Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK 5

LAPORAN PRAKTIKUM AGRIPRENEURSHIP 1


“BUDIDAYA TANAMAN SINGKONG DAN TANAMAN TIMUN”

Oleh:

RENA SUGIARTI 12355201190038


NIXSON LUMELING 12355201190026
JENDRY LAMARUBUN 12355201190035
HERLIN NATE 12355201190008
MIKHAEL DORU 12355201190033

PROGRAM STUDY AGRIBISNIS


SEKOLAH TINGGI PERTANIAN KEWIRAUSAHAAN BANAU
HALMAHERA BARAT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehigga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum
matakuliah Agripreneurship 1, tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami sampaikan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah agripreneurship 1 yaitu :
1. Dr. Penina I, Nindatu, M.Si
2. Relanti Sopacua, M.Si
yang dengan setia membimbing kami.
Kami menyadari penulisan laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami sangat berharap kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan penulisan
selanjutnya sebagai mana yang kita harapkan semua.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kelompok 5 khususnya dan
teman-teman semua, segala upaya yang kami laksanakan selama ini mendapat perlindungan
dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamin

Jailolo. januari 2021

Kelompok V
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ........................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................

PENDAHULUAN .................................................................................

Latar Belakang ........................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

Taksonomi dan Morfologi Tanaman Singkong ....................................

Syarat Tumbuh Tanaman Singkong ......................................................

Tanaman Timun ..................................................................................... .

Taksonomi dan Morfologi Tanaman Timun .......................................... .

Syarat tumbuh tanaman timun ............................................................... .

METODE PRAKTIKUM ...................................................................

PEMBAHASAN ...................................................................................

Budidaya Tanaman singkong dan timun ...............................................

PENUTUP.............................................................................................

SARAN ..................................................................................................

KESIMPULAN ....................................................................................

DAFTAR FUSTAKA ...........................................................................


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Agripreneurship secara Bahasa berasal dari dua kata yaitu “farming” yang berarti
pertanian, dan “entrepreneurship” yang berarti kewirausahaan. Secara sederhana, dapat di
artikan bahwa agripreneurship merupakan kemauan dan pelaku usaha di sector pertanian
untuk mengumpulkan informasi, mengolah informasi, mengidentifikasi peluang, dan berani
mengambil resiko untuk menciptakan peluang ekonomi baru, seperti produk baru, dan
metode produksi baru serta gagasan-gagasan dan ide-ide yang inovatif untuk pasar.
Dari pengertian di atas ,menjadi salah satu tujuan di bentuk nya mata kuliah agripreneurship
khusnya kami sebagai mahasiswa pertanian tentu sangat penting dan wajib mempelajari dan
mengikuti mata kuliah ini. Hal tersebut di harapkan bahwa kami sebagai mahasiswa pertanian
bisa menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan produktif. Pada mata kuliah ini mahasiswa
di latih untuk mengembangkan kemampuan di bidang usaha agribisnis mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan rencana, analisis pasar dan strategi pasar.
di semester tiga ini kami di berikan materi tersebut. Adapun praktikum kali ini kami
di berikan tugas untuk membudidayakan tanaman pangan dan juga tanaman hortikultura,
pada tugas ini kami kelompok tiga memutuskan untuk menanam tanaman singkong (pangan)
dan tanaman timun (hortikultura), alasan kami memilih tanaman tersebut karena kami
melihati situasi tanah pada lahan STPK banau yang cenderung kering dan ph tanah yang
kurang bagus, kami juga melihat sekeliling yang penanaman singkong di lahan tersebut hasil
nya bagus, dan untuk tanaman timun, pengalaman kami di semester satu bahwa rekan kami
yang menanam timun hasilnya bagus, tidak hanya itu kedua jenis tanaman tersebut sangat
mudah di olah menjadi berbagai jenis makanan, dan kedua jenis tanaman tersebut di jual
mentah juga sangat banyak di minati masyarakat/permintaan pasar.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman ubi kayu dan timun ?


2. Bagaimana proses input, produksi, dan output dari budidaya tanaman singkong dan
tanaman timun ?

Tujuan Praktikum

1. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah agripreneurship
1 dan juga mengetahui cara membudidayakan tanaman ubi kayu dan timun yang
baik dan benar !
2. Memanfaatkan hasil panen untuk di jual/memanfaatkan peluang pasar !
TINJAUAN PUSTAKA

TANAMAN SINGKONG
Tanaman Singkong
Ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ketela pohon
Berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke
seluruh dunia, antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Tanaman ini
masuk ke Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang di negara- negara
yang terkenal dengan wilayah pertaniannya (Purwono, 2009).
Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : ManihotMill
Spesies : Manihot esculenta Crantz (USDA, 2017)

Ubi kayu berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil. Penyebarannya
hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok. Ubi kayu
berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia
pada tahun 1852 (Prihatman, 2000). Daun ubi kayu tumbuh di sepanjang batang dengan
tangkai yang panjang. Daun ubi kayu berwarna kehijauan dan tulang daun yang majemuk
menjari dengan anak daun berbentuk elips yang berujung runcing. Warna daun muda hijau
kekuningan atau hijau keunguan. Tangkai daun panjang dengan warna hijau, merah, kuning,
atau kombinasi dari ketiganya. Menurut Rukmana (2002)
batang tanaman ubi kayu berbentuk bulat diameter 2,5 –4 cm, berkayu beruas –ruas
dan panjang. Ketinggiannya dapat mencapai 1 –4 meter. Warna batang bervariasi tergantung
dar kulit luar, tetapi batang yang masih muda pada umumnya berwarna hijau dan pada saat
tua berubah keputih –putihan, kelabu, hijau kelabu atau coklat kelabu. Empulur batang
berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk seperti gabus.Sekelompok akar sekunder
berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh menyamping.
Akar penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan
membantu penyerapan hara. Akar akan membesar dan membentuk ubi. Ubipada ubi kayu
merupakan akar pohon yang membesar dan memanjang, dengan rata –rata bergaris tengah 2-
3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis ubi kayu yang ditanam. Ubipada ubi kayu
berasal dari pembesaran sekunder akar adventif. Bagian dalam ubi kayu berwarna putih atau
kekuning –kuningan. Ubi pada ubi kayu tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari
pendingin (Purwono dan Purnamawati, 2007).
Bunga pada tanama ubi kayu muncul pada ketiak percabangan. Bunga betina lebih
dulu muncul dan matang. Tanaman ubi kayu bunganya berumah satu (monoecius)dan proses
penyerbukannya bersifat silang. Jika selama 24 jam bunga betina tidak dibuahi, bunga akan
layu dan gugur.Varietas ubi kayu yang sudah tersebar luas di masyarakat pada masa sekarang
ini merupakan varietas lokal maupun varietas unggulan nasional.
Berdasarkan laporan tahunan Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Ubi-
ubian (Balitkabi), Malang tahun 2000 bahwa telah diperoleh 28 kombinasi persilangan dan
3 kombinasi silang bebas klon-klon ubi kayu dalam rangka pembentukan varietas unggul ubi
kayu yang rendah HCN dan toleran terhadap serangan hama tungau merah. Varietas unggul
ubi kayu yang saat ini banyak ditanam masyarakat adalah: Adira 1, Adira 2, Adira 4, Darul
Hidayah, Malang 1, Malang 2, Malang 4, Malang 6, UJ-3, dan UJ-5 (Purwono dan
Purnamawati, 2007)

Syarat Tumbuh ubi kayu (singkong)

Ubi kayu merupakan tanaman tropis. Wilayah pengembangan ubi kayu berada pada
30oLU dan 30oLS. Namun demikian, untuk dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi,
tanaman ubi kayu menghendaki persyaratan iklim tertentu. Tanaman ubi kayu menghendaki
suhu antara 18o-35oC. Pada suhu di bawah 10oC pertumbuhan tanaman ubi kayu akan
terhambat. Kelembaban udara yang dibutuhkan ubi kayu adalah 65% (Sundari, 2010).Hasil
optimum didapatkan jika tanaman ubi kayu dibudidayakan dengan ketinggian antara 10-700
mdpl.Ubi kayumenghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik dengan
pH tanahh 4,5 -8.

Hal ini dikarenakan tanaman ubi kayumembutuhkan unsur hara terutama nitrogen
(N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyakuntuk perbesaran ubinya (Effendi,
2002).Tanaman ubi kayu banyak diusahakan di lahan kering dengan berbagai jenis tanah
terutama Ultisol, Alfisol, dan Inceptisol. Provinsi Lampung merupakan sentral produksi ubi
kayu utama di Indonesia. Di Provinsi Lampung ubi kayu sebagian besar ditanam di lahan
Ultisol bersifat masam, Al-dd tinggi dan kandungan hara relatif miskin. Ubi kayu dapat
tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH 6,1. Klon yang umum ditanam petani adalah klon
unggul UJ-5 (Balai Penelitian Kacang dan Ubi, 2013).
Budidaya tanaman ubi kayu (singkong)

1. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan antara lain adalah untuk memperbaiki struktur tanah. Tanah
yang baik untuk budi daya ubi kayu seharusnya memiliki struktur remah atau gembur,
sejak fase awal pertumbuhan tanaman hingga panen. Pengolahan tanah juga bertujuan
untuk menekan pertumbuhan gulma. Hal ini dilakukan agar ubi kayu tidak bersaing
dengan berbagai gulma dalam mengambil hara tanah, pupuk dan air. Selain itu
pengolahan tanah pada ubi kayu juga bertujuan untuk menerapkan sistem konservasi
tanah untuk memperkecil peluang terjadinya erosi. Hal ini penting dilakukan agar
kesuburan tanah tetap lestari, karena sentra ubi kayu didominasi lahan-lahan yang relatif
peka erosi.

2. tanam

Jika dimaksudkan untuk diambil umbinya, penanaman setek dilakukan secara vertikal
berjarak 50 cm antar setek. Namun, jika dimaksudkan untuk diambil daunnya, setek
dapat ditanam rapat secara mendatar agar tunas baru muncul dari setiap buku. Anjuran
cara tanam sebagai berikut :

a. Pangkal stek dipotong rata atau runcing. Pangkal stek yang dipotong miring akan
berdampak pada pertumbuhan akar yang tidak merata
b. Tanamlah stek dalam posisi vertical. Stek yang ditanam dalam posisi lain (miring 45 0
dan horizontal), akarnya tidak terdistribusi secara merata. Volume akar di tanah dan
penyebarannya berpengaruh pada jumlah hara yang dapat diserap tanaman, selanjutnya
berdampak pada produksi. Jangan terbalik, pemotongan ujung stek meruncing,
membantu agar stek tidak ditanam terbalik.
c. Kedalaman tanam 15 cm, pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini terkait
dengan kelembaban tanah untuk menjaga kesegaran stek. Disarankan menanam dalam
keadaan tanah gembur dan lembab. Tanah dengan kondisi ini akan menjamin kelancaran
sirkulasi O2 dan CO2 serta meningkatkan aktivitas mikrobia tanah. Keadaan ini dapat
memacu pertumbuhan daun untuk menghasilkan fotosintat secara maksimal yang akan
ditranslokasikan ke tempat penyimpanan cadangan makanan (ubi) Ubi kayu secara
maksimal pula.
3. Penanaman dan Penyulaman

Waktu tanam yang tepat bagi tanaman ubi kayu, secara umum adalah musim penghujan
atau pada saat tanah tidak berair agar struktur tanah tetap terpelihara. Tanaman ubi kayu
dapat ditanam di lahan kering, beriklim basah, waktu terbaik untuk bertanam yaitu awal
musim hujan atau akhir musim hujan. Pada praktek penanaman lahan kami kali ini , stek
ditanam pada bulan September penyulaman dilakukan saat ubi kayu mulai berumur 1-3
minggu. Bila penyulaman dilaksanakan sesudah umur 5 minggu, tanaman sulam akan
tumbuh tidak sempurna karena ternaungi tanaman sekitarnya. Sediakan bibit khusus
untuk sulam yang ditanam di pinggir atau tepi kebun.

4. Pengendalian gulma

Gulma harus dikendalikan karena gulma merupakan pesaing bagi tanaman ubi kayu
khusunya untuk mengambil hara, pupuk dan air. Berikut adalah waktu yang tepat untuk
pengendalian gulma yaitu :

a. Tiga bulan pertama, hal ini disebabkan pertumbuhan gulma yang lebat, karena tanah di
antara tanaman belum tertutup sempurna oleh kanopi

5. Di saat panen, dengan tujuan menurunkan kesulitan panen, sehingga kehilangan hasil
dapat dicegah dan mempermudah pengolahan tanah dan mengurangi populasi gulma
pada musim tanam berikutnya.

6. Pemupukan

Tanaman ubi kayu memerlukan pupuk dalam penanaman, karena unsur hara yang
diserap oleh ubi kayu per satuan waktu dan luas lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman
pangan yang berproduktivitas tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa hara terbawa
panenuntuk setiap ton umbi segar adalah 6,54 Kg N, 2,24 P2O5, dan 9,32 Kg K2O/ha/musim
atau pada tingkat hasil 30 ton/ha sebesar 147,6 Kg N, 47,4 Kg P2O5, dan 179,4 Kg
K2O/ha/musim. Hara tersebut harus diganti melalui pemupukan setiap musim. Tanpa
pemupukan akan terjadi pengurasan hara, Sehingga kesuburan hara menurun dan produksi
dan produksi ubi kayu akan menurun. Berikut adalah dosis pupuk yang berimbang untuk
budi daya ubi kayu :
7. Pengairan dan Penyiraman

Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu
dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan
penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat
musim kering dengan cara menyiram langsung .

8. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penyakit utama tanaman ubi kayu adalah bakteri layu (Xanthomonas campestris pv.
manihotis) dan hawar daun (Cassava Bacterial Blight/CBB). Kerugian hasil akibat CBB
diperkirakan sebesar 8% untuk varietas yang agak tahan, dan mencapai 50 – 90% untuk
varietas yang agak rentan dan rentan. Varetas Adira-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-5 tahan
terhadap kedua penyakit ini. Hama utama ubi kayu adalah tungau merah (Tetranychus
urticae).

Hama ini menyerang hanya pada musim kemarau dan menyebabkan rontoknya daun,
tetapi petani hanya menganggap keadaan tersebut sebagai akibat kekeringan. Penelitian
menunjukkan penurunan hasil akibat serangan hami ini dapat mencapai 20 – 53%, tergantung
umur tanaman dan lama serangan. Bahkan berdasarkan penelitian di rumah kaca. Serangan
tungau merah yang parah dapat mengakibatkan kehilangan hasil ubi kayu hingga 95%.
Tungau dapat menyebabkan kerusakan tanaman ubi kayu dengan cara mengurangi luas areal
fotosintesis dan akhirnya mengakibatkan penurunan hasil panen ubi kayu.

Kerusakan tanaman dapat diperparah oleh kondisi musim kering, kondisi tanaman
stress air, dan kesuburan tanah yang rendah. Untuk pengendalian tungau merah sebaiknya
ubi kayu ditanam di lahan pada awal musim hujan untuk mencegah terjadinya serangan
tungau, dengan tenggang waktu maksimum 2 bulan. Jika terlambat ditanam, peluang
terjadinya serangan lebih lama sehingga kehilangan hasil yang ditimbulkan semakin tinggi.
Namun cara yang paling praktis, stabil dan ekonomis adalah dengan menanam varietas yang
tahan tungau.

Panen

Kriteria utama umur panen ubi kayu adalah kadar pati optimal, yakni pada saat
tanaman berumur 3-4 bulan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun mulai berkurang,
warna daun mulai agak menguning, dan banyak daun yang rontok. Sifat khusus ubi kayu
ialah bobot ubi kayu meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, sedangkan kadar pati
cenderung stabil pada umur 3-4 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa umur panen ubi kayu
fleksibel. Tanaman dapat dipanen pada umur 3 bulan atau ditunda hingga 4 bulan.
Tanaman Timun

Kedudukan tanaman mentimun dalam tata nama tumbuhan, yang dikutip sumpena,
2001 diklasifikasikan ke dalam :

Divisi : Spermatohyta
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceaea
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L.
Keturunan : Vanesa

Keluarga (famili) Cucurbitaceaea ini sekurang-kurangnya ada 96 generatif dan 750


spesies tanaman labu-labuan yang tumbuh di dunia, terutama di daerah (panas) tropis.
Meskipun demikian hanya beberapa jenis atau spesies saja yang ditanamdi Indonesia, di
antaranya, Baligo atau Kundur (Benincasa hispida Thumb. Cogn), Semangka
(Citrullusvulgaris Schard), Waluh (Cucurbita moschata Dutch. ex. Poir), Oyong atau
Kimput (Luffa acutalangula L. Roxb), paria atau pare (Momordica charantia L.), Labu siam
(Sechium edule Sw.), dan Melon (cucumis melo L).Variasi bentuk dan warna buah mentimun
disebabkan oleh varietas mentimun yang berbeda. Varietas buah mentimun terus bertambah
seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan akan benih

mentimun yang disesuaikan dengan kondisi geografis suatu tempat.Menurut


Wahyudi (2010) mentimun memiliki beberapa varietas, ada tiga contoh varietas yaitu
mayapada F-1, misano F-1, dan venus yang namanya diganti menjadi vanesa.Mentimun
dapat dibudidayakan di sawah, ladang, kebun, dalam media polybeg dengan menggunakan
lanjaran atau para-para atau dibiarkan merambat di tanah, karena mentimun adalah tanaman
semusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan perantara alat pemegang seperti ajir.
Cara budidaya mentimun pada dasarnya sama dengan budidaya sayuran konvesional lainnya.

Morfologi Tanaman Mentimun

Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar, tetapi daya
tembusnya relatif dangkal, kedalaman sekitar 30 sampai 60 cm, karena itu tanaman
mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air (Rukmana,
1994).Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat
dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu, serta
berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50 sampai 250 cm, bercabang
dan bersulur yang tumbuh di sisi tangkai daun.Daun tunggal, letaknya berseling, bertangkai
panjang dan berwarna hijau, bentuk daun bulat lebar, bersegi mirip jantung, dan bagian ujung
daunnya meruncing, dan bergerigi. Panjang 7 sampai 18 cm dan lebar 7 sampai 15 cm. Daun
ini tumbuh berselang seling keluar dari buku-buku (ruas) batang.

Tanaman mentimun pada dasarnya berbunga sempurna (Hermaphrodite), tetapi pada


perkembangan evolusinya salah satu jenis kelaminnya mengalami degenerasi, sehingga
tinggal salah satu jenis kelaminnya yang berkembang menjadi bunga secara normal. Para ahli
tanaman menemukan empat macam bunga mentimun, yaitu bunga jantan, betina, sempurna
dan campuran. (Padmiarso M. Wijoyo. 2012).

Bunga mentimun bersifat tidak mantap, karena sangat dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan. Di Indonesia, letak bunga jantan dan betina terpisah, tetapi masih dalam satu
tanaman (berumah satu) atau disebut ‘monoecious’. Pada variasi kelamin bunga monoecious,
persentase bunga jantan dan bunga betina hampir sama jumlahnya. Di daerah yang
penyinaran mataharinya lebih dari 12 jam/hari, intensitas tinggi dan suhu udaranya panas
cenderung memperlihatkan lebih banyak bunga jantan (Androecium) dari pada bunga betina
(Gynaecium).

Bentuk bunga mentimun mirip terompet yang mahkota bunganya berwarna kuning.
Bunga jantan dicirikan tidak mempunyai bagian yang membengkak di bawah mahkota
bunga, jumlahnya lebih banyak, dan keluarnya beberapa hari lebih dulu dibandingkan dengan
bunga betina. Sedangkan bunga betina mempunyai bakal buah yang membengkak, terletak
di bawah mahkota bunga, dan umumnya baru muncul pada ruas ke-6 setelah bunga jantan.
Bunga betina mampu berkembang menjadi buah.

Bentuk dan ukuran buah bermacam-macam, tetapi umumnya bulat panjang atau bulat
pendek. Kulit buah ada yang berbintil, ada pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau
keputih-putihan, hijau muda, dan hijau gelap. Daging buah ketimun mengandung banyak air
dan berwarna putih. Di dalam buah terdapat banyak biji, biji mentimun berjumlah banyak
dengan bentuk lonjong meruncing (pipih), kulitnya berwarna putih. Biji ini dapat digunakan
sebagai alat perbanyakan tanaman.

Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun

Tanaman mentimun dapat dibudidayakan dimana-mana, baik diladang, dihalaman


rumah dan di green house. Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus.
Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur dan gembur, serta
cahaya matahari penuh dengan drainase yang baik. Mentimun sebaiknya dirambatkan kepara
para, dan tumbuh dengan baik didataran rendah hingga 1300 m diatas permukaan laut.

a) Iklim
Daya adaptasi tanaman mentimun terhadap berbagai iklim (lingkungan tumbuhnya)
cukup tinggi dan tidak membutuhkan perawatan yang khusus. Mentimun dapat di tanam
mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi berkisar 0 - 1.000 meter di atas permukaan
laut (m dpl), namun untuk pertumbuhan optimum tanaman mentimun membutuhkan iklim
kering, sinar matahari cukup (tempat terbuka), dan temperatur berkisar 21,1 sampai 26,7o C.

b) Tanah
Tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak
mengandunghumus, tidak menggenang (becek) dan pH berkisar 6 sampai 7. Tekstur tanah
lempung dengan drainase yang baik.

Budidaya Mentimun

1. Persiapan lahan
Tanah di bajak atau di cangkul kemudian dilanjut pembuatan bedengan dengan
tinggi 20 cm – 30 cm, lebar 60 cm, dan jarak antar guludan 40 cm, untuk panjang bedengan
disesuaikan dengan panjang lahan. biarkan tanah mengering dalam satu minggu. Rapikan
guludan sambil memperbaiki saluran antara guludan, sekaligus diberikan pupuk dasar
organic berupa pupuk kandang.

2. Penanaman
Pembuatan lubang tanaman dua baris dalam satu guludan dengan jarak tanam 60 cm
× 40 cm. Pembuatan lubang dengan cara ditugal sedalam 1 cm. Pada setiap lubang ditanam
2 benih mentimun .Benih ditutup dengan tanah yang sudah tercampur dengan pupuk
kandang.

3. Penjarangan dan penyulama

Selama 2 (dua) minggu setelah ditanam, mentimun diamati secara terus menerus,
terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.Bibit yang mati harus segera
disulam.Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan
bibit yang baru.Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar
matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.Biji mentimun untuk
penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 10 gram per tanaman atau satu sendok teh
pada umur 12 hst. Sedangkan pemupukan kedua dan ketiga dosisnya 20 gram per tanaman
atau 1 sendok makan, di aplikasikan pada umur 25 hst dan 45 hst. Pupuk diletakan pada jarak
10 – 20 cm dari tanaman.

5. Pengairan
Pengairan dilakukan secara rutin agar kelembaban tanah tetap terjaga. Jika terjadi
hujan, maka drainase harus di perhatikan agar tetap terbuka sehingga air tidak menggenangi
areal tanaman.
6. Pemasangan lanjaran atau pengajiran

Pengajiran dapat dilakukan 2 minggu setelah tanam. Pengajiran bertujuan agar


tanaman tumbuh tegak ke atas agar mengalami penyinaran secara optimal. Selain itu ajir juga
berfungsi merambatkan daun, memudahkan pemeliharaan dan tempat menopang buah.
Tinggi ajir kurang lebih 2 meter.

7. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan gulma yang tumbuh


disekitar tanaman.

8. Panen

Mentimun Misano F1 dapat dipanen 30 – 40 hst. Saat panen yang baik adalah pagi
hari antara pukul 06.00 – 10.00 dan sore hari antara pukul 15.00 – 17.00. agar kualitas hasil
panen dari budidaya mentimun ini tetap terjaga perlu dilakukan penanganan pasca panen
dengan baik. Penanganan pasca panen yang dapat dilakukan meliputi penyortiran
berdasarkan ukuran buah dan pengepakan atau pengemasan dengan baik kemudian
mentimun siap diangkut untuk di pasarkan. Tujuan dari penanganan pasca panen ini adalah
untuk melindungi mentimun dari kerusakan fisik yang dapat menyebabkan kebusukan pada
buah, sehingga mentimun dapat sampai ke konsumen dengan kondisi yang tetap baik.
METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan praktikum dimulai tanggal 02 oktober 2020 dan tempat


pelaksanaan pratikum dilakukan di Lahan Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan Banau
yang bertempat di goal.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum: cangkul , meteran, tali rafia, parang,
benih tanaman timun dan stek singkong, gunting, pupuk kandang, jalaran

Tahap pelaksanaan praktikum

Pembersihan Lahan dan Pembuatan Bedengan Sebelum melakukan budidaya


tanaman singkong dan tanaman timun terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan dari
gulma-gulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya pembuatan
bedengan. Dengan panjang kedua bedengan 10 M, lebar kedua bedengan 130 cm, tinggi
bedengan 80cm. Lebar got 30 cm dengan jarank tanam singkong 1m x 1 m dan timun 1 m x
30 cm.
1. Pemupukan Dasar
PemupukanDasar harus diberikan dengan tujuan menjaga kesuburan tanah, pupuk
harus diberikan secara merata pada bedengan yang sudah siap adapun pupuk yang di pakai
adalah pupuk kandang dengan jumlah pupuk yaitu 75 kg, alasan kami memilih pupuk
kandang adalah karena pupuk kandang menyediakan seluruh unsur hara makro bagi tanaman
terutam nitrogen. Juga mudah di dapat dengan harga yang terjangkau.
2. Pengukuran jarak tanam
Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak tanam singkong
1mx 1 m, dan jarak tanam mentimun 1m x 40 cm Pengukuran jarak tanam ini mempermudah
dalam penanamannya nanti.

3. Penanaman
Penanaman singkong dilakukan dengan kedalaman lubang 30 cm, Setiap lubang
ditanam 2st penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
a. Pemupukan
Pemberian pupuk pada tanaman ketika tanaman sudah berumur dua minggu
menggunakan pupuk kandang, pupuk yang diberikan harus merata.
b. Pemberian lanjaran
Apabila yang di budidayakan tanaman timun, maka tanaman tersebut membutuhkan
lanjaran. Lanjaran sebaiknya sudah di persiapkan sejak pengolahan lahan atau sebelum
penanaman di lakuka, dan harus di pasang segera setelah penanaman selesai. Sebab tanaman
timun adalah tanaman merambat yang termasuk pertumbuhannya cepat lanjaran bisa
menggunakan kayu atau bambu, pasang jalaran satu lubang satu jalaran. Atau bisa
menggunakan jalaran adopsi dengan model kacang panjang yang menggunakan bahan tali
dan benang.

c. panen

Kriteria utama umur panen ubi kayu adalah kadar pati optimal, yakni pada saat
tanaman berumur 3-4 bulan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun mulai berkurang,
warna daun mulai agak menguning, dan banyak daun yang rontok. Sifat khusus ubi kayu
ialah bobot ubi kayu meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, sedangkan kadar pati
cenderung stabil pada umur 3-4 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa umur panen ubi kayu
fleksibel. Tanaman dapat dipanen pada umur 3 bulan atau ditunda hingga 4 bulan.

Penanganan pasca panen yang dapat dilakukan meliputi penyortiran berdasarkan


ukuran buah dan pengepakan atau pengemasan dengan baik kemudian mentimun siap
diangkut untuk di pasarkan. Tujuan dari penanganan pasca panen ini adalah untuk
melindungi mentimun dari kerusakan fisik yang dapat menyebabkan kebusukan pada buah,
sehingga mentimun dapat sampai ke konsumen dengan kondisi yang tetap baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUM

Hasil dan Pembahasan Komoditi Tanaman Pangan (Singkong)


Hasil praktikum yang sedang berlangsung telah berjalan sekitar 3 bulan dengan hasil
yang di lakukan dan di terima dari praktikum budidaya tanaman singkong di mulai dari
proses sebagai berikut :
 Pengolahan lahan dan pembentukan bedengan

Sabtu/02/10/2020 pukul 09:00-selesai.

Pengolahan lahan untuk budidaya tanaman singkong, hasil pengolahan yaitu, telah di buat
bedengan tanaman singkong dengan panjang bedengan 10 m, lebar got 30 cm, lebar bedengan
130 cm, kedalaman penanaman stek 30 cm, jarak tanam 1 m x 1 m.

Gambar 1.1 Pengolahan lahan dan pengukuran bedengan


 Pengaplikasian pupuk

Pupuk yang di gunakan untuk tanaman singkong adalah pupuk kandang dengan jumlah
pupuk 25 kg. pengaplikasian pupuk dengan cara di tabur di bedengan kemudian di cangkul
sehingga pupuk dapat tercampur rata dengan tanah. Alasan kami menggunakan pupuk
kandang karena pupuk kandang menyediakan semua unsur hara makro bagi tanaman
terutama nitrogen, selain itu pupuk kandang juga ramah lingkungan dan sangat mudah di
dapat dengan harga yang murah.

Gambar 1.3 pengamplikasian pupuk ayam

 Penanaman singkong

Sabtu/09/10/2020 pukul 08:30-selesai.


Stek singkong yang di tanam berjumlah 32 populasi, di bagi menjadi dua barisan .
perbarisnya berjumlah 16 populasi.

Gambar 1.2 proses penanaman stek


 perawatan

A. penyiraman

Senin/19/10/2020 pukul 09:30-selesai.


penyiraman yang dilakukan setiap pagi dan sore. Hasil pengamatannya tinggi tanaman
singkong adalah 1 cm dengan jumlah daun berkisar 3-4 daun/populasi.

Gambar perawatan

B. penyiangan dan penggemburan tanah

senin/02/11/2020 pukul 14:00-selesai.


Penyiangan/dan penggemburan tanah dilakukan secara rutin tiap seminggu 3 kali, hal
tersebut di lakukan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman dan gulma baik dalam
unsur hara, air dan cahaya matahari, penggemburan juga di lakukan agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Hasil pengamatan tanaman singkong tinggi nya mencapai 40 cm

Gambar hasil pengamatan


 Panen

04/01/2020 pukul 08:30-selesai


Untuk tanaman singkong kami belum melakukan pemanenan, hasil dari pengamatan tinggi
tananaman singkong mencapai 70 cm, dan jumlah daun mencapai 24-25 helai.

Gambar hasil pengamatan


Hasil dan Pembahasan Tanaman Hortikultura (Timun)

 Pengolahan lahan dan pembentukan bedengan

Sabtu/02/10/2020 pukul 09:00-selesai.


Pengolahan lahan untuk budidaya tanaman singkong, hasil pengolahan yaitu, telah di buat
bedengan tanaman singkong dengan panjang bedengan 10 m, lebar got 30 cm, lebar bedengan
130 cm, kedalaman penanaman stek 30 cm, jarak tanam 60 cm x 60 cm

 Pengaplikasian pupuk

Pupuk yang di gunakan untuk tanaman singkong adalah pupuk kandang dengan jumlah
pupuk 50 kg. pengaplikasian pupuk dengan cara di tabur di bedengan kemudian di cangkul
sehingga pupuk dapat tercampur rata dengan tanah. Alasan kami menggunakan pupuk
kandang karena pupuk kandang menyediakan semua unsur hara makro bagi tanaman
terutama nitrogen, selain itu pupuk kandang juga ramah lingkungan dan sangat mudah di
dapat dengan harga yang murah.
 penanaman benih tanaman timun

Rabu/21/10/2020 pukul 15:00-selesai


proses penanaman benih timun, yg sebelumnya dilakukan perendaman benih timun selama
15 menit, sebelum bibit di tanam kami juga menyiram lahan bedengan timun terlebih dahulu
hal tersebut di lakukan bertujuan agar mengkondisikan lahan tempat budidaya tanaman agar
sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman dapat bertumbuh dengan
baik. Sedangkan perendaman benih dilakukan agar mempercepat pertumbuhan kecambah
pada benih timun. Timun di tanam menjadi 28 populasi di bagi menjadi 2 baris dengan
jumlah perbarisnya adalah 14/populasi.

 pemberian naungan untuk tanaman timun.

Senin/26/10/2020 pukul 08;30-selesai.


Pemberian naungan pada tanaman timun bertujuan untuk melindungi tanaman timun dari
sinar matahari secara langsung.



 perawatan

1. penyiraman

Senin/19/10/2020 pukul 09:30-selesai.


penyiraman yang dilakukan setiap pagi dan sore. Dalam penyiraman ini kami terkendala
dengan lokasi air yg aga jauh.

2. penyiangan dan penggemburan tanah

senin/02/11/2020 pukul 14:00-selesai.


Penyiangan/dan penggemburan tanah dilakukan secara rutin tiap seminggu 3 kali, hal
tersebut di lakukan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman dan gulma baik dalam
unsur hara, air dan cahaya matahari, penggemburan juga di lakukan agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik, hasil pengamatan menunjukan tinngi tanaman timun mencapai 30 cm
dengan daun berjumlah 6 helai, namun disini kami mendapati tanaman timun banyak daun
nya yang bolong dan sobek yang di akibatkan oleh hama tanaman yang biasa di sebut kutu
daun.
 .Penyulaman

Sabtu/24/10/2020 pukul 08:30-selesai.


Hasil pengamatan terdapat 13 populasi tanaman timun yang mati dan yang tumbuh adalah
15 populasi, dengan tinggi tanaman timun di hari ketiga adalah 2cm. dan untuk mengganti
tanaman timun yang mati maka kami melakukan pencangkokan. Adapun kendalanya adalah
cuaca terlalu panas sehigga ada beberapa tanaman timun yang tidak bisa bertahan akibatnya
mati.

 pemasangan ajir pada tanaman timun.

Rabu/03/11/2020 pukul 15:00-selesai.


Panjang ajir yang digunakan adalah 120 cm. tujuan dari pemasangan ajir pada tanaman timun
adalah untuk mendapatkan buah yang baik dan pemasangan ajir ini dilakukan setelah 4-5 hari
penanaman, agar tidak merusak perakaran tanaman sehingga buah tidak menjadi busuk.
 Pengendalian Hama

Untuk pengendalian hama kami nggunakan bawang putih yang telah di tumbuk dan
kemudian di campur dengan air ,lalu di semprotkan ke seluruh daun yang terkena hama. Air
yang di gunakan sebanyak 1 liter, dan bawang putih nya 5 ons, ini di sebut juga pestisida
bawang putih. Ekstrak bawang putih di ketahui berguna untuk mengendalikan beberapa jenis
organisme pengganggu tanaman (OPT) baik itu hama serangga, bakteri maupun jamur
pathogen.

 Panen

Minggu/20/12/2020 pukul 15:20-selesai


Panen pertama mendapat 7,3 kg, panjang mentimun rata-rata 24 cm, dengan jumlah sebanyak
19 buah mentimun.

Senin/04/01/2021 pukul 07:58-selesai


 Yang di dapat adalah 11 buah timun, dari hasil pengamatan di panen kedua ini daun
mentimun sudah mulai menguning sebagiannya hal tersebut diakibatkan kurangnya
unsur N (nitrogen) didalam pertumbuhan.
PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DALAM BUDIDAYA
1. Input
(tenaga kerja/sdm)
kelompok v berjumlah lima orang diantara nya adalah
-nixson lumeling sebagai ketua kelompok (mengawasi )
-rena sugiati anggota (pembuatan laporan, powerpoin, prin, dan perbaikan )
-Herlin nate anggota (pengecekan lahan )
-jendry lamarubun anggota ( penyiraman lahan)
-mikhael doru anggota (membantu membuat bedengan )

Bibit/ benih
-stek singkong dan benih timun

(Pupuk)

(Alat)
-Cangkul
-kuda-kuda
-parang
-meteran
-tali

(Modal)
-rp 20.000 pembelian pupuk

2. Proses
-pembersihan lahan, pembentukan bedengan, penanaman, perawatan, panen

3. Output
Hasil budidaya yang di dapat, setelah pemanenan. Untuk kelompok kami dari haril
yang di panen (timun ).

Panen ke 1 20/12/2020 7,3 kg 19 buah Rp. 35.000

Panen ke 2 04/01/2021 3,5 kg 11 buah Rp. 15.0000

Panen yang di lakukan adalah dua kali yang seharusnya ketiga kali panen, namun
karena panen ke satu hasil panen kami di curi olah orang yg tidak bertanggung jawab,
hasil panen yang di dapat kemudian kami menjualnya dengan harga 3 buah Rp. 5000
(ukuran besar ) dan 4 buah Rp. 5000 9ukuran kecil, total yang kami dapat dari hasil
penjualan adalah Rp. 50.000, jadi keuntungan yang kami dapat adalah Rp. 30.000
karena yang Rp. 20.000 nya adalah pengembalian modal dari pembelian pupuk, untuk
lebih singkatnya dapat di lihat di table di atas !
Sedangkan untuk singkong kami belum melakukan pemanenan !
PENUTUP

KESIMPULAN

Hasil dari budidaya tanaman singkong, kami belum panen sehingga belum
mendapatkan hasil yang puas, adapun serangkaian kegiatan penanaman berjalan
dengan baik dan semua kelompok dapat bekerja sama dengan baik namun kami
sedikit terkendala dengan pencurian stek singkong yg di lakukan oleh orang yang
tidak bertanggung jawab, namun dari masalah tersebut kami dapat mengatasi nya
dengan menanam kembali stek singkong yang baru.
Sedangkan hasil dari budidaya tanaman timun semua berjalan dengan baik
dan hasil panen yg di dapat lumayan memuaskan karena dari hasil penjualan kami
mendapatkan keuntungan, ya walaupun kami sedikit terkendala dengan pencurian
hasil panen pertama kami, dan juga di tanaman timun terdapat hama yang memakan
daun yaitu kutu daun, sehingga mengakibatkan daun banyak yang rusak ,robek, dan
berlubang, tapi semuanya masih bisa terkendalikan, namun kesimpulan yang dapat
kami Tarik / kami ambil adalah dalam budidaya tanaman pangan dan hortikultura ini
melatih kami dalam bekerja sama dengan kelompok, melatih kesabaran kami,
memberikan manfaat untuk kami kedepannya, menjadikan salah satu acuan untuk
kedepannya ketika kami ingin berusaha di bidang pertanian.

SARAN

Kedepannya bisa mengatur perencanaan dan tekhnik budidaya yang lebih baik lagi,
dengan hasil yang lebih memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

SINGKONG
(Purwono, 2009), (sosrosoedirjo, 1993). (prihatman, 2000). Rukmana (2002).
(purwono dan purnamawati, 2007 ). (effendi, 2002 ). Balai penelitian kacang ubi,
2013. “produk tanaman sayuran di Indonesia “.BPS.jakarta Indonesia.

TIMUN
(sumpena, 2001). Wahyudi ( 2010 ). (rukmana, 1994 ).”budidaya mentimun “
(padmiarso M. wijoyo.2012).”budidaya mentimun yang lebih menguntungkan
“pustaka agro. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai