PRAKTIKA SENIOR
DI RS MUHAMMADIYAH GRESIK
PERIODE 15 APRIL – 05 MEI 2019
Di Susun Oleh :
1. Rintis Kurniawan, S.Kep
2. Ahmad Zuhad, S.Kep
3. Vicky Ariwibowo, S.Kep
4. Laili Maghfiroh, S.Kep
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan
kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada pelayanan
keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk persaingan untuk
mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan keperawatan, hal ini membuat
perawat harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang paripurna. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier, 2010).
Kaitannya dengan keperawatan, maka dokumentasi memegang peranan penting
terhadap segala macam tuntutan dan merupakan tanda dari perkembangan ilmu dan
teknologi keperawatan. Dokumentasi keperawatan juga merupakan salah satu bentuk
upaya membina dan mempertahankan akuntabilitas perawat dan keperawatan (Webster
New World Dictionary dalam Marelli (2007). Pelaksanaan dokumentasi proses
keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan
menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit
(Fisbach, 2008). Penyelenggaraan dokumentasi keperawatan telah ditetapkan dalam SK
Menkes No. 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan SK
Dirjen Yanmed No. YM. 00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang Standar Asuhan
Keperawatan.
Agar pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan sesuai
dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan. Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat
melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah
satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu
pelayanan keperawatan. Seorang manajer hendaknya mampu menjalankan fungsi
manajemen agar dapat mencapai tujuan secara berdaya guna. Manajer ruangan dalam hal
ini kepala ruangan melaksanakan supervisi terhadap tindakan yang dilakukan oleh
perawat primer. Supervisi mempunyai 3 kegunaan, pertama supervisi berguna untuk
meningkatkan kemampuan supervisi dalam memberikan pelayanan pada pelaksana
kegiatan (perawat) khususnya dalam pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Kedua,
supervisi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga,
hasil supervisi berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan
profesional kepada pelaksana kegiatan. Supervisi akan mencapai tingkat kegunaan yang
tinggi pada kegiatannya dilakukan melalui 3 prinsip hubungan kemanusiaan yaitu
pengakuan dan penghargaan, objektivitan dan kesejawatan di ruang ICU RS
Muhammadiyah Gresik. Terkait kualitas asuhan keperawatan, telah dikembangkan suatu
alat ukur berupa instrumen Q-DIO (Quality of Diagnosis, Intervention dan Outcomes)
sejak tahun 2005 hingga 2006. Instrument ini merupakan suatu alat ukur untuk menilai
kualitas diagnosis, intervensi dan outcomes keperawatan melalui dokumentasi asuhan
keperawatan. Instrument ini menggunakan 29 item pertanyaan bertipe Likert yang terdiri
dari 4 item yaitu Diagnosis keperawatan sebagai suatu proses, Diagnosis keperawatan
sebagai suatu produk/hasil, intervensi keperawatan, dan outcomes keperawatan (Muller-
Staub et al, 2008).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muller-Staub et al (2008), instrument Q-
DIO memungkinkan untuk mengukur kualitas asuhan keperawatan melalui dokumentasi
keperawatan yang terdiri dari diagnosis, intervensidan outcomes dengan atau tanpa
implementasi teori dan bahasa keperawatan yang berstandarisasi. Penelitian ini juga
mendukung penggunaan klasifikasi keperawatan seperti NANDA, NIC dan NOC.
Penilaian kualitas pelayanan keperawatan ini harus difokuskan pada pengukuran
kinerja perawat atau proses keperawatan yang wujudnya dapat terlihat pada dokumentasi
keperawatan (Bostick et al, 2008). Perawat sebagai salah satu tim tenaga kesehatan perlu
mengembangkan pengukuran kualitas dokumentasi karena kualitas dokumentasi ini
merupakan cerminan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat. Dokumentasi
keperawatan dianggap sangat penting untuk mengevaluasi asuhan keperawatan, yang
dapat dinilai melalui kesesuaian dengan teori dan penggunaan istilah yang terstandarisasi
(Muller-Staub et al, 2008).
Dalam praktik manajemen keperawatan di di ruang ICU RS Muhammadiyah
Gresik selama ini belum ada mahasiswa keperawatan yang melakukan praktik manajemen
keperawatan disana, dikarenakan ruangan yang masih baru dan aktif digunakan pada
bulan Oktober 2016 kemarin. Sehingga perlu dilakukan sebuah supervisi (pengawasan)
dan nantinya diharapkan kinerja keperawatan akan lebih berkualitas dan mampu
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan pasien serta keluarga sebagai objek dalam
fungsinya sebagai care giver sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan juga
dalam penyusunan sistem pendokumentasian Asuhan Keperawatan.
Oleh karena itu, perlu diadakan kegiatan delegasi dan supervisi tentang kualitas
dokumentasi Asuhan Keperawatan yang sesuai dengan ruangan ICU RS Muhammadiyah
Gresik.
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa mampu
mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat
primer maupun perawat associate di RS Muhammadiyah Gresik.
b. Tujuan khusus
a) Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
b) Kepala ruangan mampu memberikan umpan balik (feed back) terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan perawat.
c) Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap permasalahan
yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan keperawatan.
d) Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat.
e) Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associate
1.3 Manfaat
a) Bagi Perawat
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang
disupervisi dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis
antara supervisor dan perawat yang disupervisi.
- Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate
dalam menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang
dilakukan perawat.
b. Bagi Institusi
Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan tindakan
keperawatan sehingga tercipta pelayanan keperawatan professional
c. Bagi Pasien
Pasien mendapat pelayanan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntutan pasien.
d. Bagi Mahasiswa
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
praktek manajemen keperawatan khususnya dalam hal supervisi
- Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan
khusunya pendokumentasian
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Supervisi merupakan upaya membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan
pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif (sudjana N, 2011).
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan
keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang
bermutu setiap saat (Depkes, 2008).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
Kasi Perawatan
Ka. Perawatan
Supervisi
Delegasi
Fair PA PA
Feed Back
Follow Up, pemecahan
masalah,
reward/reinforcement
b) Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument / alat
ukur yang telah disiapkan
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan.
c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi
data sekunder
Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA
c) Pasca Supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F- Fair)
b. Supervisi memberikan Feed Back dan klarifikasi
c. Supervisi memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
2) Manajemen anggaran
Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan
pengembangan.
3.6 Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal,
undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akan dilakukan supervisi
serta kepala ruangan sebagai supervisor dalam kegiatan supervisi.
b. Evaluasi proses
Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur
yang ada serta perawat yang bertugas sesuai perannya.
c. Evaluasi Hasil
a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan keperawatan sesuai
dengan prosedur.
b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur.
c. Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
d. Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Bostick, J.E., Riggs, C. J., & Rantz, M. J (2008). Quality Measurement in Nursing : An
Update of Where are Now. J Nurs Care Qual. 18 (2) : 94-104
Depkes, R.I . 2008. Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit Ruang
Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes
Fisbach, Frances, 2008. Chemistry Studies. In: A Manual of Laboratory and Diagnostic
Tests. 7th ed. USA : Lippincott Williams and Wilkins : 316-455
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC: Jakarta
Marelli, TM. 2007. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Muller-Staub, M., Lunney, M., Lavin, M.A., Needham, I., Odenbreit, M., & van Achterberg,
T. (2008). Development of an Instrument to Measure the Quality of Documented
Nursing Diagnoses, Interventions and Outcomes: the Q-DIO. Journal of Clinical
Nursing, 18, 1027-1037
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Sudjana N. 2011. Supervisi pendidikan, Konsep dan Aplikasinya. Bekasi : Binamitra
Publishing
Nilai =
Keterangan :
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik
Bila Skor 56 – 75 % : Kriteria Cukup
Bila skor 76 – 100% : Kriteria Baik
PRAKTIK PROFESI PRAKTIKA SENIOR
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
DI RUANG ICU RS MUHAMMADIYAH GRESIK
Nilai =
PROSENTASE =