Nim : 20334139
Alhamdulillah,segala puji saya panjatkan atas berkah rahmat tuhan yang maha
kuasa ,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik tampa ada
halangan.
Makalah ini di susun dengan maksut untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan anti
korupsi.terceptinya makalah ini tidak hanya hasil dari kerja saya ,melainkan banyak
pihak yang memeberikan dorongan dang motivasi untuk itu saya
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi kehidupan
Indonesia Tahun 1945 yang selanjutnya disingkat UUD 1945, yaitu Pasal
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
bencana.
Mereka tersebar di lima provinsi, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa
Timur, dan Sulawesi Selatan. Sebagian dokter penerima uang dari Interbat
itu berstatus pegawai negeri dan bekerja di rumah sakit milik pemerintah.
Praktek kolusi antara dokter dan perusahaan farmasi ini dibungkus dalam
bentuk kerja sama. Dalam kerja sama itu, dokter akan menerima diskon
10-20 persen penjualan obat dari perusahaan farmasi. Diskon tersebut
diberikan dalam bentuk uang dan fasilitas lainnya.
Oleh karena itu, obat yang harus ditebus oleh pasien menjadi lebih mahal.
Bahkan lebih jauh, dokter harus memberikan resep obat dari perusahaan
farmasi yang telah menjalin kerjasama tersebut meskipun sebenarnya
pasien dapat memperoleh merk obat lain yang lebih murah dengan kualitas
obat yang sama. Praktek tersebut jelas bertentangan dengan Pasal 49 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
atau disingkat UU Kedokteran, yang menyebutkan setiap dokter atau
doktergigi dalam melaksanakan praktik kedokteran atau kedokteran gigi
wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya. Penjelasan pasal
tersebut menerangkan bahwa yang dimaksud dengan “kendali mutu”
adalah suatu sistem pemberian pelayanan yang efisien, efektif, dan
berkualitas yang memenuhi kebutuhan pasien.Sedangkan yang dimaksud
dengan “kendali biaya” adalah pembiayaan pelayanan kesehatan yang
dibebankan kepada pasien benar-benar sesuai dengan kebutuhan medis
pasien didasarkan pola tarif yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kolusi yang dilakukan oleh perusahaan farmasi dengan dokter dalam
meresepkan obat kepada pasien?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kolusi yang dilakukan oleh perusahaan farmasi dengan dokter dalam
meresepkan obat kepada pasien.
3. Mengetahui cara menjerat perusahaan farmasi dan dokter yang berkolusi dalam
meresepkan obat terhadap pasien melalui perspektif korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Seseorang dapat membebaskan dirinya dari KKN jika dia taat mengikuti
prosedur paraktek nya. Apabila sesorang tidak memenuhi atau mentaati
aturan tsb maka dia akan terkena atau masuk dalam hitungan KKN.
Kesehatan adalah hal yang paling berharga bagi manusia. Kesehatan juga
hak asasi manusia. Jadi jangan mempermainkan hak- hak manusia lain
hanya demi kepentingan sendiri.
B. SARAN
Sebagai perawat kita harus bisa menjaga keoercayaan
pasien,jangan sampai kita memiliki sikap korupsi ataupun kolusu
hanya demi memikirkan kepentingan diri sendiri
DAFTAR PUSTAKA
https://acch.kpk.go.id/id/artikel/riset-publik/korupsi-dalam-
pelayanan-kesehatan-di-era-jaminan-kesehatan-nasional-
kajian-besarnya-potensi-dan-sistem-pengendalian-fraud
http://jurnal.untag-sby.ac.id/
http://scholar.unand.ac.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/kolusi
http://kbbi.web.id/kolusi
http://www.gurupendidikan.com/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/nepotisme