DISUSUN OLEH :
Kelompok 8
Mochammad Rizki Salman (2211411028)
Rizcha Maulidiya (2211411040)
Stefany Dwi Indriani Lasa (2211411044)
Ulfa Rochmawati (2211411047)
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada
akhirnya bisa menyelesaikan Makalah dengan judul “Isu Pengelolaan Obat Di Home Care”
tepat pada waktunya.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pengampu yang selalu
memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah ini dapat disusun dengan baik.
Semoga makalah yang telah saya susun ini turut memperkaya khazanah Ilmu Farmakologi
dan kesehatan serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
menyadari bahwa Makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan Makalah
dengan tema serupa yang lebih baik lagi
Kelompok 8
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................................ii
Bab I.....................................................................................................................................................1
Pendahuluan........................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 . Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................................1
Bab II....................................................................................................................................................2
Pembahasan.........................................................................................................................................2
2.1. Pengelolaan Obat Di Homecare...................................................................................2
2.2. Herbal.............................................................................................................................3
2.3. Dietary Supplement.......................................................................................................3
2.4. Isu dan Aspek Legal Etik Dalam Home Care.............................................................5
2.5. Isu Pengelolaan Obat di Home Care, Herbal and Dietary Supplement Therapy...6
Bab III..................................................................................................................................................9
Penutup................................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................9
Daftar Pustaka...................................................................................................................................10
ii
iii
Bab I
Pendahuluan
1.3. Tujuan
1) Mengetahui cara pengelolaan obat di home care.
2) Mengetahui tentang isu dan legal etik dalam home care
3) Menambah wawasan tentang isu pengelolaan obat di home care, herbal and dietary
supplement therapy.
1
Bab II
Pembahasan
2
4) Pasien minum obat 12 dosis lebih setiap hari
5) Pasien dengan 6 macam diagnosa atau lebih
2.2. Herbal
A. Pengertian Herbal
Herbal adalah tanaman yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Mereka juga dapat digunakan sebagai pencegahan dan perawatan untuk meningkatkan
kesehatan tubuh dan mempertahankan kebugaran. Prospek untuk pengembangan
tumbuhan herbal sangat baik mengingat faktor-faktor seperti kora, iklim, tanah, dan
industri obat dan kosmetik tradisional Indonesia. Secara empiris, beberapa tumbuhan
obat memiliki manfaat fisik selain keunggulan kimia (sebagai bahan obat).
B. Penggolongan Obat Herbal
1. Jamu
Obat tradisional yang terbuat dari bahan alami dan diwariskan dari generasi ke
generasi untuk kesehatan dikenal sebagai jamu. Menurut Permenkes No.
003/Menkes/Per/1/2010, jamu adalah ramuan yang terbuat dari bahan-bahan
seperti tumbuhan, hewan, mineral, sediaan serian (generik), atau campuran dari
bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun temurun untuk
pengobatan dan dapat digunakan sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku.
2. OHT
Obat yang berasal dari bahan-bahan alam dan telah diuji secara ilmiah dikenal
sebagai obat herbal tersandar. (penelitian praklinik menggunakan uji hean), yang
termasuk uji khasiat, manfaat dan bahan baku. Kriteria standar untuk obat herbal
termasuk
Aman
Khasiatnya dapat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik
Bahan baku yang digunakan telah mengalami standart
Memenuhi persyaratan mutu
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat yang terbuat dari bahan alam yang telah diuji secara
ilmiah untuk keamanan dan manfaatnya. Obat ini juga telah diuji klinis pada
manusia dan bahan baku dan produknya telah distandarisasi sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. Syarat untuk produk fitofarmaka adalah sebagai berikut:
Penggunaan bahan baku terstandar
Kemanjurannya telah terbukti secara klinis
Memenuhi standar mutu
2.3. Dietary Supplement
A. Pengertian Supplement
"Dietary supplements", "nutritional ergogenic aids", "sports supplements", "sports
foods" dan "therapeutic nutritional supplemenst"adalah beberapa istilah yang digunakan
untuk menggambarkan berbagai jenis produk yang diproduksi oleh industri suplemen.
Menurut Burke et al., dalam Burke & Deakin, 2006, perbedaan istilah tidak berarti
mereka memiliki definisi yang berbeda. Menurut Geoffrey P.Webb (2006), definisi
umum suplemen makanan adalah sebagai berikut:
3
a. Sesuatu yang dikonsumsi secara oraldalam dosis tertentu dalam bentuk pil, kapsul,
bubuk, atau cairan.
b. Anda dapat menambahkan sesuatu yang diharapkan ke dalam kebiasaan makan Anda.
c. Kesehatan label kemasan dan media promosi, seperti brosur atau katalog, dapat
dipengaruhi oleh sesuatu yang telah dinyatakan dan sesuatu yang termasuk ke dalam tiga
kategori:
Mengandung zat gizi penting, seperti vitamin, makro mineral, mikro mineral,
asam lemak esensial dan asam amino
Mengadung zat metabolit alami dan atau secara alami terkandung di dalam
makanan tetapi tidak termasuk ke dalam zat gizi utama.
Beberapa tambahan yang berasal dari ekstrak tumbuhan ataupun hewan yang
mengandung unsur-unsur zat gizi atau secara farmakologi dinyatakan dapat
memberikan efek bagi kesehatan seperti bawang putih. ginseng, gingko biloba,
dan royal jelly
4
2.4. Isu dan Aspek Legal Etik Dalam Home Care
Secara legal perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan mandiri
berdasarkan pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat dapat mengevaluasi
klien untuk mendapatkan pelayanan perawatan di rumah tanpa program medis tetapi
perawatan tersebut harus diberikan di bawah petunjuk rencana tindakan tertulis yang
ditandatangani oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan di rumah membuat
rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan
rencana tindakan medis.
Menurut Departemen Kesehatan (2012) menyebutkan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan
kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan
tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit. Isu legal yang paling
kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut:
a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang
tinggi seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.
b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti
pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga
karena kesalahan informasi dari perawat.
c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang
perawatan di rumah.
Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk perawatan di rumah, maka
perawat yang memberi perawatan di rumah harus menentukan apakah pelayanan akan
diberikan jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan
dari Medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien membutuhkan perawatan
yang terus- menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu membayar biayanya.
Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus memilih antara
menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan klien
yang menderita penyakit kronik.
Perawat harus mengetahui kebijakan tentang perawatan di rumah untuk
melengkapi dokumentasi klinis yang akan memberikan penggantian biaya yang
optimal untuk klien. Pasal Krusial dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes)
1239/2001 Tentang.
Pasar Krusial dalam keputusan Mentri Kesehatan (Kepmenkes) 1239/2001 Tentang
praktik keperawatan antara lain:
1. Melakukan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan, melakukan tindakan dan evaluasi
2. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter :
3. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :
- Menghormati hak pasien
- Merujuk khasus yang tidak dapat ditangani
- Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku
- Memberi informasi
- Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan
- Melakukan catatan perawatan dengan baik
5
4. Dalam keaadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang, perawat berwenang
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan yang ditujukan untuk
menyelamatkan jiwa.
5. Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak diperbolehkan memasang
papan praktik (sedang dalam proses amandemen)
6. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan
rumah
7. Persyaratan praktik program sekurang-kurangnya memenuhu :
- Tempat praktik memenuhi syarat
- Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir/ buku
kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan.
2.5. Isu Pengelolaan Obat di Home Care, Herbal and Dietary Supplement Therapy
a. Isu Konsumsi Obat Tradisional/ Herbal Saat Pandemi Covid-19
Pada tanggal 12 Mei 2022, dalam chanel Youtube Narasi Newsroom,
menanyangkan sebuah Video dengan judul "Obat Herbal Dicari Saat Pandemi.
Memang Ampuh Lawan Corona?". Dalam video tersebut tertulis Presiden
Madagaskar Andry Rajoelina meluncurkan obat herbal untuk tangkal SARS-
COV-2.
Presiden Madagaskar juga mengklaim bahwa obat herbal tersebut bisa
menyembuhkan COVID-19. Akan tetapi WHO menampik klaim itu karena belum
diuji secara klinis kebenarannya. Selain Madagaskar, banyak negara lain juga
mengenalkan obat herbal, termasuk Indonesia. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi
juga mengenalkan empon-empon serta menganjurkan masyarakat untuk minum
ramuan jahe dan kunyit setiap hari untuk tangkal penyakit Corona. Meski begitu
belum ada bukti klinis jahe dan kunyit bisa mencegah dan mengobati corona.
Menurut dr. Hardhi Pranata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik
Indonesia, ramuan jahe dan kunyit bukan untuk mengobati corona tetapi hanya
sebagai supplemen saja,Perlu diketahui saat video tersebut ditayangkan, vaksin
corona belum resmi diluncurkan, dan saat itu Indonesia sedang mengalami masa
kedaruratan Kesehatan akibat dari penderita Covid yang terus meningkat dan
seluruh pelayanan Kesehatan maupun tempat karantina terisi penuh. Oleh karena
itu tidak sedikit masyarakat Indonesia memanfaatkan obat herbal untuk
meningkatkan daya tahan tubuh mereka.
Pengelolaan obat herbal secara sederhana diturunkan dari generasi ke generasi
baik lisan maupun tulisan, dan dapat dilakukan oleh masyarakat dirumah.
Faktanya kebanyakan masyarakat yang ada di daerah pedesaan lebih memilih
pengobatan secara tradisional dibanding mengkonsumsi obat yang mengandung
bahan kimia. Banyak penyebab obat herbal mengalami tren kenaikan cukup pesat.
Pertama, obat herbal diyakini lebih aman. Ditunjang dengan tradisi minum jamu,
para konsumen merasa lebih cocok dengan obat herbal dibanding mengonsumsi
obat modern. Kedua, bahan baku obat herbal di Indonesia melimpah, sehingga
mendorong semakin banyaknya perusahaan farmasi yang ikut memproduksi dan
memasarkan obat herbal. Ketiga, obat herbal lebih terjangkau atau lebih murah
harganya. Bahan baku melimpah dan proses produksi yang relatif mudah
6
membuat harga produk obat herbal menjadi lebih murah di pasaran ketimbang
obat modern (Putri & Rachmawati, 2018).
Bahkan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Surat
Edaran dengan nomor HK.02.02/IV/2243/2020 tentang Pemanfaatan Obat
Tradisional untuk Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan Penyakit, dan Perawatan
Kesehatan, yang di dalamnya tertulis berbagai macam resep tradisional sederhana
agar masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri dan benar
melalui pemanfaatan tanaman obat berupa jamu dan OHT. Hal ini membuktikan
bahwa selain kepercayaan masyarakat untuk obat herbal yang tinggi. juga ada
dukungan dari Pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan dan
memanfaatkan obat tradisional demi meningkatkan derajad Kesehatan masyarakat
di Indonesia, Maka tidak heran dari dimulainya pandemi COVID-19 sampai
sekarang, masyarakat Indonesia masih banyak yang gemar mengkonsumsi obat
herbal seperti ramuan jahe dan kunyit atau ramuan yang lain.
7
tinggi Fe ataupun dengan atlet yang tidak mendapat perlakuan apapun. Penelitian
yang dilakukan oleh Bryant et.al tahun 2004, melaporkan adanya penyusutan
membran pada atlet sepeda (pada saat latihan) yang mengonsumsi vitamin E
dengan dosis 400 UT hari, dan konsumsi 1 gr/ hari vitamin C dapat mempercepat
kerusakan sel.
Walaupun beberapa penelitian tidak menunjukkan efek yang positif dalam hal
pemberian suplemen terhadap status gizi dan performa atlet, status gizi dari atlet
tersebut kemungkinan menjadi faktor utama penyebab eksperimen yang dilakukan
tidak efektif. Atlet dengan kondisi terpenuhi asupan zat gizi dalam sehari dapat
dipastikan tidak membutuhkan tambahan zat gizi dari suplemen (Williams.
2002; Webb. 2006).
8
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari ulasan diatas maka dapat dirumuskan Home Care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komperhensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit. Herbal adalah jenis tanaman yang berkhasiat
guna menyembuhkan berbagai penyakit, sedangkan Supplement adalah beberapa
tambahan yang berasaldari ekstrak tumbuhan ataupun hewan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi atausecara farmakologi dinyatakan dapat memberikan efek
bagi kesehatan.
Suplementasi vitamin dan mineral merupakan hal umum yang dilakukan oleh
praktisi olahraga. Pada kenyataanya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
performa olahraga dapat meningkat jika menerapkan pola makan yang baik dan
ditambah dengan mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral dalam jangka
waktu tertentu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulkan tersebut, diharapkan :
Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran
serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer
Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan
budaya bangsa, tetapi perlu pula membatasi praktik-praktik yang
membahayakan kesehatan.
9
Daftar Pustaka
Putri, D. M., & Rachmawati, N. (2018). Antropologi Kesehatan : Konsep dan Aplikasi
Antropologi dalam Kesehatan. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS
10