Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya, yang
berjudul Asuhan Keperawatan Pada Anak Obesitas .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari senpurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, amin.

Tasikmalaya 30 Mei 2015

Kelompok

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... ........... i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.........................................................................

B. Tujuan....................................................................................... 2
C. Metode Penulisan.

D. Sistematika Penulisan 2
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................

A. Pengertian................................................................................. 4
B. Etiologi.....................................................................................

C. Patofisiologi.......................................................................... 5
D. Pemeriksaan Diagnostik............................................................ 6
E. Manifestasi Klinis............................................. 6
F. Komplikasi 8
G. Penatalaksanaan......................................................................... 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.. 14


A.
B.
C.
D.

Pengkajian.................................................................................
Diagnosa....................................................................................
Intervensi Keperawatan.........................................................
Evaluasi.

14
15
16
20

BAB IV PENUTUP.......................................................................... 21
A. Kesimpulan................................................................................ 21
B. Saran.......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................ .......... 22

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kegemukan (overweight) dan obesitas menjadi salah satu masalah
kesehatan yang mendunia bagi anak-anak dan orang dewasa. Tahun 1998,
WHO menyatakan obesitas sudah dalam dalam tingkat epidemik yang
kalau dibiarkan akan menjadi obesitas global. Menurut data WHO pada
awal tahun 2000an, sekitar 1 miliar orang mengalami kegemukan dan 30%
diantaranya

megalami

kegemukan

berlebihan

atau

obesitas.

(www.emedicinehealth.com)
Di Amerika Serikat, menurut Asosiasi Obesitas Amerika, angka obesitas
pada anak-anak dan remaja terus meningkat. Di Indonesia, prevalensi
obesitas pada anak-anak sudah meningkat menjadi 20% pada tahun 2003
dari sekitar 5-6% pada tahun 1989.
Secara umum, kegemukan dan obesitas adalah kelebihan berat badan
sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Namun,
kebanyakan hal ini berlaku pada orang dewasa. Belum ada kesepakatan
dalam hal definisi kegemukan dan obesitas pada anak-anak. Sebagian
menggunakan tabel Body Mass Index (BMI) yang sudah dimodifikasi
berdasarkan usia untuk mengukur kegemukan dan obesitas pada anakanak. Sebagian berpendapat bahwa anak-anak yang memiliki kelebihan
berat badan diatas 20% berat badan rata-rata anak sehat pada usia tersebut
sudah termasuk obesitas. Sebagian lagi mengukur obesitas berdasarkan
persentase lemak tubuh diatas 25% untuk anak laki-laki dan diatas 32%
untuk anak perempuan.
Sebagian besar kegemukan dan obesitas adalah karena makan berlebihan.
Hal ini tergolong dalam obesitas primer. Sisanya, disebabkan karena
penyakit atau gangguan hormonal atau kelainan genetis yang tergolong
dalam obesitas sekunder.
B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan umum
Setelah menyunsun makalah ini diharapkan mahasiswa mengetahui
gambaran umum tentang obesitas pada anak dan proses asuhan
keperawatannya
b. Tujuan khusus
Setelah menyusun makalah harapkan ini diharapkan :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian obesitas
2. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebabkan obesitas
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala obesitas
4. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisologi obesitas
5. Mahasiswa mampu menjelaskan manisfestasi klinis obesitas
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada
obesitas
7. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksaan pasien dengan
obesitas
8. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kperawatan pada pasien
obesitas
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode diskriptif yang
sumbernya penulis peroleh dari buku-buku terkait dan browsing di
Internet.
D. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teoritis, yang terdiri dari pengertian, etiologi, tanda dan
gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis,
komplikasi dan asuhan keperawatan yang terkait dengan kasus tersebut.
BAB III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan secara umum pada
jaringan subcutan dan jaringan lannya di seluruh tubuh.Sering dikatkan
dengan kelebihan berat badan (over weight ), walaupun tidak selalu identik.
Anak bongsor mempunyai masa jaringan otot dan kerangka tulang relative
yang lebih banyak, sehingga berat, tinggi badan dan penampilannya nampak
lebih besar dari rata-rata anak seusia,tetapi mereka termasuk obese.
B. Etiologi
Obesitas biasanya disebabkan oleh masukan energi yang melebihi kebutuhan
tubuh untuk keperluan metabolisme dasar yang mencakup metabolisme
dasar,SDA,aktivitas jasmani,pembuangan sisa makanan dan energi untuk
pertumbuhan.Bila kelebihan energi ini berkelanjutan,misalnya 500 kkal setiap
hari,maka diperkirakan dalam waktu satu minggu akan terjadi kenaikan BB
sebanyak 450-500 g.
Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang
berlebihan,penggunaan energi yang kurang atau kombinasi kedua hal
tersebut.Masukan energi yang berlebihan,yang biasanya dihubungkan dengan
bertambahnya nafsu makan,terdapat pada keadaan berikut :
1. Gangguan psikologik/emosional,dalam hal ini makanan merupakan
pengganti untuk mencapai kepuasan dalam mendapatkan rasa kasih
sayang,ketenangan dan ketentraman jiwa yang tidak diperoleh penderita
sebelumnya.
2. Kelainan pada hipotalamus,kelenjar hipofisis,dan lesi otak lainnya yang
dapat mengakibatkan gangguan terhadap pusat rasa kenyang.

3. Hiperinsulinisme,pada keadaan ini terjadi perendahan lipolisis,peninggian


sintesis dan ambilan lemak.
4. Kebiasaan pemberian makan,misal pemberian susu botol secara berulang
pada bayi setiap kali menagis dan rewel atau pemberian makanan padat
tinggi kalori sejak masa awal.
5. Predisposisi genetic,yang terdapat pada beberapa binatang tertentu dan
mungkun juga pada manusia. Hasil penelitian membuktikan bahwa anak
kembar monozigotik walaupun dibesarkan terpisah mempunyai BB yang
hampir sama dibandingkan dengan anak kembar dizigotik yang dibesarkan
bersama.
Penggunaan energi yang kurang mungkin ditemukan pada kedaan berikut :
a. Merendahnya nilai metabolisme dasar,seperti perawatan baring yang
lama pada penyakit menahun
b. Endokrinopati,missal pada hipotiroidisme,sindrom adreno-genital
( sindrom chusing),sindrom Laurence-moon-biedl,sindrom pradel-wili
c. Berkurangnya aktivitas jasmani,meskipun dalam hal ini tanpa disertai
masukan yang berlebih.
C. Patogenesis
Kelebihan energi oleh tubuh diubah menjadi zat lemak yang akan disimpan
sebagai jaringan lemak di bawah kulit dan pada organ tubuh lain.Selain itu
obesitas mungkin terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah dan ukuran
adiposit {sel lemak}.Jumlah adiposity ini akan bertambah bila terjadi
masukan kalori yang meningkat,terutama pada janin dan masa bayi,rangsang
untuk menambah jumlah sel adiposity ini akan berlangsung terus sampai
pubertas,tetapi dengan intensitas yang menurun.Selama periode penurunan
berat badan,besar sel lemak berkurang tetapi jumlahnya tetap.

D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan diagnostik
a. DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening
tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari
lemak tubuh.
b. BOD

POD

merupakan

ruang

berbentuk

telur

yang

telah

dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah


udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
c. Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur
dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai
forseps).
Bioelectric

impedance

analysis

(analisa

tahanan

bioelektrik),

penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang
tidak

berbahaya

dialirkan

ke

seluruh

tubuh

lalu

dianalisa.

http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas
2. Pemeriksaan laboratorium
Test Darah
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan mengeluarkan tes darah untuk
memeriksa kondisi banyak termasuk diabetes, kolesterol tinggi, masalah
jantung, dan gangguan hati. Dengan tes darah, dokter mungkin dapat
menangkap dan merawat kondisi tertentu sebelum mereka menjadi
masalah.
E. Manifestasi klinis
Anak dengan obesitas akibat diet kalori tinggi,tidak hanya lebih berat tetapi
juga lebih tinggi dari anak seusia,seperti juga terlihat dri umur tulangnya yang
lebih melanjut.Karena masa pubertas timbul lebih awal,pada akhirnya anak

yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunya tinggi badan yng relative
lebih rendah dibandingkan anak sebayanya.
Ditinjau dari segi diagnostik praktis,bentuk perawakan tubuh lebih
mempunyai nilai diagnostic daripada berat badan.Pada raut muka nampak
hidung dan mulut yang berbentuk kecil dengan dagu yang relative
ganda.Bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh,suatu
keadaan yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan pada anak
lelaki.Abdomen cenderung membuncit dan menggantung serupa dengan
bentuk pendulum { bandul lonceng }sering disertai adanya stria newarna
putih bungur.Walaupun masih dalam ukuran normal,genitalia eksterna anak
lelaki nampak lebih kecil dan hanya sedikit tersembul keluar,yang disebabkan
karena seakan-akan penis tersebut terpendam dalam jaringan lemak
sekitarnya.Pertumbuhan genitalia anak perempuan umumnya berjalan
normal,demikian pula haid pertama tidak terlambat.Ekstermitas bagian
proksimal terlihat besar,sehingga akan nampak lengan atas yang besar dengan
tangan yang relative kecil dan jari yang berbentuk runcing.Pada tungkai
nampak paha yang besar,mungkin disertai kelainan koksavara dengan genu
valgum.
Gangguan psikologik berupa kelainan emosional sering dijumpai pada anak
dengan obesitas,meskipun terlihat ia dapat menyesuaikan diri.Karena malu ia
enggan untuk bermain dan bergaul dengan temannya atau menghindar untuk
berolahraga.Kelainan emosional ini mungkin menjadi penyebab atau
merupakan akibat keadaan obesitas.
Manifestasi kliniknya dapat juga berupa sebagai berikut :
1. Wajah membulat.
2. Pipi tembem.
3. Dagu rangkap.
4. Leher relatif pendek.
5. Dada membusung, dengan payudara yang membesar karena mengandung
jaringan lemak
9

6. Perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.


7. Kedua tungkai umumnya berbentuk X, dengan kedua pangkal paha bagian
dalam saling menempel dan bergesekan. Akibatnya, timbullah lecet.
8. Pada anak laki-laki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalam jaringan
lemak (burried penis).
F. Komplikasi
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti pembesaran jantung atau
peningkatan tekanan darah.
2. Gangguan metabolisme glukosa. Misalnya, diabetes mellitus tipe II
3. Gangguan kedudukan dan pertumbuhan tulang, berupa kaki pengkor atau
tergelincirnya bagian sambungan tulang paha (terutama pada anak lakilaki) serta pertumbuhan tulang yang harus menahan beban yang lebih berat
dari yang semestinya.
4. Asma dan gangguan pernapasan seperti sleep apnea.
5. Ketidaknormalan pertumbuhan
6. Gangguan kulit, khususnya di daerah lipatan, akibat sering bergesekan.
7. Gangguan mata; seperti penglihatan ganda, terlalu sensitif terhadap
cahaya, dan batas pandangannya jadi lebih sempit.
8. Gangguan fungsi hati
9. Masalah psikososial seperti rendah diri, depresi dan menarik diri dari
lingkungan misalnya karena diolok-olok temannya.
Hiperlipidemia (<>iHyperlipoproteinemia adalah tingginya kadar lemak
(kolesterol, trigliserida maupun keduanya) dalam darah.
G. Penatalaksanaan medis
1. Pengaturan Diet
a. Jenis diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai
dengan RDA, hal ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.5 Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia anak,

10

derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas


sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah
kalori dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada
obesitas berat (IMT > 97 persentile) dan yang disertai penyakit
penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat rendah (very low calorie
diet ).
Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang :
1) Menurunkan

berat

badan

dengan

tetap

mempertahankan

pertumbuhan normal.
2) Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 2030% dengan lemak jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total
serta kolesterol < 300 mg per hari.
3) Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan
penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5)
gram per hari.
b. Tatanan diet
Diet pada obesitas diatur berdasarkan nutrisi yang tepat, porsi makan,
dan frekuensi makan.
Diet secara ketat adalah terapi obesitas cara lama, dengan cara ini
terjadi penurunan berat badan secara cepat namun dengan cepat akan
kembali pada keadaan semula. pengaturan diet yang tepat adalah efektif
untuk jangka panjang. Prinsip dasarnya adalah diet makanan sehat dan
seimbang.
Kombinasi Low Calorie Diet (LCD) 1000-1500 kcal/day dan
melakukan

kegiatan

fisik

adalah

hal

yang

dianjurkan

untuk

mempertahankan penurunan berat badan, selain itu mengurangi lemak


di perut dan meningkatkan kesehatan jantung-paru. Kombinasi diet dan
obat dapat membantu menurunkan berat badan jangka lama.
http://www.epuppetry.com/diet/diet-yang-tepat-bagi-penderita-obesitas/

11

c. Pola makan
Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan
mengandung tinggi gula/lemak atau minuman-minuman manis dapat
menghasilkan penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika (AHA)
secara umum merekomendasikan pemberian diet untuk anak berumur 2
tahun atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar pada
makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah dan bebas
lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian ikan pada anak dan
remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak seminggu 2 kali
pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan asin (ikan kering),
karena ikan kering kurang mengandung asam lemak omega 3.
d. Pengaturan kegiatan fisik
Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh

terhadap laju

metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat


perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik
untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan
otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk
melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.
Tabel Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkana
Jenis kegiatan
Jalan kaki 3 km/jam

Kalori yang digunakan/jam


150

Jalan kaki 6 km/jam

300

Joging 8 km/jam

480

Lari 12 km/jam

600

Tenis tunggal

360

12

Tenis ganda

240

Golf

180

Berenang

350

Bersepeda
660
e. Modifikasi kebiasaan makan
1) Frekuensi
Umumnya pada bayi yang menyusui tidak ada masalah jadwal
pemberian ASI, karena ASI dapat diberikan setiap saat sesuka bayi.
Pada bayi yang mendapatkan PASI biasanya pemberian minum
dilakukan setiap 3jam,sebanyak 6xsehari dan bila perlu ditambah 1-2
kali pada malam hari. Pada bayi BBLR diberikan minum dengan
porsi yang lebih sedikit , tetapi lebih sering. Pada dasarnya makin
kecil berat lahir bayi , makin kecil porsi minuman dan waktu
pemberiannya.
Bila bayi mulai diperkenalkan dengan makanan pelengkap,maka
jarak waktu pemberian makanan utama adalah 3-4jam dan
diantaranya diberikan 2x makanan pelengkap berupa buah dan
bikuit. Penjadwalan hendaknya diatur agar waktu pemberian makan
disesuikan dengan kebiasaan pada orang dewasa . jadi, bila bayi
telah mendapat nasi tim ,maka jadwal makan secara umum adalah
sebagai berikut : 3x makan pagi,siang,dan sore ; 2kali ASI/PASI
waktu pagi bangun tidur dan maalam sebelum tidur,2kali buah atau
kue yang di berikan antara waktu makan;dan bila perlu tambahan
minum malam hari .jadwal ini hendaknya dipertahankan sampai
anak usia lanjut. Pada usia sekolah waktu makan sore di ubah
menjadi makan malam ,seperti halnya pada orang dewasa.

13

2) Volume
Jumlah kalori yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan normal yaitu sesuai dengan berat badan ideal menurut
tinggi badannya. Bila pada awal penanganan didapatkan bahwa anak
telah

mengkonsumsi

makanan

dengan

jumlah

kalori

yang

berlebihan, maka pada diet berikutnya perlu dilakukan pengurangan


jumlah asupan kalorinya, yaitu berkisar 200-500 kalori sehari, agar
berat badan tidak selalu bertambah, atau dengan target penurunan
berat 0,5 kg per minggu. Jika kita mentargetkan penurunan berat
badan, maka penurunan badan ditargetkan sampai mencapai 10% di
atas berat badan ideal. Tetapi, bila kita tidak mentargetkan penurunan
berat badan, maka yang terpenting adalah mempertahankan berat
badan agar tidak bertambah karena anak masih bertambah tinggi.
3) Makanan selingan
Hanya dengan mengeliminasi makanan kecil, mengurangi makanan
mengandung tinggi gula/lemak atau minuman-minuman manis dapat
menghasilkan penurunan berat badan. Asosiasi Jantung Amerika
(AHA) secara umum merekomendasikan pemberian diet untuk anak
berumur 2 tahun atau lebih untuk mengkonsumsi makanan bersandar
pada makanan jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah
dan bebas lemak, kedelai, ikan, dan sedikit daging. Pemberian ikan
pada anak dan remaja direkomendasikan untuk diberikan sebanyak
seminggu 2 kali pemberian; ikan yang dimaksud adalah bukan ikan
asin (ikan kering), karena ikan kering kurang mengandung asam
lemak omega 3.
4) Makanan tinggi serat
Diet tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan karena
tinggi serat mengakibatkan rasa kenyang (walaupun rendah kalori)
sehingga dapat menurunkan asupan makan, selain itu tinggi serat juga

14

meningkatkan oksidasi lemak. Tetapi, diet tinggi serat pada anak perlu
hati-hati karena diet tinggi serat juga akan mengakibatkan mineral
yang penting untuk proses tumbuh kembang anak ikut keluar.
Pemberian jumlah makanan berserat yang dianjurkan untuk anak>2
tahun adalah (umur dalam tahun+5) g per hari. Dalam melakukan
pengaturan diet, perlu diperhatikan asupan dengan kandungan garam
cukup, yaitu 5 g per hari serta masukan zat besi, kalsium dan fluor.
Anak harus makan makanan seimbang yaitu dengan sumber
karbohidrat, lemak dan protein yang cukup. Karbohidrat sebaiknya
berkisar 50-60%, lemak 20-30%, dan protein 15-20% sehingga cukup
untuk tumbuh kembang normal.

15

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada. Adapun pengkajian pada klien anak
obesitas dalah :
1. Anamnesis :
a. Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound,
remaja
b. Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas endogenous)
c. Adanya keluhan : ngorok (snoring), restless sleep, nyeri pinggul
d. Riwayat gaya hidup :
1) Pola makan/kebiasaan makan
2) Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi
e. Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan
resiko

seperti

penyakit

kardiovaskuler

di

usia

muda,

hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus tipe II


2. Pemeriksaan fisik : Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas
3. Pemeriksaan penunjang :
Analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes fungsi paru
(jika ada tanda-tanda kelainan).
4. Pemeriksaan antropometri :
Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat badan ideal (BBI). BBI
adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas bila BB >
120% BB Ideal.

16

Rumus Broca
Berat badan ideal berdasarkan rumus Broca adalah sebagi berikut :
Berat badan ideal = (TB-100) - 10% (TB-100) Dari perhitungan rumus
tersebut, jika berat badan seseorang melebihi angka 15% dari berat badan
normal (TB-100), maka ia dapat dikategorikan dalam tingkat kegemukan
(obese).
5. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P > 95 kurva
IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO. Metode Indeks
Massa Tubuh (IMT). Metode IMT sangat cocok bagi orang-orang yang
ingin mengetahui berat badannya ditinjau dari segi kesehatan. Keuntungan
utama dari penggunaan IMT adalah praktis, obyektif, dan mempunyai nilai
biologis. Berdasarkan usia anak, hasil perhitungan nilai IMT dibagi
menjadi empat kategori berikut :
a. IMT

dibawah

persentil

disebut

kekurangan

berat

badan

(underweight)
b. IMT diantara persentil 5-85 disebut normal (normal weight)
c. IMT diantara persentil 85-95 disebut memiliki risiko kelebihan berat
badan (at risk of overweight)
d. IMT diatas persentil 95 disebut kelebihan berat badan (overweight),
Cara pintar mengatasi kegemukan anak
a. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness
(tebal lipatan kulit/TLK). Obesitas bila TLK Triceps P > 85.
b. Pengukuran

lemak

secara

laboratorik,

misalnya

densitometri,

hidrometri
B. Diagnosa keperawatan
Menurut Nanda (2013), bahwa diagnosa keperawatan merupakan keputusan
klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Adapun

17

diagnosa keperawatan pada pasien anak dengan obesitas yang mungkin timbul
adalah:
1.

Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan disfungsional pola makan, faktor herediter

2.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style,


physical bulk

3.

Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga


sedikit atau tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi

4.

Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan


fisik, internalisasi umpan balik negative

5.

Perubahan proses

keluarga berhubungan dengan manajemen

sebuah obesitas remaja


C. Perencanaan dan Tindakan keperawatan
Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah-masalah klien (Hidayat A,A,2007).
Dx.1 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
disfungsional pola makan, faktor herediter
Tujuan 1 : klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang benar
Kriteria Hasil : pola dan kebiasaan makan remaja mulai terlihat dengan jelas
Intervensi :
1. Selalu menjaga apapun yang berkaitan dengan makan, meliputi :waktu
makan, jumlahnya, dimana biasanya makanan itu dimakan, makan sendiri
atau dengan orang lain, perasaan yang memicu keinginan unti\uk makan
2. Identifikasi stimulus makanan karena biasanya berpengaruh terhadap
obesitas : sering merasa lapar, iklan-iklan makanan di televisi, rasa dan
penampilan fisik dari makanan.
18

3. Kaji lingkungan saat makan untuk menentukan kemungkinan yang dapat


menyebabkan obesitas, meliputi : dimana makanan itu dimakan, makn
sendiri atau dengan orang lain, perasaan saat mengkonsumsi makanan,
aktivitas yang dikerjakan ketika makan.
4. Analisa data terdahulu tentang pola makan dan factor lain yang
berhubungan senagai dasar untuk membuat keputusan.
Dx.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sedentary life-style,
physical bulk
Tujuan : klien akan meningkatkan aktivitas fisik
Kriteria hasil : remaja melakukan olahraga dan aktivitas yang disukai
secara rutin
Intervensi :
1. Kaji pola aktivitas dan aktivitas yang penting dari remaja
2. Buat program aktivitas seperti lari, berenag, bersepeda, aerobic, atau
olahraga setelah pulang sekolah
3. Dorong aktivitas rutin seperti berjalan dan menaiki tangga
4. Dorong untuk lebih meningkatkan aktivitas saat stress
DX. 3 Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan olahraga
sedikit atau tidak ada olahraga, gizi buruk, kerentanan pribadi
Tujuan : klien akan medapatkan support yang adekuat
Kriteria Hasil: remaja terlibat dalam program-program dasar sekolah
intervensi:
1. Menerapkan program sekolah penurunan berat badan untuk mendorong
pencapaian target
a. menggunakan sistem buddy
19

b. menggunakan teman sebagai sponsor dan positif reinforcers


c. memberikan penguatan untuk perubahan berat badan: pujiansosial,
kontrak nyata yang mendapatkan penghargaan sederhana
d. grafik perubahan berat badan positif dan tampilan grafik dalam program
dimana orang lain dapat melihatnya
e. menyediakan pendidikan gizi
2.

Mempunyai anggota keluarga yang berfungsi sebagai monitor di rumah


untuk membantu dalam kemajuan mencapai tujuan dan mendorong remaja
dengan pernyataan positif
Dx.4 gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik,
internalisasi umpan balik negative
Tujuan : pasien akan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan perasaan
dan keprihatinan
Kriteria Hasil :
a. Remaja mengungkapkan perasaan dan keprihatinan tentang masalah
b. Remaja mempertahankan sikap positif terhadap program penurunan
berat badan
intervensi:
a. Mendorong anak untuk membicarakan perasaan-nya dan keprihatinan
karena ini dapat memfasilitasi koping
b. Memperkuat prestasi
c. dorong

perawatan

yang

baik,

kebersihan,

dan

sikap

untuk

meningkatkan penampilan dan meningkatkan harga diri


d. bantu dengan mengeksplorasi aspek positif dari penampilan dan caracara untuk meningkatkan aspek ini

20

Dx. 5 : perubahan proses keluarga berhubungan dengan manajemen


sebuah obesitas remaja
Tujuan : klien/keluarga akan telibat dalam program penurunan berat
badan
Kriteria hasil/hasil yang diharapkan :
a. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada
anak
b.

support keluarga dalam pencapaian tujuan


Intervensi :

a.

keluarga berpendidikan tentang program penurunan berat


badan, meliputi nutrisi yang berhubungan dengan intake makan dan
olahraga, support psikoligi

b.

mendorong keluarga untuk :


1) gunakan reinforcement yang sesuai
2) ubah makanan dan lingkungan makan
3) mempertahankan sikap yang tepat tentang program
4) membantu dalam memonitor kebiasaan makan, food intake,
aktivitas fisik, perubahan berat
5) hilangkan makanan sebagai hadiah, karena hal ini dapat
berkontribusi untuk obesitas
6) mendorong remaja dengan perkataan positif, dalam rangka
untuk meningkatkan self-esteem
Tujuan dari program penurunan berat badan meliputi:
1) Anak akan mengikuti diet yang menyediakan hilangnya kadar
lemak tanpa mempengaruhi pertumbuhan, aktivitas normal, dan
kesejahteraan psikologis.
2) Anak akan terlibat dalam program latihan rutin.
21

3) Anak akan memodifikasi perilaku makan.


4) Anak dan keluarga akan mendapat dukungan psikologis.
D. Evaluasi
Keefektifan

dari

intervensi

keperawatan

adalah

dengan

melakukan

reassessment secara terus menerus berdasarkan pada petunjuk observasi dan


hasil yang diharapkan.
klien/keluarga dapat mengidentifikasi pola makan yang benar
1. klien akan meningkatkan aktivitas fisik
2. klien akan mendapatkan support yang adekuat
3. klien mempertahankan sikap positif terhadap program penurunan berat
badan
4. keluarga menjadi aktif dalam program penurunan berat badan pada anak

22

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan secara umum pada
jaringan subcutan dan jaringan lannya di seluruh tubuh.Sering dikatkan
dengan kelebihan berat badan (over weight ),walaupun tidak selalu identik.
Kelebihan berat badan pada anak dapat disebabkan karena gangguan
psikologik/emosional,
hiperinsulinisme,

kelainan

kebiasaan

pada

hipotalamus,

kelenjar

hipofisis,

pemberian

makan,

predisposisi

genetic.

Sedangkan tanda tandanya antara lain wajah membulat, Pipi tembem, dagu
rangkap, leher relatif pendek, dada membusung, dengan payudara yang
membesar karena mengandung jaringan lemak, perut membuncit disertai
dinding perut yang berlipat-lipat. Adapun penanganan yang dapat dilakukan
adalah Pengaturan Diet,Pengaturan kegiatan fisik,Modifikasi kebiasaan
makan.
B. Saran
Bagi para mahasiswa agar lebih aktif dalam diskusi ilmiah maupun presentasi
tentang keperawatan anak terutama obesitas pada anak sehingga para
mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam. Bagi para dosen
agar dapat menjelaskan pada mahasiswa lebih detail lagi pada bagian yang
masih kurang pada pembahasan yang dipresentasikan mahasiswa.

23

DAFTAR PUSTAKA

Behrman ,Richard. 1998. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC


http://id.wikipedia.org/wiki/Obesitas
http://medicastore.com/penyakit/61/Hiperlipidemia.html
http://my.opera.com/tarndang/blog/obesitas-bagaimana-penanganannya
http://putrimuttz.blogspot.com/2009/10/obesitas-pada-anak_01.html
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&sl=en&u=http://nursingcareplan.blogspot.com/2006/12/ncpobe
sity.html&ei=fZ7hS7r4B5KzrAf5_fXxAg&sa=X&oi=translate&ct=re
sult&resnum=1&ved=0CA8Q7gEwAA&prev=/search%3Fq
%3Dnursing%2Bcare%2Bplan%2Bof%2Bobesity%2Bon
%2Bpediatric%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3D5Bi
%26rls%3Dorg.mozilla:id:official,diakses tanggal 6 Mei 2010,13.00
http://www.igdrsml.co.cc/2010/03/o-b-e-s-i-t-s.html
http://www.symptomfind.com/diseases-conditions/obesity-tests-diagnosis/
http://www3.who.int/whosis/core/core_select_process.cfm
Makrum.A.HA.1991.Buku Ajar Ilmu Keperawatan Anak.Jakarta;Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
www.americanheart.org,diakse tanggal 30 Mei 2015
www.cdc.gov,diakses tanggal,30 Mei 2015
www.emedicinehealth.com,diakses tanggal,30 Mei 2015

24

Anda mungkin juga menyukai