Anda di halaman 1dari 20

Inilah Risiko Obesitas Pada Ibu Hamil

Image by : Dokumentasi Ayahbunda

Berat badan yang naik berlebihan saat hamil, meningkatkan risiko


gangguan kesehatan bagi ibu hamil dan bayinya. Apa saja risikonya?

Bila sebelum hamil berat badan Anda normal, jaga berat badan hanya naik antara
12 - 16 kg selama hamil. Sedangkan bila Anda mengawali kehamilan dengan berat
badan berlebih, Anda perlu lebih berhati-hati, yakni upayakan agar kenaikan berat
badan sekitar 5-7 kilogram selama hamil. Ini semua agar Anda terhindar dari
masalah obesitas atau kegemukan yang berlebih saat hamil

Ini risikonya. Masalah obesitas menjadi ancaman serius bagi kesehatan seseorang
karena berisiko memicu penyakit generatif seperti penyakit jantung koroner,
diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi. Lalu, apa bahayanya kalau ibu hamil
mengalami obesitas?

1. Preeklampsia. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang


diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urin. Wanita hamil dengan
preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.
Akibatnya, aliran darah ke janin terhambat, dan dapat berakibat fatal. Preeklampsia
dapat berlanjut kepada eklampsia yang dapat menyebabkan ibu hamil koma,
bahkan kematian, baik sebelum, saat atau setelah melahirkan.

Bila seorang ibu hamil sudah terkena preeklampsia:

Kurangi konsumsi garam.


Periksa kehamilan secara teratur, sehingga terdeteksi dini bila terjadi gejala
darah tinggi, dan selalu mengontrol tekanan darah dan kenaikan berat badan.
Mengonsumsi obat antihipertensi yang direkomendasikan oleh dokter agar
ibu hamil yang bersangkutan berpeluang melanjutkan kehamilannya hingga 9
bulan.
Diabetes gestasional. Diabetes atau penyakit tingginya kadar gula dalam darah
yang terjadi selama proses kehamilan ini terjadi pada sekitar 4% dari jumlah total
ibu hamil di seluruh dunia

Bila Anda sudah mengalami diabetes gestasional, Anda perlu:

Kurangi konsumsi gula yang banyak terdapat pada minuman dan camilan
manis.
Atur pola makan sesuai kebutuhan kalori ibu hamil. Sebaiknya konsultasi
dengan ahli gizi, karena jika kalori kurang, berisiko terjadi hipoglikemia
(kadar gula darah turun drastis ditandai lemas, keringat dingin dan pingsan).
Kontrol darah berkala, baik saat kontrol rutin maupun periksa sendiri. dengan
menggunakan alat pengukur kadar gula darah yang praktis.

Operasi Caesar. Ibu hamil obes akan sulit bersalin secara alami, karena timbunan
lemaknya akan mempersulit proses kelahiran bayi lewat jalan lahir.
MAKALAH PRINSIP DIIT PADA IBU HAMIL DENGAN OBESITAS

PRINSIP DIIT PADA IBU HAMIL DENGAN


OBESITAS

Dosen Pembimbing:

ASRIYA NARO R, S.ST

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

PRODI D III KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2010/2011


PRINSIP DIIT PADA IBU HAMIL DENGAN
OBESITAS

Nama Kelompok :

Putri Intan Permata Sari (30710027)

Putri Intan Sari (30710028)

Ria Pangestuti (30710029)

Richa Yuliana (30710030)

Rizky Laela Amalia (30710031)

Rosiana Kholida (30710032)

Siti Istikomah (30710033)

Sofiana Puspitasari (30710034)

Tri Widayanti (30710035)

Triya Galih Rahayu (30710036)

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

PRODI D III KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah Gizi dalam Kesehatan Reproduksi yang berjudul Prinsip
Diit pada Ibu Hamil dengan Obesitas untuk D3 Kebidanan yang merupakan hasil kerja
kelompok kami.
Sebagaimana telah diketahui bahwa Gizi dalam Kesehatan Reproduksi merupakan
salah satu pelajaran dalam pendidikan D3 Kebidanan. Mudah-mudahan dengan adanya
makalah ini dapat membantu Mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Kebidanan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini.Untuk itu,kami sangat mengharapkan adanya masukan ,saran,dan kritik dari
semua pihak yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini .
Akhirnya kami ucapkan terimakasih dan mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dalam pendidikan D3 Kebidanan.

Kediri, Mei 2011


Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL . i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI.. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.. 1


1.2 Rumusan Masalah. 2
1.3 Tujuan... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obesitas ................. 3
2.2 Faktor Penyebab Obesitas .. 5
2.3 Dampak Obesitas Terhadap Kesehatan .. 6
2.4 Risiko Penyakit Terkait Obesitas 7
2.5 Obesitas Dalam Kehamilan 8
2.6 Pencegahan Obesitas Saat Kehamilan 9
2.7 Prinsip Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas. 9
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran .. 13
DAFTAR PUSTAKA. 14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cara pandang akan selalu berubah. Demikian juga cara pandang terhadap bentuk
badan. Dahulu, kelebihan berat badan dianggap sebagai simbol kemakmuran. Pandangan ini
kemudian berubah. Kelebihan berat badan dianggap mengurangi keindahan bentuk badan.
Dan perkembangan terakhir, cara pandang ini berubah lagi, mengarah pada kesadaran akan
perlunya hidup sehat.
Obesitas atau kegemukan dianggap petanda kesehatan dan kekayaan. Kini yang
menjadi perhatian utama nutrisi adalah bagaimana menyelaraskan asupan energi dan
kebutuhan tubuh. Memang, dengan meningkatnya baku kehidupan, penambahan berat badan
obesitas tumbuh mengancam kesehatan penduduk. Obesitas merupakan masalah kesehatan
penting karena sangat erat kaitannya dengan berbagai penyakit metabolik dan kardiovaskuler
(serangan jantung dan stroke).
Secara sederhana obesitas didefinisikan sebagai keadaan penumpukan lemak yang
berlebihan di dalam jaringan lemak sehingga mengganggu kesehatan. Keadaan ini
disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan tubuh
sehingga berat badan menjadi bertambah.
Satu dari langkah paling penting yang dapat diambil oleh seorang wanita untuk
mempertahankan kesehatannya dan mencegah penyakit kronis adalah mempertahankan berat
badan yang sehat.
Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak
hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan
mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Dan umumnya para wanita hamil
tidak mengetahui akan hal tersebut, mereka justru cenderung mengkonsumsi makanan
dengan jumlah yang lebih banyak daripada saat tidak hamil karena mereka menganggap di
dalam tubuhnya terdapat janin yang membutuhkan nutrisi juga.

Atas dasar pemikiran tersebut kami membuat makalah ini, dan diharapkann akan
mampu sedikit mengubah cara pandang masyarakat mengenai konsumsi makanan saat hamil,
sehingga menghindari terjadinya obesitas. Bagi ibu hamil yang menderita obesitas kami juga
memberikan informasi nagaimana prinsip diit yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apakah obesitas itu?
b) Apa faktor penyebab obesitas
c) Bagaimana dampak obesitas terhadap kesehatan?
d) Apa resiko penyakit terkait dengan obesitas?
e) Bagaimanakah obesitas dalam kehamilan?
f) Bagaiman pencegahan obesitas saat kehamilan?
g) Bagaimana prinsip diit ibu hamil dengan obesitas?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
a) Sebagai media informasi bagi masyarakat tentang obesitas, penyebab, dan klasifikasinya.
b) Sebagai bahan bacaan ibu-ibu hamil untuk dapat mencegah obesitas, dan prinsip diitnya.
Tujuan Khusus
a) Mengetahui definisi obesitas
b) Mengetahui faktor-faktor penyebab obesitas
c) Mengetahui dampak obesitas terhadap kesehatan
d) Mengetahui resiko penyakit terkait dengan obesitas
e) Mengetahui bagaiman obesitas dalam kehamilan
f) Mengetahui cara mencegah obesitas saat kehamilan
g) Mengetahui prinsip diit ibu hamil dengan obesitas

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obesitas

Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal (
brownel, 1984 ). Pasien dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau penurunan penggunaan kalori
(energi). Artinya, masukan kalori tidak seimbang dengan penggunaannya yang pada akhirnya
berangsur-angsur berakumulasi meningkatkan berat badan. Selain kelebihan berat badan nilai
TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-laki dan lebih dari 25 mm
untuk wanita. (Nurachmah, 2001)
Kelebihan energi pada penderita obesitas disimpan dalam bentuk lemak. Pada
keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam
jaringan sub cutan dan didalam jaringan tirai usus. Pada orang yang menderita obesitas ogan-
organ tubuhnya di paksa untuk bekerja lebih berat karena harus, membawa kelebihan berat
badan oleh sebab itu pada umumnya lebh cepat gerah, capek, dan mempunyai kecenderungan
untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. (Noto atmodjo, 2007)
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetapkan berat badan yang di
inginkan individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis. Inedeks masa tubuh (IMT)
merupakan prediksi derajat lemak tubuh fdan pengukurannya di rekomendasikan federal
untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. IMT di hitung dengan
membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter (kg/ )
atau mengalihkan berat badan dalam pons dengan 703 lalu dibagi kuadrat tinggi badan dalam
inci kuadrat (pon x 703/ ). (Varney, 2003)
Tabel 2.1.a Perhitungan Indeks Masa Tubuh

Klasifikasi IMT
yang dapat
digunakan untuk membantu dalam perhitungan IMT untuk menentukan apakah berat badan
individu sesuai dengan tinggi badannya.

Tabel 2.1.b Klasifikasi IMT

Kriteria IMT
Berat Badan Kurang < 18,5 kg/m2

Berat Badan Normal 18,5-24,9 kg/m2

Berat Badan Berlebih 25-29,9 kg/m2

Obesitas ( Kelas I ) 30-34,9 kg/m2

Obesitas ( Kelas II) 35-39,9 kg/m2

Obesitas Ekstrim (Kelas III) 40 kg/m2

Banyak Fokus tentang konsep perhitungan kalori telah dimuat media dan diantara populasi
umum. Pada umumnya asupan kalori sebaiknya sama dengan keluaran kalori.

Tabel 2.1c Petunjuk Umum Asupan Kalori Bagi Wanita Aktifitas Sedang
11-18 thn : 2200 kal/hari
19-24 thn : 2100 kal/hari
25-50 thn : 2300 kal/hari
51 thn/ lebih : 1900 kal/hari
Wanita hamil ( TM II / TM III ) : Tambah 300 kal/hari
Ibu yang menyusui : di tambah 500 kal/hari
Ukuran kerangka tubuh dan jumlah aktifitas fisik harian adalah dua faktor dari banyak faktor
yang mempengaruhi kebutuhan kalori

Tabel 2.1d Faktor Yang Mempengaruhi Asupan Kalori Yang Diperlukan

Ukuran Tubuh
Usia
Tinggi Badan
Berat Badan
Tingkat Aktifitas / Base Metabolic Rate ( BMR )
Status Kehamilan
Status Meyusui

2.2 Faktor Penyebab Obesitas

Pada hakekatnya derajat lemak tubuh (IMT) merupakan cerminan dari interaksi
perkembangan, linkungan dan genetik. Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti dari
adanya risiko obesitas sekitar dua sampai tiga kali lebih tinggi pada individu dengan riwayat
keluarga obesitas dan meningkat sesuai dengan beratnya obesitas.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi obesitas pada penduduk adalah:

1. Faktor demografi
a Umur : meningkat sesuai dengan umur paling sedikit sapai umur 55 pada
laki-laki dan 70 pada wanita.
b Gender : wanita umumnya prevalensinya lebih tinggi setelah umur 50 tahun.

2. Faktor sosiokultural
pendidikan : di Eropa prevalensi obesitas lebih tinggi pada mereka dengan pendidikan rendah.
b Penghasilan/profesi : di Eropa lebih tinggi prevalensinya pada mereka dengan
penghasilan rendah.
c Status perkawinan : biasanya meningkat setelah kawin
3. faktor biologi : paritas (IMT lebih tinggi dengan makin meningkatnya jumlah anak)

4. faktor perilaku
a) nutrisi : jumlah lemak dalam makanan,
b) merokok : merokok menurunkan berat badan dan berhenti merokok
meningkatkan berat badan
c) konsumsi alkohol : konsumsi alkohol sedang kadang-kadang dihubungkan dengan
IMT yang lebih tinggi
d) aktivitas fisik : mereka yang tidak aktif lebih berat dari yang aktif secara fisik
(Seidell, 1995).

Para ahli kesehatan dan masyarakat sendiri telah menyadari bahwa salah satu faktor
lingkungan yang penting adalah perubahan pola makan. Perubahan jenis makanan dari yang
'tradisional' beralih ke makanan siap saji yang lebih banyak lemak, rendah serat dan tinggi
kalori merupakan pemicu meningkatnya obesitas di semua negara, termasuk di Indonesia.
( Bali post)

2.3 Dampak Obesitas Terhadap Kesehatan

Bahwa obesitas meningkatkan risiko dari semua penyebab kematian, dimana


meningkat sebesar 1.9 kali baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang mempunyai
berat badan diatas 40% rata-rata. Peningkatan kematian pada orang obese karena obesitas
terkait dengan beberapa penyakit yang mengancam jiwa seperti Diabetes Mellitus Tipe 2,
penyakit krdiovaskuler, penyakit kandung empedu, dan kanker sensitif-hormon dan
gastrointestinal. Risiko penyakit non-fatal lain juga dihubungkan dengan obesitas, seperti
nyeri punggung, radang sendi, intertilitas, dan gangguan psikososial. Dalam kaitannya
dengan risiko penyakit kardiovaskuler. (Bali Post)
Obesitas dibagi menjadi dua yaitu: tipe android (obese sentral, tipe laki-laki, buncit)
dan ginoid/ ginekoid (obese perifer). Tipe android lebih banyak dihubungkan dengan risiko
penyakit kardiovaskuler, karena pada tipe ini dihubungkan dengan meningkatnya prevalensi
intoleransi gluosa, hipertensi dan hiperlipidemia (Leaf, 1990; Van Gaal, 1994). Obesitas tidak
hanya dihubungkan dengan penyakit fisik, namun juga dengan masalah kejiwaan. Pada
perempuan muda dengan umur 18-25 tahun yang tinggal di Drenden, Jerman ditemukan
bahwa dibandingkan mereka yang bukan obese, pada mereka yang obese ditemukan adanya
peningkatan kelainan mental terutama kelainan kecemasan (Besker et al. 2001). (Bali Post)

2.4 Risiko Penyakit Terkait Obesitas


Meningkat rendah
(RR 1-2)
Kanker (payu dara pada
anita postmenopausal,
kanker endometrial,
anker kolon
Kelainan hormone
reproduktif
Sidrom ovari polissistik
Gangguan fertilitas
Nyeri pinggang
Risiko anaestetik meningkat
elainan bayi karena
besitas pada ibu

Meningkat sedang
(RR 2-3)

Penyakit jantung koroner


Hipertensi
Osteoartritis
luut dan paha)
Hiperurisemia dan pirai
Meningkat tinggi
(RR>>3)
Diabetes Mellitus Tipe 2
Penyakit kandung Empedu
Dislipidemia
Sindrom metabolik
Sesak nafas
Sleep apnoea

RR = relative risk.
Obesitas pada anak-anak juga mengakibatkan sejumlah penyakit menahun seperti
gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, diabetes Tipe 2 pada remaja, hipertensi,
dislipidemia, steatosis hati, gangguan saluran cerna, gangguan tidur dan sindrom ovari
polisistik. Khususnya, obesitas pada anak-anak di daerah Asia-Pasifik dikaitkan dengan
terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2 pada umur muda. Pengalaman pribadi kami juga
menunjukkan bahwa makin banyak kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 pada orang dibawah itu
juga dialami oleh anak-anak lebih besar kecenderungannya mempunyai masalah psikososial
(WHO, 1998). (Bali post)
2.5 Obesitas Dalam Kehamilan
Terdapat suatu ketidaksepakatan tentang devinisi yang tepat untuk obesitas dalam
kehamilan, walaupun banyak pengarang menganjurkan berat badan dalam kehamilan
melebihi 175 pon atau ekrangnya 40% (biasanya 100 pon atau lebih) diatas berat badan ideal.
Wanita kegemukan berisiko tinggi untuk hipertensi, diabetes gistasional, dan infeksinal,
infeksi saluran kencing, dan infeksi episiotomi atau luka. Penentuan usia kehamilan bisanya
terbatas karena siklus hait yang tidak teratur dan sukar menentukan tinggi fundus uteri.
(Rayburm, 2001)
Pada banyak penelitian, angka kematian maternal meningkat, umumnya akibat
tromboemboli, infeksi, atau komplikasi anasia. Makrosomia pada janin juga lebih sering
terjadi. Walaupun kematian perinatal tidak meningkat dan bayi berat badan lahir rendah
jarang, hasil kehamilan yang optimal disertai oleh kenaikan berat badan ibu paling kurang 25
pon pada ibu-ibu obesitas (Rayburm, 2001)
Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin
meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap
ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan
menginjak minggu ke 24-28. (www.hdindonesia.com)
Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi
ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau
bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi
di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat
badan. (www.hdindonesia.com)
Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat
banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang
berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman
sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi
menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat
merusak sel-sel otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang.
Kemungkinan buruk lain, janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir
obesitas. (www.hdindonesia.com)
2.6 Pencegahan Obesitas Saat Kehamilan
Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan serangkaian tes di trimester
awal. Perlu dilakukan pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan.
Pemeriksaan ini diulang lagi di akhir trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu berisiko
terkena diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan
janin dari bulan ke bulan. (www.hdindonesia.com)

Pencegahan lainnya adalah dengan cara membatasi kalori. Cara ini memang sering
jadi kontraversi karena, di sisi lain, janin membutuhkan nutrisi lebih. Pengurangan kalori
ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Yang terpenting, komposisi makanan
harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik.
Jalan pagi sangat baik untuk menjaga konsisi ibu tetap sehat. (www.hdindonesia.com)

Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang
ibu pun harus bersikap tenang karena sikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan
janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Ini sebagai antisipasi jika ibu
membutuhkan tindakan medis yang lebih kompleks. (www.hdindonesia.com)

2.7 Prinsip Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas


2.7.1 Tujuan Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas
a) Memberikan makan rendah kalori guna mencapai berat badan normal
b) Mempertahankan ntumbuh kembang bayi yang normal
c) Mempertahankan kesehatan ibu hamil Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan. (
Purwitasari, 2009 )
7.2 Syarat Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas
a) Kalori dikurangi sebanyak 500-700 dibawah kebutuhan normal. Penmgureangan kalori
dilakukan dengan poengurangan konsumsi karbohidrat dan lemak.
b) Protein tinggi untuk pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah merah
c) Tinggi fitamin dan mineral
d) Tinggi serat untuk memberi rasa kenyang. ( Purwitasari, 2009 )
7.3 Bahan Makan Yang Di Berikan Dalam Sehari
Diit Rendah Kalori (RK)
RK I RK II RK III RK IV
JENIS Berat Berat Berat Berat
URT URT URT URT
(gr) (gr) (gr) (gr)
Beras 100 1 gls 150 1,5 gls 200 2 gls 250 2,5 gls
Protein Hewani 100 2 ptg 150 3 ptg 150 3 ptg 200 4 ptg
Telur 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
Protein Nabati 100 4 ptg 100 4 ptg 150 5 ptg 150 5 ptg
Sayuran 400 4 gls 400 4 gls 400 4 gls 400 4 gls
Buah 400 4 ptg 400 4 ptg 400 4 ptg 400 4 ptg
1,5
Minyak 10 15 1,5 sdm 15 1,5 sdm 15 1,5 sdm
sdm
Gula Pasir - - 10 1 sdm 15 1,5 sdm 15 1,5 sdm
Nilai Gizi - - - -
Kalori 1200 kal 1500 kal 1700 kal 1900 kal
Protein 59 gr 71 gr 75 gr 80 gr
Lemak 35 gr 40 gr 45 gr 48 gr
Hidrat Arang 173 gr 206 gr 250 gr 270 gr

2.7 Empat Pedoman Untuk Mengurangi Lemak


a. Sayuran sayuran
1. Kurangi konsumsi sayuran dengan bumbu kacang yang digoreng, ganti bumbu kacang yang
disangrai.
2. Batasi konsumsi sayuran dengan bumbu kelapa yang berlebih ( seperti, urapan) , atau santan
kental
3. Batasi konsumsi sayuran dengan dressing keju yang berlebih, contohnya salat.
4. Konsumsi sayuran dengan cara direbus, dikukus, dalam bentuk segar. (Purwitasari, 2009 )
b. Buah buahan
1. Konsumsi buah buahan dalam bentuk segar.
2. Kurangi konsumsi buah buahan yang berlemak. ( Purwitasari, 2009 )
c. Nasi, Sereal, dan Roti
1. Kalau bisa konsumsi nasi beras tumbuk atau nasi agar roti yang mengandung bekatul atau
havermouth.
2. Batasi sereal dan krackkers yang berminyak atau yang mengandung lemak lebih dari 2
potong/hari.
3.Batasi kebiasaan sarapan dengan roti mentega dan susu full cream.(Purwitasari, 2009 )
d. Susu
1. Gunakan susu skim, susu kedelai, atau yougurt yang rendah lemak
2. Pilih keju rendah lemak misalnya Cottage Cheese.
3. Pilih es krim yang tidak mengandung susu, misalnya es krim yang terbuat dari sari buah.
4. Pilih makanan pencuci mulut yang terbuat dari makanan berserat seperti agar agar dengan
saus dari susu skim. ( Purwitasari, 2009 )
e. Protein
1. Pilih daging tidak berlemak dan berwarna cerah, seperti daging ayam kampung ( tanpa kulit),
ikan dll.
2. Hindari konsumsi jerowan, daging berlemak, otak, kepala, dan brutu ayam.
3. Tingkatkan konsumsi protein nabati sebagai penganti, seperti tahu, tempe, kacang hijau, dll.
4. Batasi konsumsi lauk yang digoreng, diolah dengan santan kental.
5.Masak dengan cara merebus, memanggang, menumis, mepepes. (Purwitasari, 2009 )
f. Lemak
a) Kurangi konsumsi minyak goreng sampai 1 sendok makan/hari ( 10 gram). ( Purwitasari,
2009 )

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal.
Selain kelebihan berat badan nilai TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk
laki-laki dan lebih dari 25 mm untuk wanita. Faktor Penyebab Obesitas terdiri dari faktor
demografi, faktor sosiokultural, faktor biologi, faktor perilaku. Obesitas dalam kehamilan
terdapat suatu ketidaksepakatan tentang devinisi yang tepat untuk obesitas dalam kehamilan.
3.2 Saran
Untuk masyarakat
Bagi ibu hamil di harapkan untuk menjaga kesehatannya dengan mengatur pola makan,di
haraplkan ibu hamil mengubah pandangannya bahwa ibu hamil harus makan dua kali lipat
seharusnya, porsinya tetap dan meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan yang di
konsumsi.
Institusi
Diharapkan dapat memberikan waktu yang lebih untuk mempelajari materi lebih mendalam
dan diberikan bimbingan dalam proses belajar.
Mahasiswa
Diharapkan dapat menyalurkan informasi akan prisip diit pada ibu hamil dengan obesitas
dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: KDT.


Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Purwitasari, Devi. 2009. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rayburn, William F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: KDT
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, vol.1. Jakarta: EGC.
Sumber dari internet:
Http.Balipost.html. Diakses Pada Tanggal 20 Mei 2011
Http.hdindonesia.com. Diakses Pada Tanggal 20 Mei 2011
Resiko obesitas dan berat badan yang berlebihan pada kehamilan

Oleh: Dr. muda

Obesitas dan berat badan yang berlebihan pada kehamilan itu sendiri
adalah kondisi serius yang dapat menimbulkan komplikasi bagi ibu dan bayi.
Bagaimana jika saya kelebihan berat badan atau obesitas yang saya miliki?

Anda tidak sendirian. Bahkan, satu dari lima perempuan mulai kelebihan berat badan
kehamilan mereka. Seorang wanita dewasa dianggap obesitas jika Anda memiliki indeks
massa tubuh lebih dari 30. Indeks ini ditentukan dengan tinggi dan berat badan, massa tubuh
dan kalkulator.
Jika Anda sedang hamil jangan khawatir, anda dan dokter anda dapat mengembangkan
sebuah rencana untuk meminimalkan risiko. Anda tidak harus mencoba untuk menurunkan
berat badan saat Anda sedang hamil, tetapi Anda dapat mengendalikan berat badan Anda
mendapatkan, pastikan bahwa setiap makanan yang anda makan adalah dikemas dalam
nutrisi dan melakukan beberapa aktivitas ringan untuk meningkatkan kebugaran Anda.

Jika Anda berpikir tentang hamil, cobalah dulu untuk mengubah gaya hidup Anda,
meningkatkan kesehatan Anda dan mengikuti saran untuk mendapatkan hamil. Pergi ke
dokter sehingga bersama-sama membangun rencana dan mengambil semua tindakan
pencegahan dalam kasus tersebut.

Sementara itu, sangat penting bahwa Anda mengambil asam folat karena membantu
mencegah spina bifida, salah satu risiko yang paling umum pada kehamilan wanita gemuk.

Risiko untuk bayi

Akhir janin kematian ( setelah 20 minggu kehamilan ). Sebuah studi yang diterbitkan dalam
jurnal PLoS One, menemukan bahwa asam lemak yang berlebih mempengaruhi lingkungan
ovarium, menyebabkan infertilitas atau mempengaruhi kualitas embrio. Studi ini
menunjukkan bahwa, jika konsepsi mungkin, janin tidak dapat berkembang. Meskipun hasil
telah dikonfirmasi pada manusia, bisa menjadi alasan di balik fenomena ini sejauh ini belum
jelas.

Anak obesitas dan risiko diabetes. Bayi yang melebihi berat lahir rata-rata, seperti di banyak
wanita gemuk kecil lebih mungkin kelebihan berat badan selama masa kanak-kanak, yang
menyebabkan masalah jangka panjang dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2. Selain itu,
perempuan gemuk sering mengalami kesulitan mengontrol jumlah dan kualitas makanan
yang mereka makan dan pola ini dipertahankan untuk masa bayi anak.

Kelahiran cedera. Bayi dari ibu obesitas, khususnya mereka yang menderita gestational
diabetes cenderung besar untuk usianya. Selanjutnya, karena kondisi fisiknya memburuk, ibu
obesitas mungkin tidak memiliki kapasitas atau energi untuk mendorong. Hal ini dapat
menyebabkan persalinan berlangsung lebih lama dan bayi memiliki kesulitan untuk keluar
dari saluran vagina. Dimana untuk tinggal di sana lama, bayi mungkin menderita kesusahan.
Jika perlu, dokter Anda mungkin menggunakan forceps atau memaksa penghapusan bayi saat
lahir. Cedera yang paling umum adalah memar yang hilang dalam beberapa hari, tetapi juga
dapat merusak saraf wajah, tulang tengkoraknya retak dan menyebabkan pendarahan
tengkorak internal. Cedera ini jarang terjadi.

Ibu, sementara itu, dapat menderita trauma di saluran vagina, infeksi vagina atau
inkontinensia. Hal ini juga mungkin memerlukan operasi caesar darurat.

Spina bifida, kelainan dan penyakit. Menurut March of Dimes, bayi dari ibu kegemukan dua
kali lebih mungkin untuk memiliki spina bifida, suatu malformasi dari sumsum, otak tulang
belakang atau meninges. Hal ini juga berisiko cacat tabung saraf lainnya, bibir sumbing,
sumbing langit-langit, asma dan malformasi jantung atau anggota badan.
Risiko pada ibu

Pre-eklampsia dan tekanan darah tinggi. Wanita yang memiliki masalah tekanan darah tinggi
selama kehamilan beresiko lahir prematur atau bayi Anda memiliki keuntungan berat badan
rendah kehamilan. Jika masalahnya bertambah buruk, untuk mencapai lima bulan kehamilan,
kondisi sekarang disebut pra eklampsia, yang mengancam hidup Anda dan bayi Anda, dan
membutuhkan kelahiran sesar.

Tekanan darah diukur dalam konsultasi dengan dokter kandungan Anda bulanan selama
kehamilan. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, dokter Anda dapat memberikan obat
dan diawasi secara ketat untuk menghindari komplikasi.

Gestational Diabetes. Ini terjadi ketika seorang wanita hamil tidak dapat mengontrol kadar
glukosa dalam tubuh Anda dan tingkat gula darah naik. Akibatnya, bayi sering terlalu besar
untuk usianya. Seringkali, wanita dengan diabetes gestational mengalami diabetes tipe 2 juga
di beberapa titik dalam kehidupan mereka ( setelah kehamilan ).

Prematur pengiriman, operasi caesar dan komplikasi. Gabungan dari semua faktor risiko yang
menyebabkan obesitas pada kehamilan adalah resep berbahaya. Menurut penelitian medis
yang diterbitkan di American Journal of Obstetri dan Ginekologi, kelebihan berat badan
setiap titik dalam risiko sesar indeks BMIaumenta 4 %. Selain itu, wanita obesitas memiliki
bayi terlalu besar untuk anak seusianya, yang membuat kelahiran vagina. Dan keduanya
preeklamsia dan gestational diabetes bisa menyebabkan kehamilan Anda berakhir prematur
dan dokter harus membuat operasi caesar darurat, dengan risiko yang memerlukan untuk
wanita gemuk.

Anda mungkin juga menyukai