DISUSUN OLEH:
1. DITA ANDRIANI
2. ARISTA LESTARI
3. SILVIA RAMADHANI
4. TIARA INTAN
5. LETTY PANJAITAN
6. DENDI SASENO
PALEMBANG
2019
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
oleh perawat dan mahasiswa keperawatan karena, ini merupakan hal yang
esensial atau penting dalam menjalankan asuhan keperawatan nantinya.
Maka dari itu, di pembahasan ini akan kami jelaskan mengenai proses
keperawatan secara umum, tahapan-tahapan proses keperawatan mulai
dari pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Lalu, bagaimana cara penggaplikasian proses keperawatan, dan
pengaruh-pengarauh apa saja dari proses keperawatan terhadap klien,
keluarga, masyarakat atau komunitas yang harus dipelajari oleh perawat
dan mahasiswa keperawatan, supaya mudah dimengerti, dipahami dan
mudah diaplikasikan saat melakukan praktik keperawatan
B. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dalam basis data pasien dan membentuk dasar yang kuat untuk
mengembangkan rencana perawatan pasien.
B. Tahap Pengkajian
4
Dalam proses pengumpulan data, perawat harus dapat
mengklasifikasikan data. Halini bertujuan untuk mengetahui data yang
lebih akurat agar tahap asuhan keperawatan yang selanjutnya tidak terjadi
kesalahan. Berikut adalah dua tipe data dalam proses pengkajian.
1. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat secara independen
tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data subjektif
didapatkan dari riwayat keperawatan termasuk persepsi klien,
perasaan, dan ide tentang status kesehatannya.
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur.
Informasi tersebut biasanya diperoleh melalui “senses”: 2S
(sight,smell) dan HT (Hearing and Touch or Taste) selama
pemeriksaan fisik. Contoh data objektif adalah frekuensi
pernapasan, tekanan darah, edema, dan berat badan.
1. Klien
2. Orang Terdekat Klien
3. Catatan Klien
4. Riwayat Penyakit
5. Konsultasi
6. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
7. Catatan Medis dari Anggota Tim Kesehatan Medis Lainnya
8. Perawat Lain
9. Kepustakaan
5
1. Komunikasi atau Interaksi
Interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.
Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik dimana usaha
mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan
atau dapat diartikan sebagai komunikasi yang dapat
menyembuhkan.
2. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan
klien. Observasi memerlukan suatu keterampilan disiplin dan
praktik klinik sebagai bagian dari tugas perawat.
3. Pemeriksaan Fisik atau Pengukuran
C. Tahap Diagnosis
6
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan
suatu masalah (etiologis).
3. Mengidentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau
menyelesaikan masalah.
4. Perumusan Diagnosa
Rumus-rumus diagnosa keperawatan dapat berbentuk diagnosis
aktual, risiko, sindrom, potensial, dan kemungkinan.
7
diagnosa keperawatan (lyer, Taptic & Bernocchi-Losey 996). Rencana
keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang
asuhan keperawatan kepada klien.
1. Tujuan Administrasi
Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau
kelompok.
Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan model
profesi kesehatan lainnya.
Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan
evaluasi keperawatan.
Untuk menyediakan kriteria klasifikasi klien.
2. Tujuan Klinik
3. Perencanaan tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk
membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan
dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab, rencana
8
mengidentifikasikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk
membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan.
E. Tahap Implementasi
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Dokumentasi
F. Tahap Evaluasi
9
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan
sehingga perawat dapat mengambil keputusan:
1. Definisi
Menurut Departement of Health and Human Service
intedepartemental work group (Warhola,1980) perawatankesehatan
rumah adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang
10
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan pada individu
dan keluarga di tempat tinggal untuk keperluan promosi,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian disamping meminimalkan efek dari
ketidakmampuan akibat sakit yang dideritanya.
Keuntungan Kerugian
a. Setting rumah dapat lebih a. Biaya perjalanan perawat atau
memberikan kenyamanan klien pemberi pelayanan kesehatan di
dalam menjalani perawatan rumah mahal.
11
secara individul. b. Kurang efisien dari praktek
keperawa-tan bersama atau
b. Banyak klien yang lebih suka
kunjungan klien ke ruang rawat.
dirawat di rumah.
12
h. Menurunkan nosocomial
infection.
Tipe-tipe Agensi
Tipe-tipe Pelayanan
13
a. Perawatn orang sakit
b. Terapis wicara
c. Dojter
e. Terapis fisik
g. Terapis okupasi
h. Karyawan kantor
14
b. Pengkajian dilakukan oleh koordinator harus bersama-sama klien dan
keluarga. Lalu akan dilakukan perencanaan dan kesepakatan bersama
pelayanan apa saja yang akan diterima oleh klien.
c. Selanjutnya klien akan menrima pelayanan dari pelaksana pelayanan.
Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus.
d. Secara periodik koordinator kasua akan melakukan monitoring dan
evaluasi tentang pelayanan yang diberikan dan dilaksanakan apakah
sesuai dengan kesepakatan atau belum.
15
a. Memberikan asuhan keperawatan berkualitas pada klien di lingkungan
rumahnya dengan waktu intermitten atau parttime.
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19