Anda di halaman 1dari 4

Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam

Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan etika


keperawatan dan menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela
diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusankeputusan perawat.
Ayat-ayat tersebut diantaranya :

Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia
dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji,
maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu
kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya"

(QS 5:2)
Dengan demikian mengobati serta merawat orang sakit adalah termasuk tugas
mulia dari sekian banyak tugas-tugas atau pekerjaan mulia lainnya. Bahkan jika
menurut QS Al-Maidah di atas maka mengobati dan merawat termasuk perbuatan
ibadah berupa tolong menolong terhadap sesama.
Sebagai perbuatan ibadah maka tugas mulia ini sedemikian rupa harus
memenuhi syarat-syarat terkabulnya ibadah yaitu IKHLAS dan SESUAI dengan
TUNTUNAN RASULULLAH SAW. Kalau tidak maka sia-sialah pekerjaan tersebut,
kelak di akhirat tidak akan mendapat buahnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

Artinya :
"Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun
wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya walau sedikitpun." (QS An-Nisa: 1)

Kode etik keperawatan dalam islam berasal dari ayat suci Al-Quran di mana
Allah berfirman :

Artinya :
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang
siapa membunuh seseorng, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan
karena beerbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua
manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seakan-akan
dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah
datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi
kemudian banyak diantara mereka setelah itu melampui batas di bumi. (Q.S. almaidah :32).

Artinya :
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.(Q.S. Ali-imran : 159).
Kedua ayat menetapkan model bagi perawat Muslim dan mengharuskan mereka
untuk berbelas kasih dan belas kasihan dengan pasien, dengan mengikuti jejak Allah
dan Nabi mereka dan mereka senantiasa harus tegas membangun etika mereka pada
hukum-hukum islam.
Perawat harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien, puas dengan
profesi mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka yang mereka tawarkan.
Perawat harus mempunyai martabat, harga diri, dan rasa hormat terhadap diri mereka
sendiri dan terhadap profesi mereka. Perilaku mereka harus menjadi contoh yang baik
untuk seluruh masyarakat. Ini tentu etika penting dari perawat Muslim.
Perawat muslim harus memahami bagian penting dari profesi mereka dan
berpikir tentang kesucian jiwa pasien dan tubuh mereka. Hal ini adalah perawatan
yang paling penting dalam kode etik islam.

Anda mungkin juga menyukai