Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS OBESITAS


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak I

Disusun oleh : Kelompok 12


1. Dwi Novita Anggraeni
2. Intan Puspita Sari
3. Pipit Pitriyani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS OBESITAS ”. Di
susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas Keperawatan Anak I Tahun Ajaran 2018-2019.
Makalah ini berisikan tentang asuhan keperawatan pada kasus OBESITAS Materi yang
diangkat dimulai dari konsep kasus OBESITAS, kasus OBESITAS, dan asuhan keperawatan pada
kasus OBESITAS. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami
menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat keselahan dalam makalah ini. Kami pun
berharap pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada kami agar di
kemudian hari kami bisa menyusun makalah yang lebih sempuna lagi.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya:
1. Ns. H. Kanapi., S. Kep., M.Kep. selaku koordinator kampus II STIKKU.
2. Ns. Reni Fatmawati., S.Kep. selaku ketua Prodi SI Ilmu Keperwatan kampus II STIKKU.
3. Ns. Nanang Saprudin., S.kep., M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Anak I.
4. Para Stafs Perpustakaan 400 dan Perpustakaan kampus II STIKKU.
5. Orang tua kami yang selalu mendukung kami.
6. Teman-teman kelompok yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Cirebon, 30 Juni 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1
1.2 TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................... 1
1.3. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 1
1.4 METODE PENULISAN .................................................................................................... 1
1.5 MANFAAT PENULISAN .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS .............................................................................................................. 3
2.1 KONSEP OBESITAS....................................................................................................... 3
2.1.1 DEFINISI OBESITAS .............................................................................................. 3
2.1.2 ETIOLOGI ............................................................................................................... 3
2.1.3 KLASIFIKASI .......................................................................................................... 3
2.1.4 TANDA DAN GEJALA ............................................................................................ 3
2.1.5 PATOFISIOLOGI .................................................................................................... 4
2.1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ............................................................................... 5
2.1.7 PENATALAKSANAAN ............................................................................................ 5
2.1.8 KOMPLIKASI .......................................................................................................... 6
2.1.9 CARA MENGATASI OBESITAS PADA ANAK ....................................................... 7
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS .......................................................... 8
2.2.1 PENGKAJIAN ......................................................................................................... 8
2.2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL ................................... 9
2.2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN .............................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................................ 12
3.1 KASUS OBESITAS ......................................................................................................... 12
3.2 PEMBAHASAN KASUS OBESITAS................................................................................ 12
BAB I V PENUTUP .............................................................................................................................. 18
4.1 KESIMPULAN ................................................................................................................. 18
4.2 SARAN ............................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan
seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn.
Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai
komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus
badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi
penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung
berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan
gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut,
sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam
asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari
kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang
berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi
sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam
karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya
dan khalayak ramai pada umunya
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada
kasus OBESITAS.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memahami asuhan keperawatan pada kasus OBESITAS.
2. Menguasai asuhan keperawatan pada kasus OBESITAS.
3. Menerapkan asuhan pada kasus OBESITAS.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan ini penulis membuat rumusan
masalah yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada kasus OBESITAS.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :
Metode pustaka yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan
data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

1
1.5 Manfaat Penulisan
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Bagi Intitusi Pendidikan
Penulisan ini dapat dijadikan masukan kepada pendidik dan mahasiswa, serta
menambah wawasan baru tentang asuhan keperawatan pada kasus OBESITAS.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan mahasiswa
khusunya pada ilmu keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan yang
maksimal.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat dijadikan sumber informasi dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan.
2. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan dan dapat diaplikasikan dalam
praktek keperawatan dan juga sebagai dasar informasi ilmu keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Obesitas
2.1.1 Definisi Obesitas
Obesitas adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi badan,
meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di
seluruh tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu identik
oleh karena obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan gejala
yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada
mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit,
kedua tungkai pada umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak kecil karena terkubur
dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang disebabkan
menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak
mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak tersebut. Namun tidak semua anak yang
gemuk dikategorikan sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki
kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi
pada masa pertunbuhanya. jadi akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu
diketahui obesitas pada anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini
dokter berperan penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas
2.1.2 Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-
obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.
2.1.3 Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak
5% dari antara orang-orang yang gemuk)
2.1.4 Tanda dan Gejala
Tidak ada tanda atau gejala pasti dari obesitas pada anak. Memang, pada dasarnya anak
akan terlihat lebih gemuk dan lebih besar daripada anak lain seusianya. Meski begitu, penyebaran
lemak tubuh bisa berbeda – beda di setiap anak.

3
Cara satu – satunya untuk memastikan apakah anak kegemukan adalah dengan rutin
memeriksakan anak ke dokter atau puskesmas untuk memantau tinggi dan berat badannya sesuai
grafik tumbuh kembangnya di KMS ( Kartu Menuju Sehat ).
2.1.5 Patofisiologi

Keturunan, pola makan, aktivitas, obat-obatan/suplemen

Pola makan yang adekuat

BB Intake dan output tidak seimbang BB


meningkat meningkat

Akumulasi lemak pada abdomen


Ketidakseimbangan
Mudah lelah
nutrisi lebih dari
kebutuhan
Tekanan pada otot diafragma

Aktifitas
terganggu

Mengganggu jalan nafas

Intoleransi
aktifitas Sesak nafas

Polas nafas tidak


efektif

4
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan metabolik atau endorin
Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan
pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam hipotalamus
yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
2. Pemeriksaan antropometrik
Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.
2.1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama.
Terdapat banyak pilihan antara lain:
1. Gaya hidup
Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan
meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina kuno
“makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun”.Pertama
usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat.
Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan
makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlsssah sedang
makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan
energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat
yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori
misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar.
Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
2. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9
kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal
mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development
Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga cara
ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang dapat
disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 21–38%.
3. Obat-obat anti obesitas
Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera
makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini
hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga
menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan
sedikit kalori yang diserap.

5
Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat ambilan kembali monoamine
neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan peningkatan
senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang
menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan
selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk
jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda di Amerika
Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan
orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan banyak calon obat baru.
4. Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung untuk
mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
5. Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini kadang-
kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan
eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan
(dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan ke bagian
sisa dari lambung.
2.1.8 Komplikasi
1. Hipertensi.
Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan
dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan
kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan
darah.
2. Diabetes.
Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin,
dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3. Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar high-
density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko
terbentunya aterosklerosis.
4. Penyakit jantung koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
5. Osteoartritis.
Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.

6
6. Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti
napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
7. Asthma
Anak dengan BBL atau obesitas cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau
pembatasan keaktifan fisik.
8. Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker payudara,
uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
9. Penyakit perlemakan hati
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic
fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang
menjadi sirosis.
10. Penyakit kandung empadu
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung
empedu.
2.1.9 Cara mencegah obesitas pada anak
1. Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang
tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti buah-buahan
dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
2. Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini
makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.
3. Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi contoh
yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
4. Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan pelan
cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan makan
berlebihan.
5. melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
6. Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan jadikan
makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
7. Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan sambil,menonton
tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
8. ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat
membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate kambing.

7
9. berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak untuk
melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
10. Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga
berenang.
11. Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Obesitas


2.2.1 pengkajian
1. Identitas Klien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami
penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah ,
kepercayaan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena
jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan,
sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme,
hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin).

8
5. Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk
beraktifitas.
b. Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan
perasaan tidak senang : frustasi
c. Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d. Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat
badan atau tulang belakang
e. Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f. Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
2.2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan
yang lebih
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen/ gaya hidup monoton
2.2.3 Intervensi Keperawatan
N DIAGNOSA NOC NIC
o
1 Ketidak seimbangan Tujuan : NIC :
nutrisi lebih dari Weight Management
kebutuhan Setelah dilakukan 1. Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan antara
tindakan intake makanan, latihan, peningkatan BB dan penurunan BB
Definisi : keperawatan 2. Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis yang
keadaaan individu yang selama 3 x 24 jam dapat mempengaruhi BB
mengalami asupan Ketidak 3. Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan, gaya hidup
nutrisi melebihi seimbangan dan factor herediter yang dapat mempengaruhi BB
kebutuhan metabolic nutrisi lebih 4. Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang
teratasi berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan BB
batasan karakteristik : 5. Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan
- Pemusatan Intake 6. Perkirakan BB badan ideal pasien
nutrisi harian
- Disfungsi pola
makan (seperti
makan sambil

9
melakukan
aktivitas lain)
- Makan
sebagai respon ter
hadap
pengaruh eksternal
(seperti situasi
sosial)
- Makan
sebagai respon ter
hadap
pengaruh internal
(seperti kecemasa
n)
Faktor yang
berhubungan
Peningkatan intake
yang berhubungan
dengan kebutuhan
metabolisme
2 Ketidakefektifan pola Tujuan : Setelah NIC :
nafas berhubungan dilakukan asuhan bantuan ventilasi
dengan sindrom keperawatan 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas.
hipoventilasi selama 3 x 24jam 2. Posisikan untuk meringankan dipsneu
Definisi : Inspirasi dan diharapkan pola 3. Monitor oksigenasi, BGA, SaO2, O2.
/ ekspirasi yang tidak nafas efektif 4. Monitor ttv
memberi ventilasi 5. Inisiasi upaya resusitasi dengan tepat.
adekuat.
Batas karakteristik :
-bradipneu
-dipsneu
-pola nafas apnormal
Faktor yang
berhubungan :
Sindrom hipoventilasi.
3 Intoleransi Aktivitas Tujuan : setelah NIC :
Definisi : dilakukan asuhan Activity Therapy
Ketidakcukupan energi keperawatan 1. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
psikologis atau selama 3 x 24 jam merencanakan program terapi yang tepat
fisiologis untuk diharapkan 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
melanjutkan aktivitas pasien dilakukan
atau menyelesaikan akt kembali normal 3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
ifitas kehidupan sehari- dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
hari yang harus atau 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
yang ingin dilakukan. yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti
Batasan Karakteristik: kursi roda, krek
- Respon tekanan 6. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
darah abnormal 7. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
terhadap aktivitas 8. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan
- Respon frekwensi dalam beraktivitas
jantung abnormal 9. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
terhadap aktivitas 10. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan

10
- Perubahan EKG penguatan
yang 11. Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
mencerminkan
aritmia
- Perubahan EKG
yang
mencerminkan
iskemia
- Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
- Dipsnea setelah
beraktivitas
- Menyatakan
merasa letih
- Menyatakan
merasa lemah

Faktor Yang
Berhubungan :
- Tirah Baring
atau imobilisasi
- Kelemahan
umum
- Ketidakseimba
ngan antara
suplai dan
kebutuhan
oksigen
- Imobilitas
- Gaya hidup
monoton

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kasus Obesitas


Seorang anak perempuan bernama An.D berusia 6 tahun datang ke IGD bersama ibunya,
dengan keluhan sesak nafas dan sulit bergerak beraktivitas. Ibu pasien juga mengatakan anaknya
merasa ketakutan saat bersosialisasi dengan teman sebayanya. Dari hasil pemeriksaan
antropometri BB: 40 kg, TB: 115 cm. Hasil pemeriksaan TTV suhu 37ºC , Respirasi 30x/menit, nadi
80x/menit dan dari hasil pemeriksaan fisik pada dada adalah tidak ada lesi pada dada, bentuk
dada simetris, dan irama nafas irregular. Anak juga masih mengkonsumsi susu kaleng dan
makanan yang tidak terpantau. Dari diagnosa sementara anak didiagnosis obesitas.
3.2 Pembahasan Kasus Obesitas
3.2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : An.D
b. Alamat : Cirebon
c. Tanggal lahir/ umur : 24 Januari 2013 / 6 Tahun
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. No. register : 114709
g. Tanggal masuk : 5 Maret 2019
h. Diagnose medis : Obesitas
2. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas dan sulit beraktivitas ataupun bergerak, Ibu
pasien juga mengatakan anaknya merasa ketakutan saat bersosialisasi dengan teman
sebayanyakarena selalu diledek badannya besar.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas, sulit beraktivitas dan intoleransi aktivitas
disebabkan oleh kebutuhan nutrisi yang berlebih.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas, kurang aktif
b. Tanda-tanda vital
- Nadi : 80x permenit
- Pernafasan : 30x permenit
- Suhu : 37°C

12
c. Antropometri
- Tinggi badan : 115 cm
- Berat badan : 40 kg
d. Kepala : Wajah simetris, rambut hitam
e. Mata : Simetris antara kanan dan kiri, sclera tidak ikretik
f. Hidung : Terpasang oksigen
g. Mulut : Simetris, berwarna pink pucat.
h. Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada luka
i. Dada : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi pada dada
j. Ekstremitas
- Atas : Lengkap, tidak ada kelainan
- Bawah : Lengkap.
k. Kulit : Warna kulit coklat gelap, tidak ikretik
5. Terapi yang Diberikan
Klien saat ini mendapat terapi O ² dan infuse RL 16 tpm.

3.2.2 Analisa Data


NO Data Etiologi Problem
1. DS : Keturunan, pola makan, Ketidakseimbangan
- ibu klien mengaakan BB naik aktivitas, obat- nutrisi lebih dari
drastis. obatan/suplemen kebutuhan
- ibu klien mengtakan makan
lebih dari 4x/hari. Pola makan yang adekuat
- ibu klien mengatakan sering
makanan-makanan ringan Intake dan output
setiap hari. tidak seimbang
DO :
- Klien tampak gemuk BB meningkat
- BB : 40Kg
Ketidakseimbangan nutrisi
lebih dari kebutuhan
2. DS : Akumulasi lemak pada Polas nafas tidak
- ibu klien mengatakan anaknya abdomen efektif
sesak nafas dan menangis
terus-menerus. Tekanan pada otot
DO : diafragma
- Keadaan umum lemah
- RR: 30x/menit Mengganggu jalan nafas

Sesak nafas

Polas nafas tidak efektif


3. DS : BB meningkat Intoleransi aktifitas
- ibu klien mengatakan anakna
kurang aktif dalam beraktivitas Mudah lelah

13
dan kesulitan mobilisasi.
DO : Aktifitas terganggu
- Tampak lemas
- Tampak tidak bersemangat Intoleransi aktifitas
- Tampak sulit untuk bergerak

3.2.3 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan yang
lebih
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen/ gaya hidup monoton

3.2.4 Intervensi Keperawatan


NO Diagnosa Tujuan Tindakan Rasional
Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Setelah 1. Diskusikan - sebagai acuan
nutrisi lebih dari dilakukan bersama pasien penatalaksanaan
kebutuhan tindakan mengenai tindakan
berhubungan keperawatan hubungan antara - sebagai monitor
dengan intake selama 3 x 24 intake makanan, intake makanan
makanan yang lebih jam Ketidak latihan,
seimbangan peningkatan BB
nutrisi lebih dan penurunan
teratasi. BB
2. Diskusikan
bersama pasien
mengenai
kebiasaan, gaya
hidup dan factor
herediter yang
dapat
mempengaruhi
BB
3. Diskusikan
bersama pasien
mengenai risiko
yang
berhubungan
dengan BB
berlebih dan
penurunan BB
4. Dorong pasien
untuk merubah
kebiasaan makan
5. Perkirakan BB
badan ideal
pasien

14
2. Ketidakefektifan pola Setelah 1. Pertahankan - Sebagai acuan
nafas berhubungan tindakan kepatenan jalan penatalaksanaan
dengan sindrom keperawatan nafas. tindakan
hipoventilasi 2. Posisikan untuk - Mensuplai O2 dalam
selama 3x24
meringankan tubuh
jam jalan nafas dipsneu - Memberikan rasa
adekuat, 3. Monitor nyaman klien
oksigenasi
4. Monitor ttv
3. Intoleransi aktivitas setelah 1. Kolaborasikan - sebagai acuan
berhubungan dilakukan dengan tenaga tindakan yang
dengan ketidak asuhan rehabilitasi diberikan selanjutnya
seimbangan keperawatan medik dalam
imobilisasi. selama 3 x 24 merencanakan
jam diharapkan program terapi
aktivitas pasien yang tepat
kembali normal 2. Bantu klien
untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu
dilakukan
3. Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan
fisik, psikologi
dan social
4. Bantu untuk
mengidentifikasi
dan
mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan

3.2.5 Implementasi Keperawatan


NO TANGGAL/JA TINDAKAN RESPON KLIEN
DX M
1 05 maret 2019 Mendskusikan bersama pasien S: keluarga klien mengatakan
08.00 mengenai hubungan antara intake mampu memahami apa yang
makanan, latihan, peningkatan BB dan dijelaskan oleh perawat.
penurunan BB O: klien tampak merubah pola
makannya
10.00 mendiskusikan bersama pasien S:-
mengenai kebiasaan, gaya hidup dan O: klien dapat memahami apa
factor herediter yang dapat yang dijelaskan oleh perawat.
mempengaruhi BB
10.30 mendiskusikan bersama pasien S:-

15
mengenai risiko yang berhubungan O: klien dapat memahami dan
dengan BB berlebih dan penurunan BB mengerti apa yang dijelaskan
oleh perawat.
11.00 mendorong pasien untuk merubah S:-
kebiasaan makan O: klien bersedia mengikuti
anjuran dari perawat
12.00 memperkirakan BB badan ideal pasien S:-
O: BB: 20kg
2 06 maret 2019 mempertahankan kepatenan jalan S:-
03.00 nafas. O: klien tampak merasa
nyaman.
05.00 memposisikan untuk meringankan S:-
dipsneu O: posisi semifowler

10.00 memonitor oksigenasi S:-


O: terpasang O2
10.15 memonitor ttv S:-
O: RR: 24x/menit.
3 12.00 mengolaborasikan dengan tenaga S:-
rehabilitasi medik dalam O: klien dapat memahami apa
merencanakan program terapi yang yang dijelaskan oleh perawat.
tepat
13.00 memantu klien untuk mengidentifikasi S:-
aktivitas yang mampu dilakukan O: klien dapat memahami dan
mengikuti apa yang dijelaskan
oleh perawat.
17.00 memantu untuk memilih aktivitas S:-
konsisten yang sesuai dengan O: klien dapat memahami apa
kemampuan fisik, psikologi dan social yang dijelaskan oleh perawat.
17.30 membantu untuk mengidentifikasi dan S:-
mendapatkan sumber yang diperlukan O: klien dapat memahami apa
untuk aktivitas yang diinginkan yang dijelaskan oleh perawat.

3.2.6 Evaluasi Keperawatan


NO TANGGAL EVALUASI
DX JAM
1 05/03/2019 S:-
14.00 0: Klien tampak merubah pola makannya
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Memberikan penkes yang berhubungan dengan intake makanan
- Memberikan latihan penurunan BB
- Mendorong pasien untuk merubah pola makan

2 06/03/2019 S:-
14.00 O: klien tampak merasa nyaman
A:Masalah teratasi sebagian
P: Lanjut intervensi
- Berikan terapi O2 2lt/menit
- Jaga kepatenan jalan nafas

16
- Observasi ttv
- Posisikan klien semifowler
3 07/03/2019 S:-
14.00 O: klien dapat memahami apa yang dijelaskan oleh perawat
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan
bertambahnya ukuran tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti sebagian atau
menyeluruh. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan
berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu
terjadi secara sinkron pada setiap individu. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor
dimulai dari faktor internal (genetik), prenatal, sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh
kembang anak yang optimal maka petugas kesehatan maupun orangtua anak diharapkan
mengetahui faktor-faktor tersebut.
Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa, karena
penyebab obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang.
Penurunan berat badan bukanlah tujuan yang utama dalam penanganan obesitas anak.
Perubahan pola makan dan peri laku hidup sehat lebih diutamakan untuk mendapatkan hasil yang
menetap. Penanggulangan obesitas anak sebaiknya dilakukan secara terapadu antara dokter
anak, dietisien, psikolog dan petugas kesehatan lain. Peran serta orang tua memegang peranan
penting dalam penangan anak obesitas.Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum anak menjadi
obesitas karena pencegahan lebih mudah daripada pengobatan.Pencegahan harus dimulai sejak
dini dengan menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga.
Seringkali banyak orangtua menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat, gemuk dan
terlihat lucu.Sekilas anak yang gemuk memang terlihat lucu dan menggemaskan, bahkan ada
ungkapan jikalau anak gemuk berarti sehat.Tak heran jika banyak produk kesehatan ataupun
makanan untuk anak atau balita lebih menekankan pada upaya menambah berat.
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk mempunyai
faktor risiko bagi kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita juga tidak hanya ditentukan
melalui berat badan.Berat badan yang berlebih biasa disebut dengan obesitas, obesitas
dikhawatirkan memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan anak.
4.2 Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda melakukannya,
kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang akan terbawa hingga dewasa.

18
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ? Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada
makanan yang siap olah. Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis
yang kaya lemak. Sebaliknya, berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus, ketimbang
menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil. Jangan gunakan makanan sebagai upah
atau suap. Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat mereka makan berlebihan
setelah itu. Makanlah di meja makan. Makan di depan TV atau layar komputer membuat orang
tidak menyadari seberapa banyak yang dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang. Anjurkan gerak
badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke kebun binatang,
berenang, atau bermain di taman. Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan fisik. Berilah contoh
dalam pola makan yang sehat dan olahraga.

19
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Soetjiningsih,SpAk2015. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC

NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2016

20

Anda mungkin juga menyukai