Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

APLIKASI NURSING PROCESS DI HOME CARE

DISUSUN OLEH:

1. DITA ANDRIANI
2. ARISTA LESTARI
3. SILVIA RAMADHANI
4. TIARA INTAN
5. LETTY PANJAITAN
6. DENDI SASENO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

PALEMBANG

2019

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia sejak fertilisasi sampai akhir hayat, yang diberikan
karena adanya ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan.

Asuhan keperawatan adalah faktor kunci dalam kelangsungan hidup


pasien dan dalam aspek pemeliharaan, rehabilitasi, dan pencegahan dari
perawatan kesehatan. Untuk tujuan ini, profesi keperawatan telah
mengidentifikasi proses penyelesaian masalah yang “menggabungkan
elemen seni keperawatan yang paling diinginkan dengan elemen teori
sistem yang paling relevan, menggunakan metode ilmiah.
Proses Keperawatan adalah metode sistematis yang memanfaatkan
penalaran ilmiah, pemecahan masalah, dan berpikir keritis untuk perawat
langsung dalam merawat pasien secara efektif. Proses keperawatan adalah
pendekatan pemecahan masalah yang sistematis yang digunakan untuk
mengidentifikas, mencegah, dan mengobati masalah kesehatan actual atau
potensial dan mempromosikan kesehatan.
Pada tahun 1950-an proses keperawatan sendiri memiliki proses yang
terdiri dari tiga langkah, yaitu: penilaian, perencanaan, dan evaluasi
berdasarkan metode ilmiah: mengamati, mengukur, mengumpulkan data,
dan menganalisis temuan. Tahun studi, penggunaan, dan penyempurnaan
telah mengarahkan perawat ke perluasan proses keperawatan pada lima
langkah konkret, yaitu: pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Lima proses keperawataan ini harus dipelajari

1
oleh perawat dan mahasiswa keperawatan karena, ini merupakan hal yang
esensial atau penting dalam menjalankan asuhan keperawatan nantinya.

Maka dari itu, di pembahasan ini akan kami jelaskan mengenai proses
keperawatan secara umum, tahapan-tahapan proses keperawatan mulai
dari pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Lalu, bagaimana cara penggaplikasian proses keperawatan, dan
pengaruh-pengarauh apa saja dari proses keperawatan terhadap klien,
keluarga, masyarakat atau komunitas yang harus dipelajari oleh perawat
dan mahasiswa keperawatan, supaya mudah dimengerti, dipahami dan
mudah diaplikasikan saat melakukan praktik keperawatan

B. Tujuan

1. Mengetahui proses keperawatan secara umum.


2. Mengetahui tahapan proses keperawatan.
3. Mengetahui aplikasi proses keperawatan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Nursing Process

Proses keperawatan adalah faktor kunci dalam kelangsungan hidup


pasien dan dalam aspek pemeliharaan, rehabilitasi, dan pencegahan dari
perawatan kesehatan. Untuk tujuan ini, profesi keperawatan telah
mengidentifikasi proses penyelesaian masalah yang “menggabungkan
elemen seni keperawatan yang paling diinginkan dengan elemen teori
sistem yang paling relevan, menggunakan metode ilmiah.

Ketika pasien memasuki sistem perawatan kesehatan, perawat


menggunakan langkah-langkah proses keperawatan: mengumpulkan data,
mengidentifikasi masalah atau kebutuhan (diagnosis keperawatan),
menetapkan tujuan, mengidentifikasi hasil, dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan hasil ini. Setelah intervensi dilakukan,
perawat mengevaluasi efektivitas rencana perawatan dalam mencapai hasil
dan tujuan yang diinginkan dengan menentukan apakah masalah telah
diselesaikan atau tidak. Jika beberapa masalah yang diidentifikasi tetap
tidak terselesaikan pada saat dipulangkan, rencana harus dibuat untuk
penilaian lebih lanjut, identifikasi masalah tambahan, perubahan hasil dan
tujuan, dan / atau perubahan intervensi dalam pengaturan perawatan di
rumah.

Elemen penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang


terencana dan efektif adalah relevansinya seperti yang diidentifikasi dalam
asesmen pasien. Menurut American Nurses Association Standards of
Clinical Nursing, penilaian pasien diperlukan dalam bidang berikut: fisik,
psikologis, sosial budaya, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional,
pengembangan, ekonomi, dan gaya hidup. penilaian ini, dikombinasikan
dengan hasil, dari temuan medis dan studi diagnostik, didokumentasikan

3
dalam basis data pasien dan membentuk dasar yang kuat untuk
mengembangkan rencana perawatan pasien.

Dalam asuhan keperawatan terbagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap


pengkajian, diagnosis, interpretasi, implementasi, dan evaluasi.

Proses keperawatan bertujuan untuk:

- Menggunakan metode pemecahan masalah


- Menggunakan standar untuk praktek keperawatan
- Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional (logis) dan
sistematis (urut, rapi).
- Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.
- Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.

B. Tahap Pengkajian

Pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap


masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. Misalnya, dapatkah klien melakukan aktivitas
sehari-hari. Sehingga fokus pengkajian klien adalah respon klien yang
nyata maupun potensial terhadap masalah-masalah aktifitas harian.
Pengkajian fokus adalah suatu pemilihan data spesifik yang ditentukan
oleh perawat, klien, dan keluarga berdasarkan keadaan klien. Dapat
dilakukan selama tahap wawancara jika ada data yang perlu divalidasi.
Pada pengkajian fokus perawat perlu menambahkan pertanyaan atau
pemeriksaan fisik lebih lanjut untuk memastikan data-data yang
mendukung terhadap diagnosa keperawatan yang diduga timbul.

Pengumpulan data adalah dasar dari proses keperawatan. Penilaian


yang akurat mengarah pada identifikasi status kesehatan dan masalah klien
atau diagnosa keperawatan. Ini memberikan arahan untuk implementasi
keperawatan dan pengurangan masalah klien. Tujuan pengumpulan data
adalah untuk mengidentifikasi dan memperoleh data terkait tentang klien.

4
Dalam proses pengumpulan data, perawat harus dapat
mengklasifikasikan data. Halini bertujuan untuk mengetahui data yang
lebih akurat agar tahap asuhan keperawatan yang selanjutnya tidak terjadi
kesalahan. Berikut adalah dua tipe data dalam proses pengkajian.

1. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen
tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data subjektif
didapatkan dari riwayat keperawatan termasuk persepsi klien,
perasaan, dan ide tentang status kesehatannya.
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur.
Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui “senses”: 2S
(sight,smell) dan HT (Hearing and Touch or Taste) selama
pemeriksaan fisik. Contoh data objektif adalah frekuensi
pernapasan, tekanan darah, edema, dan berat badan.

Tahap pengkajian adalah tahap awal seluruh proses keperawatan. Hal


ini membuat perawat dituntut untuk bisa melakukan tahap ini dengan
cermat dan teliti agar proses keperawatan selanjutnya dapat berjalan sesuai
harapan.

Data pengkajian dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

1. Klien
2. Orang Terdekat Klien
3. Catatan Klien
4. Riwayat Penyakit
5. Konsultasi
6. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
7. Catatan Medis dari Anggota Tim Kesehatan Medis Lainnya
8. Perawat Lain
9. Kepustakaan

Metode pengumpulan data dalam tahap pengkajian adalah sebagai


berikut.

5
1. Komunikasi atau Interaksi
Interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.
Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik dimana usaha
mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan
atau dapat diartikan sebagai komunikasi yang dapat
menyembuhkan.
2. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan
klien. Observasi memerlukan suatu keterampilan disiplin dan
praktik klinik sebagai bagian dari tugas perawat.
3. Pemeriksaan Fisik atau Pengukuran

Pemeriksaan atau pengkajian fisik dalam keperawatn


dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari riwayat
keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilaksanakan
bersamaan dengan wawancara.

C. Tahap Diagnosis

Definisi diagnosis keperawatan muncul dari definisi tentang


keperawatan. Menurut American Nurse Association, keperawatan adalah
diagnosis dan terapi respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan
yang sifatnya aktual atau potensial (ANA, 1980, hlm.9).

Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana


menurut NANDA diartikan sebagai “definisi karakteristik”. Definisi
karakteristik tersebut dinamakan “tanda dan gejala”. Tanda adalah sesuatu
yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh
klien.

Setiap tindakan yang dilakukan dalam proses keperawatan tentunya


memiliki tujuan. Berikut ini adalah tujuan dari diagnosa keperawatan.

1. Mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap


status kesehatan atau penyakit.

6
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan
suatu masalah (etiologis).
3. Mengidentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau
menyelesaikan masalah.

Penentuan diagnosa akan mempengaruhi tindakan yang akan diberikan


kepada pasien. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, maka ada
beberapa tahap yang harus dikuasai perawat dalam merumuskan diagnosa.
Berikut adalah tahapan diagnosa keperawatan.

1. Klasifikasi dan Analisis Data


Klasifikasi data adalah proses mengelompokkan data-data klien
atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya.
2. Interpretasi
Dalam mengidentifikasi kelebihan dan masalah klien, ada beberapa
tahap. Pertama, menentukan kelebihan klien, menentukan masalah
klien, masalah klien yang pernah dialami guna menentukan
masalah potensial klien, dan yang terakhir adalah penentuan
keputusan.
3. Validasi
Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara
akurat yang dilakukan bersama klien atau keluarga atau
masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
yang refleksi kepada klien tentang kejelasan interpretasi data.
Begitu diagnosa keperawatan disusun, maka harus dilakukan
validasi.

4. Perumusan Diagnosa
Rumus-rumus diagnosa keperawatan dapat berbentuk diagnosis
aktual, risiko, sindrom, potensial, dan kemungkinan.

D. Tahap Perencanaan atau Intervensi

Perencanaan meliputi pengembangan strategi untuk mencegah,


mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi oleh

7
diagnosa keperawatan (lyer, Taptic & Bernocchi-Losey 996). Rencana
keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang
asuhan keperawatan kepada klien.

Adapun tujuan perencanaan dalam asuhan keperawatan adalah sebagai


berikut.

1. Tujuan Administrasi
 Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau
kelompok.
 Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan model
profesi kesehatan lainnya.
 Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan
evaluasi keperawatan.
 Untuk menyediakan kriteria klasifikasi klien.
2. Tujuan Klinik

Adapun langkah-langkah yang dilakukan selama tahap perencanaan


adalah sebagai berikut.

1. Menentukan prioritas masalah


Melalui pengkajian perawat akan mampu mengidentifikasi
respon klien yang aktual atau potensial. Dalam menentukan
perencanaan perlu menyusun suatu “sistem” untuk menentukan
diagnosa yang akan diambil tindakan pertama kali
2. Menentuka kriteria hasil (outcome)

Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau


ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau
keterampilan perawat.

3. Perencanaan tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk
membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan
dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab, rencana

8
mengidentifikasikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk
membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan.

E. Tahap Implementasi

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai


tujuan yang spesifik. Oleh karena itu, rencana tindakan yang spesifik
dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien.

Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai


tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik,
jika klien berkeinginan untuk berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan.

Ada tahap dalam melakukan implementasi

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Dokumentasi

F. Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses


keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui
evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor ”kealpaan” yang terjadi
selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.

Menurut Griffith & Christensen (1986) Evaluasi sebagai sesuatu yang


direncanakan, dan perbandingan yang sistimatik pada status kesehatan
klien. Evaluasi merupakan bagian intergral pada setiap tahap proses
keperawatan.

9
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
sehingga perawat dapat mengambil keputusan:

Tahap-tahap dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut.

1. Mengukur Pencapaian Tujuan


Perawat menggunakan keterampilan pengkajian untuk
mendaoatkan data yang akan digunakan dalam evaluasi. Faktor
yang dievaluasi mengenai status kesehatan klien, yang terdiri dari
beberapa komponen meliputi: KAAP (Kognitif, Affektif,
Psikomotor, Perubahan fungsi dan tanda dan gejala yang spesifik).
2. Pencatatan Keputusan
Keputusan dapat berupa:
- Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah
mencapai tujuan yang ditetepkan).
- Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami
kesulitan untuk mencapai tujuan).
- Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan
waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan) (lyer et al.,
1996).

Komponen evaluasi menurut Pinnell & Meneses,1986 terbagi menjadi


lima, yaitu:

1. Menentukan kriteria, standar, dan pertanyaan evaluasi.


2. Mengumpulkan data mengenai klien
3. Menganalisa dan membandingkan data
4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
5. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

G. Aplikasi Nursing Proses di Home Care

1. Definisi
Menurut Departement of Health and Human Service
intedepartemental work group (Warhola,1980) perawatankesehatan
rumah adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang

10
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan pada individu
dan keluarga di tempat tinggal untuk keperluan promosi,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian disamping meminimalkan efek dari
ketidakmampuan akibat sakit yang dideritanya.

2. Tujuan Home Health Care


a. Meningkatkan port system yang adekuat dan efektif sehingga dapat
mendorang penggunaan sumber-sumber yang berhubungan dengan
kesehatan keluarga
b. Meningkatkan perawatan yang efektif dan adekuat khususnya
untuk anggota keluarga dengan ketidakmampuan (cacat) atau
dengan masalah-masalah khusus (mis: penyakit kronis)
c. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan normal keluarga dan
anggota-anggotanya serta melakukan promosi dan prevensi
kesehatan.
d. Memperkuat fungsi-fungsi keluarga dan hubungannya satu sama
lainnya.
e. Meningkatkan kesehatan keluarga.

3. Masalah / problem yang muncul pada Home Health Care


a. Gaya hidup dan sumber-sumber kehidupan
b. Status kesehatan saat ini dan penyimpangannya
c. Pola dan pengetahuan keluarga dalam mempertahankan
kesehatannya.
d. Struktur keluarga dan dinamisasinya

4. Keuntungan dan Kerugian Home Health Care

Keuntungan Kerugian
a. Setting rumah dapat lebih a. Biaya perjalanan perawat atau
memberikan kenyamanan klien pemberi pelayanan kesehatan di
dalam menjalani perawatan rumah mahal.

11
secara individul. b. Kurang efisien dari praktek
keperawa-tan bersama atau
b. Banyak klien yang lebih suka
kunjungan klien ke ruang rawat.
dirawat di rumah.

c. Pengkajian mengenai faktor- c. Distraksi misalnya : anak-nak dan


suara TV sulit untuk dihindari.
faktor lingkungan yang
menunjang kese-hatan dapat d. Keamanan perawat dalam
lebih lengkap karena dapat melakukan asuhan keperawatan
diobservasi secara langsung tidak begitu terjaga.
sehingga dapat langsung
dipertim-bangkan mengenai
pelayanan apa yang cocok
untuk klien secara financial, dll.

d. Pengkajian mengenai pola


hidup dan norma-norma
keluarga lebih mudah
dilakukan.

e. Partisipasi anggota keluarga


dapat terfasilitasi dengan baik.

f. Anggota keluarga mungkin


akan lebih bersemangat untuk
menerima dan mempelajari hal-
hal yang dapat meningkatkan
atau menunjang kesehatannya
karena aplikatif dan sesuai
dengan kondisi di rumah.

g. Dapat memperpendek masa


rawat di rumah sakit sehingga
biaya perawatan dapat menurun

12
h. Menurunkan nosocomial
infection.

H. Aplikasi Teori pada Praktek Keperawata di Rumah

1. Tipe Pelayanan Kesehatan di Rumah


a. Profesional
Praktek keperawatan profesional berdasarkan standar profesi dan
ketentuan hukum/regulasi, landasan teori ilmiah yang dikembangkan
melalui penelitian/fakta (evidence based) diberikan oleh perawat
profesional yang memiliki izin praktek (lisensi) dan sertifikat, dikenal
dngan “Hom Health Nursing”.
b. Tehnikal

Pelayanan kesehatan di rumah diberikan sesuai produk (hasil yang


ditawarkan kepada klien masyarakat, berupa peralatan atau non
keperawatan). (Humprey, 1988 dikutip dari Smith dan Maurer, 1995,
hal 778)

Tipe-tipe Agensi

a. Official agencies : dikelola oleh pemerintah

b. Voluntary agencies : diklola oleh LSM, sumber-sumber dana berasal


dari donatur, sumbangan, kontribusi dari United Ways, pembayaran
daro pertisipant (contoh : medicare, medicaid, dan asuransi swasta)

c. Private agenies : dikelola oleh swasta.

d. Hospital based agencies : dikelola oleh RS sebagai lanjutan dari


keperawatan rumah sakit

e. Home Care Aide Agencies

f. Certified Hospice Agencies.

Tipe-tipe Pelayanan

13
a. Perawatn orang sakit

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

c. Pelayanan spesialisasi perawatan di rumah.

Tipe-tipe Pemberi Perawatan di Rumah

a. Home Health Care

b. Terapis wicara

c. Dojter

d. Pekerja kesehatan sosial

e. Terapis fisik

f. Home Care Aide

g. Terapis okupasi

h. Karyawan kantor

2. Persyaratan Klien Untuk Menerima Pelayanan Keperawatan di


Rumah
a. Mempunyai keluarga / pihak lain yang akan bertanggung jawab atau
menjadi wali dari pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan
pengelola maupun klien.
b. Bersedia menandatangani persetujuan (inform consent) setelah syarat-
syaratnya disepakati bersama.
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan
kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan
haknya dalam menerima pelayanan.

3. Mekanisme Keperawatan Kesehatan di Rumah


a. Klien pasca rawat inap atau rawat jalan diperiksa terlebih dahulu oleh
dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di
tempat tinggal mereka atau tidak.

14
b. Pengkajian dilakukan oleh koordinator harus bersama-sama klien dan
keluarga. Lalu akan dilakukan perencanaan dan kesepakatan bersama
pelayanan apa saja yang akan diterima oleh klien.
c. Selanjutnya klien akan menrima pelayanan dari pelaksana pelayanan.
Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus.
d. Secara periodik koordinator kasua akan melakukan monitoring dan
evaluasi tentang pelayanan yang diberikan dan dilaksanakan apakah
sesuai dengan kesepakatan atau belum.

4. Pengawasan Infeksi di Rumah


a. Tujuan untuk keselamatan klien dan perawat
b. Universal precaution
c. Infection control depent on patient disease
d. Diskusi pencegahan infeksi yang dapat dilakukan di rumah (Just take
a look at Smith & Maurer, 1995)

5. Pendidikan Kesehatan Pada Klien di Rumah


a. Prinsip pendkes disesuaikan dengan materi pendidikan kesehatan yang
telah dipelajari.
b. Fokus pada 5 tugas kesehatan keluarga
c. Role play cara pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga.

6. Pemberian Pelayanan Keperawatan di Rumah

Tanggung Jawab Home Care Nurse


a. Direct care
b. Documentation
c. Koordinator dan manajer kasus
d. Penentu dari kemampuan finansial klien.
e. Penentu frekuensi dan durasi perawatan
f. Klien advocacy

Prinsip-prinsip Home Health Nursing

15
a. Memberikan asuhan keperawatan berkualitas pada klien di lingkungan
rumahnya dengan waktu intermitten atau parttime.

b. Keluarga/care giver, lingkungan rumah. Komunitas → elemen kritikal


keberhasilan rencana asuhan keperawatan.

c. Prinsip praktek : cost efektif dan kualitas pelayanan, tatanan lebih


kondusif mencapai kepuasan klien.

d. Keberhasilan manajemen self care di rumah sangat ditentukan oleh


kooperatif dan kebulatan tekad klien dan care giver untuk hidup sehat.

e. Kualitas asuhan klien → pendidikan multi displin → case manajer

f. Menyediakan restorasi, rehabilitasi, dan paliatif → self care


manajemen

g. Mengembangkan kompetensi klien / care giver : pengambilan


keputusan dan penilaian dalam manajemen self care di rumah

h. Membantu penyesuaian, mekanisme koping terhadap perubahan gaya


hidup, peran dan konsep diri sebagai hasil dari sakit dan
ketidakmampuan.

i. Mengintegrasikan kembali klien / care giver dalam sistem pendukung


keluarga, masyarakat, sosial.

Lingkup Praktek Keperawatan di Rumah

a. Melakukan keperawtan langsung, profesional dan komprehensif

b. Melakukan dokumentasi pelayanan yang telah diberikan

c. Pengelolaan oleh manajer kasus dan koordinator pelayanan

d. Pelayanan diberikan di rumah, waktu frekuensi dan lama disepakati


bersama, diperoleh melalui rujukan atau permintaan langsung.

e. Menentukan biaya pelayanan / asuhan dan siapa yang bertanggung


jawab terhadap pembiayanan.

16
17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses Keperawatan adalah metode sistematis yang memanfaatkan


penalaran ilmiah, pemecahan masalah, dan berpikir keritis untuk perawat
langsung dalam merawat pasien secara efektif. Proses keperawatan adalah
pendekatan pemecahan masalah yang sistematis yang digunakan untuk
mengidentifikas, mencegah, dan mengobati masalah kesehatan actual atau
potensial dan mempromosikan kesehatan.

Proses keperawatan dalam praktiknya dilalui oleh lima tahap, yaitu


tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Proses keperawatan juga memiliki hal penting lainnya yaitu dokumentasi.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Keperawatan


Selain mengandalkan materi dari pengajar, mahasiswa keperawatan
diharapkan dapat mengembangkan pengetahuannya melalui informasi
dari buku, jurnal keperawatan, dan artikel keperawatan, serta media
lainnya. Mahasiswa keperawatan harus bisa aktif dalam kegiatan
pembelajaran agar dapat bertukar pikiran dengan sesama mahasiswa.
2. Bagi Perawat
Perawat diharapkan dapat melakukan proses keperawatan sesuai
dengan metode keperawatan yang sudah ditentukan.
3. Bagi Institusi
Penulis berharap makalah “Nursing Process” dapat menjadi referensi
tambahan untuk institusi pendidikan dan pembaca pada umumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Diagnosa Keperawatan Aplikasi Nanda dan Nic Noc.2011.Yogyakarta;Modya


Karya

GelssterNursing Care Plan - ed 3

Konsep Dasar Keperawatan.2017.Yogyakarta;PT. Anak Hebat Indonesia

Nursalam.2001.Proses dan Dokumentasi Keperawatan - Konsep dan


Praktik.Jakarta;Salemba Medika

RochimahSuliswati.2011.Dokumentasi Keperawatan dengan Kurikulum Berbasis


Kompetensi.Jakarta;Trans Info Media

19

Anda mungkin juga menyukai