Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MASALAH EKONOMI

Dosen Pembimbing

Fivien Muslihatinningsih, SE.,M.Si

Disusun Oleh

Nafatul Laily

170810301063

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
makalah yang berjudul “Masalah Ekonomi”. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih
jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Ekonomi Makro pada prodi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri
Jember. Secara garis besar makalah ini membahas pengertian sistem ekonomi dan macam-
macam sistem ekonomi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Fivien Muslihatinningsih, SE.,M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif, terutama dari Ibu pembimbing dan teman-teman.

Jember, 26 Juli 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………..……................................................... i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….........ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..................1
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………………….......1
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………..........................1
1.3 TUJUAN ……………………………………………………………….......................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................2
2.1 PENGERTIAN MASALAH EKONOMI.......................................................................... 2
2.2 MASALAH UMUM EKONOMI........................................................................................2
2.3 MASALAH EKONOMI KARENA PERBEDAAN LATAR BELAKANG......................3
2.4 MASALAH EKONOMI MAKRO..................................................................................4
BAB III PENUTUP …………………………………………………….……..........................9
3.1. KESIMPULAN ………………………………………………….................................9
DAFTAR PUSTAKA ………………………….....................................................................10

Ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada Negara-negara yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan
harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan
membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak
menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju. Meskipun di
dunia ini terdapat beraneka ragam sistem ekonomi yang dianut oleh masing-masing negara,
pada hakekatnya persoalan yang dihadapi oleh setiap sistem ekonomi tersebut adalah sama.
Dalam rangka mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya, setiap sistem ekonomi yang
dianut oleh setiap negara akan menghadapi persoalan ekonomi yang sama. Untuk mengetahui
masalah-masalah ekonomi apa saja yang ada di berbagai negara dan cara mengatasinya maka
perlu adanya analisis yang di mulai dari hal terkescil.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan masalah ekonomi?
2. Apa saja macam-macam masalah ekonomi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ekonomi makro
2. Untuk mengetahui masalah umum ekonomi
3. Untuk mengetahui masalah ekonomi karena perbedaan latar belakang
4. Mengetahui cara-cara mengatasi masalah ekonomi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian masalah ekonomi


masalah ekonomi adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan pada ranah
ekonomi. Lebih spesifik lagi adalah kesenjangan antara kebutuhan manusia yang harus
dipenuhi dengan kenyataan akan jumlah barang pemuas kebutuhan yang terbatas.
2.2 Masalah umum ekonomi
a. What commodities shall be produced and in what quantities? Barang-barang apa
yang akan dibuat dan seberapa banyak?
Artinya, berapa banyak serta yang manakah diantara barang-barang dan jasa-jasa
yang sekian banyaknya itu yang dipilih untuk dibuat dan dihasilkan? Makanankah
atau pakaian? Lebih banyak makanan daripada pakaian atau sebaliknya?
b. How shall goods be produced? Dengan cara bagaimanakah barang-barang itu akan
dihasilkan?
Artinya, siapa yang akan mengerjakan dan dengan sumber-sumber apa serta dengan
tekhnologi yang bagaimanakah barang-barang itu dihasilkan? Siapa yang harus
berburu dan siapa pulakah yang harus memancing? Listrik sebaiknya dibangkitkan
dengan tenaga uap, air terjum atau atom?
c. For whom shall goods be produced? Untuk siapakah barang-barang yang
dihasilkan itu nantinya?
Artinya, siapakah yang akan dan harus menikmati serta memperoleh manfaat dari
dihasilkannya barang-barang tersebut? Atau dengan perkataan lain, bagaimanakah
seluruh produk (hasil produksi) nasional dibagikan kepada anggota-anggota
masyarakat? Sebagian kecil dibagikan kepada sekelompok masyarakat yang kaya atau
sebagian besar sisanya kepada kelompok masyarakat yang miskin? Atau sebaliknya?
Atau sama rata?

2
2.3 Masalah Ekonomi Karena Perbedaan Latar Belakang
2.3.2 Organisasi Ekonomi
1. Barang apa dan jaa apa yang harus di produksi dan berapa banyaknya
2. Dengan metode apa barang dan jasa dihasilkan
3. Bagaimana cara pembagian barang yang dihasilkan diantara anggota masyarakat
4. Apakah sumber daya bangsa dimanfaatkan sepenuhnya atau sebagian menganggur
dan terbuang percuma
5. Apakah tenaga beli dari uang dan tabungan konstan, atau berkurang karena inflasi
6. apakah kemampuan perekonomian untuk menghasilkan barang bertambah atau
tetap sama dari waktu ke waktu

2.3.2 Batas kemungkinan produksi


(production–possibility frontier (PPF), production–possibility curve, production-
possibility boundary atau product transformation curve) adalah representasi grafik yang
menunjukkan kemungkinan produksi dua komoditas yang dihasilkan dengan
menggunakan [faktor produksi] yang sama dan tetap. Dalam kurva ini, konsep biaya
peluang dan diminishing return dapat diterapkan. Misalnya, pada gambar di bawah ini
untuk memproduksi 10 mentega (butter) lagi (dari A ke B), hanya 5 senapan (gun) yang
menjadi biaya peluang. Akan tetapi, bila ingin menghasilkan 10 mentega terakhir (dari C
ke D), biaya peluangnya jauh lebih besar yaitu 50 senapan.

2.3.3 MasalahPenduduk
Pertumbuhan ekonomi harus mencerminkan pertumbuhan output per kapita. Dengan
pertumbuhan perkapita, berarti terjadi pertumbuhan upah riil dan meningkatnya standar
hidup.).

3
Menurut teori Klasik bahwa output akan berkembang sejalan dengan perkembangan
penduduk. Adam Smith yang mempelopori teori Klasik ini berasumsi bahwa pada masa
itu lahan belum bersifat langka, modal belum ada yang diperhitungkan, tapi hanya jumlah
tenaga kerja yang diperhitungkan. Akibatnya pertambahan penduduk dipandang sebagai
faktor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mengingat output berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk, maka waktu itu
belum berlaku konsep the law of diminishing return seperti apa yang ditemukan oleh
David Ricardo pada periode selanjutnya. Karena menurut teori ini penduduk dianggap
sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi, maka semboyan banyak anak banyak
rejeki berlaku artinya semakin banyak anak semakin banyak tenaga kerja yang bisa
dilibatkan untuk menggarap tanah sehingga menambah output. The law of diminishing
return terungkap setelah penduduk semakin bertambah begitu juga dengan produksi
nasional, namun setelah jaman keemasan tersebut mulai dirasakan bahwa semakin lama
penduduk semakin bertambah, sementara jumlah lahan tidak bertambah yang
menyebabkan lahan terasa semakin sempit. Setiap pekerja baru akan mendapatkan lahan
yang semakin kecil untuk digarap. Menurunnya rasio antara lahan yang digarap dengan
jumlah pekerja yang banyak akan menimbulkan penurunan marginal product sehingga
akan menurunkan upah riil. Adam Smith (dalam Arsyad, 2010) mengungkapkan unsur
pokok dari sistem produksi suatu negara ada tiga yaitu : pertama, sumberdaya alam yang
tersedia, kedua, sumberdaya manusia dan ketiga, akumulasi modal yang harus dimiliki.
Namun Smith lebih menekankan pada stok modal yang merupakan unsur yang secara
aktif menentukan tingkat output. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan
output per kapita. Ada dua sisi hal yang perlu diperhatikan yaitu sisi output totalnya dan
sisi jumlah penduduknya. Output per kapita adalah output total dibagi dengan jumlah
penduduk. Jadi proses kenaikan output per kapita, tidak bisa tidak, harus dianalisa dengan
jalan melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk
dilain pihak (Boediono, 1992)

2.4 Masalah Ekonomi Makro


Masalah ekonomi makro yang akan selalu dihadapi suatu negara, yaitu sebagai berikut :

4
2.4.1 Masalah pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja
ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak
bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran.
Contohnya : ibu rumah tangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus keluarganya
tidak tergolong sebagai penganggur.
Faktor utama yang menimbulkan terjadinya pengangguran adalah kekurangan pengeluaran
agregat. Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari
keuntungan. Keuntungan tersebut akan dapat diperoleh apabila para pengusaha dapat menjual
barang yang mereka produksikan.
Semakin besar permintaan, semakin banyak barang dan jasa yang akan mereka wujudkan.
Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan
demikian, terdapat hubungan yang sangat erat diantara tingkat pendapatan nasional yang
dicapai dengan penggunaan tenaga kerja yang dilakukan.
Dalam peekonomian modern terdapat lima bentuk pengangguran anatara lain sebagai
berikut.
1. Pengangguran friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar
kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang
lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
5
5. Pengangguran tidak kentara,
pengangguran ini bukan berati mereka tidak bekerja sama sekali, mereak bekerja
tapi nilai produktivitas mereka sangat rendah atau tidak ada artinya. Misalnya
dalam suatu kegiatan usaha bila dikerjakan oleh lima orang nilai produktivitasnya
20 unit, tetapi bila dikerjakan oleh dua orang hasilnya tetap sama, maka yang tiga
orang dari lima pekerja tesebut adalah pengangguran.
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary
unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah
pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain
yang lebih baik.
Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena
sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
2.4.2 Masalah Inflasi
inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap
terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
memengaruhi.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan
hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10%
setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.
2.4.3 Masalah Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah.

6
Masalah ini dapat dipandang sebagai masalah ekonomi makro dalam jangka panjang. Dari
satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan
jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkatkan ini disebabkan karena faktor-faktor
produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Berdasarkan konsep Production Possibilities Frontier (PPF), pertumbuhan ekonomi
dapat memperluas kemungkinan produksi masyarakat dan akan menggeser PPF ke kanan
atas. Batas kemungkinan Produksi (PPF) menunjukkan semua kombinasi output yang dapat
diproduksi jika semua sumber dayalangka dan dimiliki oleh masyarakat dimanfaatkan secara
penuh dan efisien.
2.4.4 Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Neraca perdagangan adalah data yang memberi gambaran perbedaan antara nilai ekspor dan
impor suatu negara pada periode tertentu.
Neraca pembayaran adalah data yang memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan dan
dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam satu periode tertentu.
Defisit dalam neraca perdagangan yang disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor,
mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan masalah pengagguran yang lebih
serius akan dihadapi.
Bila suatu negara mengalami ketidakstabilan neraca pembayaran akan menimbulakn
berbagai masalah ekonomi didalam negeri. Misalnya bila negaa mengimpor secara
berlebihan, dampaknya antara lain sebagai berikut.
a. Menurunkan nilai mata uang domestik, hal ini mendorong harga barang impor makin
mahal, sehingga inflasi naik dengan cepat.
b. Mengurangi kegiatan dan petumbuhan ekonomi dalam negeri, apabila impor naik
dampaknya akan menurunkan produksi dalam negeri.
c. Mengurangi kesempatan kerja. Akibat impor yang berlebihan akan menurunkan
kegiatan produksi dalam negeri dan otomatis mengurangi kesempatan kerja sehingga
dapat menimbulkan kenaikan tingkat pengangguran.
d. Turunnya nilai mata uang domestik akan mengurangi kegairahan investasi didalam
negeri, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi makro disuatu negara dapat melalui
berbagai kebijakan, yaitu kebijakan fiskal, kebijakan moneter, kebijakan disektor lain, dan
kebiakan di sektor luar negeri. Semua kebijakan tersebut dapat dikatakan sebagai kebijakan
ekonomi makro.
7
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah untuk mengubah dan
mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah melalui APBN dengan maksud
untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Bentuk kebijakan fiskal dapat dibagi dua yaitu sebagai berikut.
1. Untuk jangka pendek meliputi;
(a) Membuat perubahan yang berkaitan dengan pembelanjaan/pengeluaran
pemerintah,
(b) Membuat perubahan yang berkaitan dengan sistem pajak dan jumlah pajak yang
di tetapkan.
2. Untuk jangka panjang dapat berupa;
(a) Kebijakan penstabilan otomatik, artinya menjalankan sistem pajak yang telah ada,
misalnya sistem pajak progresif dan proposional,
(b) Kebiakan fiskal diskresioner artinya kebijakan yang secara khusus membuat
perubahan terhadap sistem yang ada, misalnya membuat undang-undang,
peraturan-peraturan baru di bidang penerimaan, dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan Moneter merupakan kebijakan yang dilakukan bank sentral dalam
mengatur dan mengendalikan jumlah uang yang beredar.
Disamping kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ada juga kebijakan yang lain,
yaitu:
1. Kebijakan di sektor perdagangan, industri, dan sektor pertanian;
2. Kebijakan disektor luar negeri merupakan kebijakan dalam pengendalian uang
yang masuk dan keluar dari suatu negara, aga neraca pembayaran tetap stabil
dan menentap.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fenomena yang terjadi dalam kegiatan perekonomian seperti harga tidak stabil dan selalu
cenderung naik, kurangnya ketersediaan barang, rendahnya kesempatan kerja, dan rendahnya
pendapatan masyarakat menunjukkan betapa banyaknya persoalan ekonomi. Sementara
masyarakat selalu berusaha untuk mencapai tingkat kegiatan ekonomi yang lebih tinggi, yaitu
suatu tingkat kegiatan terciptanya kesempatan kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang
mantap. Sehingga kemakmuran berada pada tingkat kemakmuran yang tinggi.

9
Daftar pustaka
Rosyidi,Suherman. 2009. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi
Mikro dan Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Murni, Asfia. 2006. Ekonomika Makro. Bandung: PT Refika Aditama
Lipsey, Richard G dan Steiner, Peter O. Pengantar Ilmu Ekonomi. Rineka Cipta
https://media.neliti.com/media/publications/55282-ID-dampak-pertumbuhan-penduduk-
terhadap-per.pdf
http://www.pengetahuansosial.com/2016/10/masalah-ekonomi-contoh-dan-cara-
mengatasi.html
http://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/masalah-masalah-ekonomi-makro-dan-mikro/
https://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurva_kemungkinan_produksi
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-
pengangguran-friksional-struktural-musiman-siklikal.html#.W1gM69WtjIU

10

Anda mungkin juga menyukai