Dosen Pengampu
KELAS 2E
DIPLOMA KEPERAWATAN
2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Manajemet
Keperawatan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Mariza Elvira, M. Kep Pada mata kuliah Manjement Keperawatan. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada ibu Mariza Elvira,
M. Kep dosen mata kuliah Manajemet Keperawatan. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan
dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional tersebut adalah
pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan
tersebut.
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat
memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga
keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya
manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35
tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim,
keperawatan primer, praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan
kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan pasien, usia, diagnosa atau masalah kesehatan
yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987). Pelayanan yang
profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart
asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok
keperawatan yang tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode
penugasan tenaga keperawatan agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien
tenaga, waktu dan ruang, serta meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja.
Menurut Tappen (1995), model pemberian asuhan keperawatan ada enam
macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim, model primer,
model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien.
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui konsep metoda penugasan dalam pelayanan keperawatan
2. Mengetahui prinsip metode penugasan dalam pelayanan keperawatan
3. Mengetahui macam – macam metoda penugasan dalm pelayanan
keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Change Nurse
RN Nursing
Medication Assistants
nurse RN Bedside care
Treatmet
giver
nurse
Patient
Pasien A
Perawat
Pasien C
Pasien B
Kelebihan :
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara
komprehensif.
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan.
3. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif
untuk belajar.
4. Memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan
interpersonal.
5. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang
berbeda-beda secara efektif.
6. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan
7. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien
selama bertugas Kelemahan :
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan
supervisi anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang
tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila
konsepnya tidak diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan, sehingga komunikasi antar angota tim terganggu.
4. Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu.
Tanggung Jawab Kepala Ruang
1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
2. Mengorganisir pembagian tim dan pasien
3. Menjadi nara sumber bagi ketua tim.
4. Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di
ruangannya,
5. Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada di
ruangannya,
6. Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan
yang lainnya,
7. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
keperawatan.
8. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf.
Patient/klien
Physician Hospital Resources
Charge Nurse
1. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
Menurut Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien
dibagi 3 kategori, yaitu :
a. Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam yang terdiri atas :
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
5) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
6) Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
b. Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam yang terdiri atas
:
1) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
3) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4) Voley kateter/intake output dicatat
5) Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan, memerlukan
prosedur
c. Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam :
1) Segala diberikan/dibantu
2) Posisi yag diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
3) Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
4) Pemakaian suction
5) Gelisah/disorientasi
Menurut Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan
perpasien untuk dinas pagi, sore dan malam.
Waktu Pagi Sore Malam
Klasifikasi
Minimal partial 0.17 0.14 0.10
Total 0.27 0.15 0.07
0.36 0.30 0.20
Kerugian :
a. Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing perawat.
b. Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab.
c. Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk.
d. Pelayanan tidak professional.
e. Pekerjaan monoton, kurang tantangan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Diharapkan kedepannya kepala ruangan atau manajer keperawatan dalam
menentukan model penugasan memperhatikan prinsip-prinsip dalam
pemilihan model penugasan asuhan keperawatan. Kepada mahasiswa
keperawatan agar nantinya pada saat dilapangan juga diharapkan menerapkan
model-model penugasan yang telah didapat serta memberikan informasi
kepada sejawat perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., dkk (2000). Pedoman manajemen sumber daya manusia perawat ruang
model praktek keperawatan profesional rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
Makalah :
tidak dipublikasikan
Manurung, I., (2001). Model Pemberian Asuhan Keperawatan Makalah. Bogor: tidak
dipublikasi
Marquis, BL & Huston, Cj (1998), Management Decision Making For Nurses, 124 Cases
Studies, 3 Ed. Philadelphia : JB Lippincott
Tappen, R.M., (l995). Nursing Leadership and Management. Concepts and Practice. (3 rd
edition). Philadelpia: F.A. Davis Company