Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSMISI AGEN-AGEN


INFEKSIUS”

DISUSUN OLEH :

1. Khofifah Lutfi Khoerun Nisa (2011020111)

2. Rizal Andintyo Wibowo (2011020114)

3. Joya Injelita (2011020121)

4. Nur Fitriyani (2011020131)

5. Marni Febrianti (2011020144)

6. Lutfiana Handayani (2011020147)

7. Fina Saputri (2011020149)

8. Pramitha Yuan Apriela (2011020153)

9. Vatin Noval Nur Islami (2011020155)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Transmisi Agen-agen Infeksius”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan semester II tahun ajaran
2020/2021. Atas selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa.


2. Yth. Drs.H. Ikhsan Mujahid, M.Si selaku dosen mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan II
3. Semua pihak yang telah membantu menyemangati dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa selama mengerjakan dan menyelesaikan makalah


ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak demi kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan tugas berikutnya. Dengan ini penulis menyelesaikan makalah ini dengan
penuh terimakasih dan semoga Allah Swt memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat.

Purwokerto, 21 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Transmisi Agen-Agen Infeksius ................. 3
B. Cara-Cara Penularan Agen-Agen Infeksius ........................................................ 7
BAB III
PENUTUP ..................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit infeksi (infectious disease), yang juga dikenal sebagai
Communicable disease atau transmissible disease adalah penyakit yang nyata
secara klinik (yaitu,tanda-tanda dan/atau gejala-gejala medis karakteristik
penyakit) yang terjadi akibatdari infeksi, keberadan dan pertumbuhan agen
biologik patogenik pada organism host individu. Dalam hal tertentu, penyakit
infeksi dapat berlangsung sepanjang waktu. Patogen penginfeksi meliputi
virus, bakteri, jamur, protozoa, parasit multiseluler dan protein yang
menyimpang yang dikenal sebagai prion. Patogen-patogenini merupakan
penyebab epidemi penyakit, dalam artian bahwa tanpa patogen,tidak ada
epidemi infeksi terjadi.

Penularan patogen terjadi dengan berbagai cara yang meliputi kontak


fisik,makanan yang terkontaminasi, cairan tubuh, benda, inhalasi yang ada di
udara atau melalui organism vektor.Penyakit infeksi yang sangat infektif ada
kalanya disebut menular dan dapat dengan mudah ditularkan melalui kontak
dengan orang yang sakit. Penyakit infeksi dengan infeksi yang lebih khusus,
seperti penularan vektor, penularan seksual, biasanya tidak dianggap
sebagai menular karenanya korban tidak diharuskan adanya karantina medis.

Istilah infektivitas menyatakan kemampuan organisma untuk masuk,


bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh, sementara daya tular
penyakit mengindikasikan penyakit dengan mudah ditularkan kepada tubuh
lainnya. Infeksi tidak bersinonim dengan penyakit infeksi, karena sebagian
infeksi tidak menyebabkan penyakit sehingga dalam makalah ini, dibahas
mengenai faktor yang mempengaruhi transmisi agen-agen infeksius.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi agen-agen
infeksius?
2. Bagaimana cara-cara penularan agen-agen infeksius?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi agen-agen
infeksius.
2. Untuk mengetahui cara-cara penularan agen-agen infeksius.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Transmisi Agen-Agen Infeksius


1. Faktor dari agen infeksius sendiri
Potensi mikroorganisme atau parasit untuk menyebabkan penyakit
tergantung beberapa faktor, antara lain: kecukupan jumlah organisme
(dosis), virulensi atau kemampuan agen untuk bertahan hidup dalam tubuh
host atau di luar tubuh host, kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup
dalam tubuh host, dan kerentanan tubuh host (daya tahan host).

2. Sumber penular (reservoir)


Tempat di mana patogen dapat bertahan hidup tetapi belum tentu dapat
berkembang biak. Meski begitu tetap ada peluang bagi agen infeksius
melakukan transmisi dan menimbulkan infeksi pada makhluk hidup.
Reservoir terdiri dari hewan dan manusia.

Contoh: Virus Hepatitis A bertahan hidup dalam kerang laut tetapi


tidak dapat berkembang biak, Pseudomonas dapat bertahan hidup dan
berkembang biak dalam reservoir nebulizer, serta berbagai
mikroorganisme yang banyak hidup di kulit, di rongga, dalam cairan, dan
cairan yang keluar dari tubuh.

3. Penularan kontak secara langsung


Yaitu penularan melalui kontak fisik antara sumber dengan penjamu
yang rentan atau individu ke individu. Contoh:

 Kontaminasi dan luka


Misalnya, infeksi luka rabies.
 Inokulasi
Misalnya, gigitan serangga, suntikan serum hepatitis.
 Menelan makanan dan minuman yang terkontaminasi
Misalnya, hepatitis A, poliomielitis, dan kolera.
 Menghirup debu dan droplets
Misalnya, influenza dan tuberkulosis.

3
4. Penularan kontak secara tidak langsung
Yaitu penularan melalui kontak penjamu yang rentan dengan benda
mati yang terkontaminasi. Misalnya, melalui jarum, benda tajam,
lingkungan, udara (airbone), air, dan vektor (lalat, nyamuk).

5. Kerentanan host (penjamu)


Dapat terkena infeksi tergantung pada keretanannya terhadap agen
infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu
terhadap patogen. Meskipun secara konstan kontak dengan
mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak akan terjadi
sampai individu rentan terhadap kekuatandan jumlah mikroorganisme
tersebut.

Penjamu yang rentan banyak ditemukan di tempat pelayanan


kesehatan, mereka yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh
meliputi anak kecil atau bayi, lanjut usia, orang dengan penyakit kronois,
orang yang menerima terapi medis seperti kemoterapi, atau steroid dosis
tinggi, orang dengan luka terbuka.
Banyak faktor yang mempengaruhi kerentanan pejamu untuk mengidap
infeksi, faktor ini meliputi:

a. Usia.
b. Gangguan integritas kulit.
c. Proses penyakit yang mendasari, misalnya pada saat terserang flu atau
saat imunitas menurun, agen infeksius bisa masuk dengan mudah.
d. Imunusufresi/imunosupresi : pasien dengan penurunan sistem imun
oleh berbagai hal, misalnya penyakit AIDS dan pasien pengobatan
kemoterapi.
e. Aspek penanganan atau prosedur tindakan, tindakan yang tidak steril
akan dapat memberi ruang yang baik untuk masuknya agen infeksius.
f. Penggunaan antibiotic.

Sawar pejamu berfungsi mencegah infeksi akibat adanya akses


mikroba ke tubuh serta menyebar keseluruh tubuh. Sawar adalah
permukaan kulit, mukosa dan sekresi yang dihasilkannya.

4
6. Agen Infeksi Opportunistik
Infeksi oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme
yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan
sistem kekebalan tubuh yang buruk. Mereka membutuhkan "kesempatan"
untuk menginfeksi seseorang.

7. Patogenitas mikroorganisme
 Mikroorganisme nonpatogen

Organisme yang tidak berbahaya dan tidak menyebabkan penyakit.


Tetapi justru membantu memelihara keseimbangan baik di dalam tubuh
maupun lingkungan dan dapat bertindak sebagai flora nrmal

 Mikroorganisme patogen

Agen biologi, fisik, atau kimia yang mampu menyebabkan penyakit


pada organisme lain. Kemampuan mikroorganisme untuk menyebabkan
penyakit disebut patogenesitas.

8. Virulensi mikroorganisme

Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi (keganasan) yang


dapat meningkatkan patogenisitas dan memungkinkan berkolonisasi atau
menginvasi jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh.

9. Infeksi

Adalah masuk dan berkembangbiaknya suatu organisme (agen


infeksius) dalam tubuh inang. Suatu agen infeksius (patogen) belum tentu
menyebabkan penyakit

5
10. Rantai infeksi
a. Agen infeksius

Agen penyebab penyakit infeksi pada dasarnya adalah


mikroorganisme yakni bakteri, virus, jamur, protozoa, dan parasit
lainnya. Tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi:

 Patogenisitas

Kemampuan menimbulkan manifestasi penyakit pada penjamu,


bisa sub klinis atau klinis. Proporsi orang yang terinfeksi
berkembang menjadi penyakit klinis. Dapat ditentukan proporsinya
dengan memeriksa lab serum/darah/unrine setelah KLB sesuatu
penyakit. Contohnya ; stapilococcus (tidak patogen bila berada di
rectum) dan (sangat patogen bila berada di peritoneum atau selaput
otak)

 Virulensi

Derajat keparahan (berat/ringannya) penyakit yang ditimbulkan


oleh agen biologik. Proporsi orang dengan penyakit klinis menjadi
sakit yang berat atau mati. Contoh; virus hepatitis A (patogenisitas
rendah dan virulensi yang rendah), campak (patogenisitas tinggi,
tetapi virulensi rendah), rabies (patogenisitas tinggi, virulensi
tinggi). Dipengaruhi oleh banyaknya patogen yang menginvasi, port
de’entry, host -> umur dan RAS, dapat ditentukan dengan
menghitung rumus CFR (Case Fatality Rate).

 Jumlah (dosis)

b. Reservoir

Adalah suatu tempat dimana patogen dapat bertahan hidup tetapi


belum tentu dapat berkembang biak. Carrier pembawa, adalah individu
yang menunjukkan gejala penyakit meskipun terdapat organisme
patogen pada atau dalam tubuhnya yang dapat di tularkan ke orang
lain.

6
c. Jalan keluar (port exit)

Jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir.

d. Cara penularan (mode of transmission)

B. Cara-Cara Penularan Agen-Agen Infeksius


1. Salah satunya adalah kuman dan bakteri kolam renang yang dapat menjasi
salah satu sumber transmisi agen infeksius dengan rute kontak langsung.
2. Perjalanan dengan pesawat udara yang mempengaruhi penyakit transmisi
pernafasan akibat infeksius yang menular dengan rute.
3. Adanya peningkatan prevalensi HIV, Hepatitis B,C,D, dan G, TBC,
Penyakit Prion, Hentavirus, campak, infeksi bakteri pada ruang autopsi
berpengaruh terhadap transmisi agen infeksius dengan rute.
4. Adanya smpah atau limbah medis dapat menjadi penyebab transmisi agen
infeksius dengan rute melalui tangan ke mulut.
5. Tidak mengenakan APD saat melakukan tindakan dapat menjadi faktor
transmisi agen-agen infeksius melalui darah dan cairan tubuh (bloodborne
pathogen).
6. Pembuangan limbah cair dengan kadar fosfat yang tinggi dapat
menyebabkan eutrofikasi yang diakibatkan oleh bakteri. Transmisi agen
infeksius ini dapat melalui kontak langsung dengan limbah, menghirup
gas, serta minum atau memakan produk yang terkontaminasi limbah dari
rumah sakit.
7. Salah satu hewan seperti lalat dan nyamuk merupakan faktor yang
mempengaruhi transmisi agen infeksius. Seperti yang kita tahu lalat
mengandung banyak jenis mikroba patogen dalam tubuhnya seperti
bakteri, jamur, virus, dan parasit cacing yang dapat menjadi sarana
penularan infeksi yang merugikan kesehatan tubuh manusia.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius tertentu
yang dapat menyerang semua sistem tubuh manusia. Penyakit akan timbul jika
patogen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal.

Transmisi adalah penularan atau penyebaran penyakit. Terdapat 3 cara


penularan yaitu kontak, droplet dan airbone.

Kerentanan merupakan mudah atau tidaknya tubuh terkena virus.


Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh (sistem imun) individu
terhadap patogen. Faktor kerentanan meliputi usia, imun tubuh, penggunaan
antibiotic, dan kesterilan dalam prosedur tindakan.

Beberapa faktor yang memengaruhi transmisi agen infeksius yakni:

1. Kuman dan bakteri kolam renang dengan penularan kontak langsung.


2. Perjalanan dengan pesawat yang mempengaruhi penularan penyakit
pernafasan yang menular dengan rute udara.
3. Pembuangan limbah cair dengan kadar fosfat yang tinggi dapat
menularkan penyakit melalui kontak langsung dengan limbah, menghirup
gas, serta minum atau memakan produk yang terkontaminasi limbah dari
rumah sakit.
4. Hewan seperti lalat dan nyamuk dapat menjadi sarana penularan infeksi
yang merugikan kesehatan tubuh manusia.

B. Saran
 Menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita untuk mengurangi kuman dan
bakteri.
 Menjaga kesehatan dan kekebalan daya tahan tubuh agar tidak mudah
terinfeksi.
 Menjaga imun tubuh dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang
sehat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agen-agen Infeksius (ayusalsabillaputriaurely.blogspot.com)

[PDF] Faktor yang mempengaruhi transmisi agen infeksius + - Free Download PDF
(tuxdoc.com)

https://id.scribd.com/presentation/415171388/FAKTOR-YANG-MEMPENGARUHI-
TRANSMISI-AGEN-INFEKSIUS-ppt

https://www.scribd.com/presentation/384684412/Faktor-faktor-Yang-Mempengaruhi-
Transmisi-Agen-Agen-Infeksius

https://waimediainfo.wordpress.com/2018/04/18/transmisi-agen-infeksius/

https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=transmisi+agen+infeksius&hl&as_sdt+0,5#d
=gs_qabs&u=%23p%3DFIki8pi9HFQJ

Anda mungkin juga menyukai