DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................3
1.3 Manfaat.............................................................................................................4
BAB 2 PENGKAJIAN.............................................................................................5
2.1 Visi, Misi, dan Motto.........................................................................................5
2.1.1 Visi Rumah Sakit Universitas Airlangga.................................................5
2.1.2 Misi Rumah Sakit Universitas Airlangga................................................5
2.1.3 Motto Rumah Sakit Universitas Airlangga..............................................5
2.2 Pengumpulan Data.............................................................................................5
2.2.1 Tenaga dan Pasien (M1-Man).................................................................5
2.2.2 Bangunan, Sarana, dan Prasarana (M2/Material)..................................18
2.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3/Metode).......................20
2.2.4 Pembiayaan (M4/Money)......................................................................27
2.2.5 Mutu (M5/Mutu)....................................................................................28
2.2.6 Analisa SWOT.......................................................................................35
2.2.7 Diagram Layang....................................................................................50
2.2.8 Identifikasi Masalah...............................................................................51
BAB 3 PERENCANAAN......................................................................................56
3.1 Pengorganisasian..............................................................................................56
3.2 Strategi Kegiatan..............................................................................................57
3.2.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)...............................57
3.2.3 Timbang Terima....................................................................................65
3.2.4 Ronde Keperawatan...............................................................................68
3.2.5 Sentralisasi Obat....................................................................................72
3.2.6 Dokumentasi Keperawatan....................................................................75
3.2.7 Discharge Planning................................................................................79
3.2.8 Penerimaan Pasien Baru........................................................................83
i
3.3 Rencana Strategi.......................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................97
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
.
BAB 2
PENGKAJIAN
5
6
itu, Ruang Rawat Inap Lantai 3 memiliki beberapa tenaga keperawatan yang telah
mengikuti pelatihan.
A. Struktur organisasi
PA PA PA
(3 orang) (3 orang) (3 orang)
Gambar 2.1 Gambar struktur organisasi perawat Ruang Rawat Inap Lantai 3
Rumah Sakit Universitas Airlangga
Keterangan :
B. Tenaga keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lantai 3 Rumah Sakit
Universitas Airlangga
No Nama Jenis Pendidikan Masa Pelatihan yang pernah Jabatan
kerja diikuti saat ini
1. Rahmatul PNS S1 Kep. 5 tahun - Wound care PJ Unit
Fitriyah, management IRNA
S.Kep.Ns - BLS lt.3
- World class hospital
2. Zaenal Abidin, PNS S1 Kep 4 tahun - PPGD Wakil PJ
S.Kep.Ns - ATLS Unit
- Magang ICCU IRNA
- Seminar & workshop
7
sekarang - PPGD
8. Nurul CPNS S1 Kep Januari - Pelatihan rawat luka PA
Kamariyah 2013 – - Komunikasi efektif
S.Kep.Ns sekarang - Pelatihan cuci tangan
- BLS
9. Anna Nurmita, CPNS S1 Kep Januari - Pelatihan rawat luka PA
S.Kep.Ns 2013 – - Komunikasi efektif
sekarang - Pelatihan cuci tangan
- BLS
10. Dwi Cahya CPNS S1 Kep Januari - Pelatihan rawat luka PA
Maharani, 2013 – - Komunikasi efektif
S.Kep.Ns sekarang - Pelatihan cuci tangan
- BLS
11. Eni Puji CPNS S1 Kep Januari - Pelatihan rawat luka PA
Lestari, 2013 – - Komunikasi efektif
S.Kep.Ns sekarang - Pelatihan cuci tangan
- BLS
12. Fauziah Honorer S1 Kep November - Pelatihan rawat luka PA
firasanti, 2012 – - Komunikasi efektif
S.Kep.Ns sekarang - Pelatihan cuci tangan
- BLS
13. Nurya, Honorer S1 Kep Desember - Pelatihan rawat luka PA
S.Kep.Ns 2012 – - Komunikasi efektif
sekarang - Pelatihan cuci tangan
- BLS
14. Rina Honorer S1 Kep November - Pelatihan rawat luka PA
Fibriyanti, 2012 – - Komunikasi efektif
S.Kep.Ns sekarang - Pelatihan cuci tangan
- BLS
15. Siti Nur CPNS S1 Kep Januari - Pelatihan rawat luka PA
Imamah, 2013 – - Komunikasi efektif
S.,Kep.Ns sekarang - Pelatihan cuci tangan
9
- PPGD
16. Ahmad Honorer S1 Kep Juli 2013 - Pelatihan rawat luka PA
Farodisi.,S.Kep – sekarang - Komunikasi efektif
- Pelatihan cuci tangan
- PPGD
Keterangan:
ATLS : Advance Trauma Life Support
BLS: Basic Live Support
PPGD: Pertolongan Pertama Gawat darurat
Seluruh tenaga keperawatan di Ruang Rawat Inap Universitas Airlangga
memiliki kualifikasi sebagai seorang Sarjana Keperawatan dan mayoritas tenaga
keperawatan adalah fresh garduate dengan pengalaman kerja dan pelatihan yang
sangat minimal. Di sisi lain, dalam mendukung kurangnya pengalaman dan
pelatihan para tenaga keperawatan, Rumah Sakit Universitas Airlangga telah
mengadakan In House Training yang diadakan minimal sekali setiap 1 bulan.
Kemampuan dalam bidang keperawatan maupun kolaborasi dengan tenaga medis
lain. Dari segi kedisiplinan, keinginan untuk berubah, ketepatan dalam
melaksanakan tindakan keperawatan sesuai standar masih cukup baik. Kegiatan
dalam perawatan, seperti pemasangan infus dan mengambil darah, sudah
menggunakan universal precaution.
Jumlah perawat yang ada pada irna lantai 3 ini sudah cukup ideal jika
dibandingkan dengan jumlah pasien. Perawat pada ruangan ini tidak hanya
memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan keperawatan, tapi juga
melakukan tugas diluar wewenang perawat seperti urusan administrasi,
transportasi pasien, sarana prasarana, dan sebagainya. Sehingga hal ini dapat
mempengaruhi nilai ideal antara jumlah perawat jumlah pasien.
Pengalaman kerja
6.25
18.75
37.5
1 Tahun
2 Tahun
3 Tahun
4 Tahun
5 tahun
37.5
Dari diagram diatas dapat dilihat sebanyak 37,5% perawat IRNA lt. 3 RSUA
memiliki pengalaman kerja 5 tahun dan 2 tahun, sebanyak 18,75% perawat
memiliki pengalaman kerja 4 tahun, dan 6,25% hanya memiliki pengalaman kerja
1 tahun.
Kesimpulan:
Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas tenaga kerja
perawat IRNA lt.3 RSUA sudah berpengalaman karena mayoritas memiliki masa
kerja 2 dan 4 tahun.
Tabel 2.3 Tenaga Non Keperawatan di Ruang Rawat Inap Lantai 3 Rumah Sakit
Universitas Airlangga
No Kualifikasi Jumlah Jenis
1 Gizi 3 orang Terpusat
2 Cleaning Service 3 orang Terpusat
Jumlah 6 orang
D. Tenaga medis
Tabel 2.4 Tenaga Medis di Ruang Rawat Inap Lantai 3 Rumah Sakit Universitas
Airlangga
No Kualifikasi Jumlah
1 Dokter Spesialis penyakit dalam 6
2 Dokter Spesialis Bedah umum 2
3 Dokter Spesialis Paru 4
4 Dokter Spesialis Saraf 5
5 Dokter Spesialis THT 2
6 Dokter Spesialis Jantung 2
7 Dokter Spesialis Mata 4
8 Dokter Spesialis Urology 1
9 Dokter Spesialis KFR 3
10 Dokter Spesialis Bedah saraf 2
11 Dokter Spesialis Bedah pelastik 2
Jumlah perawat
NO KEGIATAN
yang mengikuti
12
Setiap bulan diadakan in house training dengan tema yang berbeda semua
perawat irna yang mengikuti, namun secara bergantian..
F. Persentase kasus terbanyak di Ruang Rawat Inap Lantai 3 RSUA tanggal
23 Februari – 24 Maret 2014
Tabel 2.6 Kasus Terbanyak di Ruang Rawat Inap Lantai 3 Rumah Sakit
Universitas Airlangga dalam kurun waktu 1 bulan terakhir.
Klasifikasi Penyakit
No Kasus Jumlah Pasien Prosentase
1 SH 6 9,7 %
2 Efusi pleura 5 8,06%
3 TB paru 5 8,06%
4 DMND 5 8,06%
5 HAD 7 11,29%
6 DCFC 4 6,45%
7 Bronkopneumoni 2 3,22%
8 Typoid 2 3,22%
9 DHF 2 3,22%
10 Apendicitis 2 3,22%
11 DF 2 3,22%
12 CKD 2 3,22%
13 Hepatitis A 2 3,22%
14 MODS 1 1,6%
15 CVA 1 1,6%
16 LBP 1 1,6%
17 Melena 1 1,6%
18 Pneumoni 1 1,6%
19 Pneumothorax 1 1,6%
20 Tonsilitis 1 1,6%
21 TIA 1 1,6%
22 Hernia ingunialis 1 1,6%
23 COR 1 1,6%
24 AV shunt 1 1,6%
25 Disfagia 1 1,6%
26 HIsteroskopi 1 1,6%
27 OSA 1 1,6%
28 EV REA 1 1,6%
13
Total 62 100%
297
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari: 8
perawat +2 orang perawat lepas dinas = 10 orang
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah jam perawatan pasien/ hari
B : Rata-rata jumlah pasien/ hari
C : Jumlah hari/ tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F : Jumlah perawatan yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Dihitung : 5 jam x 9 pasien x 365 hari 16425
= –––––– = 8,5 = 9 orang
( 365 hari - 89 hari ) x 7 jam 1932
3) Tingkat kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode Depkes di Ruang
Rawat Inap Lantai 3 hari Senin, 24 Maret 2014
Rata-rata jam Jumlah
Rata- rata pasien
No Jenis/ Kategori perawatan/ perawatan per
per hari
pasien/ hari hari
A B C D E
1 Pasien penyakit 6 3,5 21
dalam
2 Pasien bedah 1 4 4
3 Pasien gawat 1 10 10
4 Pasien anak 0 4,5 0
5 Pasien kebidanan 1 2,5 2,5
Jumlah 9 24,5 37,5
[jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar] x jumlah perawat yang tersedia
(C-D) x Ex H
(365-89) x7 x 16= jumlah pasien per hari
AxC = jumlah pasien per hari
5 x365
30912
= 16,93 per hari
1825
Kesimpulan :
Jika jumlah perawat di IRNA lt. 3 RSUA adalah 16 orang, berdasarkan
metode Gilles jumlah ideal pasiennya adalah sebanyak 16 pasien. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa jumlah pasien dibanding jumlah perawat sampai tanggal 25
Maret 2014 sudah ideal.
0.33330
000000
0001
sangat tidak sesuai
tidak sesuai
cukup sesuai
sesuai
0.66670
000000
0002
22.22%
berat
ringan
sedang
sesuai
77.78%
18
11.11%
≤ 7-8 jam
> 8 jam
88.89%
D. Administrasi penunjang
1)Buku Medication Chart.
2)Lembar observasi.
3)Buku timbang terima.
20
4)SOP.
5)SAK.
6)Rekam medis (lembar penerimaan pasien baru, lembar serah
terima obat, surat persetujuan sentralisasi obat, discharge
planning, lembar penolakan, lembar konsultasi, catatan
perpindahan pasien, laporan tindakan dan evaluasi keperawatan,
catatan integrasi)
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di
Ruang Rawat Inap Lantai 3 sudah memenuhi jumlah standar sesuai dengan
kapasitas pasien. Rumah Sakit telah memiliki catatan inventarisasi kepemilikan
akan tetapi sebagian besar belum sesuai dengan jumlah peralatan yang ada.
B. Timbang Terima
Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara mengenai proses timbang
terima yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai 3 pada tanggal 24 Maret
2014, timbang terima dilaksanakan 3 kali sehari yaitu pada pergantian shift
pagi ke shift sore (pukul 13.30), shift sore ke shift malam (pukul 20.30), dan
shift malam ke shift pagi (pukul 07.00). Timbang terima dilakukan di ruang
perawat, dipimpin oleh PJ Unit/ NIC, dan dihadiri oleh seluruh perawat yang
bertugas. Prinsip timbang terima di Ruang Rawat Inap Lantai 3 pada dasarnya
sudah sesuai dengan prosedur timbang terima, yaitu semua pasien yang dirawat
dioperkan dan dilanjutkan dengan validasi ke pasien.
Timbang terima dimulai dengan pembukaan dan doa oleh PJ unit Irna
lantai 3 atau NIC kemudian dilanjutkan dengan melaporkan M1-M5 (Sumber
daya manusia, sarana dan prasarana, metode asuhan keperawatan, keuangan,
dan mutu). Setelah itu, perawat yang bertugas menyampaikan timbang terima,
Isi pelaporan timbang terima meliputi SBAR (situation, background,
assesment, recommendation). Situation meliputi nama pasien, usia, diagnosa
22
medis, nama dokter yang menangani, hari rawat dan masalah keperawatan.
Background meliputi perkembangan pasien saat ini, seperti kemajuan tingkat
kesadaran, mobilisasi, dll. Assesment meliputi keadaan umum, tanda-tanda
vital, kesadaran, hasil laboratorium, serta informasi klinik yang mendukung.
Recommendation meliputi intervensi yang perlu dilakukan, seperti terapi dan
pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan.
pasien baru yang datang di ruangan ini sudah dilakukan. Ketika ada pasien
baru, perawat yang bertugas segera mempersiapkan lembar penerimaan pasien
baru dan ruangan. Setelah pasien datang, perawat yang mengirim pasien
mengadakan timbang terima dengan perawat yang bertugas di Irna lantai 3.
Kemudian perawat melakukan penjelasan mengenai poin-poin yang ada di
lembar penerimaan pasien baru, dan pasien menandatangi lembar tersebut.
Adapun sarana prasarana yang dibutuhkan dalam Penerimaan Pasien
Baru menurut teori yaitu:
1. Lembar pasien masuk RS
2. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
3. Tempat tidur pasien baru
4. Lembar format pengkajian pasien
5. Nursing kit, alat kesehatan
Jika melihat sarana prasarana yang dibutuhkan seperti teori di atas, di
Ruang Rawat Inap Lantai 3 ini sudah terdapat lembar pasien masuk RS yang
telah diisi setelah pasien masuk ruangan. Nursing kit yang dibutuhkan sudah
tersedia, namun untuk pengkajian, pelaksanaannya dilakukan setelah proses
penerimaan pasien. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan belum
ada. Namun, pada pelaksanaannya, keluarga pasien tetap tidak dapat mengikuti
aturan mengenai tata tertib penunggu pasien secara disiplin karena keluarga
pasien ingin menunggu keluarga yang sakit secara bersamaan dan perawat juga
kesulitan mengaturnya karena keterbatan tenaga dan waktu.
Adapun teknis pelaksanaan penerimaan pasien baru di Ruang Rawat
Inap Lantai 3 sudah sesuai dengan teori. Namun ada beberapa poin yang tidak
dijelaskan karena keterbatasan waktu dan tenaga perawat. Untuk menambah
keefektifan proses penerimaan pasien baru di Irna Lantai 3 ini telah
ada“Welcome Book” yang disusun oleh mahasiswa praktik profesi keperawatan
manajemen di Irna Lantai 3 RSUA. Welcome Book ini berisi struktur organisasi
Irna Lantai 3, visi misi rumah sakit, hak dan kewajiban pasien, tarif
kamar/ruangan, fasilitas rumah sakit, serta pengelolaan sentralisasi obat.
25
E. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan pada tanggal 24 Maret
2014, supervisi yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai 3 adalah dengan
penggunaan preceptorship. Supervisi dilakukan oleh PJ Unit IRNA Lantai 3
RSUA pada perawat baru yang 70-80% merupakan fresh graduated untuk
melihat kinerja perawat dan kekurangan yang ada di ruangan, apakah sudah
sesuai dengan protap keperawatan yang ada atau belum. Pada buku
preceptorship terdapat beberapa macam kompetensi baik secara umum maupun
per bidang. Jika perawat sudah mendapatkan kompetensi yang sesuai, maka
perawat tersebut akan mendapat bukti dapat melakukan kompetensi tersebut
berupa tanda tangan dari PJ unit setelah dilakukan evaluasi ulang kompetensi.
Supervisi ini dilakukan setiap hari dengan pengawasan dari perawat senior,
namun belum ada SPO yang berlaku. Evaluasi dari supervisi akan dilakukan
pada akhir bulan (satu bulan sekali).
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 24 Maret
2014, supervisi yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai 3 dilakukan
sewaktu-waktu, tidak ada jadwal khusus untuk pelaksanaan supervisi.
Pelaksanaan supervisi belum sesuai dengan SPO karena tidak adanya langkah
persiapan sampai evaluasi pengawasan supervisi dan belum adanya uraian serta
sosialisasi supervisi. Prinsip supervisi di Ruang Rawat Inap Lantai 3 yaitu:
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair).
b. Supervisor memberikan Feedback dan Klarifikasi.
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
F. Discharge Planning
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 24 Maret 2014,
discharge planning di Irna Lt. 3, belum dilakukan secara optimal pada semua
pasien yang akan pulang oleh perawat yang ada pada ruangan. Menurut teori,
discharge planning dilakukan mulai pasien masuk, selama perawatan, dan saat
akan pulang. Namun di Irna Lt. 3 discharge planning dilakukan hanya pada
saat pasien akan pulang. Discharge planning dilakukan secara lisan oleh
perawat ruangan dengan memberikan checklist pasien pulang atau kartu
kontrol. Format discharge planning sudah ada dengan isi sesuai dengan
26
standart, yaitu: Identitas pasien, tanggal dan tempat kontrol, status keadaan
pasien, aturan diet, obat, perawatan luka di rumah, aktifitas dan istirahat,
perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Sebelum
perawat ruangan melakukan discharge planning, terlebih dahulu pasien diberi
kuisoner kepuasan pasien. Beberapa kendala yang dapat terjadi saat discharge
planning yaitu pelaksanaan yang kurang optimal karena beban kerja perawat
yang mencakup berbagai aspek pelayanan kesehatan dan ruangan belum
menyediakan kartu discharge planning dan leaflet.
G. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada medical record
(status) didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Irna Lt. 3 adalah sistem
SBAR (Situation Background Assessment Reccomendation) yaitu suatu sistem
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan,
misalnya dari dokter, perawat, ahli gizi dan lain-lain. Pendokumentasian juga
ditulis dalam lembar evaluasi berupa SOAP. Pendokumentasian status telah
dilakukan berdasarkan standar akreditasi JCI yaitu dengan menggunakan
integrated note di mana tidak ada pembedaan antara dokumentasi dari berbagai
tenaga medis. Seluruh pendokumentasian tindakan dan evaluasi pasien ditulis
dalam satu kolom.
Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di Irna Lt. 3, antara
lain:
No URAIAN BAGAN SUMBER
H. Morning Report
Ruang Rawat Inap Lantai 3 belum melaksanakan ronde keperawatan, yang
sudah dilakukan adalah morning report yang diikuti oleh semua tenaga medis
baik itu dokter, perawat, bidan, ahli gizi dan radiologi. Morning report
dilaksanakan setiap hari pada jam kerja yaitu hari Senin sampai hari Jumat, pada
morning report dibahas tentang kondisi pasien pada masing-masing unit seperti,
diagnosa medis pasien, masalah pasien, laporan jumlah pasien baru dan jumlah
pasien lama serta dilakukan feedback oleh pimpinan rumah sakit demi
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Universitas Airlangga.
I. Ronde Keperawatan
Ruangan telah memiliki standar operasional pelaksanaan ronde
keperawatan, namun belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan waktu untuk
melakukannya.
IGD IRJ
OK
ICU
Pemilihan Kamar:
Penjelasan Tarif
RM+Gelang
Pengelolaan Obat
Peraturan dan tatib
Hak dan kewajiban Pasien
Pengisian form umum,jamkesmas non kuota, dll
Dirujuk ke RS Lain
Lama rawat inap pasien di Ruang Rawat Inap lantai 3 RSUA pada bulan
Maret rata-rata adalah 2-3 hari, pulang dengan kondisi baik sejumlah 14 pasien,
pulang paksa sejumlah 1 pasien, meninggal sejumlah 1 orang, rujuk sejumlah 2
orang. Data selama Maret 2014 untuk perhitungan ALOS adalah 26 hari (jumlah
hari perawatan total) dengan jumlah total pasien 9 pasien. Dari perhitungan,
didapatkan hasil rata-rata lama rawat inap adalah 2,888 atau setara dengan 2-3
hari untuk satu pasien.
KEPUASAAN PASIEN
Mutu pelayanan keperawatan di sebuah rumah sakit dapat dinilai atau dilihat
dari beberapa aspek penilaian antara lain:
1. Kepuasan pasien
2. Kecemasan pasien
3. Pengetahuan pasien
4. Discharge planning
5. Pasien jatuh
6. Dekubitus
7. Phlebitis
8. Cedera akibat restrain
9. KNC dan KTD
10. Perawatan diri
11. Kenyamanan
12. Ketergantungan diri
Aspek-aspek diatas belum terdokumentasi secara tertulis di Ruang Rawat
Inap Lantai 3 dan masih dalam proses pembuatan panduan operasional Patient
Safety.
Indikator Standart
Angka kejadian plebitis 5%
Angka kejadian decubitus < 1,5%
Angka kejadian pasien jatuh 0%
Angka kesalahan pemberian obat 0%
Angka kesalah pengambilan darah 0%
Tingkat kepuasaan pasien terhadap pelayanan perawat 75%
Berikut data tentang mutu pelayanan yang kami dapat pada tanggal 24 - 25
Maret 2014 terkait kejadian pasien jatuh, dekubitus, phlebitis, cedera restrain,
KNC dan KTD, serta perawatan diri:
1. Kejadian plebitis
24 25
2 Jumlah terpasangnya 9 2 11
iv cannule
24 25
1 Jumlah 0 0 0
Pasien Jatuh
2 Jumlah 2 3 5
pasien yang
beresiko
jatuh
No Variabel Skor
24 25
1 Jumlah Pasien 0 0 0
dengan dekubitus
2 Jumlah Pasien 2 2 4
yang beresiko
dekubitus
= 0%
= 0
X 100 %
0
= 0%
Data tentang mutu pelayanan yang belum kami dapatkan antara lain
kecemasan, kenyamanan, dan pengetahuan.
WEAKNESS
1) Jam bekerja lebih dai 8 jam 0,4 4 1,6
per hari
2) Terbatasnya kuota tenaga 0,1 1 0,1
keperawatan yang
melanjutkan pendidikan tiap
36
tahun
3) Jumlah pasien bertambah 0,2 3 0,6
banyak.
4) Kepuasan terhadap organisasi 0,2 2 0,4
terbilang cukup puas karena
terdapat job desk yang tidak
sesuai dengan peran perawat
5) Kepuasan kerja perawat 0,1 2 0,1
terbilang cukup puas karena
rendahnya pengakuan atas
prestasi kerja perawat.
TOTAL 1 2,8
THREATENED
1) Ada tuntutan tinggi dari 0,2 3 0,6
masyarakat untuk pelayanan
yang lebih profesional
2) Makin tingginya kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan hukum
3) Makin tinggi kesadaran 0,2 4 0,8
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
4) Persaingan antar RS yang 0,4 4 1,6
semakin kuat
TOTAL 1 3,6
37
TOTAL 1 3,3
WEAKNESS
1. Penanggung jawab sarana dan 0,4 3 1,2
prasana yang kurang
terstruktur
2. Kurangnya sarana untuk cuci 0,6 3 1,8
tangan berupa handrub untuk
setiap bed pasien
TOTAL 1 3,0
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Makin tinggi kesadaran 0,5 2 1,0
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Ada tuntutan tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk melengkapi
sarana dan prasarana
TOTAL 1 2,5
38
3. METHODE (M3)
1. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) RS memiliki visi, misi sebagai 0,2 3 0,6 S –W
acuan melaksanakan kegiatan 3,6 – 4 = - 0,4
pelayanan
2) Sudah ada MAKP yang 0,3 4 1,2
digunakan yaitu MAKP
primer
3) Mempunyai Standar Asuhan 0,1 3 0,3
Keperawatan
4) Mempunyai Protap setiap 0,1 3 0,3
tindakan
5) Terlaksananya komunikasi 0,1 4 0,4
yang adekuat : Perawat dan
tim kesehatan lain
6) Ketenagaan keperawatan 0,2 4 0,8
sudah memenuhi syarat untuk
MAKP (semua lulusan S1
Keperawatan)
TOTAL 1 3,6
WEAKNESS
1) Penerapan NIC Nurse In 1 4 4
Charge kurang optimal dan
terstruktur dengan baik.
Adanya double Jobdesc di
mana NIC yang sudah
bertanggung jawab atas
ruangan dalam 1 shift, juga
bertanggung jawab
melaksanakan tugas perawat
pelaksana.
TOTAL 1 4
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
yang semakin tinggi terhadap 0,6 2 1,8
peningkatan pelayanan
keperawatan profesional yang
lebih maksimal
2. Kebebasan pers mengakibatkan 0,4 1 0,4
mudahnya penyebaran
infrormasi didalam ruangan ke
masyarakat
TOTAL 1 2,2
2. Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Overan merupakan kegiatan 0,3 4 1,2 S–W
rutin yaitu dilaksanakan 3 kali 3,2 – 3= 0,2
dalam sehari
2. Overan diikuti oleh semua 0,2 4 0,8
perawat yang telah dan akan
dinas
3. Jika tidak ada kepala ruangan, 0,2 2 0,4
perawat primer mampu
memimpin overan
4. Tanda tangan yang tercantum 0,1 2 0,2
dalam buku timbang terima
adalah tanda tangan NIC/PP,
penanggung jawab unit, dan
penanggung jawab URI (Unit
Rawat Inap)
5. Kemampuan perawat dalam 0,1 3 0,3
berkomunikasi sangat baik,
yaitu menggunakan system
SBAR
6. Ada klarifikasi, tanya jawab, 0,1 3 0,3
dan validasi terhadap semua
yang dioverkan
TOTAL 1 3,4
WEAKNESS
1) Pada saat melakukan validasi 1 3 3
ke pasien belum semua perawat
bina hubungan saling percaya
ke pasien
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,5 3 1,5
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelyananan
keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung 0,5 3 1,5
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan
TOTAL 1 3,0
3. Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Tersedianya sarana dan 0,2 4 0,8 S–W
prasarana untuk pengelolaan 3,4 - 3,0 = 0,2
sentralisasi obat
2) Adanya sistem sentralisasi 0,2 4 0,8
menggunakan ODD (one day
dose)
3) Pengetahuan perawat tentang 0,3 3 0,9
proses sentralisasi obat baik
4) Ada lembar 0,3 3 0,9
pendokumentasian obat (oral
dan parenteral) yang diterima
di setiap status pasien
(medication chart)
TOTAL 1 3,4
WEAKNESS
1. Belum adanya tempat 0,4 4 1,6
penyimpanan obat High Alert
2. Dokter belum ikut serta 0,2 3 0,6
dalam menuliskan paraf resep
obat dalam medication chart
3. Belum ada lembar salinan 0,2 2 0,4
41
TREATHENED
1) Adanya tuntutan pasien untuk 0,3 2 0,6
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2) Beban kerja perawat yang 0,4 3 1,2
tinggi beresiko untuk
terjadinya kesalahan dalam
pemberian obat
3) Adanya sistem BPJS yang 0,3 3 0,9
memungkinkan beberapa obat
yang tidak dijamin
TOTAL 1 2,7
TOTAL 1 3,4
WEAKNESS
1. Pelaksanaan penerimaan pasien 1 3 3
baru belum optimal
TOTAL 1 3
TOTAL 1 3,0
WEAKNESS
1. Belum mempunyai format
yang baku dalam pelaksanaan 0,3 3 0,9
supervisi
2. Belum ada uraian yang jelas 0,2 2 0,4
tentang supervisi
3. Penilaian supervisi masih 0,2 2 0,4
secara global sehingga
pencapaian setiap kompetensi
belum maksimal.
4. Tidak terdapat sosialisasi 0,2 2 0,4
tentang supervisi
TOTAL 1 2,1
43
THREATENED
1) Tuntutan pasien sebagai 1 3 3
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
TOTAL 1 3
6. Discharge Planning (M3)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya kemauan untuk 0,5 3 0,9 S-W
memberikan pendidikan 2,4-2,6= -0,2
kesehatan kepada pasien dan
keluarga pasien
2. Perawat mampu memberikan 0,5 3 1,5
pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga saat akan
pulang
TOTAL 1 2,4
WEAKNESS
1. Pelaksanaan perencanaan 0,4 2 0,8
pulang belum optimal
2. Tidak tersedianya brosur atau 0,3 3 0,9
leaflet untuk pasien saat
melakukan perencanaan
pulang
3. Pemberian pendidikan 0,3 3 0,9
kesehatan dilakukan secara
lisan pada setiap pasien atau
keluarga
TOTAL 1 2,6
44
TOTAL 1 3,5
THREATENED
1. Makin tinggi kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Ada tuntutan tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk
melaksanakan pelayanan
keperawatan yang profesional
TOTAL 1 3,0
7. Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,3 4 1,2 S-W
prasarana dokumentasi untuk 3,4 – 3 = 0,4
tenaga kesehatan (sarana
administrasi penunjang)
2. Penggunaan sistem 0,2 3 0,6
pendokumentasian SBAR
3. Format pendokumentasian 0,2 3 0,6
dengan model integration
sheet
4. Adanya sistem Read, write, 0,2 3 0,6
Repeat Back
5. Adanya kesadaran dan
pengetahuan perawat tentang 0,1 4 0,4
tanggung jawab dan tanggung
gugat
TOTAL 1 3,4
WEAKNESS
1. Pendokumentasian kurang 0,6 3 1,8
lengkap dan tidak terstruktur
dengan baik (Tidak ada
Nomer RM)
2. Pengawasan terhadap 0,4 3 1,2
sistematika pendokumentasian
45
TREATHENED
1. Tingkat kesadaran masyarakat 0,2 3 0,6
(pasien dan keluarga) akan
tanggung jawab dan tanggung
gugat
2. Persaingan RS dalam 0,3 2 0,6
memberikan pelayanan
keperawatan
3. RM yang terlalu banyak dapat 0,5 4 2,0
menyebabkan
pendokumentasian yang diisi
tidak sesuai kondisi pasien
TOTAL 1 3,2
8. Morning Report
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya jadwal rutin 0,2 2 0,4
pelaksanaan morning report S–W
2. Mempertemukan semua 0,5 3 1,5 2,8 – 2,0
elemen unit di Rumah Sakit = 0,8
3. Mengetahui seluruh 0,3 3 0,9
permasalahan di rumah sakit
TOTAL 1 2,8
WEAKNESS
1. Beberapa elemen unit tidak 1 2 2
hadir
TOTAL 1 2
46
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,6 2 1,2
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2. Pasien dan keluarga semakin 0,4 2 0,8
tahu tentang hukum
TOTAL 1 2,0
9. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1) Ruangan mendukung adanya 0,3 4 1,2
kegiatan ronde keperawatan S–W
2) Ada kemauan perawat untuk 0,2 3 0,6 3,7 – 4
berubah = -0,3
3) Adanya kasus yang 0,1 3 0,3
memerlukan perhatian kusus
oleh perawat ruangan
4) Adanya pembentukan tim 0,4 4 1,6
dalam pelaksanaan ronde
keperawatan
TOTAL 1 3,7
WEAKNESS
1) Belum adanya kesempatan 1 4 4
untuk melakukan ronde
keperawatan secara
terstruktur
TOTAL 1 4
TREATHENED
1) Adanya tuntutan yang lebih 1 3 3
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
profesional
TOTAL 1 3
12 Keuangan (M4)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH S-W=
1) Ada sumber dana dari 0,6 4 2,4 3,2-3,5= -0,3
Universitas Airlangga dan
APBN pusat
2) Ada pendapatan dari pasien 0,4 2 0,8
umum atau privat
TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
1) Perawat masih ikut 0,5 4 2
menangani
administrsasi/billing di
ruangan
2) Tidak adanya jasa pelayanan 0,5 3 1,5
perawat setelah
diberlakukannya sistem BPJS
TOTAL 1 3,5
O-T=
b. Eksternal Faktor (EFAS) 3-3,5= -0,5
OPPORTUNITY
1) Adanya kebijakan untuk 1 3 3
pasien BPJS di mana
kelebihan dana rawat bisa
menjadi income untuk rumah
sakit
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Jumlah pasien jamkesmas non 0,5 3 1,5
kuota lebih banyak dari pada
pasien umum
2. Pasien BPJS harus 0,5 4 2
memperhatikan biling yang
48
telah ditentukan
1 3,5
TOTAL
13 Mutu (M5)
TOTAL 1 3,55
WEAKNESS
1. Angka kejadian Phlebitis > 5% 0,4 2 0,8
2. Kurangnya promosi kesehatan 0,6 4 2,4
mengenai pengendalian infeksi di
irna Lt3.
1 3,2
1.
TOTAL
TREATHENED
1) Adanya tuntutan masyarakat 0,2 2 0,4
yang semakin meningkat
2) Persepsi masyarakat terhadap 0,5 2 1,0
nama rumah sakit pendidikan
3) Tuntunan dari tenaga medis 0,3 3 0,9
lainnya (dokter spesialis)
49
TOTAL 1 3,1
50
O
2.2.7 Diagram Layang
DP (-0.2 , , 0.5)
SO (0.2 , 0.4)
M2 (0,5 , 0,2)
TT (0.2 , 0.1)
-1.3 -1.2 -1.1 -1.0 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1
W S
PPB (0.4 , -0.3)
T
KETERANGAN : RK : Metode-Ronde Keperawatan
M1 : Ketenaga kerjaan SO : Metode-Sentralisasi Obat
M2 : Sarana dan Prasarana SPV : Metode-Supervisi
M4 : Keuangan TT : Metode-Timbang Terima
M5 : Mutu DP : Metode-Discharge Planning
MAKP : Metode-Penerapan Model PPB : Metode Penerimaan Pasien
DK : Metode-Dokumentasi Baru
MR : Metode-Morning Report
51
1. Sumber Daya Manusia yang kurang mencukupi terkait belum adanya tenaga non
keperawatan yang fokus menangani sarana prasarana guna pemeliharaan dan
penanggungjawab (Pekarya RT, Perkarya Kesehatan)
2. Terdapat antiseptik handwash namun jumlahnya terbatas hanya disetiap ruangan
saja, belum bisa setiap bed.
3 Metode (M3)
a. Penerapan Model
Masalah :
a) Double Jobdesc seorang NIC, di mana NIC yang sudah bertanggung jawab
atas ruangan dalam 1 shift, juga bertanggung jawab melaksanakan tugas
perawat pelaksana.
Penyebab :
a) Kurangnya jumlah tenaga perawat di setiap shift.
52
b. Sentralisasi Obat
Masalah :
a) Belum adanya tempat penyimpanan obat High Alert
b) Dokter belum ikut serta dalam menuliskan paraf resep obat dalam
medication chart
c) Belum ada lembar salinan obat untuk pasien dan keluarga pasien
d) Tidak semua resep obat dimintakan persetujuan pasien
Penyebab :
a) Kurangnya jumlah pegawai farmasi dan perawat, membuat pelaksanaan
sentralisasi obat tidak berjalan secara maksimal
b) Belum adanya format salinan obat untuk pasien
c. Timbang Terima
Masalah :
a) Pada saat melakukan validasi ke pasien belum semua perawat bina
hubungan saling percaya ke pasien
Penyebab :
a) Belum terbiasanya perawat dalam melakukan perkenalan diri secara
terapeutik serta kurangnya pengetahuan pasien tentang kegiatan validasi
d. Discharge Planning
Masalah :
a) Pelaksanaan perencanaan pulang belum optimal
b) Tidak tersedianya brosur atau leaflet untuk pasien saat melakukan
perencanaan pulang
c) Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien
atau keluarga
Penyebab :
a) Pelaksanaan yang kurang optimal karena beban kerja perawat yang
mencakup berbagai aspek pelayanan kesehatan dan ruangan belum
menyediakan kartu discharge planning dan leaflet.
e.Dokumentasi Keperawatan
Masalah :
a) Pendokumentasian tidak terstruktur dengan baik
Penyebab :
53
4 Money (M4)
Masalah :
1) Tidak adanya jasa pelayanan yang didapat oleh perawat setelah diberlakukannya
sistem BPJS
2) Perawat masih menangani administrasi pasien (billing)
54
Penyebab :
1) Kurangnya sumber daya untuk melakukan system administrasi terpusat sesuai
dengan SPO.
2) Penerapan kebijakan dari pemerintah.
3) Biaya (billing) sudah di tentukansesuaidengandiagnosa (plavon) masing-masing.
5 Mutu (M5)
Masalah :
a) Tingginya angka kejadian plebitis (9%)
Penyebab:
a) Pengaruh obat via IV dan pergerakan pasien yang berlebiha
3.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : RA Gabby Novikadarti R., S. Kep.
Wakil Ketua : Agustian Saqurin, S. Kep.
Sekretaris 1 : Fitriana Kurniasari., S. Kep.
Bendahara : Dwi Agustina., S. Kep.
Penanggung Jawab Kegiatan
1. Penerimaan pasien baru : Ni Kadek Apriani., S.Kep.
2. Supervisi : Amaliyatul Kholifah., S.Kep.
Dwi Agustina., S.Kep
3. Sentralisasi obat : Heru Kriswanto., S.Kep.
Opi Dyah., S.Kep
4. Discharge Planning : Fika Irianawati., S.Kep
5. Ronde Keperawatan : M.Irdlo Billah., S.Kep
Priyo Febri N., S.Kep
6. Timbang terima : Opi Dyah., S.Kep
7. Dokumentasi + MAKP : Priskylia Mahayu O., S.Kep.
Agustian Saqurin, S. Kep.
56
57
PERAWAT PERAWAT
PRIMER PRIMER
PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE
PASIEN PASIEN
Dalam penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan.
Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
58
4) Membuat rencana kendali kepala ruangan yang membawahi dua perawat primer
dan perawat primer yang membawahi dua perawat ascociate
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
8) Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak ada di tempat kepala perawat
primer
9) Mengetahui kondisi pasien dan menilai tingkat kebutuhan pasien.
10) Mengembangkan kemampuan anggota
11) Menyelenggarakan konferensi
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer
2) Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik
3) Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
4) Menginformamsikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
askep pasien
5) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
6) Meningkatkan kolaborasi
d. Pengawasan
1) Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat primer mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
2) Melalui supervisi
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat ini
b) Pegawasan secara langsung, yaitu mengecek daftar hadir, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan, serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan dari perawat primer
3) Evaluasi
60
c. Evaluasi
1) Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
2) Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP dan PA.
2. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen,
kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
c. Fungsi Supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai standart
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksana
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreativitas
dan motivasi
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam
pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan pasien, perawat dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan, manajemen
sumber daya, dan manajemen anggaran yang tersedia. Manajemen pelayanan
keperawatan meliputi : mendukung pelayanan keperawatan, rencana program
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
4. Tugas Supervisor.
a. Mempertahankan standart operasional keperawatan yang sesuai dengan protap.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan, bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Memantapkan kemampuan perawat.
e. Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
5. Teknik Supervisi
64
a. Secara Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berjalan.
Supervisor terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan perbaikan.
Prosesnya :
1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi supervisor
2) Selama proses, supervisor memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk
3) Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah kegiatan selesai,
yang bertujuan untuk menguatkan cara yang telah sesuai dan memperbaiki
kekurangan dan reinforcement positif dari supervisor.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun maupun lisan. Supervisor
tidak terlibat atau melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, seingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis
6. Alur Supervisi
Ka. Bid Perawatan
Kasi Perawatan
Ka Per IRNA
c. Waktu
Minggu III dan IV
d. Rencana Kegiatan :
1) Membuat konsep supervisi keperawatan yang sesuai standar.
2) Menentukan materi supervisi keperawatan.
3) Merevisi format supervisi yang sesuai standar.
4) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan supervisi keperawatan.
5) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat ruangan.
6) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
7) Melakukan evaluasi dari kegiatan supervisi yang telah dilakukan.
e. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
b) Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c) Menentukan materi supervisi.
2) Proses :
a) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan supervisor.
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
3) Hasil :
a) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
b) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi.
Supervisor memberikan reward/feed back pada PP dan PA.
PASIEN
RENCANA TINDAKAN
MASALAH
3. Prosedur Pelaksanaan
a. Kedua kelompok siap.
b. Prinsip timbang terima: tidak semua pasien dilakukan timbang terima, khusus pada
pasien yang memiliki permasalahan yang belum teratasi serta yang membutuhkan
observasi lebih lanjut.
c. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang
penting lainnya selama masa perawatan.
d. Hal-hal yang sifatnya khusus diserahterimakan kepada perawat berikutnya.
e. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas pasien dan diagnosis medis
2) Data (keluhan obyektif dan subyektif)
67
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/ Validasi
data
validasi data
TAHAP RONDE PADA BED PASIEN
Diskusi PP-PP,
Konselor,KARU
Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat dan efek samping kemudian memberi kode dan tanda tangan setelah
melakukan pemberian obat.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek setiap pagi oleh kepala ruangan / petugas
yang ditunjuk (PP) dan didokumentasikan dalam format pemberian obat
oral/injeksi.
5. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau perubahan rute
pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan dalam buku sentralisasi obat
dan lembar kontrol obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu), maka dokumentasi tetap
di catat pada buku sentralisasi obat dan lembar kontrol obat.
6. Obat khusus
a. Obat tersebut khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup mahal,
menggunakan rute pemberian yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar atau hanya diberikan dalam waktu tertentu saja.
b. Pemberian obat khusus tetap dicatat pada buku sentralisasi obat yang dilaksanakan
oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan pada pasien/keluarga: nama obat, kegunaan obat, waktu
pemberian, efek samping, penanggung jawab pemberian. Wadah obat sebaiknya
diserahkan / ditunjukkan pada pasien atau keluarga.
74
Dokter Perawat
Pendekatan
perawat
PASIEN/ KELUARGA
Surat
persetujuan
sentralisasi obat FARMASI/ APOTIK
PERAWAT
PASIEN / KELUARGA
Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
Pencatatan data pasien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan perawat
untuk menyelesaikan masalah pasien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah
dapat teratasi. Hal ini juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya
masalah baru secara dini.
c. Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan pasien
sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan
d. Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat
dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan pasien.
e. Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
digunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi
keperawatan.
e. Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
f. Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan
fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan Perry,1984)
a. Jangan menghapus dengan tipe x atau menghapus tulisan yang salah. Cara yang
benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis kemudian
dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu dituliskan catatan yang benar.
b. Jangan mengkritik pasien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat digunakan
sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
c. Jangan tergesa – gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
d. Catat hanya fakta, akurat, reliable.
e. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang kosong
dan bubuhkan tanda tangan.
f. Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
g. Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi.
h. Tulis hanya untuk diri sendiri.
i. Hindari penulisan yang kurang spesifik.
77
j. Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan
urutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu pada
model PIE. Teknik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu pasien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register pasien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai
dengan “I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh PP.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan pasien sebagai pengaruh dari intervensi
diidentifikasi dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah, berisi tentang jam
dan paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap pergantian
jaga).
4. Keuntungan
a. Memungkinkan pengguanaan proses keperawatan.
b. Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
c. Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
d. Perkembangan pasien dapat dengan mudah digambarkan.
5. Kerugian
a. Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
b. Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif uuntuk beberapa
situasi keperawatan.
6. Bagian dari dokumentasi keperawatan
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian persistem.
Lembar dokumentasi keperawatan dengan sistem PIE berisi tentang:
a. Nama pasien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosis medis
e. Diagnosis keperawatan
78
di rumah, aktivitas, yang harus di bawa pulang, rencana kontrol, yang perlu di
bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
d. Perawat primer memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah diajarkan.
e. Perawat primer memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
bertanya bila belum mengerti.
3. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning
a. Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang
b. Karu memberikan reinforcement atau reward kepada pasien dan keluarga jika
dapat melakukan dengan benar apa yang sudah dilaksanakan.
c. Follow up.
81
Awal Masuk PP menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi kepe
Rumah Sakit PP mengorientasikan ruangan kepada keluarga pasien.
Keluar
Rumah
Perencanaan pulang
Gambar 3.5 Alur Discharge Planning
II MII – MATERIAL
3. Penanggung jawab sarana Sarana dan 1. Mengusulkan pembentukan 1. adanya penanggung Minggu Mahasiswa
prasarana kurang terstruktur. prasarana ruangan penanggung jawab sarana dan jawab sarana prasarana I–V FKp UA
4. Kurangnya sarana untuk cuci Ruang Rawat Inap prasarana 2009
tangan (handrub) untuk setiap bed Lantai 3 terawat 2. adanya handrub di
pasien dan mampu 2. mengusulkan untuk menambah setiap bed pasien dan
memfasilitasi pasien dapat
85
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
kebutuhan pasien handrub di setiap bed pasien menggunakan.
serta
meningkatkan
pengendalian
infeksi melalui
cuci tangan
III M III – METHOD
A. Penerapan Model
Double Jobdesc seorang NIC, di mana Timbang terima 1. Mendiskusikan teknik timbang 1. Isi timbang terima Minggu Klp 2
NIC yang sudah bertanggung jawab atas dilakukan dengan terima bersama dengan staf tentang masalah III Mahasiswa
ruangan dalam 1 shift, juga bertanggung baik dan perawatan di Ruang Rawat Inap keperawatan yang FKp UA
jawab melaksanakan tugas perawat terdokumentasi. Lantai 3 RSUA. sudah dan belum 2009
pelaksana 2. Timbang terima dapat dilakukan teratasi,
secara lisan dan tertulis dalam buku terdokumenstasi dengan
operan. baik dan benar pada
3. Melaksanakan timbang terima buku laporan timbang
bersama dengan kepala ruangan terima yang telah
dan staf keperawatan. disediakan
4. Dilaksanakan pada setiap 2. Timbang terima
pergantian shift. dilakukan di nurse
5. Dipimpin oleh perawat primer station dan di pasien
86
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
sebagai penanggung jawab shift. dengan melakukan
6. Diikuti perawat, mahasiswa yang klarifikasi kepada
berdinas atau akan berdinas. pasien
7. Informasi yang disampaikan harus
akurat, singkat, sistematis yang
menggambarkan kondisi saat ini
dengan tetap menjaga kerahasiaan
pasien.
8. Timbang terima berorientasi pada
permasalahan keperawatan,
rencana keperawatan, tindakan dan
perkembangan kesehatan pasien.
9. Mendokumentasikan hasil timbang
terima pasien pada buku operan.
B. Sentralisasi Obat
e) Belum adanya tempat penyimpanan 1. Adanya format 1. Membuat lembar perse-tujuan 1. Adanya format Minggu
obat High Alert persetujuan pasien/ keluarga pasien terhadap sentralisasi obat yang II
f) Dokter belum ikut serta dalam sentralisasi obat rencana dilakukannya sentralisasi terdokumentasikan Heru
menuliskan paraf resep obat dalam bagi pasien obat. 2. Adanya kartu salinan Kriswanto,
medication chart 2. Adanya kartu 2. Membuat kartu salinan obat yang obat yang diterima S.Kep
g) Belum ada lembar salinan obat salinan obat
87
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
untuk pasien dan keluarga pasien untuk pasien. diterima oleh pasien pasien
h) Tidak semua resep obat dimintakan 3. Menjelaskan kepada pasien terkait
persetujuan pasien jenis, efek, dan termasuk harga
obat.
C. Timbang Terima Semua perawat Bina hubungan saling percaya Adanya hubungan saling Minggu
Pada saat melakukan validasi ke pasien mampu bina (perawat-perawat, perawat-pasien, percaya antara (perawat- II Opi Diyah,
belum semua perawat bina hubungan hubungan saling perawat-keluarga) perawat, perawat-pasien, S.Kep
saling percaya kepada pasien percaya perawat-keluarga)
D. Discharge planning
d) Pelaksanaan perencanaan Terlaksanannya 1. a Menyusun perencanaan tentang 1. Perawat melakukan Minggu Fika
pulang belum optimal discharge planning pelaksanaan discharge plan- discharge planning III Irianawati,
e) Tidak tersedianya brosur atau sesuai dengan ning sesuai standar. sesuai dengan standar S.Kep
leaflet untuk pasien saat melakukan standar dan b. Mendokumentasikan pelak- 2. Pasien dan keluarga
perencanaan pulang kemampuan sanaan discharge planning. mengerti dan memahami
f) Pemberian pendidikan perawat meningkat c. Mendiskusikan sistem penjelasan tentang
kesehatan dilakukan secara lisan dalam memberikan pendokumentasian kegiatan penyakitnya
pada setiap pasien atau keluarga pendidikan discharge planning dengan PJ 3. Adanya brosur/ leaflet
kesehatan kepada tentang penyakit yang
88
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
pasien. Rawat Inap Lantai 3 RSUA paling banyak ada
d. Evaluasi sistem pelaksanaan diruang Rawat Inap
discharge planning yang telah Lantai 3 RSUA
dilakukan 4. Adanya dokumentasi
2.a. Membuat brosur/ leaflet tentang dari discharge planning
pengertian penyakit, pen- yang telah dilakukan
cegahan, perawatan dirumah, pada status pasien.
nutrisi, aktivitas dan istirahat 5. Adanya kartu discharge
sesuai dengan kebutuhan planning yang dibawa
pasien. pulang pasien
b. Membuat leaflet dengan
tindakan perawatan dan kasus
terbanyak diruangan.
1 a. Membuat jadwal untuk me-
lakukan discharge planning
yang dilakukan oleh perawat
b. Merencanakan jadwal
pelaksanaan discharge
planning pada pasien baru
datang, selama perawatan dan
89
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
akan pulang.
c. Melaksanakan penyuluhan
kesehatan pada pasien baru
datang, selama perawatan dan
akan pulang
C. Dokumentasi
b) Pendokumentasian tidak terstruktur Merumuskan 1. Mendiskusikan dan merumuskan 1. Pendokumentasian Minggu Priskylia
dengan baik kembali format format pendokumentasian asuhan asuhan keperawatan II – IV Mahayu O,
pendokumentasian keperawatan yang sesuai dengan dalam status pasien S.Kep.
asuhan Ruang rawat Inap Lantai 3. dilakukan secara
keperawatan yang lengkap, ringkas dan
sesuai sehingga 2. Mensosialisasikan sistem benar.
tidak terjadi pendokumentasian dan 2. Pendokumentasihan
penduplikasian implementasi asuhan keperawatan implementasi asuhan
data yang yang benar dalam kegiatan keperawatan telah
diharapkan serta timbang terima. ditulis dengan benar
dapat mengurangi a Membuat petunjuk teknis
beban kerja pendokumentasian asuhan
perawat. keperawatan.
b Membuat urutan atau
penomoran pendokumentasian
90
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
sesuai dengan profesi tenaga
medis.
c Melaksanakan
pendokumentasian asuhan
keperawatan bersama dengan
perawat ruangan.
d Mengevaluasi pelaksanaan
sistem dokumentasi asuhan
keperawatan yang telah
dilakukan
E. Supervisi
e) Belum adanya dokumentasi Terciptanya 1.a. Memasukkan kegiatan supervise 1. Supervisi dilakukan Minggu Amaliyatul
supervisi yang jelas rencana kerja (membuat jadwal) dalam rencana sesuai dengan jadwal, III Kholifah,
f) Kurangnya sosialisasi tentang dalam pelaksanaan kegiatan bulanan di ruangan minimal 1x dalam 1 S. Kep
supervisi kepada perawat yang akan supervisi, tersedia tersebut bulan.
di supervisi. format supervisi b. Melaksanakan supervisi sesuai 2. Ada dokumentasi setiap
g) Belum ada uraian yang jelas tentang yang baku dan dengan format yang telah ada dari kegiatan supervise
supervisi sesuai standar ruangan 3. Sosialisasi supervisi
h) Penilaian supervisi masih secara c. Menentukan materi supervise dilaksanakan
global sehingga pencapaian setiap keperawatan.
kompetensi belum maksimal. d. Menyiapkan petunjuk teknis
91
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
pelaksanaan supervisi
keperawatan.
e. Melaksanakan supervisi
keperawatan bersama-sama
perawat ruangan.
f. Melakukan evaluasi dari kegiatan
supervisi yang telah dilakukan
2. Mendokumentasikan hasil
pelaksanaan supervisi keperawatan.
3. Bekerja sama dengan ruangan
melakukan sosialisasi tentang
supervisi
F. Ronde Keperawatan Ronde 1. a. Menentukan pasien yang akan Ronde keperawatan dapat Minggu M. Irdlo
keperawatan dijadikan subyek dalam ronde terlaksana secara rutin IV Billah, S.Kep
c) Ronde keperawatan belum terlaksana secara keperawatan. sesuai jadwal yang telah
dilaksanakan rutin, terjadwal, b. Menentukan kasus sulit dengan ditetapkan dan dipimpin
d) Belum adanya kesempatan untuk sesuai dengan masalah keperawatan yang oeh Kepala ruangan
melakukan ronde keperawatan adanya kasus yang tidak terselesaikan.
secara terstruktur tidak dapat c. Menentukan strategi ronde
92
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
terselesaikan. keperawatan yangs akan
dilakukan.
d. Menentukan materi dalam
pelaksanaan ronde
keperawatan.
e. Menyiapkan petunjuk teknis
pelaksanaan ronde keperawatan
f. Membuat format pendoku-
mentasian kegiatan ronde
keperawatan.
g. Melaksanakan ronde kepera-
watan bersama-sama kepala
ruangan dan staf keperawatan.
h. Mendokumentasikan kegiatan
ronde keperawatan sesuai
dengan format yang telah
dibuat.
i. Mengevaluasi kegiatan ronde
keperawatan yang telah
dilakukan
93
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
2. Membuat jadwal ronde keperawa-
tan dengan masalah yang terjadi di
ruangan agar dapat dengan cepat
teratasi, misalnya 1 kali dalam
sebulan, dilaksanakan minimal 30
menit, dihadiri oleh multidisiplin
dan dipimpin oleh Kepala ruangan
IV M4 – MONEY
1. Biaya 1. Mengusulkan beberapa cara untuk 1. Angka kepuasan pasien Minggu Klp 2
3) Tidak adanya jasa pelayanan operasional yang melaksanakan pelayanan dengan terhadap pelayanan II-V Mahasiswa
yang didapat oleh perawat setelah dikeluarkan prinsip cost efective tinggi (mencapai 90- FKp 2009
diberlakukannya sistem BPJS sesuai dengan 100%).Biaya
4) Perawat masih menangani pendapatan operasional seimbang
administrasi pasien (billing) masuk. dengan pendapatan.
V M5 – MUTU Kejadian Angka 1. Menghitung dan mendokumentasi Ada dokumentasi dan Minggu Mahasiswa
plebitis yang angka kejadian resiko plebitis. evaluasi tentang angka II- V FKp A9
Tingginya angka kejadian plebitis (9%) sesuai dengan kejadian plebitis.
. indikator mutu 2. Mengajarkan tata cara cuci tangan b. Kelurga dan pasien
rawat inap pada keluarga menggunakan dapat melakukan tata cara
sebanyak < 5 % teknik 7 langkah yang baik dan cuci tangan dengan tehnik
benar. 7 langkah yang baik dan
3. Memberikan penjelasan kepada benar.
pasien dan keluarga tentang c. Pasien dan keluarga
mengurangi pergerakan pada dapat memahami dan
lokasi pemasangan infus. menerapkan apa yang di
4. Mengajarkan keluarga cara
95
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu
Keberhasilan Jawab
perawatan dengan mengompres jelaskan.
air hangat disekitar area d. Pasien dan keluarga
pemasangan iv cannul tetapi dapat memahami dan
jangan sampai membasahi area melakukan apa yang di
kassa penutup iv cannul. jelaskan.
96
DAFTAR PUSTAKA
97
98