Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL SUPERVISI

PRAKTIKA SENIOR
DI RS MUHAMMADIYAH GRESIK
PERIODE 15 APRIL – 05 MEI 2019

Di Susun Oleh :
1. Rintis Kurniawan, S.Kep
2. Ahmad Zuhad, S.Kep
3. Vicky Ariwibowo, S.Kep
4. Laili Maghfiroh, S.Kep

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
DAFTAR ISI
KOVER ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 3
1.3 Manfaat .............................................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5


2.1 Pengertian Supervisi........................................................................... 5
2.2 Tujuan Supervisi................................................................................. 5
2.3 Prinsip Supervisi................................................................................. 5
2.4 Pelaksana Supervisi ........................................................................... 6
2.5 Alur Supervisi .................................................................................... 7
2.6 Langkah-Langkah Supervisi............................................................... 8
2.7 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi ............................................. 8
2.8 Teknik Supervisi ................................................................................ 9
2.9 Pengorganisasian Peran ..................................................................... 10

BAB 3 KEGIATAN ...................................................................................... 11


3.1 Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................ 11
3.2 Metode ............................................................................................... 11
3.3 Instrumen ........................................................................................... 11
3.4 Struktur Pengorganisasian.................................................................. 11
3.5 Mekanisme Kegiatan Supervisi ........................................................ 12
3.6 Evaluasi ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. iii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada pelayanan
keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk persaingan untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan keperawatan, hal ini membuat
perawat harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang paripurna. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier, 2010).
Kaitannya dengan keperawatan, maka dokumentasi memegang peranan penting
terhadap segala macam tuntutan dan merupakan tanda dari perkembangan ilmu dan
teknologi keperawatan. Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu bentuk
upaya membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan keperawatan (Webster
New World Dictionary dalam Marelli (2007). Pelaksanaan dokumentasi proses
keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan
menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit
(Fisbach, 2008). Penyelenggaraan dokumentasi keperawatan telah ditetapkan dalam SK
Menkes No. 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan SK
Dirjen Yanmed No. YM. 00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang Standar Asuhan
Keperawatan.
Agar pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan sesuai
dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan. Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat
melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah
satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan keperawatan. Seorang manajer hendaknya mampu menjalankan fungsi
manajemen agar dapat mencapai tujuan secara berdaya guna. Manajer ruangan dalam hal
ini kepala ruangan melaksanakan supervisi terhadap tindakan yang dilakukan oleh
perawat primer. Supervisi mempunyai 3 kegunaan, pertama supervisi berguna untuk
meningkatkan kemampuan supervisi dalam memberikan pelayanan pada pelaksana
kegiatan (perawat) khususnya dalam pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Kedua,
supervisi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga,
hasil supervisi berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan
profesional kepada pelaksana kegiatan. Supervisi akan mencapai tingkat kegunaan yang
tinggi pada kegiatannya dilakukan melalui 3 prinsip hubungan kemanusiaan yaitu
pengakuan dan penghargaan, objektivitan dan kesejawatan di ruang ICU RS
Muhammadiyah Gresik. Terkait kualitas asuhan keperawatan, telah dikembangkan suatu
alat ukur berupa instrumen Q-DIO (Quality of Diagnosis, Intervention dan Outcomes)
sejak tahun 2005 hingga 2006. Instrument ini merupakan suatu alat ukur untuk menilai
kualitas diagnosis, intervensi dan outcomes keperawatan melalui dokumentasi asuhan
keperawatan. Instrument ini menggunakan 29 item pertanyaan bertipe Likert yang terdiri
dari 4 item yaitu Diagnosis keperawatan sebagai suatu proses, Diagnosis keperawatan
sebagai suatu produk/hasil, intervensi keperawatan, dan outcomes keperawatan (Muller-
Staub et al, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muller-Staub et al (2008), instrument Q-
DIO memungkinkan untuk mengukur kualitas asuhan keperawatan melalui dokumentasi
keperawatan yang terdiri dari diagnosis, intervensidan outcomes dengan atau tanpa
implementasi teori dan bahasa keperawatan yang berstandarisasi. Penelitian ini juga
mendukung penggunaan klasifikasi keperawatan seperti NANDA, NIC dan NOC.
Penilaian kualitas pelayanan keperawatan ini harus difokuskan pada pengukuran
kinerja perawat atau proses keperawatan yang wujudnya dapat terlihat pada dokumentasi
keperawatan (Bostick et al, 2008). Perawat sebagai salah satu tim tenaga kesehatan perlu
mengembangkan pengukuran kualitas dokumentasi karena kualitas dokumentasi ini
merupakan cerminan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat. Dokumentasi
keperawatan dianggap sangat penting untuk mengevaluasi asuhan keperawatan, yang
dapat dinilai melalui kesesuaian dengan teori dan penggunaan istilah yang terstandarisasi
(Muller-Staub et al, 2008).
Dalam praktik manajemen keperawatan di di ruang ICU RS Muhammadiyah
Gresik selama ini belum ada mahasiswa keperawatan yang melakukan praktik manajemen
keperawatan disana, dikarenakan ruangan yang masih baru dan aktif digunakan pada
bulan Oktober 2016 kemarin. Sehingga perlu dilakukan sebuah supervisi (pengawasan)
dan nantinya diharapkan kinerja keperawatan akan lebih berkualitas dan mampu
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien serta keluarga sebagai objek dalam
fungsinya sebagai care giver sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan juga
dalam penyusunan sistem pendokumentasian Asuhan Keperawatan.
Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan delegasi dan supervisi tentang kualitas
dokumentasi Asuhan Keperawatan yang sesuai dengan ruangan ICU RS Muhammadiyah
Gresik.
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa mampu
mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat
primer maupun perawat associate di RS Muhammadiyah Gresik.
b. Tujuan khusus
a) Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
b) Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan perawat.
c) Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan keperawatan.
d) Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
e) Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associate
1.3 Manfaat
a) Bagi Perawat
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang
disupervisi dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis
antara supervisor dan perawat yang disupervisi.
- Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate
dalam menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.
b. Bagi Institusi
Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan tindakan
keperawatan sehingga tercipta pelayanan keperawatan professional
c. Bagi Pasien
Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntutan pasien.
d. Bagi Mahasiswa
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
praktek manajemen keperawatan khususnya dalam hal supervisi
- Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan
khusunya pendokumentasian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan
pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif (sudjana N, 2011).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang
bermutu setiap saat (Depkes, 2008).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.

2.2 Tujuan Supervisi


Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien
dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.

2.3 Prinsip Supervisi


a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan antar
manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kempemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas,terorganisir dan dinyatakan melalui
petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standar.
d. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokrasi antara supervisor dan
perawat pelaksana.
e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreativitas
dan motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam pelayanan
keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat dan manajer.

2.4 Pelaksana Supervisi


1) Kepala ruangan :
a) Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada
klien diruang perawatan.
b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayanan kesehatan dirumah sakit.
c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek
keperawatan diruang perawatan.
2) Kepala Instalasi Rawat Inap :
Mengawasi instalasi rawat inap dalam melaksanakan tugas secara langsung
dan seluruh perawat secara tidak langsung
3) Kepala Sub. Bagian Keperawatan :
Bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi kepala seksi perawatan
secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung

2.5 Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan
Ka. Perawatan

Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan


serta instrumen / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

Delegasi

 Fair PA PA
 Feed Back
 Follow Up, pemecahan
masalah,
reward/reinforcement

Kualitas Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi

2.6 Langkah-langkah Supervisi


a) Pra supervisi
a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b. Supervisor menetapkan tujuan

b) Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat
ukur yang telah disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder
 Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA
c) Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F- Fair)
b. Supervisi memberikan Feed Back dan klarifikasi
c. Supervisi memberikan reinforcement dan follow up perbaikan

2.7 Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi


Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan
keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang
tersedia.
1) Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah :
a. Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan
keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
d. Memastikan praktek keperawatan professional dilaksanakan.

2) Manajemen anggaran
Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan
pengembangan.

Supervisor berperan dalam :


a. Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan
yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan RS.
b. Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan
anggaran keperawatan.
c. Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola, Supervisi
memerlukan praktek dan evaluasi yang benar agar dapat berjalan sesuai prosedur.
2.8 Teknik Supervisi
Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu :
1) Mengacu pada standar asuhan keperawatan
2) Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan
pencapaian.
3) Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan.
Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan
oleh Perawat Primer dan Perawat Associate berdasarkan standar asuhan yang telah
ditetapkan.
Secara aplikatif, area supervisi keperawatan meliputi:
a. Kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien.
b. Pendokumentasian asuhan keperawatan.
c. Pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang.
d. Pengelolaan logistic dan obat
e. Pelaksaan timbang terima.

Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :


1) Supervisi langsung :
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung,
dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan perbaikan.
Adapun prosesnya adalah :
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan
didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang
bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih
kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh
supervisor.
2) Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan.
Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin
terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.

2.9 Pengorganisasian Peran


1) Peran Kepala Ruangan :
a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf
f. Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi.
2) Peran Perawat Primer :
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu
3) Peran Perawat Associate :
Peran Perawat Assosiate adalah melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana yang telah disusun oleh Perawat Primer
BAB 3
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan :


Topik : Supervisi
Hari/ Tanggal :
Waktu : WIB
Tempat : Ruang ICU RS Muhammadiyah Gresik
Supervisor : Kepala Ruangan
3.2 Metode
1) Observasi
2) Diskusi dan Tanya jawab
3.3 Instrumen
1) Status klien
2) Format Penilaian
3) Format Laporan Supervisi Keperawatan
3.4 Struktur Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Laili Maghfiroh S.Kep
Kepala ruangan :
Perawat Primer :
Perawat Asociate :
Pasien :
Pembimbing akademik : Siswanto Agung S.Kep.,Ns.,M.Kep
Supervisor :
Pembimbing klinik : Muzazin, S.Kep.,Ns
Observer :
3.5 Mekanisme Kegiatan Supervisi
Tahap Kepala ruangan Perawat primer Perawat Associate
kegiatan (Supervisor)
Pra- 1. Memanggil Perawat 1. Menyebutkan 1. Membantu Perawat
Supervisi Primer dan menanyakan perlengkapan yang Primer menyiapkan
5 menit perlengkapan yang sudah sudah disipakan keperluan
disiapkan untuk supervisi untuk keperluan penyusunan
2. Menyampaikan informasi supervisi pendokumentasian
kepada Perawat Primer 2. Menyiapkan asuhan keperawatan.
bahwa supervisi keperluan
dilakukan sebagai penyusunan
evaluasi dari tindakan pendokumentasian
yang dilakukan oleh asuhan
Perawat Primer. keperawatan.
3. Menyiapkan format
penilaian untuk penilaian
penyusunan
pendokumentasian
Asuhan Keperawatan.
Supervisi 1. Melakukan pengawasan 1. Menjelaskan data 1. Membantu PP
15 menit dan koordinasi. pendokumentasian menjelaskan data
2. Menilai jalannya tahap pengkajian pendokumentasian
supervisi 2. Menjelaskan data tahap pengkajian
2. Membantu PP
3. Mencatat jika ditemukan pendokumentasian
menjelaskan data
ada hal-hal yang perlu tahap diagnosa
pendokumentasian
didiskusikan bersama PP keperawatan
tahap diagnosa
dan PA. 3. Menjelaskan data
keperawatan
4. Melakukan dokumentasi pendokumentasian
3. Membantu PP
hasil supervisi. perencanaan
menjelaskan data
keperawatan
pendokumentasian
4. Menjelaskan data
perencanaan
pendokumentasian
keperawatan
tindakan 4. Membantu PP
keperawatan menjelaskan data
5. Menjelaskan data pendokumentasian
pendokumentasian tindakan
evaluasi tindakan keperawatan
5. Membantu PP
keperawatan
menjelaskan data
pendokumentasian
evaluasi tindakan
keperawatan

Post 1. Karu memanggil PP dan 1. 1. Mendengar-kan


Supervisi PA untuk pembinaan dan Menemui Karu dengan seksama
2. Menerima hasil
10 menit klarifikasi bersama PA untuk
penilaian
2. ”Fair” (Karu evaluasi
memberitahu kekurangan 2.
PP dan PA Mendengar-kan
3. “Feedback” (Karu dengan seksama
memberitahu PP dan PA 3.
bagaimana tindakan yang Menerima hasil
seharusnya) penilaian
4. “Follow-Up” (Karu
bersama PP dan PA
merencanakan tindakan
tersebut secara bersama
untuk melakukan
perbaikan).
5. Menyampaikan hasil
supervisi
6. “Reinforcement” (Karu
memberikan reward dan
dukungan pada PP dan
PA)

3.6 Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal,
undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akan dilakukan supervisi
serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam kegiatan supervisi.
b. Evaluasi proses
Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur
yang ada serta perawat yang bertugas sesuai perannya.
c. Evaluasi Hasil
a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai
dengan prosedur.
b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur.
c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
d. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
Bostick, J.E., Riggs, C. J., & Rantz, M. J (2008). Quality Measurement in Nursing : An
Update of Where are Now. J Nurs Care Qual. 18 (2) : 94-104
Depkes, R.I . 2008. Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit Ruang
Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes
Fisbach, Frances, 2008. Chemistry Studies. In: A Manual of Laboratory and Diagnostic
Tests. 7th ed. USA : Lippincott Williams and Wilkins : 316-455
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC: Jakarta
Marelli, TM. 2007. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Muller-Staub, M., Lunney, M., Lavin, M.A., Needham, I., Odenbreit, M., & van Achterberg,
T. (2008). Development of an Instrument to Measure the Quality of Documented
Nursing Diagnoses, Interventions and Outcomes: the Q-DIO. Journal of Clinical
Nursing, 18, 1027-1037
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Sudjana N. 2011. Supervisi pendidikan, Konsep dan Aplikasinya. Bekasi : Binamitra
Publishing

PRAKTIK PROFESI PRAKTIKA SENIOR


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ICU RS MUHAMMADIYAH GRESIK
LEMBAR OBSERVER
Hari/Tanggal : Supervisor : PP
Yang Disupervisi : PA Ruangan : ICU RS Muhammadiyah Gresik

Tahap Kepala Ruangan (Supervisor) Ya Tidak


kegiatan
Pra 1. Karu memanggil perawat primer dan menanyakan
Supervisi perlengkapan yang sudah disiapkan untuk supervisi
2. Karu menyampaikan informasi kepada perawat primer
bahwa supervisi dilakukan sebagai evaluasi dari tindakan
yang dilakukan oleh Perawat Primer.
3. Karu Menyiapkan format penilaian untuk kualitas dan
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan
4. Perawat primer menyebutkan perlengkapan yang sudah
disipkan untuk keperluan supervisi
5. Perawat primer menyiapkan keperluan penyusunan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
6. Perawat asociate membantu perawat primer menyiapkan
keperluan penyusunan pendokumentasian asuhan
keperawatan
Supervisi 7. Karu Melakukan pengawasan dan koordinasi.
8. Karu Menilai jalannya supervise
9. Karu Mencatat jika ditemukan ada hal-hal yang perlu
didiskusikan bersama PP dan PA.
10. Karu Melakukan dokumentasi hasil supervisi.
11. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian tahap
pengkajian
12. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian tahap
diagnosa keperawatan
13. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian
perencanaan keperawatan
14. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian tindakan
keperawatan
15. PP dan PA Menjelaskan data pendokumentasian evaluasi
tindakan keperawatan
Post 16. Karu memanggil PP dan PA untuk pembinaan dan
Supervisi klarifikasi ”Fair” ,“Feedback” ,“Follow-Up”.
17. Menyampaikan hasil supervisi
18. “Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan
pada PP dan PA)
19. PP Menemui Karu bersama PA untuk evaluasi
20. PP Mendengar-kan dengan seksama
21. PP Menerima hasil penilaian
22. PA Mendengar-kan dengan seksama
23. PA Menerima hasil penilaian

Kriteria Skor : 1 :Ya


0 : Tidak

Nilai =

Keterangan :
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik
Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik
PRAKTIK PROFESI PRAKTIKA SENIOR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ICU RS MUHAMMADIYAH GRESIK

INSTRUMENT PENILAIAN KUALITAS ASUHAN KEPERAWATAN


(Modifikasi dari instrument Q-DIO (Quality of Diagnosis, Intervention & Outcomes))
Informasi yang didokumentasikan KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
C1 C2 C3 C4 C5 C6 D1 D2 D3 D4 D5
A. Diagnosis keperawatan sebagai proses
1. Situasi aktual, penyebab menjalani perawatan di Rumah 1 1 1 1
Sakit
2. Kecemasan dan kekuatiran akibat menjalani perawatan, 1 1 1 1
harapan dan keinginan tentang perawatannya
3. Riwayat Kesehatan pasien 1 1 1 1
4. Data biologi / pemeriksaan fisik 1 1 1 1
5. Sistem Pernafasan pasien yang meliputi airway, batuk, 1 1 1 1
breathing, pergerakan dada, pola nafas, suara nafas, otot
bantu napas
6. Sistem kardiovaskuler meliputi perfusi, nadi, CRT 1 1 1 1
7. Sistem persarafan meliputi kesadaran, gelisah, reflek cahaya 1 1 1 1
8. Asesmen nyeri menggunakan visual analog 1 1 1 1
9. Sistem perkemihan meliputi normal produksi urin 1 1 1 1
10. Sistem pencernaan yang meliputi keadaan normal, mual, 1 1 1 1
peristaltik, muntah, kembung, konstipasi
11. Kondisi khusus pasien (kelainan metabolic) 1 1 1 1
12. Sistem musculoskeletal 1 1 1 1
13. Sistem Reproduksi meliputi kondisi penis, srotum, testis 1 1 1 1
14. Data psikososial ekonomi dan spiritual (meliputi psikologis, 1 1 1 1
sosial, ekonomi, spiritual
15. Nilai-nilai kepercayaan & budaya yang diyakini 1 1 1 1
16. Skor pasien resiko jatuh 1 1 1 1
17. Status fungsional 1 1 1 1
B. Diagnosis Keperawatan Sebagai Produk
18. Diagnosis keperawatan didokumentasikan 1 1 1 1
19. Diagnosis keperawatan (P) disusun menurut NANDA 1 1 1 1
20. Etiologi (E) di dokumentasikan 1 1 1 1
21. Etiologi tepat, terdapat keterkaitan dengan diagnosis 0 0 0 0
keperawatan (P)
22. Tanda dan gejala (S) didokumentasikan 1 1 1 1
23. Tanda dan gejala (S) secara tepat terkait dengan diagnosis 0 0 0 0
keperawatan
24. Tujuan keperawatan ada kaitannya dengan diagnosis 1 1 1 1
keperawatan
25. Tujuan keperawatan dapat dicapai melalui intervensi 1 1 1 1
keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
26. Konkrit, dimana perencanaan intervensi keperawatan 1 1 1 1
disebutkan dengan jelas meliputi : jenis intervensi,
bagaimana intervensi dilakukan, seberapa sering dan siapa
yang mengerjakannya
27. Intervensi keperawatan mempengaruhi etiologi dari 1 1 1 1
diagnosis keperawatan
28. Intervensi keperawatan yang telah dilaksanakan di 1 1 1 1
dokumentasikan dengan jelas meliputi jenis intervensi,
bagaimana intervensi dilakukan, seberapa sering dan siapa
yang mengerjakannya
D. Hasil (Outcomes Keperawatan)
29. Kesesuaian diagnosa dikaji setiap hari sesuai dengan 1 1 1 1
perubahan kondisi pasien
30. Diagnosis keperawatan ditulis kembali saat melakukan 1 1 1 1
pencatatan evaluasi
31. Perkembangan (SOAP) pasien didokumentasikan 1 1 1 1

32. Perkembangan pasien diobservasi berdasarkan kriteria hasil 1 1 1 1


yang telah dibuat
33. Catatan perkembangan pasien memperlihatkan perubahan 1 1 1 1
kondisi pasien, status pengetahuan pasien, strategi koping
pasien, kemampuan perawatan diri dan perbaikan status
fungsional
34. Terdapat keterkaitan antara kriteria hasil dan intervensi 1 1 1 1
kepearwatan
35. Kriteria hasil keperawatan dan diagnosis keperawatan saling 1 1 1 1
berhubungan
Total Skor 33 33 33 33

Nilai =

Keterangan : Kriteria Skor :


Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik Aspek yang dinilai ditemukan pada RM : nilai 1
Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup Aspek yang dinilai tidak ditemukan pada RM : nilai 0
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik
PRAKTIK PROFESI PRAKTIKA SENIOR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ICU RS MUHAMMADIYAH GRESIK

INSTRUMENT PENILAIAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN (INSTRUMEN A)


NO ASPEK YANG DINILAI KODE BERKAS REKAM MEDIK PASIEN
A. PENGKAJIA N C1 C2 C3 C4 C5 C6 D1 D2 D3 D4 D5
1. Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian 1 1 1 1
2. Data dikelompokkan (Bio, Psiko, Sosio, Spiritual) 1 1 1 1
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang 1 1 1 1
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara kesehatan 1 1 1 1
dengan norma dan pola fungsi kehidupan
SUB TOTAL 4 4 4 4
TOTAL 16
PROSENTASE 100%
B. DIAGNOSA
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan 1 1 1 1
2. Diagnosa keperawatan mencerminkan PE/PES 1 1 1 1
3. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial 0 0 0 0
SUB TOTAL 2 2 2 2
TOTAL 8
PROSENTASE 67%
C. PERENCANAAN
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan 1 1 1 1
2. Disusun menurut urutan prioritas 1 1 1 1
3. Rumusan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perubahan, 1 1 1 1
perilaku, kondisi pasien dan atau kriteria waktu
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah 1 1 1 1
terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga 1 1 1 1
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan 1 1 1 1
lain
SUB TOTAL 6 6 6 6
TOTAL 24
PROSENTASE 100%
D. TINDAKAN
1. Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan 1 1 1 1
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan 1 1 1 1
keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi 1 1 1 1
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas 1 1 1 1
SUB TOTAL 4 4 4 4
TOTAL 16
PROSENTASE 100%
E. EVALUASI
1. Evaluasi mengacu pada tujuan 1 1 1 1
2. Hasil evaluasi dicatat 1 1 1 1
SUB TOTAL 2 2 2 2
TOTAL 8
PROSENTASE 100%
F. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Menulis pada format yang baku 1 1 1 1
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang telah 1 1 1 1
dilaksanakan
3. Pencatatn ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar 1 1 1 1
4. Setiap melakukan tindakan/kegiatan keperawatan mencantumkan 1 1 1 1
paraf/nama jelas, dan tanggal/jam dilakukannya tindakan
5. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang 1 1 1 1
berlaku
SUB TOTAL 5 5 5 5
TOTAL 20
PROSENTASE 100%
Kriteria Skor :
Aspek yang dinilai ditemukan pada RM : nilai 1
Aspek yang dinilai tidak ditemukan pada RM : nilai 0
SUB TOTAL : Diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “1” yang ditemukan pada masing-masing kolom
TOTAL : Diisi dengan hasil penjumlahan SUB TOTAL

PROSENTASE =

Bila Skor < 56 % : Kriteria Kurang


Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik

Supervisor, Surabaya, 20 Februari 2018


Kepala Ruangan
1. PP 1 : Lutfatul Izzah
S.Kep / .......................................

2. PA 1 : Mohammad Sanusi S.Kep


AF/.................................

Ifa Octafia M, S.Kep


PA 2 : Innes Eka Crystanty S.Kep
D/....................................
EVALUASI
A. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan
proposal, undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akan
dilakukan supervisi serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam
kegiatan supervisi.
B. Evaluasi proses
Perawat primer, Perawat Asociate dan Kepala ruangan sudah melakaukan
tugas sesuai dengan perannya masing-masing sesuai alur yang telah di
tetapkan.
C. Evaluasi Hasil
1. Perawat primer mampu
melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai dengan prosedur,
namun masih ada data dokumentasi yang masih kurang tepat,
misalnya : untuk etiologi masih umum dan belum sesuai dengan data
atau keaadaan pasien.
2. Kepala ruang mampu
melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur, tetapi tidak
mendokumentasikan hasil supervisi, tidak memberikan penilaian dan
reward pada masing-masing PP.
3. Acara berjalan sesuai dengan
proposal rencana kegiatan.
4. Setiap mahasiswa bekerja
sesuai dengan tugas atau perannya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai