Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA


PADA TAHUN 2017 – 2022

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 11


1. Arum Merindra 01021282025034
2. Agung Saputra 01021282025112
3. Arya Yudhistira 01021282025076
4. At Thahirah 01021282025040
5. Yolanda Octavia 01021382025162

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Pada kesempatan ini kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada Drs. Muhammad Teguh, M.Si., sebagai dosen Mata
Kuliah Perekonomian Indonesia. Begitu juga seluruh anggota kelompok yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Adapun makalah ini berisi mengenai
“Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Pada Tahun 2017 Hingga Tahun 2022”.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya serta bermanfaat untuk pengembangan
gagasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Wassalammualaikum, Wr.Wb

Indralaya, 3 Maret 2024


Hormat Kami,

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1 Latar belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi .............................................................................. 3
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ...................................................4
2.3. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................. 6
2.4. Data dan analisis pertumbuhan ekonomi indonesia sebelum dan sesudah covid 19 ...6
2.5. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2020-2021 ........................................11
2.6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2021-2022 ........................................12
2.7. Upaya Pemerintah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi ..................................13
2.7.1.Pentingnya Peran UMKM Terhadap Perekonomian Indonesia ....................... 13
2.7.2. Permasalahan UMKM Akibat Pandemi ..........................................................13
2.7.3. Upaya Pemerintah Untuk Memajukan UMKM Indonesia ..............................14
2.8. jurnal yang terkait ....................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 16
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................16
3.2. Saran .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara dan
memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Sebelum pandemi COVID-19, Indonesia
mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil dan menjanjikan dengan pertumbuhan rata-rata
tahunan sekitar 5% hingga 6% dalam beberapa tahun terakhir. Perekonomian Indonesia telah
mengalami kemajuan signifikan dalam beberapa dekade terakhir, terutama setelah mengalami
krisis finansial pada tahun 1997. Pada awal 2000-an, pemerintah Indonesia melakukan
berbagai reformasi ekonomi dan kebijakan fiskal dan moneter untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah berhasil menarik
investasi asing yang signifikan dan meningkatkan ekspor barang dan jasa.
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup stabil, masih terdapat beberapa
tantangan ekonomi yang perlu diatasi, seperti tingkat kemiskinan yang masih tinggi,
ketimpangan regional, dan infrastruktur yang belum memadai. Pemerintah Indonesia telah
berupaya meningkatkan investasi di sektor infrastruktur dan meningkatkan kerja sama dengan
negara-negara lain untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
Pada pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap
perekonomian Indonesia. Pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah tegas untuk
membatasi penyebaran virus dengan menerapkan pembatasan perjalanan, penutupan bisnis,
dan karantina wajib. Dampak dari langkah-langkah ini terasa pada sektor-sektor ekonomi
yang paling terpukul, seperti pariwisata, perhotelan, restoran, dan penerbangan. Selain itu,
pasokan dan permintaan global terganggu karena penutupan pabrik dan penundaan investasi.

Menurut Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 mengalami
kontraksi sebesar 2,07%, yang merupakan kontraksi terbesar sejak krisis finansial pada tahun
1998. Sektor yang paling terdampak adalah sektor pariwisata dan transportasi, yang
mengalami penurunan pendapatan yang signifikan.

Selain itu, pandemi COVID-19 juga memperburuk ketimpangan ekonomi dan


kemiskinan di Indonesia. Banyak pekerja yang terpaksa dirumahkan atau kehilangan
pekerjaan, terutama di sektor informal. Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan
sosial dan stimulus ekonomi untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat yang
terdampak.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas menunjukan bahwa pandemi Covid 19 sangat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, oleh sebab itu rumusan masalah dalam makalah ini
adalah untuk melihat bagaimana pertumbuhan ekonomi di indonesia sebelum dan sesudah
pandemi covid 19 melanda?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat sebelumnya, maka dalam makalah ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pada pertumbuhan ekonomi di indonesia
sebelum dan sesudah pandemi covid 19.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan nilai serta jumlah produksi barang dan
jasa yang dihitung suatu negara dalam suatu kurun waktu tertentu berdasarkan kepada
beberapa indikator misalnya saja naiknya pendapatan nasional, pendapatan perkapita, jumlah
tenaga kerja yang lebih besar dari jumlah pengangguran, serta berkurangnya tingkat
kemiskinan. Ekonomi suatu negara sendiri dapat dikatakan bertumbuh jika kegiatan ekonomi
masyarakatnya berdampak langsung kepada kenaikan produksi barang dan jasanya. Dengan
mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerintah kemudian dapat membuat
perencanaan mengenai penerimaan negara dan pembangunan kedepannya. Sementara bagi
para pelaku sektor usaha, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan sebagai dasar dalam
membuat rencana pengembangan produk serta sumber dayanya.
Berikut ini teori pertumbuhan ekonomi yang disampaikan para ahli:
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Teori ini dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John Stuart Mill.
Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah
penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang
digunakan. Teori ini memberikan perhatiannya pada pengaruh pertambahan penduduk
terhadap pertumbuhan ekonomi. Teori ini mengasumsikan luas tanah dan kekayaan alam
serta teknologi tidak mengalami perubahan. Keterkaitan antara pendapatan perkapita dengan
jumlah penduduk disebut dengan teori penduduk optimal. Menurut teori ini, pada mulanya
pertambahan penduduk akan menyebabkan kenaikan pendapatan perkapita. Namun jika
jumlah penduduk terus bertambah maka hukum hasil lebih yang semakin berkurang akan
mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan mengalami penurunan, dan
akan membawa pada keadaan pendapatan perkapita sama dengan produksi marginal.
2. Teori Pertumbuhan Neo Klasik
Teori Neo-Klasik berkembang sejak tahun 1950- an. Terus berkembang berdasarkan
analisis analisis mengenai pertumbuhan ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik. Ahli
ekonomi yang menjadi perintis dalam mengembangkan teori pertumbuhan tersebut adalah
Robert Solow, Edmund Phelps, Harry Johnson dan J.E. Meade. Dalam analisa neo klasik
pertumbuhan ekonomi tergantung pada pertambahan dan penawaran faktor-faktor produksi
dan tingkat kemajuan teknologi sebab perekonomian akan tetap mengalami tingkat

3
kesempatan kerja penuh dan kapasitas alat-alat modal akan digunakan sepenuhnya dari waktu
ke waktu.
3. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar
Teori pertumbuhan Harrod-Domar merupakan perkembangan langsung dari teori
pertumbuhan makro John Maynard Keynes. Menurut Harrod Domar, setiap perekonomian
pada dasarnya harus mencadangkan atau menabung sebagian dari pendapatan nasionalnya
untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal. Untuk memacu proses
pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap
cadangan atau stok modal (capital stock).
4. Teori Schumpeter
Teori ini menekankan pada inovasi yang dilakukan oleh para pengusaha dan
mengatakan bahwa kemajuan teknologi sangat ditentukan oleh jiwa usaha (enterpreneurship)
dalam masyarakat yang mampu melihat peluang dan berani mengambil resiko membuka
usaha baru, maupun memperluas usaha yang telah ada.

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


Dalam buku Ekonomi Pembangunan (2017) karya Patta Rapanna dan kawan-kawan,
pada dasarnya pertumbuhan ekonomi ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan
non ekonomi yaitu :
1. Faktor Ekonomi Berikut faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi:
a. Sumber Daya Alam (SDA)
Sumber Daya Alam biasanya mencakup kesuburan tanah, letak dan susunannya, serta
kekayaan alam. Selain itu sumber daya alam juga mencakup mineral, iklim, sumber air, atau
sumber lautan. Bagi pertumbuhan ekonomi, ketersediaan sumber daya alam yang melimpah
adalah sangat baik dalam menunjang pembangunan.
Contohnya Indonesia, mampu tumbuh salah satunya karena sumber daya alam yang
melimpah. Sumber daya alam ini bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan warga dan
komoditas dagang.
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi tidak semata-mata tergantung pada jumlah SDM saja, tapi lebih menekankan kepada
efisiensi dan keterampilan mereka. Untuk mendorong agar SDM dapat bekerja secara efisien

4
dan maksimal, diperlukan pembentukan modal insani, yaitu proses peningkatan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seluruh penduduk yang bersangkutan.
c. Akumulasi Modal
Modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila
stok modal naik dalam waktu tertentu, maka disebut akumulasi modal atau pembentukan
modal.
d. Tenaga Manajerial dan Organisasi Produksi
Organisasi produksi merupakan bagian penting dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Organisasi berkaitan dengan penggunaan faktor produksi dalam berbagai kegiatan
perekonomian. Organisasi produksi dilaksanakan dan diatur oleh tenaga manajerial dalam
berbagai kegiatan sehari-hari.
e. Teknologi
Perubahan teknologi dianggap faktor paling penting di dalam proses pertumbuhan
ekonomi. Perubahan dan kemajuan teknologi berkaitan dengan perubahan di dalam metode
produksi sebagai hasil pembaharuan atau teknik penelitian baru. Pada perubahan teknologi
menaikkan produktivitas buruh, modal, dan faktor produksi lainnya.
f. Pembagian Kerja dan Perluasan Skala Produksi
Pada bagian tersebut spesialisasi dan pembagian kerja menimbulkan peningkatan
produktivitas. Kedua hal tersebut dapat membawa perubahan ke arah usaha produksi skala
besar.

2. Faktor Non-Ekonomi
Beberapa faktor-faktor non-ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
a. Faktor Politik dan Administrasi Pemerintah
Struktur politik dan administrasi yang lemah merupakan penghambat besar bagi
pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang. Politik yang tidak stabil serta
pemerintahan yang lemah dan korup sangat menghambat kemajuan ekonomi.
b. Aspek Sosial Budaya
Aspek sosial budaya dalam kehidupan masyarakat meliputi sikap, tingkah laku,
pandangan masyarakat, motivasi kerja, atau kelembagaan masyarakat. Pendidikan dan
kebudayaan barat membawa arah penalaran dan skeptisisme menanamkan semangat baru
serta memunculkan kelas pedagang baru.
c. Susunan dan Tertib hukum

5
Susunan dan tertib hukum serta pelaksanaan hukum dan peraturan perundang-undangan
yang keliru seringkali menghambat kemajuan ekonomi. Sehingga tidak mendukung
terlaksananya pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka hukum harus
dilaksanakan secara tertib dan konsekuen.

2.3. Ciri-ciri Pertumbuhan Ekonomi


Menurut Prof. Simon Kuznets yang merupakan seorang ahli ekonom, dan juga guru besar
ilmu ekonomi ciri-ciri pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah sebagai berikut :
1. Terjadi laju pertumbuhan penduduk serta produk perkapita yang cepat.
2. Meningkatnya produktivitas masyarakat.
3. Adanya perubahan struktural yang signifikan.
4. Terjadinya urbanisasi dalam suatu negara.
5. Melakukan ekspansi ke negara maju.
6. Terjadinya arus barang, modal, dan juga manusia antar bangsa-bangsa atau antar
negara di dunia.

2.4. Data dan analisis pertumbuhan ekonomi indonesia sebelum dan sesudah covid 19
Berikut ini merupakan PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha (triliun rupiah)
Indonesia pada tahun 2017 hingga 2022 :
No Lapangan Harga Berlaku
Usaha
2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Pertanian,
Kehutanan 1.788,00 1.900,80 2.013,60 2.115,4 2.253,80 2.428,9
danPerikanan 0
2 Pertambangn
dan 1.029,60 1.199,00 1.149,90 993,5 1.523,70 2.393,4
Penggalian
3 Industri 2.739,70 2.947,50 3.119,60 3.068,0 3.266,90 3.591,8
Pengolahan 0
4 Pengadaan
Listrik dan 162,3 176,7 185,1 179,7 190 204,7
Gas

6
5 Pengadan
Air,
Pengelolaa
9,4 10 10,7 11,3 12
n Sampah, 12,5
Limbah
dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 1.410,50 1.562,30 1.701,70 1.652,7 1.771,70 1.913,0
0
7 Perdagangan
Besar dan
Eceran, 1.768,90 1.931,80 2.060,80 1.994,1 2.200,50 2.516,6
Reparasi 0
Mobil dan
Sepeda
Motor
8 Transportasi
dan 735,2 797,9 881,7 689,6 719,6 983,5
Pergudangan
9 Penyediaan
Akomodasi 387 412,7 440,3 394 412,3 472,1
dan Makan
Minum
10 Informasi dan 812,8
Komunikasi 513,7 558,9 626,4 696 748,8
11 Jasa Keuangan 809,3
dan Asuransi 571,2 616,3 671,4 696,1 736,2
12 Real Estat 382,3 406 439,4 453,8 468,2 488,3
13 Jasa 238,2 267,1 304,3 294,3 301,1 341,4
Perusahaan
14 Adm nistrasi
Pemerintahan, 605,1
499,4 542 572,5 582,6 584,4
Pertahanan dan

7
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 447,1 481,7 522,7 549,6 556,3 566,6
16 Jasa Kesehatan
dan 144,8 158,1 174,8 201,2 227 236,2
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 239,3 268,6 308,8 302,6 312,2 354,2
Nilai Tambah
Bruto Atas 18.730,4
13.066,60 14.237,4 15.183,7 14.874, 16.284,7
Dasar Harga
0 0 50 0
Dasar
Pajak Dikurang
Subsidi Atas 523,2 600,9 650,2 563,5 686,1 858,0
Produk
Produk
Domestik Bruto 13.589,80 14.838,3 15.833,9 15.438, 16.970,8 19.588,4
(PDB) 0 0 00 0
Sumber : BPS

Berikut ini merupakan Pertumbuhan Relatif (%) Indonesia pada tahun 2017 hingga 2022
menurut lapangan usaha (triliun rupiah) :
Tahun GDP Konstan Pertumbuhan Relatif (%)

2017 13.589,8 -

2018 14.838,3 ((14.838,3/13.589,8) – 1) x 100 = 9,187

2019 15.833,9 ((15.833,9/14.838,3) – 1) x 100 = 6,709

2020 15.438,0 ((15.438,0/15.833,9) – 1) x 100 = -2,500

2021 16.970,8 ((16.970,8/15.438,0) – 1) x 100 = 9,928

2022 19.588,4 ((19.588,4/16.970,8 – 1) x 100 = -19,930

Pertumbuhan rata-rata tahun 2017 – 2022


= (9,187 + 6,709 + (-2,500) + 9,928 + (-19,930))/6

8
= 3,394/6
= 56,57%
Atau
Pertumbuhan rata-rata tahun 2017 hingga 2022
= ((19.588,4/13.589,8) – 1) x 100
= 44,14%

Berikut ini merupakan PDB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran (triliun rupiah)
Indonesia pada tahun 2017 hingga 2022 :
No Lapangan Harga Berlaku
Usaha
2017 2018 2019 2020 2021 2022
1 Pengeluaran
Konsumsi 7.623,10 8.274,2 8.965, 8.899,9 9.236,00 10.160,4
Rumah 0 80 0
Tangga
2 Pengelua
ran 160,6 180,8 206 201,4 207,8 229,0
Konsum
si
LNPRT
3 Pengelua
ran 1.239,50 1.336,6 1.385, 1.474,1 1.551,70 1.500,7
Konsum 0 90 0
si
Pemerint
ah
4 Pembentukan
Modal 4.370,60 4.789,4 5.119,50 4.897,0 5.227,90 5.697,3
Tetap 0 0
Bruto
5 Peruba
210,6 338,6 226,9 97,9 111,1
han 129,4

9
Invent
ori
6 Ekspor 4.797,7
2.742,10 3.111,9 2.914,60 2.666,4 3.659,00
Barang dan
0 0
Jasa
7 Dikurangi 4.094,2
2.606,30 3.268,8 2.992 2.424,4 3.201,00
Impor Barang
0 0
dan Jasa
Diskrep
-150,4 75,6 7,2 -374,3 178,3
ansi 1.168,1
Statistik
1
Produk
Domestik 13.589,80 14.838, 15.833,9 15.438, 16.970,8 19.588,4
Bruto 30 0 00 0
(PDB)
Keterangan: 1) Selisih PDB Lapangan Usaha dan PDB Pengeluaran.

Berikut ini merupakan Pertumbuhan Relatif (%) Indonesia pada tahun 2017 hingga 2021
menurut pengeluaran (triliun rupiah):
Tahun GDP Konstan Pertumbuhan Relatif (%)

2017 13.589,8 -

2018 14.838,3 ((14.838,3/13.589,8) – 1) x 100 = 9,187

2019 15.833,9 ((15.833,9/14.838,3) – 1) x 100 = 6,709

2020 15.438,0 ((15.438,0/15.833,9) – 1) x 100 = -2,500

2021 16.970,8 ((16.970,8/15.438,0) – 1) x 100 = 9,928

2022 19.588,4 ((19.588,4/16.970,8) – 1) x 100 = -19,930

10
Pertumbuhan rata-rata tahun 2017 – 2022
= (9,187 + 6,709 + (-2,500) + 9,928 + (-19,930))/6
= 3,394/6
= 56,57%
Atau
Pertumbuhan rata-rata tahun 2017 hingga 2022
= ((19.588,4/13.589,8) – 1) x 100

= 41,14%

2.5. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2020-2021


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2020 -2021 Perekonomian Indonesia saat
tahun 2020 mengalami kebuntuan dikarenakan pandemi COVID19 yang hadir membuat
proses transaksi jual-beli menjadi sulit untuk di imbangi. Hal ini menyebabkan perekonomian
mengalami penurunan yang signifikan sehingga masyarakat secara dominan kesulitan untuk
bertahan hidup. Setelah mengalami kebuntuan pada tahun 2020, Indonesia mengalami
pertumbuhan ekonomi kembali secara bertahap pada tahun 2021. Indonesia mengupayakan
peningkatan perekonomian secara menyeluruh dalam segala bidang. Dengan adanya
perbedaan dua tahun yang cukup mencolok dalam pertumbuhan ekonomi, berikut adalah
rincian tentang perekonomian Indonesia pada tahun 2020-2021:
1. Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas
dasar harga berlaku triwulan II-2021 mencapai Rp 4.175,8 triliun dan atas dasar harga
konstan 2010 mencapai Rp 2.772,8 triliun.
2. Ekonomi Indonesia triwulan II-2021 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
pertumbuhan sebesar 3,31% (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,93 %.
Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP)
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 29,07 %.
3. Ekonomi Indonesia triwulan II-2021 terhadap triwulan II-2020 mengalami
pertumbuhan sebesar 7,07 % (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha
Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,10 %.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan
tertinggi sebesar 31,78 %.

11
4. Ekonomi Indonesia semester I-2021 terhadap semester I-2020 mengalami
pertumbuhan sebesar 3,10 % (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi
pada Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 7,78 %. Sementara dari sisi
pengeluaran semua komponen tumbuh, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen
Ekspor Barang dan Jasa sebesar 18,51%.
5. Pertumbuhan (y-on-y) triwulan II-2021 terjadi di semua kelompok pulau. Hal ini
terutama terlihat pada kelompok provinsi di Pulau Jawa, dengan kontribusi sebesar
57,92 %, dan pertumbuhan (y-on-y) sebesar 7,88 % .

2.6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Tahun 2021-2022


Berikut ini adalah rincian tentang perekonomian Indonesia pada tahun 2021-2022
pada era setelah Covid-19:
1. Perekonomian Indonesia pada triwulan III-2022 berdasarkan besaran Produk
Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.091,2 triliun atau
atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.976,8 triliun.
2. Ekonomi Indonesia triwulan III-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
pertumbuhan sebesar 1,81 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,12
persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi
Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 11,22 persen.
3. Ekonomi Indonesia triwulan III-2022 terhadap triwulan III-2021 mengalami
pertumbuhan sebesar 5,72 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha
Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 25,81
persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami
pertumbuhan tertinggi sebesar 21,64 persen.
4. Sampai dengan triwulan III-2022, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan
sebesar 5,40 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada
Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 20,97 persen. Sementara
dari sisi pengeluaran pertumbuhan terbesar terjadi pada Komponen Ekspor Barang
dan Jasa sebesar 19,57 persen.
5. Secara spasial, perekonomian Indonesia pada triwulan III-2022 mengalami
peningkatan di seluruh provinsi, dimana kelompok provinsi di Pulau Jawa menjadi
penyumbang utama dengan kontribusi sebesar 56,30 persen dan pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,76 persen (y-on-y).

12
2.7. Upaya Pemerintah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Meskipun mengalami kesulitan dalam mencari jalan keluar untuk meningkatkan
perekonomian pada tahun 2020 pasca pandemi COVID-19, namun saat ini pemerintah fokus
terhadap faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, satu faktor yang sangat
penting saat ini adalah keterlibatan UMKM. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 4,
UMKM merupakan bagian dari perekonomian nasional yang berwawasan kemandirian dan
memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data
Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,19 juta dengan
kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi
UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total
tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.

2.7.1.Pentingnya Peran UMKM Terhadap Perekonomian Indonesia


Sebagai salah satu pilar perekonomian Indonesia, UMKM memiliki peran yang
signifikan yaitu sebagai berikut:
1. UMKM memiliki kontribusi besar terhadap PDB yaitu 61,97% dari total PDB
nasional atau setara dengan Rp. 8.500 triliun pada tahun 2020.
2. UMKM menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar yaitu 97% dari daya serap
dunia usaha pada tahun 2020. Jumlah UMKM yang banyak berbanding lurus dengan
banyaknya lapangan pekerjaan di Indonesia sehingga UMKM memiliki andil besar
dalam penyerapan tenaga kerja.
3. UMKM menyerap kredit terbesar pada tahun 2018 sebesar kurang lebih Rp. 1 triliun

2.7.2. Permasalahan UMKM Akibat Pandemi


Penurunan jumlah UMKM dan kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia disebabkan
oleh pandemi sejak 2020 lalu. Permasalahan yang dialami sebagai berikut:
1. Perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat di masa pandemi dari offline ke
online.
2. UMKM mengalami permasalahan tenaga kerja akibat pemberlakuan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB)
3. Hambatan distribusi produk
4. Kesulitan bahan baku produksi

13
2.7.3. Upaya Pemerintah Untuk Memajukan UMKM Indonesia
1. Undang-Undang Cipta Kerja
Dari total keseluruhan jumlah UMKM di Indonesia, sebanyak 64,13 juta merupakan
UMK yang masih berada di sektor informal sehingga perlu didorong untuk bertransformasi
ke sektor formal. Indonesia masih memiliki kendala dalam perizinan yang rumit serta
tumpang tindih antara regulasi di tingkat pusat dan daerah. Oleh karena itu Pemerintah
berupaya mengakomodir permasalahan tersebut melalui penyusunan UU Cipta Kerja yang
telah disahkan pada tahun 2020. Salah satu substansi yang diatur adalah mengenai
kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Pemerintah berharap melalui UU
Cipta Kerja, UMKM dapat terus berkembang dan berdaya saing.
2. Program PEN Program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan salah satu program yang dicetuskan
pemerintah untuk memulihkan ekonomi Indonesia akibat dampak Covid-19. Program ini juga
merupakan respon pemerintah atas penurunan aktivitas masyarakat yang terdampak,
khususnya sektor informal atau UMKM. Program ini dibuat berdasarkan PP Nomor 23 tahun
2020 yang kemudian diubah menjadi PP Nomor 43 tahun 2020. Sebagai salah satu upaya
pemerintah untuk memajukan UMKM, berikut merupakan rincian program PEN untuk
UMKM, yaitu:
a. Subsidi bunga/margin
b. Belanja Imbal Jasa Penjaminan (IJP)
c. Penempatan Dana Pemerintah di perbankan
d. Penjaminan loss limit kredit UMKM
e. Pajang penghasilan final UMKM ditanggung pemerintah
f. Pembiayaan investasi kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB)
koperasi UMKM
g. Program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Usaha Mikro
3. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Upaya lain dari pemerintah untuk memajukan UMKM yaitu program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Adapun
biaya jasa (suku bunga) atas kredit/pembiayaan modal kerja disubsidi oleh pemerintah.
Tujuan KUR adalah untuk meningkatkan akses pembiayaan dan memperkuat permodalan
UMKM.
4. Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)

14
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan salah satu
program pemerintah sebagai upaya pemerintah untuk memajukan UMKM yang diluncurkan
pada tahun 2020. Tujuan Gernas BBI yaitu mendorong national branding produk lokal
unggulan untuk menciptakan industri baru dan tentunya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Melalui program ini,pemerintah mendorong pelaku UMKM untuk bergabung ke platform
digital.
5. Perluasan Ekspor Produk Indonesia melalui ASEAN Online Sale Day (AOSD).
ASEAN Online Sale Day (AOSD) atau Hari Belanja Daring ASEAN merupakan acara
belanja yang dilakukan secara serentak oleh platform niaga-elektronik di sepuluh negara
ASEAN. AOSD diselenggarakan bertepatan pada hari ulang tahun ASEAN yaitu 8 Agustus
sejak tahun 2020. Peserta AOSD adalah pelaku usaha di Kawasan ASEAN yang
menyediakan barang dan jasa melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
AOSD merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mempromosikan dan membangun citra
produk lokal nusantara ke kancah ASEAN serta mendorong dan meningkatkan kegiatan
ekspor produk Indonesia. Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat memajukan UMKM,
meningkatkan jumlah UMKM di Indonesia dan tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Dengan demikian, semakin banyak lapangan pekerjaan yang dibuka
sehingga angka pengangguran dan kemiskinan di negeri ini dapat menurun.

15
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan dari pendapatan nasional riil atau Produk
Domestik Bruto (PDB) dalam jangka panjang yang menyebabkan adanya peningkatan
produksi barang dan jasa sehingga kemakmuran rakyat juga meningkat. Untuk memberikan
suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara adalah
tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai. Terdapat faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu:
1. Faktor Ekonomi
a. Sumber Daya Alam (SDA)
b. Sumber Daya Manusia (SDM)
c. Akumulasi Modal
d. Tenaga Manajerial dan Organisasi Produksi
e. Teknologi
f. Pembagian Kerja dan Perluasan Skala Produksi
2. Faktor Non – Ekonomi
a. Faktor Politik dan Administrasi Pemerintah
b. Aspek Sosial Budaya
c. Susunan dan Tertib Hukum
Dengan mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, pemerintah kemudian dapat
membuat perencanaan mengenai penerimaan negara dan pembangunan kedepannya.
Sementara bagi para pelaku sektor usaha, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan
sebagai dasar dalam membuat rencana pengembangan produk serta sumber dayanya.
Pada tahun 2020 Indonesia mengalami kebuntuan karena adanya pandemi COVID – 19
yang membuat proses transaksi jual beli yang berada di dalam lokal maupun internasional
terhambat yang menjadi sulit diimbangi. Hal inilah yang menyebabkan perekonomian di
Indonesia mengalami penurunan. Indonesia mulai mencoba untuk memulihkan pertumbuhan
ekonomi secara menyeluruh dalam segala bidang. Yaitu UMKM yang diupayakan
pemerintah atas pertumbuhan ekonomi ini. Pentingnya UMKM terhadap perekonomian
Indonesia yaitu memiliki kontribusi besar terhadap PDB, UMKM menyerap tenaga kerja
dalam jumlah yang besar yaitu 97% dari daya serap dunia usaha pada tahun 2020, dan
UMKM menyerap kredit terbesar pada tahun 2018 sebesar kurang lebih Rp. 1 triliun.

16
Dalam memberdayakan UMKM terjadi permasalahan yang dialami yang disebabkan
pandemi tersebut. Salah satunya yaitu perubahan pola konsumsi barang dan jasa, UMKM
mengalami permasalahan tenaga kerja akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB), dan lain-lain. Dengan itu pemerintah Indonesia berupaya memajukan UMKM
Indonesia dengan membuat Undang-Undang Cipta Kerja yang dapat berfungsi untuk
kemudahan ,perlindungan dan pemberdayaan UMKM. Kedua yaitu, Program PEN
merupakan salah satu program yang dicetuskan pemerintah untuk memulihkan ekonomi
Indonesia akibat dampak Covid-19. Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memajukan UMKM
dengan program yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola peminjaman, dan
lain-lain.

3.2. Saran
Dengan hadirnya Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak kepada Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Dimana banyak proses jual beli yang tidak bisa diseimbangkan.
Ditambah lagi dengan diberlakukannya PSBB yang berakibat pada UMKM lokal. Solusi
yang dapat ditawarkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi
di Indonesia yakni, menjaga Sarana dan Prasarana, berinvestasi di pasar modal, dan mendanai
UMKM Indonesia yang sedang kami bahas. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi di
Indonesia perlahan semakin membaik setelah Pandemi Covid-19 tersebut. Untuk UMKM
sendiri pemerintah sudah berupaya yang terbaik dan semoga dapat secara merata terealisasi di
seluruh Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, T. (2022). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi Covid-19. Muttaqien;
Jurnal Kajian Islam Multidisiplin Indonesia , 3 (1), 67–77.
https://doi.org/10.52593/mtq.03.1.0
Badan Pusat Statistik (2023, Maret 03)
Iriyadi, I., & Purba, JH (2022). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Faktor Pendorong Pada
Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan , 10 (3), 529 - 544.
https://doi.org/10.37641/jimkes.v10i3.1557
Louhenapessy, D., & Rijoly, V. (2022). Analisis-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Sebelum dan Sesudah Pandemi Covid-19. Jurnal Cita Ekonomika , 16 (1), 18-
27. https://doi.org/10.51125/citaekonomika.v16i1.5350
https://www.bps.go.id/pressrelease/2022/05/09/1912/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-
triwulan-i-2022.html
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/08/05/1813/ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2021-
tumbuh-7-07-persen--y-on-y-.html.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/26/184500569/faktor-yang-memengaruhi-
pertumbuhan-ekonomi?page=all
Wibowo, Kuncoro, Samuel Horas Sarjana, and Stie Jayakarta. 2022. “Post-Pandemi Covid-
19 Economic Recovery, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19.” 03(02). DOI:
https://doi.org/10.53825/jmbjayakarta.v3i2.98

18

Anda mungkin juga menyukai