Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EPIDEMIOLOGI SOSIAL & PERILAKU

“Epidemiologi Obesitas”

Dosen : Dr. Rahmawati S.K.M., M.Si

Disusun Oleh :

Apriana (1810050)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA MAKASSAR

TAHUN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul “Epidemiologi Obesitas”. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas individu dalam mata kuliah Epidemiologi Sosial &
Perilaku.
            Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka
disusunlah Makalah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan
dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di
perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam
proses perkuliahan.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini
bisa menjadi lebih baik.
            Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga
karya ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 15 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Obesitas 4
B. Mekanisme terjadinya Obesitas 5
C. Tipe-tipe Obesitas 5
D. Gejala Obesitas 6
E. Faktor Penyebab Obesitas 6
F. Cara Penanggulangan Obesitas 7
BAB III PENUTUP 7
A. Kesimpulan 10
B. Kritik dan Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obesitas merupakan suatu keadaan fisiologis akibat dari penimbunan
lemak secara berlebihan di dalam tubuh. Saat ini gizi lebih dan obesitas
merupakan epidemik di negara maju, seperti Inggris, Brasil, Singapura dan
dengan cepat berkembang di negara berkembang, terutama populasi kepulauan
Pasifik dan negara Asia tertentu. Prevalensi obesitas meningkat secara signifikan
dalam beberapa dekade terakhir dan dianggap oleh banyak orang sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang utama (Lucy A. Bilaver,2009).
WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang
dikumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini
diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas.
Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat. Jika keadaan ini terus berlanjut
maka pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk dunia akan menjadi obes
(Sayoga dalam Rahmawaty, 2004). Panama dan Kuwait tercatat sebagai dua
negara dengan prevalensi obesitas tertinggi di dunia, yakni sekitar 37%. Setelah
itu Peru (32%) dan Amerika Serikat (31%). Di Brasil, kenaikan kasus obesitas
terjadi pada anak-anak sebesar 239%.
Di Eropa, Inggris menjadi negara nomor satu dalam kasus obesitas pada
anak-anak, dengan angka prevalensi 36%. Disusul oleh Spanyol, dengan
prevalensi 27% berdasarkan laporan Tim Obesitas Internasional (Cybermed,
2003). Masalah obesitas meluas ke negara-negara berkembang: misalnya, di
Thailand prevalensi obesitas pada 5-12 tahun anak-anak telah meningkat dari
12,2% menjadi 15,6% hanya dalam dua tahun (WHO, 2003).
Tingkat prevalensi obesitas di Cina mencapai 7,1% di Beijing dan 8,3% di
Shanghai pada tahun 2000 (WHO, 2000). Prevalensi obesitas anak-anak usia 6
hingga 11 tahun sudah lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1960-an (WHO, 2003).

1
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara
global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau
overweight dan 400 juta di antaranya dikategorikan obesitas. Pada Tahun 2015
diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka itu.
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan
semakin meningginya angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan di Indonesia
belum menjadi sorotan karena masih disibukkan masalah anak yang kekurangan
gizi. Meskipun obesitas di Indonesia belum mendapat perhatian khusus, namun
kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah obesitas pada anak. Jika
dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian hari.
Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang
membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas
pada anak telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi
baik 68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data
SUSENAS,2005).
Sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun
adalah 10,3% terdiri dari (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan
prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan
pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO sebesar
10% pada anak usia 5-17 tahun.

B. Rumusan Masalah

2
Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan obesitas?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya obesitas?
3. Apa saja tipe-tipe obesitas?
4. Apa saja gejala yang ditimbulkan obesitas?
5. Apa saja faktor-faktor penyebab obesitas?
6. Bagaimana cara penanggulangan obesitas?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian obesitas
2. Untuk mengetahui mekanisme terjadinya obesitas
3. Untuk mengetahui tipe-tipe obesitas
4. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan obesitas
5. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab obesitas
6. Untuk mengetahui cara penanggulangan obesitas

BAB II

3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun
dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi
perluasan ke dalam jaringan organnya (Misnadierly, 2007). Menurut WHO
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang
dapat mengganggu kesehatan. Menurut Myers (2004), seseorang yang dikatakan
obesitas apabila terjadi pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh mereka.
Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan
antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi
kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009).
Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu
sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007).
Dengan demikian tiap orang perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan
(disesuaikan dengan kebutuhan tenaga sehari-hari) dan aktivitas fisik yang
dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini terutama diperlukan bagi
mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin wanita,
pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya
labil.
Definisi Obesitas Obesitas dan kelebihan berat badan telah di dekade
terakhir menjadi masalah global – menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
kembali pada tahun 2005 sekitar 1,6 miliar orang dewasa diatas usia 15 + adalah
kelebihan berat badan, setidaknya 400 juta orang dewasa yang gemuk
dansetidaknya 20 juta anak di bawah usia 5 tahun yang kelebihan berat badan.Para
ahli percaya jika kecenderungan ini terus berlangsung pada tahun 2015 sekitar 2,3
miliar orang dewasa akan kelebihan berat badan dan lebih dari 700 juta akan
obesitas. Skala masalahobesitas memiliki sejumlah konsekuensi serius bagi
individu dan sistem kesehatan pemerintah.
B. Mekanisme terjadinya Obesitas

4
Obesitas terjadi karena energi intake lebih besar dari energi expenditure.
Apapun penyebabnya, yang menjadikan seseorang obesitas pada dasarnya adalah
energi intake atau masukan yang didapat dari makanan atau lainnya lebih besar
dibandingkan energi expenditure atau energi yang dikeluarkan.
Mekanisme dasar terjadinya kegemukan adalah masukan kalori & nbsp;
yang melebihi pemakaian kalori untuk memelihara dan pemulihan kesehatan yang
berlangsung lama. Kelebihan kalori tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak,
yang lama kelamaan akan mengakibatkan kegemukan.

C. Tipe-tipe Obesitas
Tipe pada obesitas dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu:
1. Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh
a. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape)
Type seperti ini biasanya terdapat pada pria. dimana lemak tertumpuk di
sekitar perut. Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe buah pear (Gynoid),
b. Obesitas tipe buah pear (Gynoid)
Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita, lemak yang ada disimpan di
sekitar pinggul dan bokong. Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid
umumnya kecil.
c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)
Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid
umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetic.
2. Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak
a. Obesitas Tipe Hyperplastik
Obesitas terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan
keadaan normal.
b. Obesitas Tipe Hypertropik
Obesitas terjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar
dibandingkan keadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak
dari normal.

5
c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik
Obesitas terjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal.
Pembentukan sel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi
mencapai maksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan
oleh sel lemak yang mengalami hypertropik.

D. Gejala Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam
dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan
sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya
pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif
lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak
dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.
Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di
daerah tungkai dan pergelangan kaki.

E. Faktor Penyebab Obesitas


Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak
dari yang diperlukanoleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara
asupan dan pembakaran kalori inimasih belum jelas. Terjadinya obesitas
melibatkan beberapa faktor :
a. Faktor Makanan
Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai
yang dibutuhkan tubuh, maka tidak ada energi yang disimpan. Sebaliknya
jika mengkonsumsi makanan dengan energi melebihi yang dibutuhkan tubuh,

6
maka kelebihan energi akan disimpan, sebagai cadangan energi terutama
sebagai lemak seperti telah diuraikan diatas.
b. Faktor Keturunan
Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa obesitas terjadi
karena faktor interaksi gen dan lingkungan.
c. Faktor Hormon
Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunnya fungsi kelenjar
tyroid akan mempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan
energi akan berkurang.
d. Faktor Psikologis
Pada beberapa individu akan makan lebih banyak dari biasa bila merasa
diperlukan suatu kebutuhan khusus untuk keamanan emosional (security
food).
e. Gaya Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat
Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah
menyebabkan perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang
terlihat dari pola kebiasaan makan dan beraktifitas fisik.
f. Pemakaian Obat-Obatan
Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan,
misalnya obat kontrasepsi.
F. Cara Penanggulangan Obesitas
Menurut perhimpunan Studi Obesitas Indonesia atau Indonesian Society
for the Study of Obesity, penanganan kegemukan dilaksanakan berpedoman pada
lima prinsip yaitu:
1. Motivasi
Jika seseorang menganggap gemuk bukan hal yang merisaukan, tentu
program penurunan berat badan tidak akan berhasil. Sebelum memulai
program penurunan berat badan, pertama-tama yang harus diubah adalah pola
pikir dari orang gemuk. Motivasi menjadi kurus harus kuat tertanam di dalam
dirinya, bukan sekedar ikut-ikutan karena misalnya baru saja membaca
tulisan ini. Motivasi ini bisa diperkuat dengan bergabung dalam kelompok

7
mereka yang mempunyai program sama, berdiskusi dengan pakarnya, dan
lain sebagainya. Biasanya dalam kelompok, para anggota bisa saling
mengingatkan dan saling berkompetisi. Begitu pula dengan adanya pakar
dalam kelompok tersebut, usaha yang dilakukan menjadi sistematik dan
terarah. Adalah lebih baik jika penurunan berat badan dilakukan pada saat
belum mengalami kondisi penyakit tertentu, bukan akibat dari penyakit yang
diderita.
2. Pengaturan Diet
Makin gemuk seseorang maka makin mudah untuk merasa lapar. Ini
karena pengaruh zat/hormon yang terdapat dalam sel-sel lemak. Maka usaha
pembatasan diet harus dilakukan sesegera mungkin. Jika yang bersangkutan
menganggap bahwa usaha pembatasan diet bisa dilakukan kapan saja (tetapi
tidak saat ini), tentu usahanya menjadi lebih sulit. Karena itu, pada saat ini
juga, tetapkanlah bahwa saya harus membatasi diet saya, sebelum menjadi
lebih gemuk lagi dengan risiko lebih susah lagi untuk berdiet. Carilah
makanan yang rendah kalori. Mulailah hari kita hanya dengan mengonsumsi
setengah dari porsi makan Anda sehari-hari. Semua porsi yang kita makan
dikurangi separoh. Itu saja. Jangan lupa pula membatasi makanan manis, asin,
dan lemak. Tetapi harus diingat, jangan sampai kebablasan mengatasi
kegemukan. Anjuran WHO, jumlah penurunan massa tubuh yang baik dan
aman adalah sekitar setengah hingga 1 kg per minggu.
3. Pola Hidup Sehat
Selain pengaturan diet, biasakanlah menimbang badan Anda untuk
mengevaluasi usaha Anda. Hal ini kelihatan sepele namun memberi efek yang
tidak kalah besarnya dengan program diet itu sendiri. Begitu pula dengan
berolahraga, lakukan dengan baik dan benar.
4. Terapi Kedokteran
Meskipun banyak obat-obatan yang ditawarkan agar bisa menjadi
langsing, namun sebaiknya sebelum menggunakan obat-obatan, berkonsultasi
dulu dengan dokter. Tanyakanlah bagaimana cara kerja, efek samping, atau
bahaya jika obat tersebut secara berlebihan terdapat dalam tubuh. Obat yang

8
cocok pada seseorang belum tentu cocok dan sesuai pada orang lain. Lagi
pula, program penurunan berat badan tidak bisa hanya bergantung pada obat-
obatan.
5. Pembedahan
Pembedahan berupa pengambilan lemak perut (omentum) dilakukan
jika seseorang telah memiliki BMI sama atau lebih dari 40. Selain itu bisa
juga dilakukan pada BMI kurang dari 35 jikalau telah memiliki penyakit yang
bisa mengancam jiwa akibat berat tubuh berlebihan.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak yang berlebihan dan dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas terjadi bila ukuran dan jumlah sel lemak bertambah. WHO menyatakan
bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang dikumpulkan dari seluruh
dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi overweight dan
obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini diperkirakan sebanyak lebih dari 100
juta penduduk dunia menderita obesitas.
Faktor-faktor penyebab obesitas adalah faktor genetik, hormon, makanan,
pola makan (gaya hidup), psikologis dan pemakaian obat-obatan. Adapun faktor
yang paling berpengaruh adalah pola makan (gaya hidup). Gaya hidup yang salah
akan memperparah tingkat obesitas. Obesitas dengan BMI > 40 dapat diatasi
dengan pembedahan sedangkan obesitas yang tidak terlalu parah dapat diatasi
dengan cara hidup yang sehat dan seimbang.

B. Saran
1. Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik
dan sehat serta sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Pengurangan kalori dan
meningkatkan olah raga merupakan cara alami yang murah meskipun tidak
mudah untuk mempertahankan dalam jangka waktu lama.
2. Bila perubahan cara hidup gagal menurunkan Berat Badan, perlu diberikan
obat-obatan yang aman dan efektif, sebaiknya dipilih obat yang bekerja lokal
pada usus karena efek samping nya lebih kecil dibandingkan dengan yang
sistemis.

DAFTAR PUSTAKA

http://artikelkesmas.blogspot.com/2014/09/makalah-obesitas.html

10
https://www.academia.edu/37047894/Makalah_Obesitas

https://www.alodokter.com/obesitas

11

Anda mungkin juga menyukai