Anda di halaman 1dari 50

Bahan Ajar

POLITIK PERTANIAN

Oleh : Wayan Widyantara.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS
DENPASAR 2017

0
I. PENDAHULUAN.

A. RINGKASAN PERKEMBANGAN EKONOMI - KESEJAH


TERAAN.
Jika dipelajari dengan saksama perkembangan ekonomi
kesejahteraan masyarakat, maka akan ditemukan :
Pada awal sejarah perkembangan manusia masalah bahan
makanan tidak menjadi masalah, karena kehidupan manusia
sepenuhnya tergantung kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dimana manusia sepenuhnya mengikuti sabda Tuhan Yang
Maha Kuasa dalam melakoni bahtera kehidupannya di dunia
material ini. Salah satunya manusia diajarkan tidak boleh
loba (rakus). Sehingga manusia pada jaman itu tidak ada
yang miskin, semua sejahtera, cukup sandang dan pangan.
Karena semua kebutuhan manusia pada jaman itu di sediakan
oleh Tuhan Yang Mahaesa.
Dengan berkembang jaman mileniuman (yuga) dari jaman
keemasan (satya yuga) sampai jaman kemerosotan (kali yuga
- sekarang ini), maka pada diri manusia mulai berkembang
sifat kerakusannya (loba) - nambah lagi, nambah lagi, dan
nambah lagi manusia ingin menikamti sepuas puasnya,
manusia tidak lagi mengikuti sabda Tuhan (bertakqua kepada
Tuhan), akibatnya Tuhan tidak menyediakan kebutuhan yang

1
cukup, sehingga terjadi kompetisi dalam memperoleh
kesejahtraan dengan masuk kedalam ranah hukum rimba
( siapa kuat dia yang menang), kaidah kaidah ke Tuhanan,
kemanusiaan, keadilan ditinggalkan. Terjadi pemerkosaan
terhadap alam. Pada hal menurut kitab suci kuno alam itu
adalah salah satu dari ibu kita.
Kemudian pada abad pertengahan yaitu pada era Adam
Smith, lahir teori untuk mencapai kepuasan, yang sama
sekali meningalkan kaedah-kaedah spiritual yaitu dengan
mengembangkan teori Invisible hand : yang menyatakan
bahwa bahwa usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
dikendalikan oleh mekanisme pasar (keseimbangan antar
suply dengan demand ).
Dalam perkembangan selanjutnya teori invibel hand itu
dianggap tidak dapat mensejahtraan manusia. Lalu negara
mengijinkan pemerintahnya untuk ikut campur dalam urusan
urusan ekonomi kesejahtraan. Karena dalam proses untuk
mencapai keseibangan memerlukan waktu lama, sebelum
sampai pada keseimbangan telah muncul hal-hal yang
mengarah ke instabilitas, misalnya : kerawanan sosial,
kelaparan, dll.
Campur tangan pemerintah dalam urusan urusan
kesejahteraan itulah yang disebut dengan politik/kebijakan

2
pemerintah. Dimana pemerintah suatu negara dibolehkan
melakukan upaya-upaya untuk mengatur agar kebutuhan
masyarakat/warga negara lebih cepat terpenuhi.

B.DEFINISI POLITIK/KEBIJAKAN PERTANIAN


Campur tangan pemerintah dalam bidang ekonomi dimasukkan
kedalam suatu disiplin ilmu tersendiri yang disebut Politik
Ekonomi. Dalam desiplin Ilmu ekonomi, politik ekonomi
termasuk kedalam Ilmu ekonomi normatif (membahas mengenai
apa yang seharusnya terjadi). Campur tangan itu diperlukan untuk
mempercepat terjadinya keseimbangan suply dan demand sehingga
segera dapat memutus rantai kemiskinan yang tidak berujung
pangkal.
Istilah Politik ekonomi maupun istilah politik pertanian
hanya dikenal di bangku Pergurun Tinggi (PT), sedangkan di
Departemen Pertanian dikenal dengan istilah Kebijakan Pertanian.
Banyak para ahli berpendapat bahwa politik pertanian berbeda
dengan kebijakan pertanian. Kebijakan mempunyai pengertian
praktis dan mengandung kearipan (wisdom) yang pasti baik dan
benar untuk semua masyarakat yang berada di wilayah atau daerah
yang berbeda-beda. Sementara politik berarti bertujuan untuk
memperjuangkan sekelompok masyarakat atau golongan. Politik

3
mengandung prinsip-prinsip ilmiah umum yang netral, yang dapat
diterapkan dimanapun.
Politik Pertanian/Kebijakan Petrtanian, adalah politik ekonomi
yang diterapkan dalam bidang pertanian, yakni politik ekonomi
yang secara khusus mempelajari masalah-masalah kebijakan yang
diterapkan di bidang pertanian oleh suatu negara. Kebijakan
pertanian adalah usaha yang telah, sedang dan yang akan
dilakukan oleh pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat
khususnya masayrakat petani (pertanian dalam arti luas)
Tugas Politik Pertanian adalah : mempelajari dan menganalisis
berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam memutuskan
kebijakan-kebijakan yang diterapkan dibidang pertanian, misalnya
menyangkut teknis budidaya, sosial, politik, ekonomi,budaya, dll.
Agar kesejahteraan warga negara dapat ditingkatkan.
Dalam perkembangannya, dalam milenium 2000an ini yang
mengarah ke masyarakat global, mengacu kepada sistem per
ekonomian global yaitu pasar global.
C.RUNTUTAN DALAM MEMUTUSKAN SEBUAH
KEBIJAKAN.

ISU -------- MASALAH -------- TUJUAN -------- ALAT


KEBIJAKAN ---------- NILAI AKHIR/JAWABAN

4
II.CIRI CIRI UMUM PERTANIAN.

A.KOMPONEN KEBIJAKAN EKONOMI.


Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kebijakan
ekonomi, yakni :
Kodisi yang ada sekarang (the existing conditions)
Tujuan yang ingin dicapai (objective), dan
Alat/sarana yang digunakan/dipakai (instrument/tools)
Kebijakan yang baik adalah kebijakan yang memenuhi criteria
kondisi pareto, yang mengatakan bahwa : suatu kebijakan akan
dikatakan berhasil jika kebijakan itu menyebabkan sekelompok
orang bertambah baik dengan tidak menyebabkan kelompok
lain bertambah jelek setelah kebijakan itu diterapkan. Atau
klompok lain tetap sama keadaannya seperti sebelum
kebijakan itu diterapkan.

B.CIRI PERTANIAN.
Secara kasat mata kita bisa melihat bahwa pertanian itu tergantung
dengan hukum alam. Manusia hanya mempunyai kemampuan
sedikit saja mengontrol pertanian. Proses produksi pertanian
tergantung kepada kemurahatian dari alam (prakerti = tenaga luar
Tuhan Yang Maha Kuasa). Jika alam bermurah hati maka
produksinya akan berlimpah, tetapi jika alam tidak murah hati atau

5
pelit maka tidak ada produk yang akan dihasilkan. Pada jaman
kuno pertanian hanya berbasis pada tanah dan sapi, hujan, radiasi
matahari dan radiasi sinar bulan. Petani bercocok tanam
menyesuaikan dengan iklim.
Menurut Mosher, ciri umum pertanian modern adalah :
1.Peroses produksi bersifat biologis: perlu tanah/mineral, perlu
tanaman/hewan, perlu udara (CO2, O2, dll), perlu air/hujan (H2O),
perlu sinar matahari/panas, perlu ruang. Semua unsur ini
disediakan oleh alam atau bukan buatan manusia (sarjana)
2.Sifat usahatani ( subsisten sampai komersial/modern).
3.Pertanian modern mempunyai 4 komponen : usahatani,
penunjang pertanian non kemersial, penujang pertanian komersial.
Lingkungan pertanian (sosial, budaya, politik, ekonomi).
4. Struktur geografis (lokalita usahatani dan distrik usahatani).
5.Perbedaan Regional
6.Ketergantungan sektor pertanian dengan sektor industri.
7.Status kepemilikan : Rakyat, Swasta Nasional, Perkebunan
Negara.

Ciri Pertanian Indonesia


Kondisi pertanian di seluruh dunia berbeda satu negara dengan
negara lainnya. Karena kondisi alamnya yang berbeda, iklimnya
juga berbeda. Indonesia, karena terletak di daerah khatulistiwa,

6
tentu pertaniannya sangat dipenagruhi oleh iklim, irama musim di
khatulistiwa. Menurut Mubyarto (1977), pertanian Indonesia
mempunyai ciri ciri sbb:
1.Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika. Ada perbedaan
kondisi antara Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Demikian
pula antara dataran rendah, daerah pantai dan dataran tinggi
pengunungan. Terdapat berbagai ragam jenis tanaman, ternak dan
berbagai ragam jenis ikan.
2.Sebahagian besar pertanian rakyat pangan yang masih bersifat
subsisten, dan hanya sebahagian kecil perkebunan perkebunan
besar.
3.Luas tanah garapan relatif sempit. Sawah sawah yang
berpengairan hanya 58% dan selebihnya sawah tadah hujan.
4.Tenaga kerja sebahagian besar berada di sektor pertanian.
5.Terdapat pertanian yang ekstrim antara jawa dan lauar jawa. Di
Jawa berkembang pertanian pangan dengan tenaga kerja yang
jumlahnya sangat banyak, sedangkan luar jawa adalah perkebunan
atau tanaman industri dengan tenaga kerja yang sedikit atau jarang.

Jenis Jenis Pertanian Indonesia ?

7
III. PERAN PERTANIAN DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI.
A.Pembangunan Ekonomi
Teori pembangunan ekonomi diperkenalkan mulai abad ke 18 yang
dipelopori oleh aliran Klasik. Aliran ini dianut oleh tiga orang
yaitu : Adam Smith yang terkenal dengan teorinya invisble hand.
Kemudian diikuti oleh David Ricardo dan selanjutnya oleh
Robert Malthus.
*Adam Smith percaya bahwa berlakunya hukum alam dalam
persoalan ekonomi. Smith menentang campur tangan pemerintah
dalam industri dan perniagaan. Pertumbuhan ekonomi akan terjadi
jika dilakukan pembagian kerja yang benar, dengan didahului oleh
adanya pemupukan kapital. Agen pertumbuhan ekonomi dilakukan
oleh petani dan para wirausaha.
*David Ricardo, mengemukan teorinya bahwa pertumbuhan
ekonomi akan terjadi jika ada tiga klas masyarakat, yaitu golongan
kapital, golongan buruh, dan golongan pemilik tanah (tuan tanah).
Tuan tanah sebagai pemilik tanah disewa oleh pemilik modal yang
dikerjakan oleh para buruh untuk menghasilkan barang.
*Menurut Malthus, pembangunan ekonomi tergantung kepada
penduduk dan daya belinya. Dengan bertambahnya penduduk
disertai dengan meningkatnya daya beli maka akan tercapai
kesejahtraan.

8
*Teori Karl Marx, teori Marx membagi pembangunan menjadi :
a.Masyarakat kumunal promitif, menggunakan alat produksi
yang masih sederhana dan kepemilikan bersifat kumunal
(bersama). Berproduksi untuk dinikmati bersama.
b.Masyarakat feodal, tanah dimiliki oleh kaum bangsawan, para
petani mengerjakan tanah bangsawan terlebih dahulu dengan alat
alat yang disediakan oleh pemilik tanah, sehingga terus terjadi
perbaikan alat alat produksi.
c.Masyarakat kapitalis, proses produksinya didasarkan pada para
pemilik kapital, dimana alat produksi dikuasai oleh pemilik modal.
Para kapitalis menggunakan buruh untuk memproduksi barang,
sehinga diperoleh keuntungan yang tinggi. Keuntungan itu
digunakan untuk mengembangkan alat alat, yang selanjutnya
mengubah cara berproduksi, untuk selanjutnay terjadi perubahan
ekonomi masyarakat.
d.Masyarakat Sosialis, kepemilikan alat produksi didasarkan atas
hak milik sosial (milik bersama/kolektif). Dalam proses produksi
terjadi kerjasama dan saling membantu diantara para buruh. Tidak
unsur ekploitasi, tidak ada lagi klas klas dalam masyarakat.

*Aliran Neo Klasik.


Aliran Neo Klasik mengatakan bahwa output selalu bersumber dari
satu atau lebih dari 3 faktor produksi (tenaga kerja, modal dan

9
teknologi). Proses produksi terjadi akibat adanya penambahan
tenaga kerja, adanya pemupukan modal melalui tabungan dan
investasi, serta terjadinya penyempurnaan teknologi.
*Teori Schumpeter
Teori ini muncul pada 1911, yang mengatkan bahwa sistem
kapitalis merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan
pembangunan ekonomi yang cepat. Menurut Schumpeter, faktor
utama yang menyebabkan ekonomi berkembang adalah proses
inovasi dan pelakunya adalah para inovator atau pengusaha.
Kemajuan ekonomi tersebut dapat dimaknai sebagai peningkatan
output total masyarakat. Tatapi dia meramalkan dalam jangka
panjang sistem kapitalisme akan mengalami kemacetan.
*Menurut Pandangan Veda (Pengetahuan Rohani Kuno)
Veda mengatakan kesejahtraan/kebahagiaan umat manusia dapat
diperoleh bila masyarakat melaksanakan sistem Varnasrama
dharma. Masyarakat dibagi menjadi 4 golongan profesi (golongan
pekerja, golongan pengusaha-petani, golongan administrator/
regulasi, golongan penasehat), dan 4 golongan sosial (golongan
pelajar, golongan berkeluarga, golongan pensiun, dan golongan,
guru/pendidik). Jika salah satu dari golongan itu tidak melakukan
kuajibannya dengan benar, maka masyarakat jangan harap akan
sejahtera. Semua mahluk tergantung dari hasil pertanian, dimana
tanah dan sapi merupakan basik dari pembangunan pertanian.

10
Misalnya tidak ada pendidik, tidak ada penasehat, maka masyara
kat itu akan kehilangan arah atau kacau.
*Menurut Budaya Bali.
Menurut budaya Bali, kesejahteraan umat manusia akan dicapai
jika pembangunan didasarkan atas Tri Hita Karana ( hubungan
manusia yang harmonis dengan Tuhan, mempunyai hubungan yang
harmonis dengan alam-lingkungan, dan mempunyai hubungan
yang harmonis dengan sesama)
Peran pertanian dalam pembangunan dapat dilihat dari
kontribusi sektor pertanian terhadap GNP dan tingkat penyerapan
tenaga kerja di sektor pertanian.
Dikaitkan dengan kemajuan suatu negara, para akhli berpendapat
bahwa semakin kecilnya peran pertanian sejalan dengan semakin
besarnya peran sektor industri dan jasa terhadap GNP. Dengan
makin majunya negara terjadi declining industry pada sektor
pertanian. Peran pertanian hendaknya tidak boleh lebih rendah dari
30 persen.

B. Masalah Pembangunan di Indonesia


1. Tingginya Pengangguran
2. Kesenjangan Pembangunan
3. Rendahnya Kualitas SDM
4. Menurunnya Kualitas SDM

11
5. Rendahnya Penegakkan Hukum dan Keadilan
6. Rendahnya Kuwalitas Pelayanan Publik
7. Belum Optimalnya Fungsi Kelembagaan
8. Ancaman Separatis dan Teroris
9. Tingginya Kejahatan/Kriminal/Korupsi
10.Rendahnya Kemampuan Hankam

C.Peran Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi


antara lain adalah :
1. Sebagai sumber modal pembangunan. Pertanian dapat
dipakai sebagai sumber modal pembangunan, jika
produktivitas ditingkatkan sehinga pajak dapat ditingkat
sebagai modal pembangunan. Disamping itu dengan naiknya
produktivitas, pangan menjadi murah sehingga ada tabungan
bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap.
2. Sebagai sumber alat-alat pembayaran luar negeri (devisa).
Pada awalnya modal pembangunan yang berupa mesin dan
alat pertanian lainnya didatangkan dari luar negeri. Alat alat
ini dibayar dengan meningkatkan ekspor hasil pertanian
sebagai sumber devisa.
3. Sebagai sumber penghasil bahan makanan. Sektor pertanian
merupakan satu satunya industri yang bisa menghasilkan

12
bahan pangan, kayu dan serat. Tidak ada sektor lain yang
menghasilkan kebutuhan primer.
4. Sebagai sumber tenaga kerja. Pertanian pedesaan dapat
merupakan sumber tenaga kerja sektor industri, karena
adanya eksodus tenaga kerja pedesaan ke perkotaan/industri.
Hal ini terjadi karena : (1). Adanya mekanisasi pertanian
yang cendrung mengurangi penggunakan tenaga kerja, dan
(2) angka kelahiran lebih besar di pedesaan daripada di
perkotaan.
5. Sebagai sumber bahan baku industeri (agroindustri).
Melimpahnya produksi pertanian terutama pada musim
panen, merupakan bahan baku bagi sektor industri terutama
industri pengolahan hasil pertanian.
6. Tempat hidup penduduk dunia. Statistik dunia menunjukkan
bahwa sebahagain besar, kurang lebih 75 % penduduk dunia
berdomisili di pedesaan, dan 2/3 nya bekerja di sektor
pertanian. Pertanian mempunyai tanggung jawab berat,
disamping sebagai penghasil bahan makanan bagi seluruh
penduduk dunia, ia juga merupakan tempat tinggal
sebahagian besar penduduk.

13
IV.TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN TRANSFORMASI
EKONOMI.
1.TAHAPAN PEMBANGUNAN :
Berdasarkan transaksi : barter ....... uang ......... kredit
Berdasarkan alokasi produksi : pertanian .....Pabrikan......Jasa
Berdasarkan Klas Masyarakat : pre komunal....................
Kapitalis.............Sosialis .................. Komunis.
Berdasarkan Tahapan perkembangan Ekonomi :
tradisional ......Pra tinggal landas.........tinggal landas ..........
pematangan ....... konsumsi tinggi ........Kejenuhan.
Untuk pertanian, perkembangan pembanguan pertanian dapat
dibagi menjadi :
Stagnasi, menuju
Take off (tinggal landas), sampai kepada
Komersial.

2. TRANSFORMASI EKONOMI
Adalah perubahan tahap I ke tahap II menuju tahap III, yaitu
perubahan dari kondisi stagnan dimana pertanian hanya
menghasilkan produk yang hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga petani dengan teknologi yang sederhana

14
berubah menjadi pertanian yang berdampingan dengan sektor
industri dan jasa yang terintegrasi dengan baik.
Supaya terjadi perubahan/transformasi dengan baik maka harus
ada upaya mengembangkan sektor skunder dan tertsier dengan laju
pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan sektor primer.
Laju transformasi dipengaruhi oleh :
Besarnya laju pertumbuhan penduduk
Besarnya laju pertumbuhan industri
Pendekatannya dilakukan dengan rumus-rumus berikut :
1. Perkembangan penduduk : Pt = Po ( 1 + r )t
2. Perkembangan Industri : It = Io ( 1 + i )t
3. Tranformasi St = So ( 1 + s )t s = laju transformasi
St = It/Pt dan So = Io/Po

Dimana laju transformasi (s) = ( i r ) / ( 1 + r )


Agar terjadi transformasi ekonomi maka i > r ?
Pertanyaan/diskusi :
a.Bagaimana hubungan laju pertambahan penduduk dengan
transformasi ekonomi ?
b.Bagaimana hubungan laju pertumbuhan industri dengan
tranformasi ekonomi ?
c.Apa yang harus dilakukan supaya terjadi tranformasi ?

15
d.Apakah besar kecilnya pertabahan penduduk/industeri mempe
ngaruhi lama tercapainya tranformasi ?

3.TRANSFORMASI SEKTOR PERTANIAN


Transformasi pertanian, berarti pertanian yang berkembang dan
berubah dari kondisi stagnan bergerak menuju komersial dinamis.
Dari berproduksi untuk dikonsumsi berubah menjadi berproduksi
untuk diperdagangkan.
Menurut Mosher, terdapat 5 unsur pokok dan 5 unsur penunjang
yang harus dipenuhi agar pertanian dapat bergerak maju, yakni :

a.Unsur unsur Pokok (harus ada) :


1. Pasar untuk hasil pertanian
2. Teknologi pertanian yang berubah
3. Saprodi tersedia di tempat
4. Teransportasi
5. Perangsang & insentif pertanian.

b.Unsur unsur Penunjang (boleh ada boleh tidak) :


1. Pendidikan untuk pembangunan
2. Kredit produksi
3. Kerjasama petani/kelompok
4. Perbaikan/perluasan tanah, dan

16
5. Perencanaan.
Secara teoritis,agar terjadi teransformasi, mesti persyaratan diatas
harus dapat terpenuhi. Transformasi cepat atau lambat tergantung
kebijakan pemerintah yang berkuasa. Setiap rezim atau orde
mempunyai kebijakan yang berbeda beda. Misalnya di Indonesia,
kebijakan pertanian pada era orde lama, era orde baru, era
reformasi, era sekarang ini era Jokowi mengalami variasi. Pada era
orde lama dan orde baru kebijakan tertuang dalam GBHN,
sedangkan dalam era selanjutnya tidak ada GBHN. Kebijakan di
susun sesuai situasi yang terjadi pada eranya masing-masing.

4.Kondisi Pertanian Indonesia ( Isu Sekarang)


1. Lahan : konversi lahan yang tidak terkendali, keterbatasan
dalam percetakan lahan baru, penurunan kualitas lahan, Rata-
rata kepelilikan lahan yang sempit, ketidak pastian status
kepemilikan lahan
2. Infrastruktur : kerusakan jaringan irigasi yang tinggi,
pendangkalan waduk, kurang memadainya sarana pelabuhan
dan transportasi ternak
3. Benih : Sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan
musim tanam, belum terbangunnya system pembibitan sapi
nasional.

17
4. Regulasi/Kelembagaan : Perijinan investasi untuk pengem
bangan sawit-sapi, Perijinan HGU investasi tanaman pangan
yang belum diatur petunjuk pelaksanaannya kecuali tebu,
Kelembagaan petani yang belum mempunyai posisi tawar
yang kuat.
5. SDM : kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam
memanfaatkan teknologi maju, menurunya minat generasi
muda untuk terjun di bidang pertanian, keterbatasan tenaga
penyuluh, pengamat OPT, pengawas benih tanaman serta
tenaga kesehatan hewan.
6. Permodalan : sulitnya akses petani terhadap permodalan,
tunggakan nkredit usahatani, yang belus terelesaikan,
persyaratan anggunan kredit KKPE, berupa sertifikat,
menghambat penyaluran.

5.Kondisi yang Dinginkan (Tujuan)


1. Kecukupan pangan
2. Peningkatan daya saing produksi di Dalam Negeri
3. Pemantapan dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian
di dunia Internasional
4. Diversifikasi Pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan
tepung terigu

18
5. Peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahtraan
petani.

19
V.TUJUAN UMUM KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM BIDANG PERTANIAN

5.1.Definisi Kebijakan Pertanian


Snodgrass dan Wallace (1975), mendefinisikan kebijakan
pertanian sebagai usaha pemerintah untuk mencapai tingkat
ekonomi yang lebih baik dan kesejahtraan yang lebih tinggi secara
bertahap dan kontinyu melalui pemilihan pengembangan komoditi
yang diprogramkan. Sedangkan Widodo (1983), juga Mubyarto
(1973) menyatakan bahwa politik pertanian adalah bagian dari
politik ekonomi disektor pertanian sebagai salah satu sektor
ekonomi suatu masyarakat. Mereka menjelaskan politik pertanian
merupakan sikap dan tindakan pemerintah atau kebijakan
pemerintah dalam bidang pertanian. Kebijakan pertanian adalah
serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan di
bidang pertanian oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu mensejahterakan masyarakat petani. Pendapat yang sama
juga dikemukaan oleh Sarma (1985). Baca Rita Hanafie dalam
bukunya Pengantar ekonomi Pertanian.

20
5.2.Tujuan Kebijakan Pertanian
Pemerintah suatu negara melakukan kebijakan dalam
pertanian dengan berbagai macam tujuan, antara lain :
1.Meningkatkan pendapatan petani
Umumnya pendapat disektor pertanian lebih rendah dibandingkan
dengan pendapatan di sektor industri. Hal ini disebabkan oleh :
Sifat permintaan produk pertanian yang inelstis
Struktur pasar yang kompetitif
Tenaga kerja pertanian sulit pindah ke daerah/sektor
industri.
2.Mengurangi fluktuasi harga dan pendapatan
Fluktuasi harga produk pertanian dipengaruhi oleh :
Faktor Alami : keadaan cuaca, gestation period, Produk yang
prishable, tingkat substitusi tinggi.
Bargaining power petani rendah
3.Melindungi Konsumen terhadap harga mahal.
4.Meningkatkan produktivitas/efisiensi
Produktivitas dapat ditingkatkan melalui :
Perbaikan teknologi
Penggunaan input modern
Jaminan harga
5. Insentif untuk berproduksi

21
6. Memeratakan perbedaan pendapatan sektor pertanian
(pedesaan) dengan industeri (perkotaan).
5.3. Peran Pertanian dalam Era Reformasi.
Setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada 1998, sektor
pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan ekonomi
basional, dan malah diharapkan berperan di garis terdepan dalam
mengatasi krisis ekonomi.
Pertama, sektor pertanian merupakan tumpuan hidup bagi
sebahagian besar penduduk Indonesia. Dengan demikian untuk
mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat Indonesia akan lebih efekti melalui pembangunan
pertanian.
Kedua, sektor pertanian merupakan penghasil bahan makanan
pokok,dan ketahanan pangan merupakan syarat untama bagi
tercapainya ketahanan ekonomi maupun ketahan politik. Oleh
karen itu produksi pangan harus ditingkatkan sampai tercapai
swasembada pangan.
Ketiga, sektor pertanian masih tetap menempati posisi penting
dalam menyumbang pendapatan nasional, dan sebagai penyerap
tenaga kerja terbesar. Disamping itu Sektor pertanian
menggunakan sumber daya domestik yang lebih tangguh
menghadapi gejolak perekonomian eksternal.

22
Keempat, sektor pertanian merupakan penyumbang devisa yang
relatif besar, dan ternyata cukup luwes mengadapi gejolak moneter
dan krisis ekonomi.
Fokus pembangunan pertanian dalam era reformasi yaitu pada :
1. peningkatan ketahanan pangan : gema palagung (2001),
gema Hortina (2003), Gema proteina (2001), Protekan
(2003).
2. pengembangan ekonomi rakyat, dan
3. peningkatan ekspor dan substitusi impor.

23
VI.BEBERAPA INSTRUMEN KEBIJAKAN
Secara garis besar, alat kebijakan dapat dibagi dua, yakni :
Kebijakan Harga
Kebijakan bukan Harga
Runtun kebijakan dapat diringkas sbb:
ISU -------- MASALAH -------- TUJUAN -------- ALAT
KEBIJAKAN ---------- NILAI AKHIR/JAWABAN

A. KEBIJAKAN HARGA.
Kebijakan harga adalah kebijakan yang dirahkan kepada hal-hal
yang berhubungan dengan harga, supaya harga-harga yang berlaku
di pasar sedemikian rupa menguntungkan produsen dan dapat
dijangkau oleh konsumen.
Kebijakan harga yang dikembangkan hendaknya kebijakan yang
tidak bersifat statis dan partial. Biasanya standar yang dipakai
adalah seberapa jauh penyimpangan harga domestik dengan harga
internasional, dengan tidak melihat akibat kebijakan harga tersebut.
Analisis harga mempunyai dua kepentingan :

24
(a).Bagaimana pengaruh harga terhadap produksi dan distribusi
pendapatan, dan
(b).Bagaimana efek yang ditimbulkan oleh kebijakan tersebut
terhadap pengembangan industeri komoditas yang bersangkut
an.
Dalam penerapan kebijakan harga, Timmer, mengatakan ada 7
aspek yang mesti dipertimbangkan, yaitu :
1. Bagaimana inflementasi harga tersebut, apa pengaruhnya
terhadap pasar domestik, peran swasta dan pemerintah.
2. Karakter pasar internasional komoditi tersebut
3. Pengaruh harga tersebut terhadap konsumen dan produsen
4. Pengaruh jangka pendek terhadap budget, fiskal, moneter
5. Pengaruh terhadap kurs mata uang asing
6. Pengaruh terhadap pasar komoditi lain, agroinput, input
sector lain.
7. Efek terhadap ekonomi makro, seperti tenaga kerja,
investasi, dan struktur perubahan ekonomi.
Sehari hari sering dijumpai harga sangat rendah pada musim panen
dan sebaliknya harga sangat tinggi pada musim paceklik. Demikian
pula pada saat saat menjelang puasa harga-harga kebutuhan pokok
merangkak naik. Di Bali harga 2 sampai 3 kali lipat terjadi
menjelang hari raya, misalnya Galungan.

25
Variasi harga ditentukan oleh naik turunnya penawaran dan
permintaan. Harga naik akibat dari naiknya permintaan yang tidak
segera dapat diimbangi oleh bertambahnya penawaran.
Qd = (Pa,Pb,Pc, I, t, Jp, X)
Qs = (Pa,T,Sp, K,E,Ry, X)

1.Jaminan Harga (price support)


Ide untuk memberikan jaminan harga kepada petani pertama
tercetus di Inggeris pada tahun 1917, untuk padi-padian. Kemudian
kebijakan ini diberlakukan di AS untuk menjaga daya beli petani.
Kebijakan ini sangat populer pada Perang Duni II, untuk
merangsang produksi.
Di Indonesia sering kali dilakukan usulan-usulan kepada
pemerintah untuk memberikan jaminan harga terhadap komoditi
komoditi tertentu yang mengalami harga rendah, misalnya
padi/gabah, panili, kakao, cengkeh.
Tujuan untuk memberikan jamina harga adalah agar harga-harga
komoditi tidak jatuh terutama pada musim-musim panen raya,
yang dapat menyebabkan petani mengalami kerugian.

26
Jaminan harga ada dua macam :
a.Harga Minimum : digunakan untuk mengontrol suply, dan
tujuannya untuk melindungi produsen dari harga produk yang terus
merosot. Tetapi kelemahannya tidak mengontrol naiknya harga,
sehingga konsumen tidak terlindungi dari harga yang tinggi.
Negara yang biasa melakukan kebijakan ini adalah negara-negara
kaya. (mengapa hanya ngara kaya ?). Berikan gambar kurvanya !.
b.Jaminan Harga Ganda : Kabijakan ini dilakukan dengan
menerapkan harga ganda yaitu range harga antara harga terendah
(minimum) dan harga tertinggi (masksimum). Harga komoditi
boleh berkisar antara harga minimum dan maksimum. Harga tidak
boleh terjadi dibawah harga minimum dan atau diatas harga
maksimum. Kebijakan ini terkenal dengan buffer stock (floor
price dan ceiling price). Pada jaman Orde Baru kebijakan ini
diterapkan oleh pemerintah terhadap komoditi beras, lewat Badan
Pengemdalian Pangan Bulog/Dolog. Jika harga terjadi di luar
ketentuan, maka pemerintah melakukan pengadaan/pembelian dan
droping/penjualan ke pasar. Lengkapi dengan gambar kurvanya !

2.Stabilisasi Harga dan Pendapatan.


Pendapat/penerimaan ditentukan oleh kemampuan produsen
menghasilkan produk dan seberapa besar harga yang mampu

27
diperoleh produsen ketika ia menjual produknya di pasar. Rumus
matematiknya R = Pq . Q dimana Pq = a bQ.
Jadi pendapatan ditentukan seberapa jauh hubungan harga dengan
kuantitas yang dihasilkan. Tinggi rendanya hubungan ini dalam
ekonomi mikro disebut dengan elastisitas harga. Jika uniter maka
perubahan harga tidak akan mempengaruhi pendapatan, tetapi jika
elastis ataupun inelastis maka perubahan harga akan mem
pengaruhi pendapatan.
Jelaskan lebih lengkap dengan bantuan gambar kurva !.sampai
pada situasi E > 1 dan E < 1 ?.
Bagaimana pemerintah melakukan operasi pasar tergantung kepada
elastisitas harga. Tetapi secara umum elastisitas komoditi pertanian
adalah inelastis dengan kompetisi pasar yang cenderung bersaing
sempurna atau kompetitip.
Penggunakan kebijakan ini harus mempertimbangkan :
pergudangan yang memadai, prasarana transportasi yang bagus,
besar kecil biaya panen.
Fluktuasi harga bisa disebabkan oleh perubahan demand dan
perubahan suply. Di Negara berkembang fluktuasi harga
disebabkan oleh perubahan suply. sedangkan di negara maju
disebabkan oleh perubahan demand.

3.Harga Tetap pada Tingkat tertentu (price fixing).

28
Banyak Negara melakukan kebijakan dengan menggunakan harga
tetap utntuk menghindari harga-harga yang terus meningkat
terutama untuk kebutuhan pokok. Tetapi pemerintah dituntut harus
mampu untuk mengontrol konsumsi dan produksi. Jika pemerintah
tidak mampu melakukan pengendalian konsumsi dan produksi
maka kebijakan ini akan bisa gagal.
Jika harga yang ditetapkan lebih rendah dari harga yang
memberikan inssentip kepada produsen, mengakibatkan komoditi
lenyap dari pasaran, karena tidak ada niat bagi produsen untuk
berproduksi. Hal ini pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1990an
pada komoditi cengkeh. Petani banyak yang menebang pohon
cengkehnya. Harga yang ditentukan BPPC (badan penyangga
pemasaran cengkeh) menentukan harga yang sangat rendah, lebih
rendah dari biaya panen.

4.Pegging (harga tetap dikombinasikan dengan operasi pasar


pembelian Pemerintah).
Kebijakan harga tetap dilakukan oleh pemerintah pada tingkat
tertentu. Jika harga pasar lebih tinggi dari harga yang ditentukan
pemerintah wajib membeli surplus produksi. Tetapi jika harga
pasar dibawah harga yang ditetapkan maka akan terjadi kelangkaan
produk. Dalam hal ini pemerintah tidak mendrop produk ke pasar
tetapi melakukan food rationing (penjatahan).

29
Kebijakan ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960
1965 terhadap komoditi gula, garam, beras, minyak tanah. Tiap
pembeli barang dinyatakan dalam kupon. Juga dilakukan pada
tahun 1988 setelah terjadi krisis ekonomi nasional (krisis moneter
= krismon) di era Presisen Habibie, terhadap sembako (sembilan
bahan pokok).
5.Harga Penyangga vs Rencana Benson Branan.
Kebijakan ini mengkombinasikan kebijakan harga dan pengelolaan
stok. Dalam kondisi tertentu dilakukan pengendalian harga, dan
pada kondisi yang lain dilakukan pemeblian untuk disimpan
digudang, kemudian stok ini dilempar kepasar pada saat harga
membubung tinggi.

6. Harga Minimum diatas Harga Domestik.


Dengan menetukan harga minimum diatas harga domestik akan
dapat merangsang produsen di dalam negeri sehingga secara
nasional dapat meningkatkan suply domestik dan selanjutnya
mengurangi impor. (Gambarkan dengan kurva ).

B. KEBIJAKAN BUKAN HARGA.


1.Pembatasan Areal Produksi
Kebijakan ini dilaksanakan biasanya bersamaan dengan kebijakan
harga minimum. Kebijakan ini dilakukan dengan melakukan

30
pembatasan areal pertanaman. Akibat kebijakan ini adalah
berkurangnya pendapatan kotor produsen, sedangkan pendapat
kotor produsen luar negeri lebih besar. Pernah diberlakukan
terhadap produk kopi.
Untuk memperkecil berkurangnya pendapatan produsen dalam
negeri dapat dilakukan jika :
1. Suply dari produsen asing sangat inelastis.
2. Pembatasan maksimum untuk produk dalam negeri berbeda
sedikit dengan produk normal.

2.Pembatasan Impor.
Tujuan pembatas import adalah untuk melindungi (memproteksi)
produsen dalam negeri, terutama terhadap industri yang baru
tumbuh. Juga bisa digunakan untuk melindungi kesehatan
masyarakat baik fisik maupun mental. Contohnya pada minuman
yang memabukkan. Pembatasan impor ini dilakukan dengan:
penggunaan tarif import, pajak import, atau harga import
minimum atau dengan quota. (Berikan contoh dengan kurva!).
Memproteksi produsen dalam negeri harus memperhatikan kaedah
tingkat proteksi efektif (efective rate of protection).
Hal ini dapat dihitung dengan :

Tingkat proteksi efektive (tpe) = (V1 V2) / V2 x 100 %.

31
Dimana V1 value added setelah tarif, V2 value added sebelum
tarif. Kemudian tpe ini dibandingkan dengan tarip yang telah
diberlakukan, Jika tpe ini < dari besranya tariff maka kebijakan ini
tidak efektif.

Alasan-alasan penggunaan tarif :


1. Memperbaiki dasar tukar.
2. Melindungi industri baru
3. Diversifikasi produk (merangsang memperbanyak jenis
barang)
4. Sebagai alat anti dumping
5. Mempertahan peredaran uang di dalam negeri
6. Mempertahankan tingkat upah
7. Mempertahankan pasar di dalam negeri.

3.Kuota Ekspor.
Artinya membatasi ekspor, karena didalam negeri kekurangan
komoditas. Pernah terhadap komoditi minyak sawit (CPO). Guna
kebijakan ini adalah :
1. Untuk mencegah barang penting berada ditangan negara lain.
2. Tersedia produk yang cukup di dalam negeri
3. Stabilisasi harga domestik.

32
Dampak kuota ekspor :
1. Tidak mempunyai devisa, sehingga pembangunan atau
investasi mandeg.
2. Tidak ada lapangan kerja ....> pengangguran.
3. Menguntungkan negara lain, jika pengurangan ekspor tidak
berpengaruh terhadap harga internasional.

4.Pajak Perdagangan atau Ekspor


Memberlakukan pajak ekspor yang lebih tinggi akan dapat meng
hamba /mengurangi volume ekspor, sehingga dapat meningkatkan
persediaan domestik.
Efek dari penerapan pajak ini adalah :
1. Keuntungan produsen betambah tinggi.
2. Surplus produsen bertambah
3. Keuntungan yang diproleh produsen lebih besar dari total
harga yang dibayar oleh konsumen, karena sebahagian besar
dinikmati oleh produsen luar negeri/eksportir luar negeri.

5.Subsidi
Ada dua macam sasaran subsidi, yakni produsen dan konsumen.
Subsidi yang dilakukan pemerintah terhadap produsen akan
menambah budget pemerintah, tetapi dapat meningkatkan produksi
tanpa diikuti oleh kenaikan harga produk. Tetapi subsidi kepada

33
konsumen hanya menambah beban pemerintah memerlukan
biaya besar. Itulah sebabnya subsidi kepada konsumen hanya
dilakukan oleh negara-negara kaya. Di Indonesia, pemerintah
paling getol melakukan subsidi di bidang perberasan lewat
program Bimas/Inmasnya dengan KUTnya. (Gambarkan dengan
kurvanya !).

6.Bantuan langsung (direct payment).


Kebijakan ini diperuntukan kepada mereka yang miskin yang tidak
mempunyai daya beli. Pemerintah memberikan uang secara
langsung kepada anggota masyarat yang miskin agar mereka dapat
mencukupi kebutuhan minimal hidupnya.
Di Laur negeri seperti Autralia, pemerintahnya memberikan
bantuan berupa uang kepada warga negaranya yang tidak
bekerja/menganggur. Di Indonesia, kebijakan ini disebut dengan
BLT (bantuan tunai langsung) atau Raskin (beras untuk orang
miskin).

7.Kebijakan bukan harga lainnya :


1. Pembangunan perbaikan jaringan irigasi
2. Pembangunan transportasi
3. Perkreditan
4. Perbaikan penyuluhan, penelitian dan sejenisnya

34
5. Perbaikan kelembagaan
6. Kebijakan moneter prubahan kurs asing.
7. Perbaikan Tingkat Upah mis . UMR
8. Kemudahan Investasi (deregulasi)
9. Perbaikan Standar Mutu (ISO) hasil hasil pertanian.
10. Kebijakan bagi hasil.

C.LINGKUP KEBIJAKAN PERTANIAN INDONESIA


1.Kebijakan Produksi
Masalah pangan merupakan salah satu masalah nasional yang
sangat penting dari keseluruhan peroses pembengunan dan
ketahanan bangsa Indonesia. Pangan merupakan sektor yang
sangat strategis, karena :
a.Banyak pihak yang terlibat dalam bidang produksi, pengolahan
dan tataniaga.
b.Pengeluaran untuk pangan merupakan jumlah terbesar dari total
pengeluaran rumah tangga Indonesia.
Oleh karena itu pangan dan gizi merupakan sarana yang harus
selalu tersedia dan terus ditingkatkan sehingga tersedia bagi
seluruh rakyat Indonesia. Sementara disisi produksi masih terjadi
permasalahan, yaitu :
a.Pendistribusian produk pangan masih rumit

35
b.Setiap tahun terjadi fluktuasi produksi, akibat hama penyakit dan
faktor alam lainnya.
c.Produksi ditangani oleh jutaan petani yang luas garapannya tidak
merata. Kurang dari 0,5 ha sampai 0,5 ha.
Sedangkan pada sisi konsumsi mempunyai ciri ciri :
a.Jumlah penduduk sangat besar yang makanan pokoknya beras.
b.Ada perbedaan pola konsumsi antar daerah, dengan luasnya
wilayah sehingga pendistribusiannya sulit.
c.Setiap tahun konsumsi pangan terus meningkat
d.Tidak meratanya penyebaran penduduk
Kebijakan pangan ini meliputi :
A.Kebijakan Produksi, meliputi :
a. Kebijakan Peningkatan Produksi untuk mencapai swasembada
pangan, meliputi :
1. Kebijakan bidang pembenihan
2. Kebijakan sarana produksi pupuk, dan pestisida
3. Kebiajakan bidang pengairan
4. Kebijakan Diversifikasi Usahatani
5. Kebijakan bidang penyulyuhan
6. Kebijakan harga input output
7. Kebijakan penanganan pasca panen

b. Kebijakan diversifikasi komoditi.

36
Dalam bidang produksi, diversifikasi ada dua, yaitu
1. Diversifikasi horisontal : menyangkut menanam berbagai
macam tanaman dilahan yang sama, dengan memperhatikan
prinsif prinsif keuntungan komparatif terhadap sumber daya
alam.
2. Diversifikasi vertikal: menyangkut penanganan pasca panen,
mulaidari panen sampai ke konsumen.

B.Kebijakan Subsidi, meliputi :


1. Subsidi harga produk (output)
2. Subsidi harga input (faktor produksi)
C.Kebijakan Investasi
Kebijakan ini di Indonesia dikeluarkan oleh BKPM (PMA dan
PMDN). Kebijakan ini bertujuan untuk merangsang investasi, baik
oleh swasta nasional maupun oleh asing.Secara umum investasi
disektor pertanian sangat kecil, hal ini disebabkan oelh tingginya
risiko dibidang pertanian dibanding sektor non pertanian.
D.Kebijakan Harga.
Harga suatu produk terbentuk dari interaksi antara konsumen dan
produsen, yang dapat dilukiskan dalam kurve penawaran dan
permintaan. Harga keseimbangan (equilibrium) hampir setiap saat
berubah, tergantung dari pada perubahan total permintaan dan total
penawaran. Dia bisa bergerser kekanan kekiri, naik dan turun.

37
Dalam struktur pasar yang bersaing sempurna (ferfec competitive)
merupakan jalan yang paling bagus untuk menyelesaikan masalah-
masalah perekonomian. Tetapi dalam kenyataannya tidak pernah
terwujud, itulah sebabnya diperlukan kebijakan pemerintah.
Dijaman orde baru kebijakan harga pernah diterapkan terhadap
komoditi beras. Pemerintah menetukan ceiling price dan flour
price (harga maksimum dan harga dasar), lewat kebijakan Harga
penyangga beras (buffer stock). Konsekwensinya pemerintah harus
mengeluarkan uang untuk membeli gabah pada saat musim panen.
(Mengapa demikian ? ).
Tujuan melakukan Kebijakan harga, adalah :
1. Kontribusi terhadap anggaran pemerintah
2. Pertumbuhan devisa negara
3. Mengurangi ketidakstabilan harga
4. Memperbaiki distribusi pemasaran dan alokasi sumber daya
5. Memberikan arah produksi, serta meningkatkan taraf
swasembada pangan dan serat-seratan
6. Meningkatkan pendapatan dan tarap kesejahteraan penduduk
Secara umum Kebijakan Harga dapat digolongkan menjadi :
a.Kebijakan Harga Dasar.
Kebijakan harga dasar dimeksudkan untuk melindungi produsen
terhadap kerugian. Jika harga yang berlaku lebih rendah dari biaya
rata-rata, maka produsen akan mengalami kerugian. Pada situasi

38
seperti ini tidak akan ada produsen yang mau berproduksi untuk
dijual, produksi hanya untuk konsumsi saja. Akibtanya para buruh
dan pegawai/ yang berpenghasilan tetap, akan kekurangan
komoditi, misalnya beras. Oleh karean itu pemerintah wajib untuk
memberlakukan harga terendah agar para produsen terlindungi.
Gambarkan mekanismenya !.
Perkembangan harga dasar gabah (GKG)
Tahun Harga dasar Nilai Tukar Harga dasar
(dollar AS) ( dollar (Rp/kg) ?
AS/Rp)
1988 0,12 1.686,08
1989 0,14 1.770,12
1990 0,15 1.844,00
1991 0,15 1950,48
1992 0,16 2.089,83
1993 0,16 2.087,17
1994 0,17 2.170,56
1995 0,18 2.267,25
1996 0,19 2.339,00
1997 0,21 2.460,00
1998 0,17 3.500,00
1999 0,14 7.000,00
2000 0,20 7.500,00
Sumber:Sitrisno, 1998 dalam Hanafie 2010.

b.Kebijakan Harga Tertinggi

39
Kebijakan ini digunakan untuk melindungi konsumen dari harga
yang membubung tinggi. Pada harga komoditi yang mahal,
khususnya komoditi pangan akan menyebabkan masyarakat
perkotaan akan kekurangan bahan pangan karena tidak mampu
membelinya. Demikian pula terjadi pada masyarakat miskin. Jika
keadaan ini berlangsung lama akan terjadi bahaya kelaparan dan
timbul kerawanan kerawanan sosial, misalnya penjarahan, dan
lainnya.
c.Kebijakan Harga Perangsang (price support)
Kekurangan penawaran di dalam negeri dapat dilakukan dengan
melakukan impor atau dengan meningkatkan produksi di dalam
negeri. Usaha meningkatkan produksi dalam negeri dapat
dilakukan dengan menentukan harga perangsang, dimana
pemerintah membeli produk kepada produsen dengan harga yang
tinggi dan menjual ke pasar dengan harga murah. Dengan
kebijakan ini produsen terlindungi demikian npula konsumen juga
terlindungi, tetapi pemerintas harus punya dana untuk dapat
melakukan pembelian. Impor bisa dilakukan sesui mekanisme
pasar jika harga di luar negeri lebih murah dari harga di dalam
negeri. Ganbarkan kurvenya !.

E.Kebijakan Distribusi Pemasaran

40
Sering kali terjadi perbedaan harga antar daerah provinsi, yang
dapat merangsang para pedagang untuk mentransfer barang dari
daerah harga yang lebih rendah ke daerah harga yang lebih tinggi.
Jika terjadi perbedaan harga yang menjolok, dimana [erbedaan
harga itu dapat merangsang bagi pedagang atau wira usaha untuk
memperoleh untung, maka pedagang akan membeli di daerah yang
lebih murah untuk di jual ke daerah yang lebih mahal. Karena sifat
pedagang yang menginginkan profit, maka harga di dadaerah baru
tidak terjadi pada titik keseimbangan. Harga akan selalu
dikendalikan noleh pedagang pada harga pasar diatas harga
keseimbangan. Oleh karean itu diperlukan peran pemerintah untuk
membuat harga agar terjadi pada harga equilibrium.
F.Kebijakan Konsumsi.
Bekaitan dengan konsumsi yang menyangkut kehidupan manusia,
Malthus memberikan teori bahwa : pertambahan penduduk
berkembang sesuai dengan deret ukur sedangkan perkembangan
pangan sesuai dengan deret hitung. Artinya pertambahan jumlah
penduduk jauh lebih cepat dibanding pertumbuhan pangan.
Sehingga sektor produksi pangan harus dikelola sedemikan rupa
agar tidak terjadi bahaya kelaparan.
Di Indonesia, pangan pokok orang Indonesia adalah beras. Setiap
ada kenaikan pendapatan selalu digunakan untuk menambah
konsumsi beras. Masyarakat yang tadinya tidak makan beras,

41
dengan adanya kenaikan pendapatan, pendapatannya itu digunakan
untuk membeli beras sehingga kebutuhan akan beras semakin
besar (ingat teori Maslow).
Untuk mengurang masyarakat akan ketergantungan akan beras,
pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan mengeluarkan inpres
No.14/1974 dan diperkuat dengan inpres No.20/1979 tentang
penganekaragaman Menu Makanan serta perbaikan Menu
Makanan Masyarakat yang berdimensi kepada penganekaragaman
pangan. Masyarakat Indonesia tidak diharapkan makan beras
melulu, tetapi memakan berbagai jenis pangan, atau menambah
pangan non beras.
Implementasi inpores no 20/1979 itu sampai kini masih belum
lancar, karena mengalami kesulitan dalam mengubah pola makan
orang Indonesia, mengubah pola makan beras menjadi lebih
banyak makan non beras. Memakan makan dari berbagai jenis
pangan disebut dengan diversifikasi konsumsi. Melakukan
diversifikasi konsumsi dengan tetap mempertahan kalori 2.200
kkal/orang sangat baik bagi kebijakan pangan, karena dapat
mengurangi konsumsi beras, sehingga swasembada pangan beras
lebih cepat dapat tercapai.
Diversifikasi pangan menyangkut 3 pengertian, yang satu sama
lain berkaitan, yaitu :
1. Diversifikasi konsumsi pangan

42
2. Diversifikasi ketersediaan pangan
3. Diversifikasi produksi pangan

VII. KEBIJAKAN PERTANIAN ERA 2015 2019.

43
ISU ?
MASALAH ?
INSTRUMEN ?

A.Strategi

1. Menjadikan produksi komditas pangan, komoditi ekspor,


penyedia bahan baku industri dan bio-energy dengan
pendekatan kawasan.
2. Meningkatkan kualitas daya saing produk pertanian
3. Menyediakan parasarana dasar bidang pertanian
4. Memberikan perlindungan dan pemberdayaan petani
5. Meningkatkan tatakelola pemerintahan yang baik

B.Kebijakan Pembangunan Pertanian

1. Kebijakan meningkatkan ketahanan pangan (padi,jagung,


kedelai, tebu, sapi, cabai, bawang merah) yang berdampak
bagi perekonomian.
2. Kebijakan pengembangan komoditas ekspor, substitusi impor
serta komoditas penyedia bahan baku bio-energi.
3. Kebijakan peningkatan daya saing produk pertanian melalui
standarisasi produk dan proses peningkatan rantai pasok,
mutu, dan keamanan pangan.
4. Kebijakan pengembangan infrastruktur (lahan, air, sarana dan
prasarana) dan agroindustri di pedesaan sebagai dasar atau
landasan pengembangan bio-industri berkelanjutan.
5. Kebijakan re-orientasi memperoduksi dari satu jenis produk
menjadi multi produk ( produk utama, bio-energi, produk
sampingan, produk dari limbah, zero-waste, dan lainnya.
6. Kebijakan pengembangan klaster atau kawasan yaitu pada
kawasan tertentu yang mengungkit pencapaian target
nasional.
7. Kebijakan sistem perbenihan/pembibitan, perlindungan
petani, kelembagaan petani, inovasi dan deseminasi

44
teknologi, penyuluhan, dan kebijakan sistem perkarantinaan
pertanian.
8. Kebijakan mendukung program tematik: MP3EI, MP3KI,
PUG, KSS, ketenaga kerjaan, percepatan daerah tertinggal,
kawasan khusus dan wilayah perbatasan.
9. Adaptasi dan mitigasi prubahan iklim dan penanganan pasca
bencana alam.
10. Kebijakan subsidi :
(1) Subsidi pupuk tetap diperlukan dengan cara
mengura ngi pupuk tunggal, menaikkan subsidi
pupuk majemuk
(2) Pupuk organik tetap dikembangkan bukan dengan
dukungan subsidi tetapi diarahkan menjadi
kegiatan pengembangan pupuk organik.
(3) Subsidi benih ditiadakan dan dialihkan menjadi
kegiatan penguatan penagkar benih/bibit.
11. Kebijakan kredit:
(1). Kredit ketahanan pangan akan terus dilanjutkan
utnuk mendorong dan meningkatkan produksi dan
produktivitas pangan guna mendukung ketahanan
pangan.
(2). Untuk lebih terjamin teralokasinya kredit untuk
pangan, maka plafon kredit dialokasi menurut
subsektor.
(3). Untuk memecahkan kelangkaan tenaga kerja dan
menjamin pengelolaan pangan skala luas, maka
kredit mekanisasi pertanian sangat diperlukan.
(4) Kegiatan sertifikasi tanah diperlukan sehingga
layak kredit.

C. Kebijakan Fokus pada Pengembangan Komoditas

45
1. Bahan makan pokok nasional : beras, jagung, kedelai,
gula, daging ungas, daging sapi kerbau.
2. Bahan makanan pokok lokal : sagu, jagung (NTT,
Madura), Umbi-umbian (ubi kayu, ubi jalar).
3. Produk pertanian penting pengendali infalsi : cabai,
bawang merah, bawang putih, CPO/minyak goreng.
4. Bahan baku industri konvensional : CPO, karet, kakao,
kopi, susu, ubi kayu.
5. Bahan baku industri : sorgum, gandum, tau, obat,
minyak atsiri.
6. Produk industri pertanian (prospektif) : aneka tepung
dan jamu.
7. Produk energi pertanian (prospektif) : bio-diesel, bio-
etanol, bio-gas
8. Peoduk pertanian berorientasi ekspor (prospektif) :
buah-buahan (nenas, manggis, salak,mangga), kambing/
domba, babi, florikultura.

D. Kebijakan Ekspor Impor

a. Komoditi Ekspor :

(1). Minyak bumi dan gas


(2). Non Migas : karet, kopi, kayu lapis, konveksi, pupuk,
kertas, CPO, mebel dan hasil laut.

b. Kebijakan Ekspor :

1. Menambah macam barang ekspor


2. Memberi fasilitas kepada produsen barang ekspor
3. Mengendalikan harga barang ekspor di dalam negeri
4. Menciptakan iklim yang kondusif
5. Menjaga kestabilan kurs valuta asing
6. Membuat perjanjian dagang internasional
7. Peningkatan promosi dagang Luar negeri

46
8. Penyuluhan kepada pelaku ekonomi

c. Komiditi impor

1. Barang konsumsi: makanan, minuman, pakaian, dll


2. Barang bahan baku penolong : bahan kimia, obat obatan,
bahan kertas, bahan tenun, dll
3. Barang modal : mesin mesin,generator listrik, alat
komunikasi, alat pengangkutan, dll.

d. Kebijakan Impor :

1. Menetapkan tarif impor


2. Subsidi impor
3. Larangan impor terhadap barang barang tertentu
4. Memperkuat posisi neraca pembayaran.

e. Dampak positif dari pembatas impor :

1. Melindungi industri dalam negeri


2. Menumbuhkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri
3. Mengurangi keluarnya devisa ke luar negeri
4. Mengurangi ketergantungan terhadap barang impor
5. Memperkuat posisi neraca pembayaran luar negeri/perdagang
an

47
VIII.Daftar Pustaka

1. Dochak Latief (2000). Ekonomi Global. Pembangunan


Ekonomi dan Kebijakan.
2. Dominick Salvatore (1996). Managerial Economics in A
Global Economi.
3. Karl Heinz W Bechtold (1988). Politik dan Kebijakan
Pembangunan Pertanian.
4. Mosher A T (1971). To Creat a Modern Agriculture.
5. . (1966). Menggerakkan dan Membangun
Pertanian.
6. Mark Lipsey dan J. L. Papas. (1990) Fundamentals Of
Manajerial Economic.
7. Michael R Baye (1997). Managerial Economic and
Business Strategy.
8. Mubyarto (1998). Reformasi Sistem Ekonomi.
9. Paul R Krugman, dkk. (1999). Ekonomi Internasional.
Teori dan Kebijakan.
10. Tulus T.H Tambunan (2001). Transformasi Ekonomi
Indonesia. Teori dan Penemuan Empiris.
11. Undang-Undang RI No. 12, 1992 Tentang Sistem
Budiadaya Tanaman.
12. Soleh Solahudin (1999). Pembangunan Pertanian
Era Reformasi.
13. Wartasya Winangun (2005). Membangun Karakter
Petani Organik Sukses Dalam Era Globalisasi.
14. Koutsosyanis (1994). Modern Microeconomic.
15. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2015 2019.
Biro Perencanaan Kementrian Pertanian. 2014.

48
16. Rita Hanafie.(2010). Pengantar Ekonomi Pertanian.
Andy Yogyakarta.

49

Anda mungkin juga menyukai