Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro

Dosen Pengampu : Bapak Imam Azizuddin, M.Si

Disusun oleh Kelompok 2:


Natasya Aprilianti 210502110082
Maratul Jamilah 210502110093
Muhammad Faris Syahbana 210502110098
Azzam Alfiyan Myrza Zivana 210502110108

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga Makalah “Pertumbuhan dan Produktivitas” yang kami ajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro, dapat kami selesaikan dengan baik.
Shalawat beriring salam tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.

Dalam makalah berjudul “Pertumbuhan dan Produktivitas” ini kami akan memaparkan
tentang salah satu permasalahan pokok dalam pembahasan ekonomi makro, yaitu tentang
pertumbuhan ekonomi dan produktivitas tenaga kerja. Sehingga diharap dengan ditulisnya
makalah ini akan dapat sedikit membantu dalam memahami apa dan bagaimana permasalahan
pertumbuhan ekonomi ini dapat dikendalikan juga diatasi.

Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro, Bapak Imam Azizuddin, M.Si. dan semua pihak yang turut membantu dalam
pembuatan dan penyelesaian makalah ini. Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu
banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari isinya maupun struktur penulisannya. Oleh sebab
itu, demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca.

Demikian semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi kami sendiri. Aamiin ya Robbal ‘Alamin.

Malang, 19 Februari 2022

Penulis dan Tim

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................ 4

BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................... 5

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................ 5


B. Teori Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................... 5
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 12
D. Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ 13
E. Pengertian Produktivitas Tenaga Kerja .................................................................... 14
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas .................................................... 14
G. Cara Menghitung Produktivitas Tenaga Kerja ......................................................... 16
H. Kebijakan Pemerintah untuk Meningkatkan Produktivitas ...................................... 16
I. Studi Kasus ............................................................................................................... 21

BAB III. PENUTUPAN ...................................................................................................... 22

Kesimpulan .................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ilmu ekonomi dibagi menjadi dua yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Awal
munculnya pemikiran ekonomi makro dilatar belakangi depresi besar yang melanda negara-
negara maju dan meluas ke seluruh dunia pada tahun 1930an. Dalam ekonomi makro
membahas tiga permasalahan pokok yaitu inflasi, pertumbuhan dan pengangguran.
Pada makalah ini, kami akan membahas pertumbuhan ekonomi dan produktivitas tenaga
kerja. Pada hakikatnya pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan
output per kapita dalam jangka panjang. Maka, dalam jangka panjang kesejahteraan
tercermin pada peningkatan output per kapita yang sekaligus memberikan banyak alternatif
dalam mengonsumsi barang dan jasa, serta diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin
meningkat. Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi
barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Sehingga, pertumbuhan ekonomi
suatu negara dapat dikatakan berhasil apabila laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk negara yang bersangkutan.
Produktivitas dan pertumbuhan merupakan dua indikator yang tidak bisa dipisahkan.
Pada kasus di perusahaan, apabila produktivitas rendah, maka hal tersebut akan membuat
perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan para tenaga kerja. Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) ini tentunya akan meningkatkan jumlah tingkat pengangguran. Apabila
perusahaan mengalami produktivitas rendah dan tidak segera diatasi, maka persoalan ini
akan menjadi masalah yang serius dan bisa berdampak lebih luas salah satunya akan
menurunkan kinerja perekonomian dan pembangunan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud pertumbuhan ekonomi?
2. Faktor apa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?
3. Bagaimana cara menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara?
4. Apa pengertian produktivitas?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja?
6. Bagaimana cara menghitung produktivitas tenaga kerja?
3
7. Kebijakan pemerintah apa saja yang dapat meningkatkan produktivitas?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian serta teori pertumbuhan ekonomi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
3. Untuk mengetahui cara menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara.
4. Untuk mengetahui pengertian produktivitas.
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja.
6. Untuk mengetahui cara menghitung produktivitas tenaga kerja.
7. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah yang dapat meningkatkan produktivitas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan produk
domestik bruto dari suatu negara atau daerah. Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat
apabila persentase kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada suatu periode lebih besar
dari periode sebelumnya. Kenaikan PDB tersebut tidak disertai perhitungan persentasenya
terhadap tingkat pertumbuhan penduduk. Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan
dimana terjadi kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang apakah kenaikan tersebut
lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk.
Berikut merupakan gambaran angka pertumbuhan ekonomi dari berbagai negara yang
diramalkan terjadi hingga tahun 2022.

Gambar 1. Ramalan Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi oleh ADB (sumber: Asian Development
Outlook (ADO) Juli 2021)

B. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI


1. Teori pertumbuhan ekonomi Historis

5
Pada teori pertumbuhan ekonomi historis dibahas teori pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh Friedrich List, Bruno Hildebrand, Karl Bucher, Werner Somnart, dan
Walt Whitman Rostow.
1. Menurut Friedrich List

Friedrich List menonjol sebagai eksponen konsep nasionalisme ekonomi.


Pemikiran ini tertuang dalam bukunya Des Nasionale System Der Politichen
Oikonomie (1841). pertumbuhan ekonomi menurut List tergantung pada peran
pemerintah, dunia usaha, dan lingkungan kebudayaan. Negara harus melindungi
kepentingan golongan lemah dalam masyarakat.

Menurut pendapat List, ada lima tahap pertumbuhan ekonomi yang


didasarkan pada cara produksi suatu masyarakat.

a) Tahap berburu. Pada tahap ini masyarakat hanya tergantung dan memenuhi
kebutuhannya hanya dari alam ataupun penduduknya berpindah-pindah.
b) Tahap Beternak. Pada tahap ini sudah ada kegiatan pengolahan alam seperti
beternak antara lain untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang bertambah,
dan masyarakat sudah ada yang bermukim atau menetap.
c) Tahap Bertani. Pada tahap ini masyarakat mulai menetap pada suatu daerah
dan melakukan kegiatan untuk memenuhi kehidupannya dengan cara
bertani.
d) Tahap kombinasi bertani dan kerajinana. Pada tahap ini penekanan kegiatan
adalah bertani tetapi sudah mulai menetapkan pengolahan seperti kerajinan
maupun perdagangan dalam bentuk sederhana.
e) Tahap kombinasi bertani, kerajinan, dan perdagangan. Pada tahap ini
industri dan perdagangan sudah mulai maju.
2. Menurut Bruno Hildebrand

Bruno Hildebrand menekankan adanya revolusi dalam perekonomian


masyarakat. Pendapat ini tertuang pada bukunya yang berjudul Die Nasional
oekonomia de gewenwart und zukunft (1848). Menurut Bruno Hildebrand
perkembangan ekonomi didasarkan atas cara distribusi alat kebutuhan. Pendapat ini
dibagi menjadi 3 tahap.

a) Perekonomian Barter. Ditandai dengan pertukaran barang.

6
b) Perekonomian Uang. Pada tahap ini uang sudah digunakan.
c) Perekonomian Kredit. Tahap ini perekonomian sudah banyak menggunakan
instrumen kredit.
3. Menurut Karl Bucher

Tahapan perekonomian disusun berdasarkan jarak antara produsen dan


konsumen oleh alat pemuas kebutuhan. Tahapan kemajuan perekonomian ini terdiri
atas tiga tahap.

a. Perekonomian Ruman tangga

Hasil produksi langsung digunakan konsumennya yaitu diri sendiri atau


kelompok sendiri, dan setiap rumah tangga tidak ada hubungannya dengan
rumah tangga yang lain.

b. Perekonomian Kota

Tahap ini rumah tangga makin berkembang dan menjalin hubungan


dengan rumah tangga lain. Hasil produksi semakin banyak dan mulai saling
dipertukarkan atau diperdagangkan. Hasil produksi langsung diterima oleh
konsumen dalam kota.

c. Perekonomian nasional

Perekonomian ini sudah melingkupi negara dan dunia internasional.


Hasil produksi harus melewati beberapa tahap sebelum sampai ke tangan
konsumen.

4. Menurut Werner Sombart

Pertumbuhan ekonomi didasarkan atas susunan organisasi dan ideologi


masyarakat.

a. Masa perekonomian tertutup. Ciri pada masa ini adalah kegiatan manusia hanya
memenuhi kebutuhan sendirinya. Belum ada pertukaran barang atau jasa
b. Masa perekonomian kerajinan dan pertukaran. Ciri pada masa ini adalah
kebutuhan manusia yang meningkat, pembagian kerja sesuai keahlian, dan
pertukaran barang dan jasa mulai terjadi walau belum didasari motif keuntungan
atau profit.

7
c. Masa perekonomian Kapitalis. Ciri pada masa ini adalah perusahaan
mengumpulkan berbagai keahlian dari masyarakat. hubungan tidak bertumpu
pada kekeluargaan namun antara pemilik modal dan bekerja. produksi bermotif
keuntungan, dan struktur masyarakat berdasarkan kepemilikan modal atau
capital.
5. Menurut Walt Whitman Rostow
Menurut W. W. Rostow, berdasarkan sejarah seluruh negara mengalami lima
tahap pertumbuhan ekonomi tahap pertumbuhan ekonomi tersebut yaitu.
1) Perekonomian tradisional (the tradisional society)
a) Teknologi yang digunakan masih sederhana
b) Produksi rendah dan hanya untuk diri sendiri
c) Kegiatan dilakukan secara tradisional
2) Perekonomian transisi (the preconditional for takeoff )
a) Timbulnya pemikiran mengenai pembangunan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan
b) Terjadinya perubahan nilai-nilai dan struktur kelembagaan yang berlaku
didalam masyarakat
c) Perekonomian mulai menciptakan kerangka ekonomi yang kokoh untuk
mencapai tingkat perekonomian yang lebih maju
3) Perekonomian lepas landas (the takeoff)
a) Kegiatan perekonomian berlangsung secara terus menerus dengan hasil
yang memuaskan
b) Nilai investasi yang bersifat produktif meningkat sebesar 10% dari nilai
produk nasional neto
c) Terciptanya kondisi yang dapat membuat semua lembaga dapat
berfungsi sesuai dengan harapan masyarakat
d) Terciptanya kondisi yang stabil antara politik dan sosial
4) Perekonomian menuju kedewasaan (the drive to maturity)
a) Tenaga kerja yang terlibat pada proses produksi bersifat profesional
b) Berkurangnya peranan dari sektor pertanian sedangkan sektor industri
dan jasa memiliki peranan yang semakin dominan
c) Adanya perubahan di dalam struktur organisasi perusahaan di mana
jabatan manajer sebagai pengambil keputusan tertinggi tidak lagi

8
dipegang oleh pemilik perusahaan mainkan oleh tenaga-tenaga
profesional yang dipekerjakan oleh perusahaan
d) Timbulnya kesadaran di dalam masyarakat untuk memelihara dan
melestarikan lingkungan
5) Perekonomian dengan tingkat konsumsi yang tinggi (The age of high mass
consumption)
a) Sektor industri telah berjalan dengan baik sehingga telah tidak ada lagi
masalah pada kegiatan produksi
b) Tujuan utama konsumsi masyarakat adalah untuk meningkatkan arti
hidup, sehingga lebih memenuhi kebutuhan tersier
c) Timbulnya usaha-usaha untuk menciptakan kesejahteraan yang merata,
salah satunya adalah dengan menerapkan pajak progresif yang bertujuan
mentransfer pendapatan dari penduduk kaya ke penduduk miskin
2. Teori pertumbuhan ekonomi Klasik
Pokok-pokok pikiran ekonomi klasik mengenai tatanan ekonomi masyarakat adalah
sebagai berikut.
1) Kebijakan pasar bebas, setiap individu maupun unit-unit usaha harus diberi
kebebasan dalam menjalankan kegiatan ekonomi.
2) Kegiatan ekonomi yang didasarkan mekanisme pasar akan lebih efektif tanpa
campur tangan pemerintah.
3) Nilai dan harga barang, tingkat upah, tingkat sewa tanah, dan laba ditentukan
oleh mekanisme permintaan dan penawaran.
Di antara para ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo adalah dua orang
yang paling menonjol meletakkan landasan bagi pemikiran teori pertumbuhan ekonomi
klasik. Menurut Smith, pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan unsur pertumbuhan
produksi (output) suatu negara, yang ditentukan sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya modal, serta pertumbuhan penduduk.
Sedangkan menurut David Ricardo, proses pertumbuhan ekonomi menggunakan
asumsi-asumsi berikut.
a) Jumlah sumber daya alam terbatas.
b) Tenaga kerja bertambah atau berkurang tergantung dari pemberian upah.
c) Akumulasi modal terjadi jika keuntungan yang didapat pemilik modal melebihi
keuntungan minimal.

9
d) Kemajuan teknologi terjadi sepanjang masa.
e) Peranan sektor pertanian sangat dominan.
Proses pertumbuhan ekonomi merupakan mekanisme tarik menarik antara dua
kekuatan yaitu hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang (the law of
diminishing return) dengan kemajuan teknologi. Namun, keterbatasan faktor produksi
sumber daya alam, seperti tanah, akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Perekonomian suatu negara hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh
sumber daya alamnya. Apabila semua potensi sumber daya alam telah diolah secara
penuh, perekonomian mengalami stagnasi dan masyarakat mencapai posisi stationer.
Ciri-ciri mandeknya pertumbuhan:
a) Tingkat upah berada pada tingkat upah alamiah (minimal),
b) Jumlah penduduk konstan,
c) Tingkat produksi (output) konstan,
d) Pendapatan per kapita konstan,
e) Tingkat keuntungan pada tingkat minimal,
f) Tingkat sewa tanah maksimal, dan
g) Akumulasi modal berhenti.
3. Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik
a. Pertumbuhan ekonomi menurut Harrod-Domar
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dikembangkan oleh dua
ekonom yaitu Roy F. Harrod dan Evsey D. Domar. Teori ini merupakan
pengembangan dari makro Keynes. Di mana teori ini bertujuan menjelaskan syarat
yang harus dipenuhi agar suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan
ekonomi stabil (steady growth) dalam jangka panjang.
Investasi yang terjadi pada tahun tertentu akan menyebabkan peningkatan
barang modal pada tahun berikutnya. Agar seluruh penambahan barang modal
tersebut digunakan seluruhnya maka total pengeluaran harus meningkat sebesar
penambahan barang modal tersebut. Kenaikan total pengeluaran menyebabkan
kenaikan pendapatan nasional (PDB). Oleh karena itu, investasi harus terus
mengalami kenaikan agar tingkat pertumbuhan ekonomi juga ikut mengalami
kenaikan.
b. Pertumbuhan ekonomi menurut Solow-Swan

10
Teori ini dikembangkan oleh Robert Solow dan Trevor Swan. Berdasarkan
teori ini, pertumbuhan ekonomi bergantung pada perkembangan faktor-faktor
produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal), bisa juga dikatakan bahwa
teori ini lebih melihat dari sisi penawaran atau sisi produksi, serta kemajuan
teknologi.
Teori Solow-Swan didasari anggapan dari analisis klasik, yaitu
perekonomian berada pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full
employment) dan tingkat pencapaian guna penuh (full utilitization) dari faktor-faktor
produksinya.
4. Teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter
Joseph Alois Schumpeter merupakan orang pertama yang mendalami teori
pertumbuhan ekonomi melalui salah satu tulisannya, Teorie der Wirschaptlichen yang
diterbitkan pada tahun 1911 dan pada tahun 1934. Teori pertumbuhan ekonomi juga ada
dalam bukunya yang berjudul Capitalism, Socialism, and Demoeracy (1943).
Dalam teorinya, Schumpeter menekankan bahwa peranan pengusaha atau
wirausahawan sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Pengusaha akan terus-
menerus melakukan inovasi untuk mendapatkan hal-hal baru yang berguna bagi
usahanya dan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Adapun bentuk inovasi-
inovasi yang dilakukan oleh pengusaha antara lain mencari lokasi pasar yang baru,
meningkatkan efektivitas, dan efisiensi proses produksi, dan mencari sumber bahan
mentah. Untuk menjalankan inovasi yang telah ditemukan tentu membutuhkan modal.
Pengusaha akan meminjam modal tersebut untuk keperluan investasi usahanya. Akibat
dari investasi tersebut adalah kenaikan pendapatan nasional yang mendorong
peningkatan konsumsi masyarakat. Konsumsi yang meningkat berarti kapasitas
produksi pengusaha pun ikut meningkat dan menimbulkan investasi baru oleh
pengusaha.
Menurut Schumpeter, ketika tingkat kemajuan ekonomi semakin tinggi maka
kemungkinan untuk melakukan inovasi semakin terbatas. Sulitnya melakukan inovasi
membuat pertumbuhan ekonomi berjalan lambat hingga akhirnya berhenti pada titik
tertentu. Keadaan ini disebut dengan stationary state. Berbeda dengan aliran klasik yang
berpendapat bahwa keadaan stationary state terjadi pada saat tingkat pertumbuhan
ekonomi rendah, Schumpeter berpendapat bahwa keadaan stationary state terjadi pada
saat tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi.

11
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara,
sebagai berikut:
1. Produk Domestik Bruto
Menurut Rudriger (2006:112), produk domestik bruto/GDP artinya mengukur
nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada
dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. GDP juga dapat
digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk
membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat. Jadi, PDB adalah pendapatan
total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa dalam periode tertentu.
PDB ini dapat mencerminkan kinerja ekonomi, sehingga semakin tinggi PDB sebuah
negara dapat dikatakan semakin bagus pula kinerja ekonomi di negara tersebut.
2. Ekspor
Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam keluar
wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Eksportir adalah
badan usaha baik berbentuk badan hukum maupun tidak badan hukum termasuk
perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. Seiring perputaran ekonomi adalah
menjadi penting bagi kelompok perusahaan manapun untuk mampu memperoleh
penjualan ekspor atau untuk bersaing secara efektif dengan impor yang tidak lagi harus
melompati penganut
3. Pajak
Menurut Waluyo (2009:2), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas UndangUndang Nomor
6 Tahun 1983, “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh Orang
Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
4. Nilai Tukar

12
Nilai tukar menjadi sangat penting, apabila suatu negara harus melakukan
transaksi ekonomi dengan negara lain. Hal ini karena pada proses tersebut digunakan
mata uang berbeda misalnya, antara negara Indonesia dan Amerika Serikat. Amerika
harus membeli rupiah untuk membeli barang atau melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia, dan juga sebaliknya. Secara sederhana nilai tukar (kurs) dapat diartikan
sebagai harga dari suatu mata uang domestic terhadap mata uang negara lain. Harga
suatu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar (exchange
rate).

D. CARA MENGHITUNG PERTUMBUHAN EKONOMI


Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produksi barang
dan jasanya meningkat. Dalam dunia nyata, amat sulit umtuk mencatat jumlah unit barang
dan jasa yang dihasilkan selama periode tertentu. Kesulitan itu muncul bukan saja karena
jenis barang dan jasa yang dihasilkan sangat beragam, tetapi satuan ukurannya juga berbeda.
Misalnya, produksi daging diukur dengan dengan satuan berat (kilogram atau ton).
Sementara itu, produk air minum diukur dalam satuan volume. Minyak bumi diukur dengan
satuan barel.
Untuk mengatasi masalah ini, angka yang digunakan untuk menghitung perubahan
produk adalah nilai moneternya (uang) yang tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto
(PDB). Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yang digunakan adalah PDB
berdasarkan harga konstan. Harga konstan didapat dari harga berlaku disesuaikan dengan
indeks harga. Dengan menggunakan harga konstan, pengaruh perubahan harga telah
dihilangkan. Meskipun angka yang muncul adalah nilai uang dari total output barang dan
jasa, perubahan nilai PDB sekaligus menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan
jasa yang dihasilkan selama periode pengamatan.
Karena sulitnya mengumpulkan data PDB, maka perhitungan pertumbuhan ekonomi
tidak dapat dilakukan setiap saat. Biasanya perhitungan dilakukan dalam periode waktu
triwulan, semester atau tahunan. Cara menghitung pertumbuhan ekonomi yang sederhana
adalah dengan membandingkan periode yang satu (periode dasar) dengan periode yang
dihitung. Perhitungannya dilakukan dengan rumus sebagai berikut.

PDBRt − PDBRt − 1
𝑅𝑡 (𝑡 − 1, 𝑡) = × 100%
PDBRt − 1

13
Keterangan:

Rt = Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam persentase (%)


PDBRt = Produk Domestik Bruto Riil periode tahun t
PDBRt-1 = PDBR periode tahun sebelumnya

Contoh:
Jika PDB riil tahun 2016 dari negara X sebesar Rp1.500,00 triliun, sedang PDBR
riil tahun 2015 adalah Rp1.200,00 triliun, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 atas dasar
tahun 2015 adalah sebagai berikut.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 = × 100% = 25%

Jadi, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 atas dasar tahun 2015 adalah 25%.

E. PENGERTIAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA


Dalam kamus besar Bahasa Indonesia produktif adalah suatu kegiatan yang banyak
mendatang hasil atau barang-barang yang dibuat atau dihasilkan. pengertian produktivitas
tenaga kerja merupakan tingkat kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan
produk. Produktivitas tenaga kerja menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja)
dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja.
Pengertian yang lain dari produktivitas tenaga kerja yaitu rasio antara produksi yang
dapat dihasilkan dengan keseluruhan kepuasan yang dapat diperoleh dengan pengorbanan
yang diberikan oleh tenaga kerja sesuai cita-cita di perusahaan, namun tidak hanya
mencangkup perbandingan output dan input tetapi juga pada sikap dan tingkah laku tenaga
kerjanya Karena tidak semua produktivitas dapat diukur dengan output dan inputnya.
Menurut Hasibun, “ukuran efesiensi produksi yaitu suatu pertandingan asntara hasil
keluaran dengan masukan (output dan input), masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja,
sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik dalam bentuk nilai”.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS


Produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh lingkungan kerja, proses, tujuan,
kesehatan karyawan, dan juga pelatihan. Berikut penjabaran satu per satu faktor yang
mempengaruhi produktivitas.
14
1. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja karyawan bisa mempengaruhi suasana hati dan kinerja mereka
secara keseluruhan. Sederhananya, berikan karyawan Anda lingkungan kerja yang
mendukung, maka mereka bisa menjadi produktif.
Meskipun lingkungan kerja Anda sudah berhasil mencakup elemen struktural
seperti pencahayaan, ventilasi, furniture, dan peralatan kantor, hal ini masih belum
cukup. Bangun juga suasana kerja yang nyaman.
Jika suasana kerja Anda dibangun di atas prinsip kerja sama, persaingan yang
sehat, dan empati, karyawan akan sangat termotivasi dan bersemangat untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Tempat kerja mereka adalah zona aman untuk
mengekspresikan diri dan melakukan yang terbaik dari kemampuan yang dimiliki oleh
tiap karyawan. Kunci untuk menciptakan lingkungan yang sehat adalah dengan
mempromosikan nilai-nilai seperti transparansi, kerja sama, kerja tim, dan pencapaian.
2. Proses
Proses bisa berdampak besar pada produktivitas organisasi. Menerapkan proses
adalah salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan produktivitas tim. Proses bisa
membantu untuk menentukan urutan atau langkah-langkah tertentu dalam
melaksanakan sebuah tugas. Proses yang baik ditentukan setelah banyak melewati trial
and error. Oleh karena itu, metode ini adalah metode tercepat dan paling handal untuk
menyelesaikan tugas. Manfaatkan juga berbagai tools manajemen untuk bisa
membantu karyawan menjadi lebih produktif.
3. Tujuan
Tujuan atau goals yang ditetapkan dengan jelas sangat bagus untuk
meningkatkan tingkat produktivitas. Memberitahu karyawan Anda tentang tujuan
mereka adalah cara yang bagus untuk menciptakan target dalam pikiran mereka. Ini
adalah cara sempurna untuk menyalurkan dan mengarahkan energi yang dimiliki para
karyawan untuk bisa menyelesaikan tugas-tugas produktif.
4. Kesehatan Karyawan
Kesehatan karyawan menjadi poin selanjutnya yang bisa mempengaruhi
bagaimana kinerja dan produktivitas mereka. Kesehatan mental dan fisik karyawan
menjadi hal yang terpenting. Karyawan yang sehat dan bahagia akan memiliki lebih
banyak sumber daya fisik dan mental untuk diinvestasikan dalam pekerjaan mereka.
Membantu mereka menjadi sangat fokus dan menghindari rasa untuk menunda.

15
Meskipun karyawan yang sedang sakit atau mengalami stres mungkin dapat
menyelesaikan pekerjaan mereka, tapi mereka harus bekerja lebih keras dan lebih lama
dari biasanya. Ini akan mempengaruhi kinerja dan berisiko membuat karyawan
kelelahan.
5. Pelatihan
Pelatihan karyawan akan memainkan peran besar dalam seberapa siap mereka
untuk melakukan pekerjaan mereka. Semakin siap mereka, kemungkinan besar mereka
akan semakin produktif. Karyawan yang tidak terlatih, tidak akan tahu apa yang harus
mereka lakukan atau bagaimana melakukan pekerjaannya. Mereka dapat mengerahkan
semua upaya yang mereka inginkan, tetapi jika mereka tidak tahu ke mana harus
mengarahkan upaya tersebut, pekerjaan akan menjadi tidak produktif.

G. CARA MENGHITUNG PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA


Pengukuran produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
produktivitas, di mana hasil pengukuran akan digunakan sebagai acuan melihat
produktivitas tenaga kerja pada masa yang lalu diperbaiki untuk masa yang akan datang
dengan melihat dari acuan pada masa yang lalu sehingga produktivitas tenaga kerja dapat
meningkat di masa yang akan datang. Untuk melihat acuan atau tolak ukur yang akan
digunakan tergantung pada jenis atau faktor-faktor yang mempengaruhi masukan dan
keluaran dari perusahaan atau organisasi yang bersangkutan.
Menurut Hasibuan (2016), mengemukakan cara pengukuran produktivitas kerja sebagai
berikut:
Produktivitas = Output : Input
Produktivitas = O : N x H
Keterangan:
O = Output/hasil
N = Jam/hari kerja nyata
H = Jumlah tenaga kerja

H. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS


Standar hidup masyarakat tergantung pada kemampuannya untuk memproduksi
barang dan jasa serta meningkatnya produktivitas tergantung pada faktor-faktor yang telah
disebut di awal. Pemerintah pun turun andil dalam peningkatan produktivitas tersebut.

16
Berikut ini kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
tenaga kerja.
a. Tabungan dan investasi
Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas di masa yang akan datang adalah
dengan lebih banyak menggunakan sumber daya alam dalam produksi modal.
Kemajuan teknologi telah membuat sumber daya alam kini tergantikan dengan sumber
daya alam yang dapat diperbarui. Di pasar ekonomi, kelangkaan direfleksikan pada
harga pasar. Jika dunia kehabisan sumber daya alam, maka kemudian harga sumber
alam tersebut akan naik seiring waktu, tetapi pada kenyataannya, sering kali terjadi
kebalikannya. Harga sebagian besar sumber daya alam (disesuaikan dengan inflasi
secara keseluruhan) sering kali stabil atau turun. Ternyata kemampuan untuk
menghemat sumber daya alam ini berkembang lebih pesat dibandingkan dengan
berkurangnya persediaan.
b. Efek laba menurun dan efek laba tertinggal
Pandangan tradisional tentang proses produksi adalah modal menjadi subjek
terjadinya laba menurun. Laba menurun (diminishing returns) merupakan properti di
mana keuntungan dari unit keluaran tambahan menurun ketika kuantitas tambahan naik.
Dengan kata lain, ketika pekerja telah memiliki banyak modal untuk digunakan dalam
memproduksi barang dan jasa, memberi mereka tambahan unit modal tidak akan
meningkatkan produktivitas mereka. Dalam jangka panjang semakin tinggi tingkat
tabungan menyebabkan semakin tinggi tingkat produktivitas dan pendapatan, tetapi
tidak menyebabkan bertambahnya pertumbuhan untuk variabel ini. Menurut penelitian
data pertumbuhan ekonomi internasional, meningkatkan tingkat tabungan dapat
menyebabkan bertambahnya pertumbuhan secara substantif untuk periode waktu
beberapa dekade.
Laba menurun terhadap modal mempunyai implikasi yang lain, yaitu jika semua hal
dianggap seimbang, maka mudah bagi sebuah negara yang relatif miskin untuk tumbuh
dengan cepat. Efek kondisi awal ini dalam pertumbuhan berkelanjutan disebut dengan
efek tertinggal (catch-up effect). Efek tertinggal merupakan properti di mana negara-
negara yang pada mulanya miskin cenderung tumbuh lebih cepat daripada negara-
negara yang pada mulanya memang kaya.
c. Investasi dari luar negeri

17
Investasi asing merupakan salah satu cara sebuah negara untuk dapat berkembang.
Walaupun tidak dipungkiri bahwa sebagian keuntungan mengalir ke luar negeri,
penanaman modal asing dapat meningkatkan persediaan modal ekonomi, menuju
produktivitas lebih tinggi dan upah yang lebih besar. Lebih jauh, investasi asing adalah
salah satu cara mudah bagi negara miskin untuk mempelajari seni penggunaan teknologi
yang dikembangkan dan digunakan oleh negara kaya.
d. Pendidikan
Di negara berkembang upah pekerja terdidik dengan yang tidak terdidik biasanya
sangat besar. Jadi salah satu cara kebijakan pemerintah dapat meningkatkan standar
hidup adalah dengan menyediakan sekolah yang baik dan mendorong populasi
penduduk untuk memanfaatkan keberadaan sekolah tersebut.
Orang yang terpelajar, sebagai contoh mengemukakan gagasan baru tentang cara
terbaik untuk memproduksi barang dan jasa. Jika gagasan ini di terima kalangan umum,
maka gagasan tersebut adalah sebuah keuntungan tambahan pendidikan. Pada kasus ini
keuntungan sekolah bagi masyarakat bahkan lebih besar daripada bagi perseorangan.
Namun ada salah satu masalah yang dihadapi negara miskin yaitu berpindahnya
kalangan pekerja terpelajar ke negara kaya, di mana para pekerja ini dapat menikmati
standar hidup yang lebih tinggi. Hal ini pun menimbulkan dilema bagi pembuat
kebijakan. Di satu pihak negara kaya mempunyai sistem pendidikan juga standar hidup
yang tinggi, sehingga wajar bagi negara miskin mengirimkan muris terbaiknya untuk
mendapatkan gelar yang lebih tinggi. Di lain pihak, pelajar tersebut sudah beradaptasi
di luar negeri dan mungkin akan memilih untuk tidak kembali ke negaranya.
e. Kesehatan dan nutrisi
Menurut Todaro (2003:404-406), yang mempengaruhi produktivitas adalah modal
manusia yang meliputi pendidikan dan kesehatan. Selain faktor pendidikan,
produktivitas tenaga kerja ditentukan oleh faktor kesehatan dan nutrisi. Tentunya tenaga
kerja yang sehat secara fisik akan lebih produktif dibandingkan dengan yang mengalami
gangguan kesehatan. Dengan tenaga kerja yang memiliki kualitas, sehingga
pertumbuhan ekonomi dapat berjalan dengan lancar dan pada akhimya akan menambah
pendapatan perkapita suatu negara. Investasi yang tepat dalam kesehatan penduduk
memberikan satu jalan bagi sebuah bangsa untuk meningkatkan produktivitas dan
meningkatkan standar hidup.

18
Saat ini malnutrisi sangat jarang terjadi di negara maju seperti Inggris Raya dan
Amerika Serikat. Tetapi bagi negara berkembang, kesehatan yang buruk dan gizi yang
tidak memadai tetap menjadi penghalang bagi produktivitas dan standar kehidupan yang
lebih tinggi.
f. Hak kepemilikan dan stabilitas politik
Cara lain dapat ditempuh pembuat kebijakan dalam membantu perkembangan
pertumbuhan ekonomi adalah dengan melindungi hak kepemilikan dan menjaga
stabilitas politik. Hak kepemilikan mengacu kepada kemampuan masyarakat untuk
meminta perhatian pemerintah terhadap sumber daya yang dimilikinya.
Salah satu ancaman dalam hak kepemilikan adalah ketidakstabilan politik. Ketika
revolusi dan penggulingan kekuasaan sering kali terjadi pada suatu negara maka negara
tersebut akan dapat diragukan dapat melindungi hak kepemilikan di kemudian hari. Jika
pemerintah hasil revolusi akan menyita modal kepemilikan usaha, seperti sering terjadi
setelah revolusi komunis, penduduk akan sulit mendapatkan dana dan investasi untuk
memulai suatu usaha baru. Pada saat yang bersamaan pihak asing akan mengurangi
bantuan investasinya ke negara tersebut. Bahkan ancaman revolusi dapat menyebabkan
tertekannya standar kehidupan suatu negara.
Jadi kesejahteraan ekonomi juga tergantung pada kestabilan politik. Sebuah negara
memiliki sistem peradilan yang baik, pegawai pemerintah yang jujur, dan perundang-
undangan yang kuat akan mengalami standar hidup ekonomi yang lebih tinggi
dibanding negara yang sistem peradilannya lemah, pemerintahannya korup dan sering
terjadi revolusi dan kudeta.
g. Perdagangan bebas
Beberapa negara miskin telah mencoba untuk mempercepat laju pertumbuhan
ekonominya dengan menggunakan kebijakan orientasi-ke dalam kebijakan ini
diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan standar hidup suatu negara dengan
cara menghindari hubungan dengan luar negeri, pendekatan ini di dukung perusahaan
lokal yang berpendapat bahwa mereka memerlukan dukungan terhadap persaingan
asing. Pendapat perusahaan lokal ini cenderung kekanak-kanakan dan terselip
kebencian terhadap bangsa asing.
Kebanyakan ahli ekonomi saat ini berpendapat bahwa negara belum berkembang
sebaiknya menggunakan kebijakan orientasi-keluar yang menggabungkan negara
tersebut dengan dunia ekonomi global. Ketika sebuah negara mengekspor gandum dan

19
mengimpor baja, sebuah negara mendapat keuntungan yang sama seperti ketika negara
itu mempunyai teknologi untuk mengubah gandum menjadi baja. Sebuah negara yang
menghilangkan batasan perdagangan akan menikmati pertumbuhan ekonomi yang sama
jenisnya dengan yang terjadi ketika teknologinya telah berkembang.
h. Penelitian dan pengembangan
Alasan utama yang menyebabkan standar hidup menjadi tinggi dibanding di masa
lalu adalah dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun
kebanyakan kemajuan teknologi muncul karena penelitian pribadi oleh perusahaan dan
penemu, ada juga keterlibatan umum dalam menyokong terjadinya kemajuan ini, yaitu
jika seseorang menemukan gagasan/ide tersebut diakui secara umum dan orang lain
dapat menggunakannya secara bebas. Pemerintah harus berperan pada porsi yang sama
dalam menyediakan barang umum untuk mengembangkan pertahanan nasional
sehingga tercipta kondisi yang baik untuk melakukan penelitian dan pengembangan
teknologi baru.
Pemerintah dapat mendorong penelitian dengan memberlakukan sistem paten.
Ketika seseorang atau sebuah perusahaan menemukan produk baru, seperti jenis obat
baru, penemunya dapat mengajukan paten. Juga produknya dianggap bagus dan baru
maka pemerintah dapat memberikan penghargaan yang membuat penemunya memiliki
hak khusus untuk membuat dalam jumlah tertentu sepanjang tahun.
i. Pertumbuhan populasi
Para ahli ekonomi dan ilmu sosial lain telah lama berbeda pendapat tentang
bagaimana pertumbuhan populasi mempengaruhi kehidupan bermasyarakat. Akibatnya
yang paling langsung terasa adalah perubahan dalam angkatan kerja. Populasi yang
besar berarti lebih banyak tenaga kerja untuk melakukan kegiatan produksi barang dan
jasa. Pada saat yang bersamaan, juga berarti lebih banyak penduduk yang melakukan
konsumsi barang dan jasa. Jadi, sementara populasi besar berarti jumlah total barang
dan jasa yang lebih besar, bukan berarti standar kehidupan yang lebih tinggi bagi warga
biasa. Sehingga dapat dikatakan, pertumbuhan populasi yang lebih cepat dapat
menurunkan produktivitas.
Walaupun pertumbuhan populasi yang cepat bukan alasan utama miskinnya negara
tertinggal, beberapa analisis percaya bahwa mengurangi tingkat pertumbuhan populasi
akan menolong negara tersebut meningkatkan standar hidup. Di beberapa negara tujuan

20
ini dicapai dengan cara membuat perundang-undangan yang mengatur jumlah anak
yang diperbolehkan dalam tiap keluarga.

I. STUDI KASUS
Selama ini, pertumbuhan produktivitas sebenarnya telah mulai menurun dari sebelum
pandemi Covid-19 menyerang, hal itu dapat dilihat dari berbagai masalah yang timbul
seperti ketimpangan, kemiskinan, hingga perubahan iklim, yang kemudian diperparah
dengan masuknya pandemi Covid-19 beserta krisis energi.
Ketika pandemi semakin memukul produktivitas, maka mempengaruhi tingkat output
potensial yang seharusnya bisa dicapai. Sebab komponen input terpukul seperti depresiasi
modal aset dan tenaga kerja karena kualitas pendidikan yang terganggu secara jangka
panjang, sebagai akibat tidak meratanya akses teknologi internet.
Selain komponen nutrisi selama Covid-19 pada manusia yang turun pun pada akhirnya
akan berpengaruh ke kualitas tenaga kerja. Pemulihan yang terjadi bila para pembuat
kebijakan tidak memfokuskan produktivitas, adalah pemulihan hanya akan terjadi pada
tingkat agregat makro. Kekhawatirannya, kemungkinan berpotensi menimbulkan
ketimpangan karena pemulihan tidak merata. Komponen yang tidak pulih yang menjadi
memar, dengan keadaan yang berlangsung permanen, seperti keyakinan bahwa Covid-19
mungkin tidak akan pernah hilang. Sehingga, banyak dunia sudah mulai mempersiapkan
untuk hidup dengan Covid-19.
Gejala perpanjangan dari masa lalu yang berlangsung terus baik pada sektor
perdagangan barang, tenaga kerja, dan pasar keuangan yang berdampak banyak terhadap
sisi ekonomi yang sebelumnya mengatakan gejala siklus bisnis tidak berdampak jangka
panjang. Namun nyatanya akibat pandemi, siklus bisnis, seperti harga komoditas, krisis
energi dan sebagainya, kini malah berdampak sangat panjang.
Dampak lainnya yaitu efek kepada manusia. Krisis pandemi berdampak langsung
terhadap masyarakat di dunia yang membuat mereka menjadi khawatir akan kesehatan,
kehilangan pekerjaan, pendapatan yang turun, hingga tidak bisa menyekolahkan anak.
Studi yang menunjukan adanya bukti di mana masyarakat percaya bahwa pandemi ini
mungkin berakhir tapi mungkin akan ada pandemi lagi. Ini mengubah perilaku antisipasi
masyarakat. Maka untuk menghadapi masalah tersebut, altenatifnya yaitu meningkatkan
produktivitas sektor-sektor yang tingkat produktif rendah tapi punya potensi untuk semakin
tinggi.
21
BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Secara parsial faktor nilai Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di samping adanya pajak, ekspor, dan nilai tukar. Suatu
perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika jumlah produksi barang dan jasanya
meningkat. Peningkatan produktivitas menjadi prasyarat utama bagi tumbuh kembangnya
ekonomi suatu negara. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan fungsi
peningkatan produktivitas yang tercermin pada peningkatan output dalam negeri atau dalam
ilmu ekonomi disebut nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk bisa tumbuh secara
berkelanjutan sistem ekonomi suatu negara membutuhkan peningkatan produktivitas sektor
utama seperti industri manufaktur, pertanian, jasa, transportasi, komunikasi dan konstruksi. Di
mana produktivitas sektor-sektor tersebut merupakan fungsi dari sejumlah hal seperti kualitas
tenaga kerja, infrastruktur, regulasi dan stabilitas politik.

Upaya untuk mendorong produktivitas nasional dilakukan melalui peningkatan realisasi


investasi di dalam negeri. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas
tenaga kerja juga perlu diperhatikan seperti halnya lingkungan kerja, proses, tujuan, kesehatan
karyawan, dan pelatihan. Sementara itu dari sisi pemerintah, upaya untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja dilakukan melalui serangkaian kebijakan. Peranan masing-masing
sektor dalam produktivitas tenaga kerja dapat menentukan skala prioritas pembangunan saat ini
dan masa yang akan datang. Oleh karena itu perhatian terhadap arti pentingnya produktivitas
tenaga kerja akan menjamin kelangsungan hidup suatu negara dalam jangka panjang.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aimon, Hasdi. (2012). Produktivitas, Investasi Sumber Daya Manusia, Investasi Fisik,
Kesempatan Kerja Terhadap Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal
Kajian Ekonomi, 1(1), 209-218.
Baderi, Firdaus. (2014). Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas. Diakses pada tanggal 18
Februari 2022, dari https://www.neraca.co.id/article/40265/pertumbuhan-ekonomi-dan-
produktivitas
Fauzi, Ahmad. (2020). Menghitung Pertumbuhan Ekonomi: Faktor, Cara, dan Pengukuran.
Diakses pada 17 Februari 2022, dari https://www.rajamanajemen.com/pertumbuhan-
ekonomi-cara-dan-pengukuran/
Mankiw, N. Gregory. (2018). Pengantar Ekonomi Makro (edisi 7) (Chriswan Sungkono,
Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.
Ramayani, Citra. (2012). Analisis Produktivitas Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, 1(1), 41-54.
S., Alam. (2016). Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
Sandria, Ferry. (2021). Duh! Ini Ramalan Buruk ADB Soal Dampak Pandemi RI-Malaysia.
Diakses pada 16 Februari 2022, dari
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210727201527-17-264128/duh-ini-ramalan-
buruk-adb-soal-dampak-pandemi-ri-malaysia/2
Sihombing, Dionisius. (2009). Analisis Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja di Kabupaten
Dairi, Provinsi Sumatera Utara 1993-2003. Jurnal Kependudukan Indonesia, 4(1), 1-13.
Sugiarto, dkk. (2015). Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja Sektoral Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 1-4.
Syahputra, Rinaldi. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Samudra Ekonomika, 1(2), 183-191.
Wuryasti, Fetry. (2022). Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi Perlu Ditopang Peningkatan
Produktivitas. Diakses pada 19 Februari 2022, dari
https://mediaindonesia.com/ekonomi/472310/pertumbuhan-ekonomi-di-masa-pandemi-
perlu-ditopang-peningkatan-produktivitas

23

Anda mungkin juga menyukai