Anda di halaman 1dari 5

ASPEK TEORI MOSHER

3 Comments

1 Vote
Unsur-unsur Pertanian
Menurut A.T Mosher (1968;19), pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan
atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha
tani merupakan suatu bagian usaha, dimana biaya dan penerimaan adalah penting. Tumbuhan
merupakan pabrik pertanian yang primer, mengambil gas karbondioksida dari udara melalui
daunnya dan diambilnya air dan hara kimia dari dalam tanah melalui akarnya. Dari bahan-bahan
ini, dengan menggunakan sinar matahari, ia membuat biji, buah, serat dan minyak yang dapat
digunakan oleh manusia.
Pertumbuhan tumbuhan dan hewan liar berlangsung di alam tanpa campur tangan manusia.
Beribu-ribu macam tumbuhan di berbagai bagian dunia telah mengalami evolusi sepanjang masa
sebagai reaksi terhadap adanya perbedaan dalam penyinaran matahari, suhu, jumlah air atau
kelembaban yang tersedia serta sifat tanah.
Tiap jenis tumbuhan menghendaki syarat-syarat tersendiri terutama tumbuhnya pada musim
tertentu. Tumbuhan yang tumbuh di suatu daerah menentukan jenis-jenis hewan apakah yang
hidup di daerah tersebut, karena beberapa di antara hewan itu memakan tumbuhan yang terdapat
di daerah tersebut, sedangkan lainnya memakan hewan lain. Sebagai akibatnya terdapatlah
kombinasi tumbuhan dan hewan di berbagai dunia.
Syarat-syarat Mutlak dan Pelancar Pembangunan Pertanian
A.T Mosher telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan
menggolongkannya menjadi syarat-syarat mutlak dan syarat-syarat pelancar. Terdapat lima
syarat yang tidak boleh tidak harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Apabila salah satu
syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan
terus tetapi sifatnya statis.
Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher, 1965;77)
adalah :
a. Adanya pasar untuk produk atau hasil-hasil pertanian.
Petani produsen sangatlah senang apabila ia mendapatkan harga yang tinggi pada saat ia menjual

produksinya. Pembangunan pertanian dapat meningkatkan produksi hasil pertanian. Untuk hasilhasil itu perlu ada pasaran serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya-biaya
tunai dan daya upaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksikannya. Mennurut A.T
Mosher, 1965;78, diperlukan tiga hal dalam pasaran untuk hasil usaha tani, yaitu :
a) Seseorang di suatu tempat yang membeli hasil usaha tani, perlu ada permintaan (demand)
terhadap hasil usaha tani ini.
b) Seseorang yang menjadi penyalur dalam penjualan hasil usaha tani, sistem tataniaga.
c) Kepercayaan petani pada kelancaran sistem tataniaga itu. Kebanyakan petani harus menjual
hasil-hasil usaha taninya sendiri atau di pasar setempat.
b. Teknologi yang senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan atau kesempatan
ataupun permasalahan yang dihadapi.
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan
teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam
bidang pertanian. A.T Mosher (Mubyarto, 1989;235) menganggap teknologi yang senantiasa
berubah itu sebagai syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Apabila tidak ada perubahan
dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun terhenti. Produksi terhenti kenaikannya,
bahkan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin
meningkat oleh hama penyakit yang semakin merajalela.
Teknologi baru yang diterapkan dalam bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan
produktivitas, apakah ia produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih
produktif daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk
kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak teratur.
Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian, digunakan dua istilah
lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu perubahan teknik (technical
change) dan inovasi (inovation) menurut Mubyarto (1989;235). Istilah perubahan teknik jelas
menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barangbarang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Sedangkan
inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru.
c. Tesedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
Apabila pada suatu daerah petani telah diyakinkan akan kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul
atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama
dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus
benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya.
Kebanyakan metode baru yang dapat meningkatkan produksi pertanian, memerlukan
penggunaan bahan-bahan dan alat-alat produksi khusus oleh petani. Diantaranya termasuk bibit,
pupuk, pestisida, makanan dan obat ternak serta perkakas. Pembangunan pertanian menghendaki
kesemuanya itu tersedia di atau dekat pedesaan (lokasi usaha tani), dalam jumlah yang cukup
banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang membutuhkan dan menggunakannya dalam
usaha taninya.

d. Adanya perangsang (insentif) berproduksi bagi petani atau pelaku usaha tani.
Cara-cara kerja usaha tani yang lebih baik, pasar yang mudah dijangkau dan tersedianya sarana
dan alat produksi memberi kesempatan kepada petani untuk menaikkan produksi. Begitu pula
dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi perangsang
produksi bagi petani.
Pemerintah menciptakan kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus yang dapat merangsang
pembangunan pertanian. Misalnya kebijaksanaan harga beras minimum, subsidi harga pupuk,
kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan dengan hadiah
menarik pada petani-petani teladan dan lain-lain. kebijaksanaan harga pada umumnya yang
menjamin stabilitas harga-harga hasil pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan
rangsangan pada petani untuk bekerja lebih giat dan mereka akan lebih pasti dalam usaha untuk
meningkatkan produksi.
Jadi perangsang yang dapat secara efektif mendorong petani untuk menaikkan produksinya
adalah terutama bersifat ekonomis (A.T Mosher, 1965;124), yaitu :
a) Perbandingan harga yang menguntungkan.
b) Bagi hasil yang wajar.Tersedianya barang dan jasa yang ingin dibeli oleh petani untuk
keluarganya.
e. Tersedianya transportasi yang menunjang.
Pentingnya perangkutan adalah bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga
diperlukan jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan alat produksi
ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke pasaran konsumen baik di kota besar
dan/atau kota kecil.Perangkutan haruslah diusahakan semurah mungkin.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi biaya perangkutan (A.T. Mosher, 1965;138) antara
lain :
a) Sifat barang yang harus diangkut, berapa berat atau besarnya barang itu
b) Jarak pengangkutan barang-barang itu
c) Banyaknya barang yang diangkut
d) Jenis alat perangkutan
Adapun faktor-faktor pelancar pembangunan pertanian, yaitu:
1) Pendidikan pembangunan
2) Kredit produksi
3) Group action (kerja berkelompok)
4) Perbaikan dan perluasan tanah pertanian
5) Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
B. STRATEGI DAN KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
Menurut Technical Advisorry Committee of the CGIAR (TAC-CGIAR, 1988), pertanian
berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna
membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan
kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam.
Adapun ciri-ciri pertanian berkelanjutan:

Mantap secara ekologis, yang berarti kualitas sumberdaya alam dipertahankan dan kemampuan
agroekosistem secara keseluruhan dari manusia, tanaman, dan hewan sampai organisme tanah
ditingkatkan. Dua hal ini akan terpenuhi jika tanah dikelola dan kesehatan tanaman dan hewan
serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis (regulasi sendiri). Sumberdaya lokal
digunakan secara ramah dan yang dapat diperbaharui.
Dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti petani mendapat penghasilan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan, dan dapat melestarikan
sumberdaya alam dan meminimalisasikan risiko.
Adil, yang berarti sumberdaya dan kekuasaan disistribusikan sedemikian rupa sehingga
keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu juga hak mereka dalam
penggunaan lahan dan modal yang memadai, dan bantuan teknis terjamin. Masyarakat
berkesempatan untuk berperanserta dalam pengambilan keputusan, di lapangan dan di
masyarakat.
Manusiawi, yang berarti bahwa martabat dasar semua makhluk hidup (manusia, tanaman,
hewan) dihargai dan menggabungkan nilai kemanusiaan yang mendasar (kepercayaan, kejujuran,
harga diri, kerjasama, rasa sayang) dan termasuk menjaga dan memelihara integritas budaya dan
spiritual masyarakat.
Luwes, yang berarti masyarakat desa memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan ubahan
kondisi usahatni yang berlangsung terus, misalnya, populasi yang bertambah, kebijakan,
permintaan pasar, dll.
Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen
pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang.
Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti
meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan
perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan.
Akan tetapi, pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai.
Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika
pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya
dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek
etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi
masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti
pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam
memenuhi kebutuhannya.
Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya
alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman

hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman


budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan
terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.
Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia
mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan
pengertian tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan
menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan
konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan
utama dalam kelembagaan.
Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,.implikasi pembangunan
berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan
mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur
discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan.
Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan
ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai