseseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak
memiliki pekerjaan dansecara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus
penduduk 2001mendefinisikan pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja
sama sekali atau bekerjakurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperolehpekerjaan (BPS, 2001: 8).Menurut Sukirno
(2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalamperekonomian yang
secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya.Selanjutnya

International Labor Organization (ILO) memberikan definisi


pengangguran yaitu:v Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk
kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan
bersedia menerima pekerjaan, sertasedang mencari pekerjaan.v Setengah
pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruhkaryawan
dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu
secaraterpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari
pekerjaan lain ataumasih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS,
2001:4).Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
menyatakan bahwa:v Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja
kurang dari 35 jam perminggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih
bersedia menerima pekerjaanlain.v Setengah pengangguran sukarela adalah orang
yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu namun tidak mencari pekerjaan dan
tidak bersedia menerima pekerjaan lain(BPS, 2000: 14).

Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek


psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkankekacauan
politikkeamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan danpembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNPdan pendapatanper
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal
istilah pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa
dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang 2.2
Macam-Macam Pengangguran

4
B. Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam

a) Pengangguran Terselubung ( Disguissed Unemployment ) adalah tenaga kerja


yangtidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang
tidakbekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerjasetengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jamselama seminggu.
c) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment ) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karenamemang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal

. Berdasarkan Penyebab TerjadinyaBerdasarkan penyebab terjadinya,


pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam

Pengangguran friksional (frictional unemployment )Pengangguran friksional


adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkanadanya kendala
waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja denganpembuka
lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak
mampumemenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin
maju suatuperekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan
sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Contohnya :

a) Perpindahan tenagakerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk


sementaramenganggur. Berhentidari pekerjaan yang lama, mencari
pekerjaan yang baru yang lebih baik
b) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment )Pengangguran
konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahangelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus
ekonomi. Contohnya: Di suatuperusahaan ketika sedang maju butuh
tenaga kerja baru untuk perluasan usaha Sebaliknya ketika usahanya
merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan HubunganKerja) atau
pemecatan.
c) Pengangguran struktural ( structural unemployment )Pengangguran
struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
strukturekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya:
Suatu daerah yang tadinyaagraris (pertanian) menjadi daerah industri,
maka tenaga bidang pertanian akanmenganggur. Pengangguran struktural
bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan,seperti:v Akibat permintaan

5
berkurangv Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologiv Akibat
kebijakan pemerintah
d) Pengangguran musiman ( seasonal Unemployment )Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaanekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya: padamusim panen, para petani bekerja dengan giat,
sementara sebelumnya banyakmenganggur.
e) Pengangguran teknologiPengangguran teknologi adalah pengangguran
yang terjadi akibat perubahan ataupenggantian tenaga manusia menjadi
tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum adapenggilingan padi, orang yang
berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah adamesin penggilingan
padi maka mereka tidak bekerja lagi.
f) Pengangguran PolitisPengangguran ini terjadi karena adanya peraturan
pemerintah yang secara langsungatautidak, mengakibatkan pengangguran.
Misalnya penutupan Bank-bank bermasalahsehinggamenimbulkan PHK.
g) Pengangguran DeflatoirPengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup
tersedianya lapanganpekerjaandalam perekonomian secara keseluruhan,
atau karena jumlah tenaga kerjamelebihikesempatan kerja, maka timbullah
pengangguran.

C. Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerjatidak


sebandingdengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkalimenjadi masalah dalam perekonomiankarena dengan
adanya pengangguran, produktivitasdan pendapatan masyarakatakan berkurang
sehingga dapat menyebabkantimbulnya kemiskinandan masalah-masalah
sosiallainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah penganggurandengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam
persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi
pengeluarankonsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran
dankesejahteraan.

Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkanefek


psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunanekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNPdan
pendapatan per kapitasuatu negara.

D. Tingkat Pengangguran Di Indonesia

Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus


menaik, dari4,18 juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda.

6
Selain usia muda,pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah,
tinggal di pulau Jawa danberlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan
juga lebih banyak terjadi padapenganggur wanita dan pengaggur
terdidik.Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di
muara yang tidakbisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari
hulu.Sektor di hulu yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah
pengangguran adalah sektorkependudukan, pendidikan dan ekonomi.Ada tiga
asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan
setengahpengangguran.

Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekandari


2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-
2009.Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9
persen padaperiode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4
persen. Kedua, dapatditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen
pada periode 2005-2009 dariperiode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1
persen. Ketiga, transformasi sektorinformal ke sektor formal dapat dipercepat baik
di daerah perkotaan maupun pedesaanterutama di sektor pertanian, perdagangan,
jasa dan industri.

E. Cara-cara Mengatasi Pengangguran

Untuk itu perlu diupayakan cara mengatasi pengangguran, antara lain


sebagai berikut:

a) Meningkatkan mutu pendidikan,


b) Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan
sesuaituntutanindustri modern,
c) Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
d) Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal,
e) Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya,
f) Membuka kesempatan kerja ke luar negeri

F.Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat

Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan


mengakibatkankelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan
masyarakat sebagai akibatpenurunan pendapatan masyarakat. Dampak
pengangguran terhadap ekonomi masyarakatmeliputi hal-hal berikut ini:

a) Pendapatan Per Kapita Orang yang menganggur berarti tidak memiliki


penghasilan sehingga hidupnya akanmembebani orang lain yang bekerja.
Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatanper-kapita. Dengan
kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan perkapita akan
menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan

7
perkapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih
bekerja tetap
b) Pendapatan NegaraOrang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa
upah/gaji, Upah/gaji tersebutsebelum sampai di tangan penerima dipotong
pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak inimerupakan salah satu sumber
pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yangbekerja maka
pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderungberkurang.
c) Beban PsikologisSemakin lama seseorang menganggur semakin besar beban
psikologis yangditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia
memiliki status sosial ditengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak
memiliki pekerjaan dalam jangkawaktu lama akan merasa rendah diri
(minder) karena statusnya yang tidak jelas
d) Munculnya Biaya SosialTingginya tingkat pengangguran akan
menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosialseperti biaya pengadaan
penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat
kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.

G. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP)

Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional


PenanggulanganPengangguran (GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur
dan potensi di tingkatnasional dan daerah untuk menyusun kebijakan dan strategi
serta melaksanakan programpenanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur
kebijakan nasional dan regionalharuslah keberhasilan dalam perluasan
kesempatan kerja atau penurunan penganggurandan setengah pengangguran
Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di
Jakarta 29Juni 2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota,perwakilan pengusaha, perwakilan perguruan tinggi,
menandatangani deklarasi tersebut,merekaadalah Gubernur Riau H.M. Rusli
Zainal; Walikota Pangkal Pinang ProvinsiKepulauan Bangka Belitung H.
Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC;pengusaha; DR. J.P.
Sitanggang, UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, BinaSwadaya, LSM;
mereka adalah sebagian kecil dari para tokoh yang memandang
masalahketenagakerjaan di Indonesia harus segera ditanggulangi oleh segenap
komponenbangsa.

Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk


membangunkepekaan dan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta
masyarakatseluruhnya untuk berupaya mengatasi pengangguran.Dalam deklarasi
itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi
Perluasan Kesempatan Kerja.

8
Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan
GNPP tersebut,menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa
terhadap masalahketenagakerjaan, utamanya upaya penanggulangan
pengangguran. Menyadari bahwa upayapenciptaan kesempatan kerja itu bukan
semata fungsi dan tanggung jawab DepatemenTenaga Kerja dan Transmigrasi,
akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua,pihak pemerintah baik pusat
maupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Olehkarena itu, dalam
penyusunan kebijakan dan program masing-masing pihak, baikpemerintah
maupun swasta harus dikaitkan dengan penciptaan kesempatan kerja yangseluas-
luasnya.

H. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran

Kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan


berbagai upaya.Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagikemanusiaan sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai
solusi pengangguranberbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu
diperlukan kebijakan yaitu :

a) Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan


jiwakewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa
bimbingan teknis danmanajemen memberikan bantuan modal lunak jangka
panjang, perluasan pasar. Sertapemberian fasilitas khusus agar dapat
tumbuh secara mandiri dan andal bersaing dibidangnya. Mendorong
terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha
yangmenunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan
menengah yang mampumengembangkan usaha, menguasai teknologi dan
informasi pasar dan peningkatan polakemitraan UKM dengan BUMN,
BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
b) Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai
prioritas denganmembangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan
membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun
tingkatan. Harapan akan berkembangnyapotensi wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber dayaalam, sumber daya
manusia.
c) Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur.Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek)
Dengan membangun lembagaitu, setiap penganggur di Indonesia akan
terdata dengan baik dan mendapat perhatiankhusus. Secara teknis dan rinci
d) Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena
terlalubanyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik
Penanamaan Modal Asing maupunPenanaman Modal Dalam Negeri. Hal

9
itu perlu segera dibahas dan disederhanakansehingga merangsang
pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakanlapangan
kerja.
e) Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia
(khususnyadaerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan
melakukan promosi-promosikeberbagai negara untuk menarik para
wisatawan asing, mengundang para investor untukikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dankebudayaan
yang nantinya akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat
f) Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitanusaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut makakegiatan proses produksi akan menjadi lebih
efisien dan murah karena pengadaan bahanbaku bisa dilakukan secara
bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergidengan PT.
PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali,sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran terjadidisebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan
kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga kompetensi pencari
kerja tidak sesuai dengan pasarkerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi
pasar kerja bagi para pencari kerja.Setiap penganggur diupayakan memiliki
pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinyaproduktif dan remuneratif sesuai
Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semuamasyarakat Indonesia.

Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadikomitmen


nasional.Ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas politik jugasangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia.
Semua permasalahan haldiatas tampaknya sudah dipahami oleh pembuat
kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang dipahami adalah
bahwa masalah ketenagakerjaan ataupengangguran bersifat multidimensi,
sehingga juga memerlukan cara pemecahan yangmultidimensi pula.

B. Saran

Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran


pemerintah. Pemerintahharus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya
lapangan pekerjaan, sertamenjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan
sungguh-sungguh sampai terlihathasil yang maksimal. Pemerintah memberikan
penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerjakepada masyarakat untuk bisa
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengankemampuan dan minatnya
masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja gunameningkatkan
kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah,masyarakat
juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlahpengangguran
yang terjadi di Indonesia

11
DAFTAR PUSTAKA

Agama RI, Departemen. Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung : Syamil Quran

Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama. 2006

Amti, Erman dan Prayitno . Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta


Rineka Cipta. 2008

Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009

Danim, Sudarwan. Menjadi peneliti kualitatif. Bandung : Pustaka Setia. 2010

Dewi, Kartika Sari. Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Press.

Hasyim, Ali Ibrahim. Ekonomi Makro. Jakarta: Prenadamedia Group. 2016

Hill, Linda dan Robert Nathan. Konseling Karier. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2012 Iskandar. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan


Kualitatif.Jakarta: Gaung Persada Press. 2008

AlGhofari, Farid. “Analisis Tingkat Penganguran di Indonesia”. Universitas


Diponegoro Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi. 2010

Fadila dan Hartini. “Konsep Diri Anak Jalanan di Kabupaten Rejang Lebong”.

Jurnal, Fokus Konseling, STAIN Curup. 2017

Mahanani, Diah Putri. “Konsep Diri Anak Jalanan” (Studi Kasus Pada Anak

Jalanan di Yogyakarta). Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Skripsi. Ilmu Sosial dan Humaniora. 2010

Tyas, Sabtiyo Retnaning. “Gambaran Konsep Diri Pada Pengangguran Lulusan


Sarjana”. Universitas Gunadarma Depok Jawa Barat. Skripsi. Ilmu
Psikologi. 2012

12

Anda mungkin juga menyukai