OLEH :
ANNISA SALSABILA (190402004)
Alhamdulilah, segala Puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang Maha
Menciptakan, menghidupkan dan mematikan, yang rahmat-Nya meliputi langit dan
bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Shalawat serta salam
mudah-mudahan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, yang membawa umat
manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang benderang.
Dalam penyelesaian Makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari
semua pihak secara lansung maupun tidak lansung. Oleh karena itu dalam kesempatan
kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
C. Tujuan …………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………
A. Definisi Obesitas ………………………….………………………………………
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinik
E. Komplikasi
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
H. Pathway
I. Asuhan keperawatan……………………………………….
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………….
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….
B. Saran ……………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
saat ini, hampir 1 dari 4 anak dan remaja di negara maju mengalami kelebihan
berat badan atau obesitas. Anak-anak yang memiliki indeks massa tubuh (BMI)
pada level yang sama atau lebih tinggi dari 95% teman sebayanya dianggap
mengalami obesitas.
BMI adalah standar yang digunakan untuk menentukan "status berat badan"
seseorang. BMI dihitung menggunakan tinggi dan berat badan, kemudian
ditentukan menggunakan jenis kelamin dan usia.
Obesitas pada anak merupakan ancaman kesehatan yang serius bagi mereka
kelak. Anak-anak dalam kategori obesitas telah melampaui kelebihan berat
badan dan berisiko mengalami sejumlah kondisi kesehatan kronis. Mengutip
salah satu jurnal Public Health Perspective, berdasarkan data Riskesda oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, prevalensi overweight
dan obesitas pada anak usia 5-12 tahun mencapai 18,8%.
Padahal, kesehatan yang buruk dan berasal dari obesitas di masa kanak-kanak,
dapat berlanjut hingga dewasa. Selain itu, obesitas pada anak-anak tidak hanya
mempengaruhi kesehatan fisik. Anak-anak dan remaja yang kelebihan berat
badan atau obesitas juga dapat menjadi depresi dan memiliki citra diri dan harga
diri yang buruk.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari obesitas
b. Apa etiologi obesitas
c. Seperti apa patofisiologi obesitas
d. Bagaimana manifestasi klinik obesitas
e. Bagaimana komplikasi obesitas
f. Seperti apa pemeriksaan penunjang obesitas
g. Bagaimana komplikasi obesitas
h. Bagaimana penatalaksanaan obesitas
i. Bagaimana pathway obesitas
j. Bagaimana asuhan keperawatan obesitas
C. TUJUAN PENULISAN
a. mengetahui pengertian dari obesitas
b. mengetahui etiologi obesitas
c. mengetahui patofisiologi obesitas
d. mengetahui manifestasi klinik obesitas
e. mengetahui komplikasi obesitas
f. mengetahui pemeriksaan penunjang obesitas
g. mengetahui komplikasi obesitas
h. mengetahui penatalaksanaan obesitas
i. mengetahui pathway obesitas
2. Etiologi
Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting
dalammenentukan asupan makanan danmetabolisme energi, gaya hidup dan
faktor lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan
obesitas. Diduga bahwa sebagian besarobesitas disebabkan oleh karena
interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, antaralain aktifitas,
gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional (Guyton, 2007 )
a. Genetic
Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetik
yang pasti untuk menimbulkanobesitas masih sulit ditentukan, karena
anggota keluarga umumnya memiliki kebiasaan makandan pola
aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti terkini menunjukkan
bahwa 20-25% kasusobesitas dapat disebabkan faktor genetik. Gen
dapat berperan dalam obesitas denganmenyebabkan kelainan satu
atau lebih jaras yang mengatur pusat makan dan pengeluaran
energiserta penyimpanan lemak. Penyebab monogenik (gen tunggal)
dari obesitas adalah mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik
tersering untuk obesitas yang ditemukan sejauh ini, defisiensileptin
kongenital, yang diakibatkan mutasi gen, yang sangat jarang
dijumpai dan mutasi reseptorleptin, yang juga jarang ditemui.
Semua bentuk penyebab monogenik tersebut hanya terjadi pada
sejumlah kecil persentase dariseluruh kasus obesitas. Banyak variasi
gen sepertinya berinterakasi dengan faktor lingkunganuntuk
mempengaruhi jumlah dan distribusi lemak (Guyton, 2007).
b. Aktivitas fisik
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama
obesitas. Hal ini didasari olehaktivitas fisik dan latihan fisik yang
teratur dapat meningkatkan massa otot dan mengurangimassa lemak
tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat
menyebabkan pengurangan massa otot dan peningkatan adipositas.
Oleh karena itu pada orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik
dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energimelebihi asupan
makanan, yang berimbas penurunan berat badan (Guyton, 2007).
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap
pengendalian berat tubuh. Pengeluaranenergi tergantung dari dua
faktor:
1) tingkat aktivitas dan olahraga secara umum
2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang
dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimaltubuh.
3. Patofisiologi
Obesitas terjadi akibat ketidakseimbangan masukan dan keluaran
kaloridari tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life style)
yangmenyebabkan penumpukan lemak di sejumlah bagian tubuh
(Rosen,2008). Penelitian yangdilakukan menemukan bahwa pengontrolan
nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorangdiatur oleh mekanisme
neural dan humoral (neurohumoral) yang dipengaruhi oleh
genetik,nutrisi,lingkungan, dan sinyal psikologis. Pengaturan keseimbangan
energi diperankan olehhipotalamus melalui 3 proses fisiologis, yaitu
pengendalian rasa lapar dan kenyang,mempengaruhi laju pengeluaranenergi
dan regulasi sekresi hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi
ini terjadimelalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah
mendapatkan sinyal aferendari perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan
otot).
Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar
sertamenurunkan pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat
katabolik(anoreksia, meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi menjadi 2
kategori, yaitu sinyal pendek dan sinyal panjang.Sinyal pendek
mempengaruhi porsi makan dan waktu makan, serta berhubungan dengan
faktordistensi lambung dan peptida gastrointestinal, yang diperankan oleh
kolesistokinin (CCK)sebagai stimulator dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal
panjang diperankan oleh fat-derived hormon leptin dan insulin yang
mengatur penyimpanan dan keseimbangan energi.
Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, maka jaringan
adiposa meningkatdisertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran
darah. Kemudian, leptin merangsanganorexigenic center di hipotalamus agar
menurunkan produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehinggaterjadi penurunan
nafsu makan. Demikian pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar
dariasupan energi, maka jaringan adiposa berkurang dan terjadi rangsangan
pada orexigenic center dihipotalamus yang menyebabkan peningkatan nafsu
makan. Pada sebagian besar penderitaobesitas terjadi resistensi leptin,
sehingga tingginya kadar leptin tidak menyebabkan penurunan nafsu makan.
4. Manifestasi Klinik
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak
biasanya timbulmenjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak
wanita, selain berat badan meningkatdengan pesat, juga pertumbuhan dan
perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usiatulangnya), sehingga
pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan
mempunyaitinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak
yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
6. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis Obesitas biasanya dilakukan berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik, tetapievaluasi radiografi juga diperlukan. Radiografi
adalah sensitif dan murah sehingga dapatdijadikan sebagai pemeriksaan rutin
untuk Obesitas.
Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagaimacam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkatumur dan gizi.
Pada pemeriksaan antropometri tujuan yang hendak dicapai adalah:
1. Penapisan status gizi, yang diarahkan untuk orang dengan keperluan
khusus.
2. Survei status gizi, yang ditujukan untuk memperoleh gambaran status
gizi masyarakat pada saattertentu serta faktor yang berkaitan.
3. Pemantauan status gizi, yang digunakan untuk memberikan
gambaran perubahan status gizidari waktu ke waktu.
4. Pemeriksaan antropometri dilakukan dengan mengukur ukuran fisik,
seperti tinggi badan, berat badan serta lingkar beberapa bagian tubuh
tertentu.
7. Penatalaksanaan
a. Merubah gaya hidup
Diawali dengan merubah kebiasaan makan. Mengendalikan
kebiasaan ngemil dan makan bukan karena lapar tetapi karena ingin
menikmati makanan dan meningkatkan aktifitas fisik padakegiatan
sehari-hari. Meluangkan waktu berolahraga secara teratur sehingga
pengeluaran kaloriakan meningkat dan jaringan lemak akan dioksidasi
b. Terapi Diet
Mengatur asupan makanan agar tidak mengkonsumsi makanan
dengan jumlah kaloriyang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang
terprogram secara benar. Diet rendah kaloridapat dilakukan dengan
mengurangi nasi dan makanan berlemak, serta mengkonsumsimakanan
yang cukup memberikan rasa kenyang tetapi tidak menggemukkan
karena jumlahkalori sedikit, misalnya dengan menuyang mengandung
serat tinggi seperti sayur dan buah yang tidak terlalu manis.
c. Aktivitas fisik
Peningkatan aktifitas fisik merupakan komponen penting dari
program penurunan berat badan, walaupun aktifitas fisik
tidakmenyebabkan penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka
waktu enam bulan. Untuk penderita obesitas, terapi harus dimulaisecara
perlahan, dan intensitas sebaiknya ditingkatkan secara bertahap.
Penderita obesitasdapat memulai aktifitas fisik dengan berjalan selama
30 menit dengan jangka waktu 3 kaliseminggu dan dapat ditingkatkan
intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 3 kaliseminggu dan
dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5
kali seminggu.
d. Terapi perilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan dan
mempertahankannya,diperlukan suatu strategi untuk mengatasi hambatan
yang muncul pada saat terapi diet dan aktifitas fisik. Strategi yang
spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan
danaktifitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan
masalah, contigency management,cognitive restructuring dan dukungan
social.
e. Farmakologi
Farmakoterapi merupakan salah satu komponen penting dalam
program manajemen berat badan. Sirbutramine dan orlistat merupakan
obat-obatan penurun berat badan yang telah disetujuiuntuk penggunaan
jangka panjang. Sirbutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas
fisikefektif menurunkan berat badan dan mempertahankannya. Orlistat
menghambat absorpsi lemaksebanyak 30 persen. Dengan pemberian
orlistat, dibutuhkan penggantianvitamin larut lemak karena terjadi
malabsorpsi parsial
8. PATHWAY
B. ASKEP
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : An. S
Umur : 10 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : jl. macanang
Agama : Islam
Status penikahan : belum menikah
Pendidikan : SD
Tanggal masuk : 20 september 2021
b. Penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 29 tahun
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Ibu klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan susah berlari dan susah berdiri setelah lama duduk
b. Kesehatan sekarang
pasien mengeluh susah berdiri sehabis duduk lama dan sulit berlari
c. Riwayat kesehata masalalu
Tidak ada Riwayat Kesehatan masalalu
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit obesitas
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
- Kelemahan cenderung mengantuk
- Ketidakmampuan/kurang keinginan untuk aktif atau melakukan
Latihan teratur
- Dipsnea dengan kerja
Tanda :
- Peningkatan kecepatan jantung/pernafasan dengan aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala :
- Riwayat factor budaya/pola hidup mempengaruhi pilihan makanan
- Berat badan dapat atau tidak dapat diterima sebagai masalah
- Makan menghilangkan perasaan tak senang : kesepian, frustasi,
kebosanan.
- Persepsi gambaran diri sebagai tak dapat diinginkan
- Tahanan orang terdekat untuk menurunkan berat badan (dapat
menyabotase upaya pasien).
c. Makanan/cairan
Gejala :
- Mencerna makanan dengan berlebihan
Tanda :
- Berat badan tidak tepat dengan tinggi badan
- Gagal untuk menentukan masukan makanan untuk menurunkan
kebutuhan ( perubahan pola hidup dari aktif menjadi tidak
berolahraga)
d. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
- Nyeri ketidaknyamanan pada sendi yang menopang berat badan atau
tulang belakang
e. Pernapasan
Gejala :
- Depsnea
f. Seksualitas
- Tidak ada gangguan
g. Penyuluhan/pembelajaran
- Klien mengatakan tidak tahu kalau penambahan berat badannya
dapat menjadi penyakit
4. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan metabolic/endokrin dapat menyatakan tidak normal,
misalnya : hipotiroidisme, hipopituitarisme, sindrom cushing
(peningkatan kadar insulin). Ini juga dapat diduga bahwa penyebab
gangguan ini dapat menimbulkan neuro endokrin abnormal dalam
hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
5. Pengkajian psikososial
1. Psikologi paasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang
dan merasa Bahagia atas apa yang dianugrahkan meski terkadang merasa
minder
2. Social
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik dan
dapat menerima dan diterima oleh orang lain
6. Diagnose
- Berat badan lebih b.d kurang aktivitas fisik
- Deficit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
7. Analisa data
Data Etiologi Masalah
DS : Kelebihan lemak tubuh Berat badan lebih
-pasien mengatakan dengan lipatan kulit
sulit berdiri sehabis
duduk lama dan sulit
berlari
DO :
-tubuh pasien lebih
besar dari anak
seusianya
-bb : 66 kg
-Tb : 148 Cm
DS : Kurang informasi Deficit pengetahuan
-pasien mengatakan mengenai penyakitnya
tidak tahu kalau
penambahan berat
badan dapat menjadi
penyakit
DO :
- klien tampak bingung
saat dikaji
8. Intervensi
No Diagnose Tujuan (SLKI) Intervensi Rasional
Keperawata Keperawatan (SIKI)
n (SDKI)
1 Berat badan Berat Badan : Manajemen Berat Agar berat
lebih b.d L.03018 Badan : I.03097 badan
kurang Setelah dilakuakan Observasi pasien
aktivitas tindakan keperawatan -identifikasi kondisi menjadi
fisik selama 1 kali 24 jam Kesehatan pasien yang jadi ideal
berat badan membaik, dapat mempengaruhi
dengan kriteria hasil : berat badan
-berat badan membaik
(5) Terapeutik
-tebal lipatan kulit -hitung berat badan
membaik (5) ideal pasien
-indeks massa tubuh -hitung presentase
membaik (5) lemak dan otot pasien
-fasilitasi menentukan
target berat badan
yang realistis
Edukasi
-jelaskan hubungan
antara asupan
makanan, aktivitas
fisik,penambahan
berat badan dan
penurunan berat badan
-jelaskan factor risiko
berat badab lebig dan
berat badan kurang
-anjurkan mencatat
berat badan setiap
minggu, jika perlu
-anjurkan melakukan
pencatatan asupan
makanan, aktivitas
fisik dan perubahan
berat badan.
9. Implementasi-Evaluasi
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
20 september 10.46 S: klien
2021 mengatakan
masih sulit
berdiri sehabis
duduk lama
O: saat
pengukuran, BB
pasien belum
turun
A: masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi
20 September 12.15 S: klien
2021 mengatakan
sudah mengerti
tentang penyakit
yang dideritanya
O: klien sudah
tidak tampak
kebingungan
A: masalah
teratasi
P: hentikan
intervensi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegemukan dan obesitas merupakan masalah gizi berlebih yang makin
banyak dijumpai pada anak- anak di seluruh dunia. Masalah obesitas sendiri
dapat terjadi pada usia anak-anak, remaja, hingga dewasa. Kegemukan dan
obesitas dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai
akibat konsumsi makanan jauh melebihi kebutuhannya. Perlu dilakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko obesitas pada anak-anak usia 5-15
tahun, dengan menanamkan pendidikan kesehatan pada anak-anak sejak usia
dini, melalui peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi, seperti gerakan
anti-rokok, gerakan cinta serat (sayur dan buah), serta membudayakan aktivitas
fisik
B. SARAN
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.scribd.com
%2Fdocument%2F375755332%2FPathway-
Obesitas&psig=AOvVaw3gf_YUmijmPXYE5dW4pUDa&ust=1632555569796000&so
urce=images&cd=vfe&ved=0CAkQjhxqFwoTCNjukfKNl_MCFQAAAAAdAAAAAB
AD