Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH ANAK SEHAT SAKIT JIWA

“OBESITAS DAN KKP”


DOSEN : NS. LESTARI MAKMURNIA, M.Kep

DISUSUN OLEH :
HAURA TANIA DENZA-SR21216039
SUCHI RAMADHANIA PUTRI-SR212160
DEA ANANDA-SR212160
4A/2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUTE TEKNOLOGI KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KALIMANTAN BARAT
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat- Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Anak Sehat Sakit Jiwa yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia yang berilmu
dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak dan sumber referensi. Untuk itu, kami menyampaikan terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh darikesempurnaan dan masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki. Sehingga kamimengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Pontianak, 23 Maret 2023


Penulis kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
A. OBESITAS
1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Memahami Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak
4. Etiologi
5. Manifestasi Klinis
6. Patofisiologi
7. Tata Laksana Obesitas Anak
6. Cara Mencegah Obesitas pada Anak

B. KKP
1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Manifestasi Klinis
4. Patofisiologi

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Asuhan Keperawatan KKP
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
2. Asuhan Keperawatan Obesitas
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda
kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup
berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena
memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas
kini telah menjadi perhatian khusus badan kesehatan dunia.
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga
kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada priadan
wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan
bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya
lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan denganobesitas
menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami,semoga apa yang
kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa
keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.

KKP
KKP adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangankalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan
dan mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. Energi yang diperoleh oleh tubuh bukan
hanya diperoleh dari proses katabolisme zat gizi yang tersimpan dalam tubuh,
tetapi juga berasal dari energi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi.Fung
si utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi, disamping membantu pengaturan
metabolisme protein.
Malnutrisi yaitu suatu kondisi dimana penderita mengalami penurunan
berat badan lebih dari 10% dari berat badan sebelumnya dalam 3 bulan terkhir. Kriterialai
n yang digunakan adalah apabila saat pengukuran berat badan kurang dari 90% berat
badan ideal berdasarkan tinggi badan. Malnutrisi jenis marasmus adalah suatu bentuk
malgizi protein dan energi karena kelaparan, dan semua unsur diet kurang.
Di Indonesia masalah malnutrisi atau gizi buruk masih menjadi salah satumasalah
kesehatan masyarakat yang utama. Menurut Riskesdas tahun 2013 tercatatsekitar 4,6 juta
diantara 23 juta anak di Indonesia mengalami gizi buruk dan kurang.Berdasarkan Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat jumlah balita yangmengalami gizi buruk pada
tahun 2012 berjumlah 3.514, telah menurun 0,18%dibandingkan tahun 2009 yang
berjumlah 5.249.
B. Rumusan Masalah
Obesitas :
1. Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
2. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan Obesitas ?
3. Bagaimana cara penanganan anak yang Obesitas?

KKP :
1. Apa yang dimaksud dengan KKP?
2. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan KKP?
3. Bagaimana cara penanganan anak yang KKP?

C. Tujuan Penulisan
Obesitas :
1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas
2.  Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan anak
bisa berkembang dengan baik dan sehat

KKP :
1. Mengetahui Definisi KKP
2. Mengetahui Manifestasi Klinis Anak dengan KKP
3. Mengetahui Klasifikasi Anak dengan KKP
4. Mengetahui Patofisiologi Anak dengan KKP

BAB II
PEMBAHASAN OBESITAS

A. Pengertian Obesitas
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut
tinggi badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.Obesitas
adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat diseluruh
tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selaluidentik
oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Kelebihan berat badan dan besitas merupakan penumpukan lemak yang tidak
normal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. (Who.int, 2015) Obesitas terjadi
bila terjadi pertambahan jumlah sel lemak dan pertambahan ukuran sel lemak
(Sugondo,S.,2009). Obesitas disebabkan oleh pemasukan jumlah makan yang lebih besar
dari pada pemakaiannya oleh tubuh sebagai energi. Energi yang berlebihan akan
disimpan dalam jaringan adiposa. (Hall dan Guyton, n.d.)
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda
dangejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher
relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringa
nlemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki
laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak per
empuan indikasi menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita
yangdisebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti
tidakmenyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan
anaktersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan sebagai anak
yangmemiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari
rata-rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa
pertunbuhanya. jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui
obesitas padaanak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter
berperan penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki
obesitas.

B. Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok :
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat  : kelebihan berat badan >100% (Obesitas
berat ditemukansebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

C. Memahami Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak


Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat
berlebih.Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita untuk
mencari solusidan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang dihadapi anak.Berikut
beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :
1. Kebiasaan Makan yang BurukAnak yang tidak atau kurang suka
mengkonsumsi buah, sayur dan biji-bijian(grains) dan lebih memilih fast food,
minuman manis maupun makanankemasan, memiliki kecenderungan untuk
memiliki berat berlebih karenamakanan tersebut merupakan makanan yang
tinggi lemak dan kalori tetapimemiliki nilai gizi yang rendah.
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat.
Batasitingkat konsumsi fast food dan semacamnya.Perbanyak konsumsi sayur,
buahdan menu bergizi lainnya.
2. Faktor Keturunan Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak
yang memilikiorang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga
berpotensi untukmengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor
keturunan tidaklantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini
akan muncul jika sianak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang
seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun zat
lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak berlebihan.

3. Tidak Aktif Secara FisikTeknologi modern banyak memaksa anak-anak kita


untuk lebih banyak dudukdiam menghabiskan waktu mereka di depan layar
komputer maupun televisisehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika
konsumsi kalori dan lemakmereka berlebih, padahal tubuh
tidak membakarnya, maka obesitas padaanak akan terjadi pada mereka.
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game
ataunonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam
kegiatanolahraga yang mereka sukai

D. Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola
makan,obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake
makanan. Kelebihan berat badan dan besitas merupakan penumpukan lemak yang tidak
normal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. (Who.int, 2015) Obesitas terjadi
bila terjadi pertambahan jumlah sel lemak dan pertambahan ukuran sel lemak
(Sugondo,S.,2009). Obesitas disebabkan oleh pemasukan jumlah makan yang lebih besar
dari pada pemakaiannya oleh tubuh sebagai energi. Energi yang berlebihan akan
disimpan dalam jaringan adiposa.
Tingkat aktivitas fisik pada anak dan dewasa disebabkan oleh banyaknya
kendaraan dan berkuranganya minat untuk berjalan kaki. Televisi, komputer, video
games, dan media hiburan lainnya menyebabkan anak kurang melakukan aktivitas fisik
ditambah lagi dengan persepsi kurang amannya lingkungan menyebabkan anak untuk
tetap diam di dalam rumah (Kliegman, n.d.).
Penurunan waktu tidur pada anak-anak dan dewasa meningkatkan risiko
terjadinya obesitas, dengan dampak yang mungkin lebih besar pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa. Penurunan waktu tidur berhubungan dengan penurunan
tingkat leptin dan peningkatan ghrelin yang menyebabkan peningkatan rasa lapar.
Perubahan lingkungan seperti adanya industri makanan menyebabkan semakin
sedikitnya keluarga yang menyiapkan makanannya sendiri. Industri makanan
menyediakan makanan dengan kalori tinggi, karbohidrat sederhana, dan lemak.
Banyaknnya anak yang senang mengkonsumsi makanan ini meningkatkan risiko
terjadinya obesitas. Tingginya konsumsi minuman yang tinggi karbohidrat seperti
minuman bersoda, minuman berenergi, dan sari buah menambah faktor ini.
Faktor genetik seperti mutasi beberapa gen berhubungan dengan obesitas gen Lep
(ob), LepR (db), POMC, MCR4R, PC-1, dan TrkB dapat menyebabkan obesitas. Sindrom
genetik yang mempunyai asosiasi dengan obesitas pada anak- anak diantaranya, sindrom
Prader-Willi, Pseudohypoparathyroidism, Sindrom Laurence-Moon-Biedl (Bardet-Biedl),
Sindrom Cohen, Sindrom Down, Sindrom Turner (Jameson dan Harrison, 2013)
Faktor endokrin dan neurofisiologi yaitu penurunan tingkat leptin dan
peningkatan ghrelin yang menyebabkan peningkatan rasa lapar juga dapat menyebabkan
terjadinya obesitas pada anak anak-anak dan dewasa. Hormon pencernaan, termasuk
cholecystokinin, GLP-1, peptida YY, dan umpan balik dari neuronal vagal mendorong
rasa kenyang, sedangkan ghrelin merangsang nafsu makan. Jaringan adiposa memberikan
umpan balik mengenai tingkat penyimpanan energi ke otak melalui rilis hormon
adiponektin dan leptin (Kliegman, n.d).

E. Manifestasi klinis
 Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak
biasanyatimbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain
berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat
(ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat
tumbuhdan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan
dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita
obesitas
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecildengan
jari –  jari yang berbentuk runcing.
b.  Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
daguyang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara
yangtelah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan
yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk
bandullonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan
biasanya pada biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkinmerupakan
penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang berlebihandibawah
diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga
timbulgangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan
aktivitasyang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkanterhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada
siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut 
dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yangmend
erita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkandengan
berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien
danmengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema
(pembengkakanakibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.

F. Patofisiologi pada obesitas


Keturunan, pola makan, aktivitas, obat-obatan/suplemen

Pola makan yg adekuat

BB meningkat ← Intake dan output tidak seimbang → BB meningkat
↓ ↓ ↓
mudah Lelah Akumulasi lemak pd abdomen Ke-
↓ ↓ tidakseimbangan
aktifitas terganggu Tekanan pd otot diafragma nutrisi lebih dari
↓ ↓ kebutuhan
intoleransi aktivitas Mengganggu jalan nafas

Sesak nafas

Pola nafas tidak efektif

 
G. Tata Laksana Obesitas Anak
1.Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah
menyadarkantentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta
memberikanmotivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua. Tujuan
jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap.
2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi
-Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu
formula perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
-Makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol
mulaidihilangkan umur 1 tahun.
-Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.

b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th)


-Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan
lemakuntuk memasak. (misalnya : santan, minyak, margarine)
-Pilih daging yang tidak berlemak.
-Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
-Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan
(misalnya : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
-Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue-kue dan makanan lain
sejenisnya.
-Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
-Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori


darikebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai
dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika tidak dirancang d
engan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumb
uhkembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang otak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 th)


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan
sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasanterganggu,
susah bergerak diberikan pengurangan kalori dengan pengawasanyang ketat.

d. Anak usia remaja


Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap
kunjungan, biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap 
sekitar300 - 500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari .Penurunan berat badan
tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan beratabdan karena pertumbuhan
linier masih berlangsung, penurunan berat badancukup sampai berat badan berada
20 % diatas berat badan ideal

3. Modifikasi Perilaku
a). Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas
fisik, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga
terhadapgizi dan kegiatan fisik 
b). Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan
atau makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan
dihidangkan dimeja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar makan, makanan
disimpan di lemariuntuk meminimalkan penglihatan terhadap makanan.
c). Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan
lahan,mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang
danmeminimalkan snack.
d). Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e). Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan
masalah,seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada
waktuliburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan agar tidak makan
berlebihan.

4. Aktifitas Fisik dan Olahraga


a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu. 
b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. Jenis olah raga : jalan, berenang
.d.Sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e.Menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih
baiknaik tanga dari pada menggunakan lift.
f. Mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain video
game,membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari)

5. Partisipasi Orang Tua
Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang kurangnya salahsatu
orang tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak.Penelitianmenapatkan bahwa
kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih banyak dan
tetap stabil.

H. Cara Mencegah Obesitas pada Anak
- Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula
yangtinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti
buah- buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu
rendah lemak.
- Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau
dikukus.ayam,ikan,sosis.dengancara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga
rendah lemak.
- Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan
membericontoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
- Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan
dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan 
tidak akanmakan berlebihan.
- Melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
- Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi
jangan jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
- Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
- Ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada
saatmembeli makanan diluar.contoh : lebih memilih gado-gado dari pada membeli
sate kambing.
- Berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan
bermain komputer.melatih anakuntuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit
setiap hari.
- Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda
bisa juga berenang.
- Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko.
-
BAB II
PEMBAHASAN KKP
A. Pengertian KKP
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang
kurangmendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan
proteinkurang dalam waktu yang cukup lama. Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu
penyakit gangguan gizi yangdikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan
tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi.
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang
dalam waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997). Kurang kalori protein (KKP) adalah
suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein
dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediatoema,
1999).

B. Klasifikasi Anak Dengan KKP


Menurut Departemen Kesehatan RI KKP/ KEP yang dibagi berdasarkan gejala
klinis ada 3 tipe yaitu KEP ringan, sedang, dan berat (gizi buruk). UntukKEP/KKP ringan
dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurussedangkan gejala
klinis KKP/ KEP berat (gizi buruk) secara garis besar dapatdibedakan sebagai marasmus,
kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor. Adapun Kwashiorkor merupakan KKP berat
karena kekurangan protein(terjadi edema di sekujurtubuh terutama bagian ekstremitas),
Marasmus ialah KKP berat karena kekuranganKalori atau karbohidrati (Anak tampak
kurus dan wajahnya seperti orangtua) danMarasmik-Kwashiorkor karena kekurangan
karbohidrat dan protein (campuran gejalaklinik dari kwashiorkor dan marasmus dengan
edema tidak mencolok). Berdasarkan berat dan tidaknya, KKP dibagi menjadi :
-KKP ringan/sedang disebut juga sebagai gizi kurang (undernutrition) ditandai oleh
adanya hambatan pertumbuhan.
-KKP berat, meliputi : Kwashiorkor, marasmus, marasmik-kwashiorkor.

1. Kwashiorkor
a. Pengertian
Adalah bentuk kekurangan kalori protein yang berat, yang amat sering terjadi pada anak
kecil umur 1 dan 3 tahun (Jelliffe, 1994). Kwashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang
timbul sebagai suatu akibat adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori
yang kurang dari yang dibutuhkan (Behrman dan Vaughan, 1994). Kwashiorkor adalah
penyakit gangguan metabolik dan perubahan sel yang menyebabkan perlemahan hati
yang disebabkan karena kekurangan asupan kalori dan protein dalam waktu yang lama
(Ngastiyah, 1997).

b. Etiologi
Penyebab utama dari kwashiorkor adalah makanan yang sangat sedikit mengandung
protein (terutama protein hewani), kebiasaan memakan makanan berpati terus-menerus,
kebiasaan makan sayuran yang mengandung karbohidrat. Penyebab kwashiorkor yang
lain yaitu :
o Adanya pemberian makanan yang buruk yang mungkin diberikan oleh ibu karena
alasan: miskin, kurang pengetahuan, dan adanya pendapat yang salah tentang makanan.
o Adanya infeksi, misalnya:
-Diare akan mengganggu penyerapan makanan.
- Infeksi pernapasan (termasuk TBC dan batuk rejan) yang menambah kebutuhan tubuh
akan protein dan dapat mempengaruhi nafsu makan.
-Kekurangan ASI.

c. Manifestasi Klinik Tanda-tanda Klinik kwashiorkor berbeda pada masing-masing anak


di berbagai negara, dan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1) Selalu ada
Gejala ini selalu ada dan seluruhnya membutuhkan diagnosa pada anak umur 1-3 tahun
karena kemungkinan telah mendapat makanan yang mengandung banyak karbohidrat.
Kegagalan pertumbuhan.
Oedema pada tungkai bawah dan kaki, tangan, punggung bawah, kadang-kadang muka.
Otot-otot menyusut tetapi lemak di bawah kulit disimpan.
Kesengsaraan: Sukar diukur, dengan gejala awal anak menjadi rewel diikuti dengan
perhatian yang kurang.
2) Biasanya ada
Satu atau lebih dari tanda ini biasanya muncul, tetapi tidak satupun yang betul-betul
memerlukan diagnosis.
 Perubahan rambut : Warnanya lebih muda (coklat, kemerahmerahan, mendekati putih),
lurus, jarang halus, mudah lepas bila ditarik.
 Warna kulit lebih muda
 Tinja lebih encer : Akibat gangguan penyerapan makanan, terutama gula.
 Anemia yang tidak berat : Jika berat biasanya ada kemungkinan infeksi cacing atau
malaria.
3) Kadang-kadang ada
Satu atau lebih dari gejala berikut kadang-kadang muncul, tetapi tidak ada satupun yang
betul-betul membentuk diagnosis.
 Ruam/bercak-bercak berserpih.
 Ulkus dan retakan.
 Tanda-tanda vitamin: Misalnya luka di sudut mulut, lidah berwarna merah terang
karena kekurangan riboflavin.
 Pembesaran hati

Tanda-tanda yang lain yaitu:


 Secara umum anak nampak sembab, letargik, cengeng, dan mudah terserang. Pada
tahap lanjut anak menjadi apatik, sopor atau koma.
 Pertumbuhan yang terhambat, berat badan dan tinggi badan lebih rendah dibandingkan
dengan berat badan baku. Jika ada edema anasarka maka penurunan berat badan tidak
begitu mencolok.
 Edema
 Jaringan otot mengecil dengan tonusnya yang menurun, jaringan subkutan tipis dan
lembek.
 Kelainan gastrointestinal yang mencolok adalah anoreksia dan diare.
 Rambut berwarna pirang, berstruktur kasar dan kaku, serta mudah dicabut.
 Kelainan kulit: kering, bersisik dengan garus-garis kulit yang dalam dan lebar, disertai
denitamin B kompleks, defisiensi eritropoetin dan kerusakan hati.
 Anak mudah terjangkit infeksi akibat defisiensi imunologik (diare, bronkopneumonia,
faringotonsilitis, tuberkulosis).
 Defisiensi vitamin dan mineral.
 Defisiensi vitamin A, riboflavin (stomatitis angularis), anemia defisiensi besi dan
anemia megaloblastik.

2. Marasmus
a. Pengertian Marasmus
Adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi (kalori) sedangkan kebutuhan
protein relatif cukup (Ngastiyah, 1997). Marasmus merupakan gambaran KKP dengan
defisiensi energi yang ekstrem (Sediaoetama, 1999).
b. Etiologi
Penyebab marasmus yang paling utama adalah karena kelaparan. Kelaparan biasanya
terjadi pada kegagalan menyusui, kelaparan karena pengobatan, kegagalan memberikan
makanan tambahan. Tanda-tanda marasmus dibedakan menjadi 2, yaitu :
1) Tanda-tanda ini selalu ada dan seluruhnya membutuhkan diagnosa:
o Gangguan perkembangan
o Hilangnya lemak di otot dan di bawah kulit.
2) Kadang-kadang ada o Mencret/diare atau konstipasi.
o Perubahan pada rambut, seperti pada kwashiorkor.
o Tanda-tanda dari defisiensi vitamin.
o Dehidrasi.

3. Marasmik – Kwashiorkor
a. Pengertian Marasmik – kwashiorkor merupakan kelainan gizi yang menunjukkan
gejala klinis campuran antara marasmus dan kwashiorkor. (Markum, 1996) Marasmik –
kwashiorkor merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami kehilangan berat
badan lebih dari 10%, penurunan cadangan lemak dan protein serta kemunduran fungsi
fisiologi. (Graham L. Hill, 2000).
b. Etiologi Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori protein dengan berbagai
tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan melahirkan
klasifikasi klinik (kwashiorkor, marasmus, marasmus kwashiorkor) Penyebab tak
langsung dari KKP sangat banyak sehingga penyakit ini disebut sebagai penyakit dengan
causa multifactoral.
C. Manifestasi Klini Anak Dengan KKP
Tanda-tanda dari KKP dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1) KKP Ringan
 Pertumbuhan linear terganggu.
 Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun.
 Ukuran lingkar lengan atas menurun.
 Maturasi tulang terlambat.
 Ratio berat terhadap tinggi normal atau cenderung menurun.
 Anemia ringan atau pucat.
 Aktifitas berkurang.
 Kelainan kulit (kering, kusam).
 Rambut kemerahan.
2) KKP Berat
 Gangguan pertumbuhan.
 Mudah sakit.
 Kurang cerdas.
 Jika berkelanjutan menimbulkan kematian

D. Mengetahui Patofisiologi Anak dengan KKP


1. Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekuranganm
akanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhikebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakankarbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting
untukmempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh
seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untukmeny
impan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadikekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
denganmenghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan
ginjal.Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan
keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumb
erenergi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh
akanmempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-
kirakehilangan separuh dari tubuh.
2. Patofisiologi Kwashiorkor
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangatlebih,
karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.Kelainan
yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yangmeyebabkan
edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,akan terjadi
kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukanuntuk
sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amino dalam serum iniakan
menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang
kemudian berakibat edem. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan bet
a-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan
akibatterjadinya penimbunan lemah dalam hati.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Konsep Asuhan keperawatan dengan KKP pada anak (SDKI, SLKI, SIKI)

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah kepercayaan

3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi
vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar
getah bening

B. Diagnosa
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor ekonomi
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan nutrisi
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya terpapar informasi
No SDKI SLKI SIKI
1 Defisit nutrisi Setelah dilakukan Menejemen Nutrisi
berhubungan dengan tindakan asuhan (1.03119)
faktor ekonomi keperawatan selama 1 x Observasi
24 jam di harapkan status - Identifikasi status nutrisi
nutrisi membaik dengan - Monitor asupan
kriterial hasil: makanan
(L03030) - Motitor berat badan
1. Verbalisasi keinginan Terapeutik
untuk meningkatkan - Berikan makanan tinggi
nutrisi membaik kalori dan
2. Pengetahuan tentang tinggi protein
standar asupan nutrisi - Berikan suplemen
yang tepat makanan
3. Indeks massa tubuh Edukasi
ideal - Ajurkan posisi
duduk,jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan
Jenis nutrisi yang
dibutuhkan, jika
perlu.
Promosi berat badan
(L03136)
Observasi
- Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB kurang
- Monitor jumlah kalori
Yang dikonsumsi sehari
hari
- Monitor berat badan
Terapeutik
- Sediakan makanan yang
tepat
Sesuai kondisi pasien
- Berikan suplemen, jika
perlu
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan
yang brgizi
Tinggi,namun tetap
terjangkau
- Jelaskan peningkatan
asupan Kalori yang di
butuhkan
2 Gangguan Setelah dilakukan Perawatan intergitas kulit
integritas kulit tindakan asuhan (1.113530)
berhubungan dengan keperawatan selama Observasi
perubahan nutrisi 1 x 24 jam di harapkan - Identifikasi penyebab
Observasi integritas kulit gangguan
dan jaringan meningkat intergitas kulit
dengan kriterial Terapeutik
hasil: - Bersihkan perineal
(L14125) dengan air
1. erfungsi jaringan hangat selama periode
meningkat diare
2. Elastisitas Meningkat - Hindari produk berbahan
3. Pigmentasi abnormal dasar alkohol pada kulit
meningkat kering
Edukasi
- Anjurkan meningkatkan
asupan
Nutris
- Anjurkan meningkatkan
asupan
buah dan sayur Anjurkan
minum air yang cukup
3. Ansietas Selama dilakukan Reduksi ansietas
berhubungan tindakan (1.09314) Observasi
dengan kurang asuhan keperawatan - Identifikasi kemampuan
nya terpapar selama Ix 24 jam mengambil keputusan
informasi diharapkan tingkat - Monitor tanda-tanda
ansietas menurun dengan ansietas Terapeutik
kriteria hasil: - Ciptakan suasana
(L.09093) terapeutik
1. Frekuensi nafas. untuk menumbuhkan
menurun kepercayaan
2. Frekuensi nadi - Pahami situasi yang
menurun membuat
3. Anoreksia menurun ansietas
Edukasi
- Anjurkan keluarga tetap
bersama
Pasien
- Latih tehnik relaksaksi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
anti obat
ansietas
Terapi Relaksasi
(1.09326)
Obsevasi
- Identifikasi tekhnik
relaksasi yang
pernah efektif digunakan
Monitor
respon terhadap terapi
relaksasi Terapeutik
- Gunakan nada suara
lembut
dengan irama lambat dan
berirama
- Gunakan relaksasi
sebagai
strategi penunjang
dengan
analgetik atau tindakan
medis
lain. jika perlu
Edukasi
- Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang
tersedia
- Anjurkan rileks dan
merasakan
sensasi relaksasi

C. Intervensi
1. Identifikasi kebutuhan kalori dan nutrient
2. Monitor asupan makanan
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
Manajemen Nutrisi I.03119 (SIKI, halaman 200)
Rasional
1. Untuk mengetahui kebutuhan Kalori dan nutrient klien
2. Untuk mengetahui asupan makanan klien
3. Untuk meningkatkan kalori dan protein klien
4. Untuk menentukan jumlah Kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan klien
D. Implementasi
Melakukan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah disusun
E. Evaluasi
Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan apakah sudah memenuhi kriteria hasil.

II. Konsep Asuhan keperawatan dengan obesitas pada anak (SDKI, SLKI, SIKI)
A. Pengkajian
1. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
3. Pemeriksaan Fisik
B. Diagnosa
a. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan
yang lebih
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen/ gaya hidup monoton
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan  biofisika atau psikosial pandangan px
tehadap diri
e. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi social

No SDKI SLKI SIKI


1 Resiko berat badan Berat badan membaik Edukasi diet adalah
lebih (D.0031) berarti akumulasi bobot intervensi yang dilakukan
tubuh pasien sesuai oleh perawat untuk
dengan usia dan jenis mengajarkan jumlah,
kelaminnya, Kriteria hasil jenis, dan jadwal asupan
untuk membuktikan makanan yang
bahwa berat badan diprogramkan.
membaik adalah:
Tindakan yang dilakukan
1.Berat badan membaik pada intervensi edukasi
2.Tebal lipatan kulit diet berdasarkan SIKI,
membaik antara lain:
3.Indeks massa tubuh
membaik ( L.03018 ) Observasi

- Identifikasi kemampuan
pasien dan keluarga
menerima informasi
- Identifikasi tingkat
pengetahuan saat ini
- Identifikasi kebiasaan
pola makan saat ini dan
masa lalu
- Identifikasi persepsi
pasien dan keluarga
tentang diet yang
diprogramkan
- Identifikasi keterbatasan
finansial untuk
menyediakan makanan
- Terapeutik

- Persiapkan materi dan


media dan alat peraga
- Jadwalkan waktu yang
tepat untuk memberikan
Pendidikan Kesehatan
- Berikan kesempatan
pasien dan keluarga
bertanya
- Sediakan rencana
makan tertulis, jika
perlu

Edukasi

- Jelaskan tujuan
kepatuhan diet terhadap
Kesehatan
- Informasikan makanan
yang diperbolehkan dan
dilarang
- Informasikan
kemungkinan interaksi
obat dan makanan, jika
perlu
- Anjurkan pertahankan
posisi semi fowler (30 –
45 derajat) 20 – 30
menit setelah makan
- Anjurkan mengganti
bahan makanan sesuai
dengan diet yang
diprogramkan
- Anjurkan melakukan
olahraga sesuai toleransi
- Ajarkan cara membaca
label dan memilih
makanan yang sesuai
- Ajarkan cara
merencanakan makanan
yang sesuai program
- Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai
dengan diet, jika perlu

Kolaborasi

- Rujuk ke ahli gizi dan


sertakan keluarga, jika
perlu
(I.12369)
2 Hipervolemia Keseimbangan cairan Manajemen hipervolemia
( D.0022) meningkat berarti terdapar adalah intervensi yang
kondisi ekuilibrium dilakukan oleh perawat
(seimbang) antara volume untuk mengidentifikasi
cairan di ruang dan mengelola kelebihan
intraselular dan volume cairan
ekstraselular tubuh intravaskuler dan
Kriteria hasil untuk ekstraseluler serta
membuktikan bahwa mencegah terjadinya
keseimbangan cairan komplikasi.
meningkat adalah:
Tindakan yang dilakukan
1.Asupan cairan pada intervensi
meningkat manajemen hipervolemia
2.Output urin meningkat berdasarkan SIKI, antara
3.Membrane mukoa lain:
lembab meningkat
4.Edema menurun Observasi
5.Dehidrasi menurun
6.Tekanan darah membaik - Periksa tanda dan gejala
7.Frekuensi nadi membaik hypervolemia (mis:
8.Kekuatan nadi membaik ortopnea, dispnea,
9.Tekanan arteri rata-rata edema, JVP/CVP
membaik meningkat, refleks
10.Mata cekung membaik hepatojugular positif,
11.Turgor kulit membaik suara napas tambahan)
(L.03020) - Identifikasi penyebab
hypervolemia
- Monitor status
hemodinamik (mis:
frekuensi jantung,
tekanan darah, MAP,
CVP, PAP, PCWP, CO,
CI) jika tersedia
- Monitor intake dan
output cairan
- Monitor tanda
hemokonsentrasi (mis:
kadar natrium, BUN,
hematokrit, berat jenis
urine)
- Monitor tanda
peningkatan tekanan
onkotik plasma (mis:
kadar protein dan
albumin meningkat)
- Monitor kecepatan infus
secara ketat
- Monitor efek samping
diuretic (mis: hipotensi
ortostatik, hypovolemia,
hipokalemia,
hiponatremia)
- Terapeutik

- Timbang berat badan


setiap hari pada waktu
yang sama
- Batasi asupan cairan
dan garam
- Tinggikan kepala
tempat tidur 30 – 40
derajat

Edukasi

- Anjurkan melapor jika


haluaran urin < 0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
- Anjurkan melapor jika
BB bertambah > 1 kg
dalam sehari
- Ajarkan cara membatasi
cairan

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretic
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretic
- Kolaborasi pemberian
continuous renal
replacement therapy
(CRRT) jika perlu
(I.03114)
3. Berat badan lebih Berat badan membaik Konseling nutrisi adalah
(D.0018) berarti akumulasi bobot intervensi yang dilakukan
tubuh pasien sesuai oleh perawat untuk
dengan usia dan jenis memberikan bimbingan
kelaminnya. kepada pasien dalam
melakukan modifikasi
Kriteria hasil untuk asupan nutrisi.
membuktikan bahwa berat
badan membaik adalah: Tindakan yang dilakukan
pada intervensi konseling
1.Berat badan membaik nutrisi berdasarkan SIKI,
2.Tebal lipatan kulit antara lain:
membaik
3.Indeks massa tubuh
membaik Observasi
(L.03018)
- Identifikasi kebiasaan
makan dan perilaku
makan yang akan
diubah
- Identifikasi kemajuan
modifikasi diet secara
regular
- Monitor intake dan
output cairan, nilai
hemoglobin, tekanan
darah, kenaikan berat
badan, dan kebiasaan
membeli makanan
- Terapeutik

- Bina hubungan
terapeutik
- Sepakati lama waktu
pemberian konseling
- Tetapkan tujuan jangka
pendek dan jangka
Panjang yang realistis
- Gunakan standar nutrisi
sesuai program diet
dalam mengevaluasi
kecukupan asupan
makanan
- Pertimbangkan faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan
gizi (mis. Usia, tahap
pertumbuhan dan
perkembangan,
penyakit)

Edukasi

- Informasikan perlunya
modifikasi diet (misal:
penurunan atau
penambahan berat
badan, pembatasan
natrium atau cairan,
pengurangan kolesterol
- Jelaskan program gizi
dan persepsi pasien
terhadap diet yang
diprogramkan
-
Kolaborasi

- Rujuk pada ahli gizi,


jika perlu
(I.03094)

C. Intervensi
1.      Awasi , auskultasi bunyi napas
2.      Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
3.      Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
4.      Ubah posisi secara periodik
5.      Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
1.      Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial
atelektasis, hipoksia.
2.     Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih
nyaman.
3.      Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan  napas, resiko atelektasis minimal.
4.      Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas.

D. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang merupakan realisasi
rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap perencanaan dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal

E. Evaluasi

Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yaitu proses
penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai atau tidak serta untuk
pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan
melibatkan pasien, perawat dan petugas kesehatan yang lain. Dalam menentukan
tercapainya suatu tujuan asuhan keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang,
disesuaikan dengan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan
dikatakan berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan
kriteria evaluasi.

BAB III

KESIMPULAN

1. OBESITAS

Obesitas dan kegemukan merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari


konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya sehingga terdapat
penimbunan lemak yang berlebihan dari apa yang diperlukan untuk fungsi
tubuh dan dapat mengganggu kesehatan. Faktor risiko kelebihan berat
badan dan obesitas antara lain faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor seperti lingkungan
aktifitas fisik, nutrisi, dan sosial ekonomi. Obesitas pada anak memberikan
dampak buruk bagi tumbuh kembang anak. Dampak obesitas pada anak
diantaranya memiliki kecenderuangan obesitas pada dewasa dan
berpotensi menjadi penyakit metabolik dan penyakit degeneratif. Obesitas
merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler, hipertensi, resistensi
insulin, diabetes mellitus (DM) tipe 2, gangguan ortopedik, Obstruktive
sleep apnea. Kegemukan dan obesitas pada anak juga memiliki dampak
pada psikososial anak seperti terbatas dalam pergaulan, terbatas dalam
aktifitas fisik. Penanganan kelebihan berat badan pada anak harus
dilakukan secara komprehensif mulai dari pencegahan, intervensi pada
anak dengan obesitas dan peran lingkungan terdekat sangat membantu.
Kontrol Rutin Saat melihat perubahan fisik pada anak, lakukan kontrol
berat badan secara berkala. Timbang berat badannya secara rutin,
seminggu sekali misalnya. Bukan hanya berat badannya, Glitzy moms
juga perlu mengecek tinggi badan anak. Tak menutup kemungkinan jika
berat badan anak naik, lantaran tubuhnya semakin tinggi—dan ini adalah
baik. Dengan begitu Anda pun tak salah dalam memberikan asupan gizi
dan nutrisi padanya.

2. KKP

merupakan masalah gizi utama di indonesia. KKP disebabkan


karenadefisiensi makro nutrion ( zat gizi makro ). Meski pun saat ini
terjadi masalahdengan defisiensi macro nutrion namun di beberapa daerah
di prevalensi kepmasih tinggi sehingga memerlukan penanganan yang
intensif dalam penurunan prevalensi.Kurang kalori protein akan terjadi
manakala kebutuhan tubuh akan
kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan ke
kuranganmakanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup
denganmemenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh
untukmempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
karbohidrat (glukosa) dapat dipakaioleh seluruh jaringan tubuh sebagai
bahan bakar.

DAFTAR PUSTAKA
Surudarma, Wayan. 2019. PENCEGAHAN OBESITAS PADA ANAK. FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Umamah, nabidatul. Ni ketut lidya oktapiani. 2018. Obesitas. Malang : STIKES Kendedes
Fakultas Keperawatan.
SARI, RITA PUSPA. 2021. KONSEP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KURANG
KALORI PROTEIN (KKP), KEKURANGAN VITAMIN, ANEMIA DAN CACINGAN.
Sayeeda, adinda. Ahnaf maaruf mahendra. Ayu wardalina. Deta Indrayanti. Yuhyen. Ni wahyan
devie. 2019. Kekurangan Kalore Protein(KKP). Banjarbaru : Universita Lambung mangkurat
Fakultas Kedokteran.
Wulandari, Dewi & Meira Erawati. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Pustaka pelajar :
Yogyakarta
SDKI, T. S. (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
SIKI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
SLKI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI
Dr.Soetjiningsih,SpAk2015. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2016

Anda mungkin juga menyukai