Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU DENGAN GANGGUAN KEHAMILAN HYPEREMESIS


GRAVIDARIUM”

DOSEN M.K :
MATA KULIAH : Gizi dan diet

Di susun oleh :
Kelompok 3
Tingkat 1B

1. Amir hidayat manaban


2. Diansel fritty elly
3. Juli rahmawati
4. Mawada patty iha
5. Wa ode arni kaimuddin

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari ibu demi kesempurnaan
makalah ini.

Masohi, 03 maret 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
I. Latar belakang.................................................................................................................................4

II. Rumusan masalah............................................................................................................................4

III. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
I. Pengertian Hiperemesis...................................................................................................................5

II. Penyebab Terjadinya hyperemesis gravidariuma............................................................................5

III. Diagnosa..........................................................................................................................................6

IV. Komplikasi.......................................................................................................................................6

V. Faktor Risiko....................................................................................................................................7

VI. Pencegahan.....................................................................................................................................7

VII. Asupan Nutrisi Untuk Ibu Hamil Penderita Hyperemesis Gravidarium............................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................10


I. Kesimpulan....................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah yang
berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga membahayakan
kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, mual
muntah juga berdampak negative bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi
terganggu. Biasanya mual muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul
kapan saja maupun terjadi kadang di malam hari. Gejala tersebut 40-60% bisa terjadi
pada multigravida (Rocmawati, 2011).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah sesuatu yang wajar pada
ibu hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi >10 kali dalam
sehari, sehingga dapat menggangu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat
mempengaruhi keadaan umum serta mengganggu kehidupan sehari-hari (Morgan,
2009).
Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa perempuan
meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang. Sedangkan
kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara
berkembang sebanyak 99%. Rasio kematian kematian ibu dinegara-negara berkembang
merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi yang hidup
jika dibandingkan dengan dengan rasio kematian ibu di 9 negara dan 51 negara
persemakmuran (Depkes, 2014).

II. Rumusan masalah


1. Apa itu hyperemesis?
2. Bagaimana penyebab terjadinya hyperemesis gravidarium pada ibu hamil?
3. Bagaimana pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya
hyperemesis gavidarium pada ibu hamil?

III. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari hyperemesis gravidarium
2. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya hyperemesis gravidarium pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui upaya apa saja uang dilakukan untuk mengurangi resiko
terjadinya hyperemesis gravidarium pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Hiperemesis
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk
karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

II. Penyebab Terjadinya hyperemesis gravidariuma


1) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa
dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan.
2) Masuknya vili koriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resitensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
3) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
4) Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga
yang retak kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Soejoenoes,
2005).
Gejala Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas,
tetapi muntah yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi
memberikan petunjuk bahwa wanita hamil telah memerlukan perawatan yang intensif.
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkatan,
yaitu:
a) Tingkat I Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum,
menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tak ada, berat badan turun dan nyeri
epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100 kali permenit, tekanan darah
sistolik turun, turgor kulit berkurang lidah kering, dan mata cekung.
b) Tingkat II Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor nadi kecil dan cepat,
suhu kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul
hipotensi, hemokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan nafas berbau aseton.
c) Tingkat III Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah
berhenti nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah makin turun
(Mansjoer, 2001).
III. Diagnosa
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan
adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi
keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit
pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli, dan tumor cerebri yang dapat memberikan
gejala muntah. Hiperemesis yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan
makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan
harus segera diberikan (Soejoenoes, 2005).

IV. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada hiperemesis gravidarum antara lain: a
1) Depresi, hampir umum.
2) Dehidrasi meningkatkan risiko ketoasidosis diabetikum pada penderita
dengan diabetes tipe 1.
3) Gangguan elektrolit seperti yang terlihat pada setiap pasien dengan muntah
terus-menerus, alkalosis, hipokalemia dan hiponatremia.
4) gizi buruk dan disertai ketosis, anemia, hypoalbuminemia (Edward, 2010).
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan
gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga, menarik diri dan depresi
V. Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya hiperemesis gravidarum diantaranya adalah:
a) Level hormon ß-hCG yang tinggi. Hormon ini meningkat cepat pada triwulan
pertama kehamilan dan dapat memicu bagian dari otak yang mengontrol
mual dan muntah.
b) Peningkatan level estrogen. Mempengaruhi bagian otak yang mengontrol
mual dan muntah.
c) Perubahan saluran cerna. Selama kehamilan, saluran cerna terdesak karena
memberikan ruang untuk perkembangan janin. Hal ini dapat berakibat refluks
asam (keluarnya asam dari lambung ke tenggorokan) dan lambung bekerja
lebih lambat menyerap makanan sehingga menyebabkan mual dan muntah.
d) Faktor psikologis. Stress dan kecemasan dapat memicu terjadinya morning
sickness.
e) Diet tinggi lemak. Risiko hiperemesis gravidarum meningkat sebanyak 5 kali
untuk setiap penambahan 15 g lemak jenuh setiap harinya.
f) Helicobacter pylori. Penelitian melaporkan bahwa 90% kasus kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum juga terinfeksi dengan bakteri ini, yang
dapat menyebabkan luka pada lambung.

VI. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman disajikan
dalam keadaan panas atau hangat . Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin,
menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karena
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula (Soejoenoes, 2005).
VII. Asupan Nutrisi Untuk Ibu Hamil Penderita Hyperemesis Gravidarium
Ibu Hamil Penderita Hiperemesis Gravidarum Wajib Konsumsi 5 Nutrisi Tambahan Ini

1. Tingkatkan asupan vitamin B6


Menurut American Family Physician, hyperemesis gravidarum, terjadi
pada 200 kehamilan. Hal pertama yang harus kamu lakukan ketika mengalami
hyperemesis gravidarium adalah mengendalikan rasa mual dan muntah agar
tidak semakin parah, dehidrasi atau kekurangan nutrisi.
Mengatasi hal ini sebenarnya cukup mudah, menurut Australian Family
Physician, kamu hanya perlu memenuhi kebutuhan vitamin B6. Konsumsi
sebanyak 25 miligram vitamin B6 setiap tiga kali sehari. Vitamin B6 memiliki
peran penting dalam tubuh, vitamin ini dapat menjadi pengganti energi,
membawa oksigen ke seluruh tubuh dan membentuk hemoglobin.
2. Konsumsi makanan dengan karbohidrat tinggi
Menurut Journal Obstetric & Gynecology, ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarium harus mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat
dan kaya protein dibandingkan dengan lemak atau asam lemak. Makanan tinggi
karbohidrat ini bisa kamu temui pada asupan seperti pasta, roti, beras, biskuit
dan sereal.
Makanlah secara perlahan atau buat dalam porsi yang kecil tapi sering
seperti satu atau dua jam sekali. Jangan lupa untuk banyak minum supaya
cairan tubuh tetap seimbang. Kurangi asupan gula tambahan untuk mencegah
terjadinya diabetes.
3. Pilih makanan yang menambah energy
Hiperemesis gravidarium mungkin membuat kamu menjadi sulit makan.
Namun di satu sisi, kamu harus tetap memenuhi kebutuhan nutrisi harianmu dan
janin. Hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah tetap mengonsumsi makanan
yang paling mudah dimakan dan tidak menimbulkan rasa mual.
Pilihlah asupan yang tinggi energi dan protein. Produk susu sangat disarankan
untuk ibu hamil yang mengalami kondisi ini. Kamu bisa memilih yoghurt
yang dicampurkan ke buah, melelehkan mentega di atas sayuran, selai untuk roti
bakar atau minum susu demi memenuhi kebutuhan nutrisi di saat kamu
mengonsumsi sedikit makanan.
4. Makan dengan porsi kecil, namun sering

Ternyata, kebiasaan makan dalam porsi besar justru akan membuat ibu
hamil mudah mual dan muntah. Solusinya, makanlah dalam porsi yang lebih
kecil, namun sering. Cara ini dapat membuat kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil
serta janin tetap terpenuhi. Setelah kondisimu sudah membaik (frekuensi mual
dan muntah sudah berkurang), sebaiknya tingkatkan konsumsi makan dan waktu
yang lebih sering dari biasanya.

Bila kamu merasa butuh 5-6 kali makan per hari, sebaiknya dibagi menjadi
beberapa bagian secara berkala. Jangan langsung mengonsumsinya dalam
jumlah besar karena akan membuat kamu kembali mengalami mual dan muntah.
Perbanyak buah dan sayur untuk menetralkan rasa mual.

5. perbanyak minum air putih dan rutin minum susu ibu hamil

Mual dapat dipicu oleh rasa haus dan lapar, sehingga penting bagi ibu
hamil untuk tetap terhidrasi. Jika kamu khawatir akan mual, kamu dapat
minuman dalam tegukan kecil, karena menenggak banyak air juga dapat
memicu rasa mual. Kamu juga boleh mengonsumsi jus buah untuk
menyeimbangkan gula darah di dalam tubuh.

Kamu boleh mengonsumsi susu ibu hamil. Selain untuk menjaga asupan
kalisum dan protein bagi ibu dan janin, susu ibu hamil juga berkhasiat untuk
mengurangi rasa mual dan muntah. Pilihlah susu ibu hamil dengan rasa
kesukaanmu. Dengan cara begitu, kamu akan lebih semangat meminumnya
setiap hari.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah
yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga
membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dan makanan dalam jumlah kecil, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman disajikan
dalam keadaan panas atau hangat . Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin,
menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting, oleh karena
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula
DAFTAR PUSTAKA

Arisman.2008. Gizi dalam Daur Kehidupan . Jakarta: EGC

Wibowo, D.A. 2013. Gambaran Pengetahuan Cara Mengatasi Mual Muntah Pada


Ibu Hamil Trimester I Primigravida Di Rumah Bersalin Mutiara Bunda Kawalu Kota
Tasikmalaya. Jurnal Cakrawala Galuh Vol.2: 38.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Selemba Medika.


Doenges, M. E. (2011). Manual Diagnosis Keperawatan. Jakarta: Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai