DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1.
2.
3.
4.
5.
PITRINI
ROIHATUN JANNAH
RANI
RAFIKA
RAVITA SARI
6.
7.
8.
9.
RIZA MELITA
SEPTI KARYANI
SITI MASRIKAH
SUNARTI
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum Wr.Wb
Puji syukur hanya kepada Allah Azzawa jala, terucap dari lubuk hati penulis
yang menghamba. Sungguh, karena Dia-lah karya kecil ini selesai, tumbuh dalam
kesempurnaannya yang tidak sempurna. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada
Nabi Muhammad, SAW. cintanya yang agung kepada Sang Pencipta dan kepada
sesama makhluk adalah inspirasi cinta sejati yang tak ada bandingnya dalam sejarah
umat manusia.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Yuli Bahriah, SKM, SST,
M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Asuhan Pada Pasien Yang Menghadapi Kehilangan dan Kematian.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam pembuatan
makalah ini kami mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun. Wassalam.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
diperlukan
dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
yang
kehidupan mereka dapat berlanjut. Dalam kultur Barat, ketika klien tidak
berupaya melewati duka cita setelah mengalami kehilangan yang sangat besar
artinya, maka akan terjadi masalah emosi, mental dan sosial yang serius.
Kehilangan dan kematian adalah realitas yang sering terjadi dalam
lingkungan asuhan keperawatan. Sebagian besar petugas kesehatan berinteraksi
dengan klien dan keluarga yang mengalami kehilangan dan dukacita. Penting
bagi petugas kesehatan memahami kehilangan dan dukacita. Ketika merawat
klien dan keluarga, petugas kesehatan juga mengalami kehilangan pribadi
ketika hubungan klien-kelurga- petugas kesehatan berakhir karena perpindahan,
pemulangan, penyembuhan atau kematian. Perasaan pribadi, nilai dan
pengalaman pribadi mempengaruhi seberapa jauh perawat dapat mendukung
klien dan keluarganya selama kehilangan dan kematian (Potter & Perry, 2005).
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah
bagaimana asuhan pada klien yang menghadapi kehilangan dan kematian.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
2.1.1
Kehilangan
Definisi Kehilangan
Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan.
Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai
sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin
terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik,
diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa
kembali atau tidak dapat kembali.
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan
sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah
dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu
sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda.
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami
suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau
pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau
seluruhnya.
2.1.2
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak
dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin
mengingkarinya
2. Anger ( Marah )
Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia
akan meninggal
3. Bergaining ( tawar-menawar )
Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar
waktu untuk hidup
4. Depetion ( depresi )
Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan
segera mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama
lagi bersama keluarga dan teman-teman.
5. Acceptance ( penerimaan)
Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan
bahwa ia akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya yang belum terselesaikan.
2.1.3
Tipe Kehilangan
Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:
1. Aktual atau nyata
Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi,
kematian orang yang sangat berarti / di cintai.
2. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya;
seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan
2.1.3
disfungsional
adalah
suatu
status
yang
merupakan
kehilangan
secara
aktual
maupun
potensial,
hubungan,
objek
dan
4. Depresi (Depression)
Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna
kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk
berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.
5. Penerimaan (Acceptance)
Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross
mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi
kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus
asa.
2.2.3
Dampak Kehilangan
1.
Pada masa anak-anak, kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk
berkembang, kadang-kadang akan timbul regresi, serta merasa takut saat
2.
3.
2.2.4
11
b. Tujuan:
1. Memberi kepuasan dan ketenagaan kepada pasien dan keluarganya.
2. Memberi kesan baik pada pasien lain disekitar.
c. Persiapan alat:
1. Tempat/ruang khusus (bila memungkinkan)
2. Alat pemberian O2
3. Alat Resusitasi
4. Tensi meter
12
5. Stetoskop
6. Pinset
7. Kain kasa penekan dan air matang pada tempatnya
8. Kertas tissue
9. Kapas
10. Handuk kecil/washlap untuk menyeka keringat pasien
11. Alat tenun
d. Persiapan Pasien:
1. Disisipkan sesuai agama dan kepercayaan
2. Keluarga pasien diberitahu secara bijaksana
e. Pelaksanaan:
1. Pasien ditempatkan terpisah dari pasien lain.
2. Pasien didampingi oleh keluarga dan petugas
3. Memberi penjelasan kepada keluarga tentang keadaan pasien
4. Usahakan pasien dalam keadaan bersih dan suasana tenang
5. Bila bibir pasien kering, basahi dengan kain kasa basah
6. Berikan bantuan kepada keluarga klien untuk kelancaran pelaksanaan
2.2.6
upacara keagamaan.
Perawatan Pasien Yang Meninggal
a. Pengertian:
Perawatan khusus kepada pasien yang baru saja meninggal.
b. Tujuan:
1. Memberihkan dan merapikan jenazah.
2. Memberi rasa puas kepada keluarga pasien.
c. Persiapan alat:
1. Pakaian khusus (berakshort)
13
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
d. Pelaksanaan:
1. Keluarga pasien diberitahu dengan seksama, bagaimana jenazah akan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
dibersihkan.
Petugas memakai pakaian khusus.
Jenazah dibersihkan dan dirapikan sesuai kebutuhan.
Letak tangan pasien diatur menurut agama.
Kelopak mata dirapatkan dan lubang-lubang pada tubuh ditutup.
Mulut dirapatkan dengan cara mengikat dagu
Kedua kaki dirapatkan, pergelangan kaki dan kedua ibu jari diikat
verban.
8. Jenazah ditutup rapi dengan kain penutup.
9. Surat kematian harus diisi dengan lengkap.
10. Jenazah dibawa ke kamar mayat.
14
BAB III
ASUHAN PADA PASIEN YANG MENGHADAPI KEHILANGAN
DAN KEMATIAN
3.1
Pengkajian
Data yang dapat dikumpulkan adalah:
3.2
3.3
Kehilangan yang nyata atau dirasakan dari beberapa konsep nilai untuk
individu
15
3.4
Mengingkari kehilangan
Kemarahan yang berlebihan, diekspresikan secara tidak tepat
Obsesi-obsesi pengalaman-pengalaman masa lampau
Merenungkan perasaan nersalah secara berlebihan dan dibesarbasarkan tidak sesuai dengan ukuran situasi.
Regresi perkembangan
3.4
Sasaran/Tujuan
1. Sasaran jangka pendek
Pasien akan mengekspresikan kemarahan terhadap konsep
kehilangan dalam 1 minggu.
16
sikap
menerima
dan
membolehkan
pasien
untuk
Rasional
Sikap menerima menunjukkan kepada pasien bahwa anda yakin bahwa ia
merupakan seseorang pribadi yang bermakna. Rasa percaya meningkat.
17
18
3.6
BAB IV
20
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami
suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau
pernah dimiliki. Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau
seluruhnya.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi
dan berduka disfungsional.
Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman
individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan
seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional
sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.
Berduka
disfungsional
adalah
suatu
status
yang
merupakan
secara
aktual
maupun
potensial,
hubungan,
objek
dan
DAFTAR PUSTAKA
22
23